Bangkitnya Istri yang Dikhianati

Bangkitnya Istri yang Dikhianati

last updateLast Updated : 2024-02-09
By:  LoyceCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.8
14 ratings. 14 reviews
276Chapters
286.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Dengan alasan tak kunjung bisa memberikannya keturunan, Binar dikhianati sang suami di tahun kedua pernikahannya. Binar murka bahkan tanpa belas kasihan dia mengusir mertua dan suaminya untuk pergi dari rumahnya. Alih-alih merasa trauma karena dikhianati, dia justru bertekad untuk menikah lagi dan menunjukkan dirinya bisa memiliki anak. Seorang duda tanpa anak bernama Kalandara pada akhirnya menjadi pilihannya. Namun pernikahan keduanya juga tidak semudah yang dibayangkan. Kalandra, masih menyimpan rasa dengan orang di masa lalu. Kisah Binar dan Kalandra, kini dimulai. *** Cover supported and edited by Canva Pro

View More

Chapter 1

Part 1. Konspirasi Keluarga Suami

“Jadi, ini adalah calon istri keduamu, Rasya?” Ucapan itu keluar dari mulut ibu mertua Binar seolah tanpa beban. 

“Iya, Ma. Namanya Nindi. Kami sudah menjalin hubungan selama satu tahun, dan …” ada jeda yang diambil oleh Rasya sebelum melanjutkan. “Nindi sekarang sedang mengandung.”

“Benarkah?” Suara ibu mertua Binar terdengar penuh keterkejutan dan juga antusias. Tapi tak lama Perempuan itu melanjutkan, “Bagi Ibu, ini adalah kabar baik meskipun kalian melakukan hal yang salah. Jadi, berapa bulan kandungan Nindi?” 

“Baru jalan satu bulan, Bu.” Begitu Nindi menjawab. Suaranya terdengar mendayu-dayu bak gadis lemah lembut dan keibuan. 

“Bu, aku membutuhkan waktu untuk membicarakan ini kepada Binar. Ibu bantulah aku untuk bicara dengannya nanti.” 

“Tentu saja Ibu akan melakukannya. Lagi pula, sudah dua tahun kalian menikah tapi tidak ada tanda-tanda dia hamil. Ibu bahkan nggak tahu apa yang salah dengannya. Dia mengaku baik-baik saja saat dicek ke dokter, tapi nyatanya dia mandul. Tentu saja kalau sudah begini, dia harus merelakan diduakan.”

Seperti bom meledak tepat di atas kepala Binar, perempuan itu tercengang di tempatnya berdiri ketika mendengar obrolan sang suami dan sang ibu mertua. Tak disangka, mereka yang selama dua tahun ini memperlakukannya penuh dengan cinta, kini menusuknya dari belakang dan menghancurkan perasaanya. 

Mereka bahkan tampak tak berdosa saat membicarakan masalah perselingkuhan itu di belakang Binar. Seolah mereka sudah merencanakannya dengan matang kejahatan tersebut. Perhatian Binar kini beralih pada sosok perempuan asing yang duduk di samping sang suami. Perempuan itu tampak lebih muda darinya. Wajahnya manis dan tampak baik. Tapi, mana ada orang baik yang bersedia menjadi wanita kedua. 

Binar bisa merasakan hatinya hancur dan berhamburan di bawah kakinya. Genggaman tangannya pada tali tasnya menguat seolah ingin menghancurkan benda itu. Binar tak pernah menyangka hari ini akan dihadapkan kenyataan yang menyakiti hatinya. 

“Binar, kamu dari mana saja jam segini baru pulang?” 

Setelah sampai di rumah dengan susah payah membawa kepingan patah hatinya, pertanyaan itu segera didapatkannya dari ibu mertuanya. 

Bukan hanya itu, Rasya juga mendekat ke arahnya dengan wajah tampak khawatir. “Bi, aku menghubungimu dan nggak ada satu teleponku yang kamu jawab. Kamu baik-baik saja kan?” 

Jika Binar tidak mendengar sendiri pembicaraan Rasya dan ibunya siang tadi, mungkin sampai saat ini dia akan mempercayai jika lelaki itu masih mencintainya. Lelaki itu tampaknya mahir dalam berlakon. Lihat saja wajahnya, tidak tampak bersalah sama sekali sudah berkhianat di belakang istrinya. 

Binar tentu bukan orang bodoh. Meskipun dia sudah mengetahui semuanya, dia akan tetap pura-pura tidak mengetahui bejatnya sang suami. 

“Mas, aku minta maaf. Sebenarnya aku tadi dari mal dan berbelanja. Tapi, aku ketemu teman SMA dan kami mengobrol banyak hal sampai lupa waktu.” Binar menjawab sambil memaksakan senyum di bibirnya. 

“Seharusnya kamu mengabari orang rumah biar kami tidak khawatir.” Begitu kata ibu mertuanya.

Cih, pendusta!

“Iya, Bu. Maaf.” Binar menatap wajah ibunya dan menunjukkan penyesalannya. 

Tapi dia juga mencari-cari ekspresi perempuan itu yang barangkali akan menunjukkan rasa muaknya kepada menantu yang dianggap gagal memberinya cucu tersebut. Namun perempuan itu justru tampak biasa saja. Dia masih berakting seolah Binar adalah menantu kesayangannya. 

“Oh ya, Bu, aku tadi lihat baju yang sedang trend saat ini. Aku rasa itu cocok buat Ibu.” Binar menyerahkan satu paper bag untuk ibu mertuanya. “Bukalah.” Seolah tidak terjadi apa-apa, Binar masih memperlakukan perempuan itu seperti biasa. 

Ibu Rasya kemudian tersenyum lebar karena mendapatkan hadiah dari menantunya, lagi. Ya, lagi. Karena selama ini, Binar sangat perhatian dengan keluarga Rasya dan tidak pernah berhenti memberinya barang-barang mahal. 

“Wah, Binar, ini adalah baju yang Ibu mau. Beberapa hari yang lalu, Ibu melihat ini dan ngeri lihat harganya. Kamu serius memberikan ini kepada Ibu?” 

Dasar munafik. Di belakang Binar dia berkhianat, tapi ketika Binar membelikannya sesuatu, dia menerima dengan kedua tangan terbuka dan senyum lebar. 

“Untuk Ibu, tentu saja akan aku belikan. Ibu nggak boleh kalah sama teman-teman Ibu.” 

“Kamu benar-benar membuat Ibu terharu. Terima kasih, ya.” 

Binar hanya memberikan jawaban dengan sebuah senyuman kecil. Dia lantas pamit untuk naik ke lantai atas untuk beristirahat di kamarnya. Ada banyak hal bercokol di dalam kepalanya dan dia ingin memecahkan satu per satu. Terutama tentang Rasya yang sudah berani mengkhianati kepercayaannya. 

Setengah jam berlalu. Binar selesai membersihkan tubuhnya dan naik ke atas kasur. Rasya sudah ada di sana dan tengah sibuk dengan ponselnya. Menoleh pada Binar, lalu sebuah senyum muncul di bibirnya. 

“Bi, lain kali kalau kamu mau pergi setelah bekerja, kamu bilang ke aku ya. Biar kami nggak khawatir.” 

Namun Binar tampak tidak seperti biasanya saat berbicara kepada Rasya. “Lain kali aku tidak akan melakukannya lagi,” jawaban Binar tak acuh. Membuat Rasya sedikit mengernyit dengan perubahan yang terjadi pada sikap sang istri. 

“Kamu kenapa? Nggak seperti biasanya. Capek ya?” 

Binar menggeleng. Lantas dia kembali bersuara. “Aku baik-baik saja. Hanya saja, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan kepadamu.” Binar menatap suaminya dengan tatapan tegas yang selama ini tidak pernah ditunjukkan kepada Rasya. Membuat lelaki itu cukup terkejut. “Kita sudah menikah selama dua tahun. Sedangkan aku belum bisa memberikan anak kepada Mas. Apa Mas yakin baik-baik saja dengan itu?”

Binar bisa melihat suaminya salah tingkah. Sorot matanya mendadak sayu dan seketika menghindari tatapan Binar. “Kenapa kamu berbicara seperti itu, Bi? Aku sudah menikahimu dan sudah siap dengan kemungkinan apa pun yang terjadi. Dengan atau tanpa anak, aku rasa itu bukan masalah selama kita bisa bersama-sama untuk selamanya.” 

“Mas sungguh nggak punya keinginan untuk menduakanku dan mendapatkan anak dari perempuan lain?”

“Bi, mana mungkin aku mengkhianatimu? Kamu adalah istri terbaik.”  

Bedebah! Binar mengencangkan rahangnya untuk menahan kemarahan di dalam hatinya. Keinginannya untuk menghajar lelaki itu sampai mati berkobar kuat di dalam dirinya. Rasya terlalu mahir dalam berkelit. Binar mati-matian meredam kemarahannya agar tidak meledak. Sebisa mungkin dia mengikuti permainan suaminya. 

“Begitukah? Aku akan menyimpan ucapan Mas kalau masalah anak tidak akan memengaruhi hubungan kita.” 

“Kamu tidak perlu khawatir.” 

Namun seolah semesta ingin Binar menguak kebohongan suaminya, pukul satu pagi, getaran ponsel Rasya terdengar dan Binar bisa melihat pop up chat bernama Tono.

Tono : Mas, sepertinya aku sudah mulai mual-mual terus. Bisa kamu datang? Aku juga mau ditemani. 

Binar mengeratkan rahangnya. 'Kamu pikir aku sebodoh itu Mas? Kita lihat saja apa yang bisa aku lakukan.'

*** 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Agung Setiawan
ceritanya bikin penasaran
2024-08-05 13:45:54
0
user avatar
Alvin Lubis
Bagus ceritanya
2024-07-25 19:15:21
1
user avatar
gama
cerita nya bangus banget
2024-03-09 22:30:06
0
user avatar
Fatimah Imma
ceritanya menguras emosi
2024-02-16 13:35:13
1
user avatar
Febry Saboe
Novelnya bagus, tata bahasanya pun sangat bagus
2023-12-04 23:50:29
1
user avatar
Yudi Tabuthy
benar benar menguras air mata 🥲 sedrama ini ceritanya bagus bgt
2023-11-15 11:12:38
1
user avatar
Siti Aishah
Sy suka cerita Ni..
2023-11-06 09:05:49
2
default avatar
Nur azizah
sambungannya macam mana sih
2023-10-26 21:59:37
0
user avatar
Ruswita Ita
Paling suka dengan cerita ini
2023-10-22 19:34:11
2
user avatar
Atha Diyuta
Penasaran sama kisahnya
2023-10-10 13:51:14
2
user avatar
Mifta Nur Auliya
ceritanya bagus,bisa ngaduk2 emosi, bagus banget
2023-09-13 12:22:24
1
user avatar
Persada Mulia
suka dg semua karya novel Author, udah semua dibaca 2 novel lainnya, good story cerita yg sll ditunggu setiap harinya, suka dg karakter tokoh Binar yg kuat tp kdg ada lemahnya ketika dia membutuhkan cinta yg setia dan rasa nyaman
2023-09-10 10:37:23
4
user avatar
Erin Setyowati
beberapa kali ada salah nama tokoh sering tertukar
2024-04-04 06:12:34
0
user avatar
Jizam Tj
sangat menguras emosi
2024-04-30 22:35:35
1
276 Chapters
Part 1. Konspirasi Keluarga Suami
“Jadi, ini adalah calon istri keduamu, Rasya?” Ucapan itu keluar dari mulut ibu mertua Binar seolah tanpa beban. “Iya, Ma. Namanya Nindi. Kami sudah menjalin hubungan selama satu tahun, dan …” ada jeda yang diambil oleh Rasya sebelum melanjutkan. “Nindi sekarang sedang mengandung.”“Benarkah?” Suara ibu mertua Binar terdengar penuh keterkejutan dan juga antusias. Tapi tak lama Perempuan itu melanjutkan, “Bagi Ibu, ini adalah kabar baik meskipun kalian melakukan hal yang salah. Jadi, berapa bulan kandungan Nindi?” “Baru jalan satu bulan, Bu.” Begitu Nindi menjawab. Suaranya terdengar mendayu-dayu bak gadis lemah lembut dan keibuan. “Bu, aku membutuhkan waktu untuk membicarakan ini kepada Binar. Ibu bantulah aku untuk bicara dengannya nanti.” “Tentu saja Ibu akan melakukannya. Lagi pula, sudah dua tahun kalian menikah tapi tidak ada tanda-tanda dia hamil. Ibu bahkan nggak tahu apa yang salah dengannya. Dia mengaku baik-baik saja saat dicek ke dokter, tapi nyatanya dia mandul. Tentu
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more
Part 2. Kejutan Tengah Malam
Dengan berpura-pura membangunkan Rasya karena getaran ponselnya yang mengganggu, Binar ingin tahu reaksi yang diberikan oleh suaminya. Dan diluar dugaan, lelaki itu menanggapi pesan itu dengan melakukan panggilan untuk ‘Tono’ sambil turun dari ranjang. Binar bisa melihat suaminya dari belakang dan tampak serius berbicara dengan si Tono. “Binar!” Rasya menyelesaikan panggilannya dan mendekat ke arah ranjang. Binar hanya menjawab dengan gumaman. “Bi, aku ada urusan sebentar. Aku keluar, ya.” “Malam-malam begini mau ke mana, Mas?” Kini Binar membuka matanya dan menatap sang suami. “Sepenting itu?”“Temen kantor mabuk dan teman-teman yang lain nggak bisa jemput. Aku akan menjemputnya sebentar. Nggak papa, kan?” “Oh. Oke. Hati-hati ya. Udah malam.” Rasya tersenyum sebelum mengambil kunci mobilnya dan keluar dari kamar. Saat pintu kamar sudah tertutup, Binar menyeringai. Dia juga mengambil kunci mobil dan ponselnya untuk mengikuti Rasya. Hanya dengan mengenakan piyama dan sandal, Bin
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more
Part 3. Kemarahan Binar
“Itu adalah tanggung jawabmu kalau perempuan ini yang akan menjadi sasarannya.” Kata-kata itu sudah cukup membuat Rasya mengerti apa yang harus dilakukan. Binar tidak hanya akan menggertak. Dia akan melakukan apa pun yang dia katakan. Rasya ketakutan saat meminta Nindi masuk ke dalam mobilnya. Sedangkan Binar yang sudah pergi meninggalkan rumah Nindi, mengeluarkan segala sesak di hatinya dengan tangisnya yang pecah. Tidak peduli dengan mata yang kabur karena air mata, Binar menyetir dengan kecepatan yang luar biasa tinggi untuk melampiaskan emosinya. Kalaupun dia akan mati sekarang, maka itu akan lebih baik. Sakit yang dirasakannya benar-benar luar biasa. Namun seolah Tuhan ingin mengabulkan doanya, sebuah mobil tiba-tiba muncul dari arah kiri, membuat Binar terkejut luar biasa. Dengan cepat, dia menginjak rem berharap tidak menabrak mobil yang ada di depanya. Kalau dia harus mati, jangan melibatkan orang yang tidak berdosa. Begitulah yang dipikirkan. Naas, injakan rem mobilnya ta
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more
Part 4. Peringatan Binar
Binar sudah bukan Binar yang biasanya. Rasa sakit dan pengkhianatan yang diberikan oleh sang suami, memunculkan sosok iblis di dalam hatinya. Dia tidak bisa lagi dibujuk meskipun orang-orang itu merangkak di bawah kakinya meminta maaf. Mengalihkan tatapannya dari Rasya, dia melanjutkan ucapannya yang kini ditujukan kepada Nindi. “Katakan, berapa lama kamu berhubungan dengan Rasya.” Pertanyaan Binar membuat Nindi menatap ke arah Rasya seolah meminta petunjuk apakah dia akan mengatakan dengan jujur atau memilih berbohong. Saat Rasya menggeleng, maka Nindi berbicara dengan sebuah kebohongan. “Kami hanya bersama selama dua bulan.” “Katakan yang sebenarnya.” Binar menekan Nindi dengan ucapannya. “Aku hanya perlu kejujuranmu.” “Binar! Kendalikan emosimu.” Dalam keadaan bersitegang, ibu Rasya justru mendekat ke arah Binar dan berusaha membujuk. “Nak, ini sudah sangat larut. Mari kita bicarakan ini lagi nanti. Kamu istirahatlah dulu dan tenangkan pikiranmu.”“Ibu berpikir aku bisa melakuk
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more
Part 5. Kesialan Binar
Sikap keras kepala ibu Rasya itu membuat rahang Binar mengetat. Tapi, dia tak menjawab lagi dan memilih pergi meninggalkan ruangan itu. Tanpa menoleh lagi ke belakang. Rumahnya menjadi seperti sebuah kutukan baginya. Rumah yang dia beli dan diharapkan menjadi surga untuknya dan keluarganya, nyatanya menjadi sebuah tempat yang terasa bak neraka. Menatap mobilnya yang tampak mengenaskan, Binar pergi dengan mobil yang dibelikan untuk ibu mertuanya. Beruntung, dia membawa kunci cadangan mobil tersebut. Binar beruntung karena sejak awal dia tidak menjadi perempuan bodoh. Dia memberikan, tapi tidak menyerahkan sepenuhnya. Sebuah chat masuk ke dalam ponsel Binar saat dia berhenti karena lampu lalu lintas menyala merah. Mendesah kasar, Binar melupakan satu kewajibannya. Dia harus bertanggung jawab kepada mobil yang sudah ditabraknya. “Maaf, sudah menunggu lama.” Binar sampai di sebuah bengkel. Menghadap pada seorang lelaki yang sudah dirugikan olehnya. Lelaki itu hanya diam dengan ekspres
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more
Part 6. Kalandara adalah Kala
“Bi, tolong buka pintunya. Ayo kita bicara baik-baik.” Hampir setengah jam suara itu terdengar menyakitkan di telinga Binar. Rasya tidak berhenti mengetuk pintu kamarnya dan memanggil dirinya. Berbicara baik-baik, diskusi, atau apa pun itu sebutannya, selalu dikatakan hanya untuk membuat Binar luluh. Di dunia ini, tidak ada yang lebih menyakitkan dibandingkan dikhianati oleh orang yang kita cintai. Binar mendapatkan itu dan sudah bisa dibayangkan perasaan hancur yang dirasakan oleh Binar saat ini. Untungnya dia bukan perempuan yang terus meratapi kesedihannya berlarut-larut sehingga membuatnya lemah di hadapan para musuhnya. “Bi, please, jangan diam begini. Aku tahu aku salah. Aku tahu aku brengsek. Tapi aku bersumpah, di dalam hatiku aku hanya mencintai kamu. Cintaku sama sekali tidak berubah.” Binar mengemasi beberapa pakaian dan barang-barang berharga miliknya ke dalam sebuah koper besar. Mengabaikan suara Rasya yang baginya hanya kata-kata sampah yang hanya perlu diabaikan. Di
last updateLast Updated : 2023-08-10
Read more
Part 7. Ingin Segera Bercerai
Binar tidak tahu nasib buruk seperti apa lagi yang akan dia dapatkan kali ini. Pemilik mobil yang dia tabrak, ada di depannya. Dan yang menjadi kesialan lainnya adalah lelaki itu sahabat dari sahabatnya. Semesta sepertinya tengah bermain-main dengannya. Ada banyak hal buruk yang datang ke dalam hidupnya secara bertubi-tubi. “Bi, lo oke?” Ramon sedikit mengguncang tubuh Binar yang tampak menegang. Tatapannya nyalang ke arah Ramon, lalu berganti ke arah Kala. “Gue … oke.” Bahkan suaranya sedikit terbata. Ramon tersenyum sebelum mengulangi. “Sorry gue bawa temen gue. Kami tadi baru meeting jadi sekalian. Kenalin dong.” Binar bimbang saat ingin mengulurkan tangannya kepada Kala mengingat dinginnya ekspresi lelaki itu. Dia bahkan tidak benar-benar bisa menatap matanya. Maka akhirnya dia hanya mengangguk sambil menyebut namanya. “Saya Binar.” Hanya itu yang bisa Binar katakan. Kalandara bahkan tidak menjawab. Ramon sudah tidak kaget lagi melihat sikap Kala yang dingin. Tapi tentu
last updateLast Updated : 2023-08-10
Read more
Part 8. Mulai Berurusan 
“Hanya beberapa hal yang perlu lo persiapkan. Buku nikah dan juga KK.” Jawaban Ramon itu membuat Binar beranjak dari sofa. Mengambilkan buku nikah yang tidak lupa dibawanya beserta foto copyan KK. Menyerahkannya kepada Ramon dan langsung diterima oleh lelaki itu. Binar tampaknya ingin bertindak cepat. Dia tidak sudi lagi memiliki sangkut paut dengan Rasya dan keluarga lelaki itu. Manusia-manusia parasite yang tidak punya hati itu perlu dijauhi atau akan menempel dan membuatnya menderita. “Gue serahkan semuanya ke lo, Ram. Gue nggak ingin datang dipersidangan dan bertemu dengan lelaki itu. Sebisa mungkin, gue akan menghilang dari hadapan lelaki itu.” “Lo nggak perlu khawatir. Gue akan bereskan semua buat lo. Lo fokus aja sama kerjaan dan ….” Ramon menjeda ucapannya sebelum kembali berbicara. “Lo perlu sembuhin dulu hati lo.” Meskipun senyum itu kaku, Binar mencoba untuk memberikan senyuman itu untuk Ramon. Binar tidak menjawab. Menyembuhkan hatinya, rasa-rasanya itu akan sulit. Ras
last updateLast Updated : 2023-08-11
Read more
Part 9. Potongan Harga
“Maaf, maksud Bapak saya mendapatkan potongan harga?” Jika Binar tidak salah mengingat, semua perbaikan itu sudah tercatat dengan jelas di nota dan dia melihat sendiri biaya itu begitu besar. Dan tiba-tiba saja, lelaki itu bilang ada pengurangan. Tentu saja Binar sangat terkejut mendengarnya. Kini tatapannya seolah menuntut jawaban. “Karena Pak Kala adalah customer VVIP kami, kami tentu saja memberikan diskon, Bu. Dan perhitungan yang kemarin, itu masih belum ada hitungan diskonnya.” Penjelasan itu terdengar kurang masuk akal di telinga Binar. Tapi, senyumnya kemudian terbit. “Jadi, berapa yang perlu saya bayar, Pak?” Lelaki di depannya itu mendorong nota untuk sampai tepat di depan Binar. “Ibu bisa melihatnya.” Tanpa banyak berpikir, Binar langsung bisa melihat nominal yang tertulis di barisan paling akhir, dan itu tidak sampai seratus juga. Hal itu membuat bibir Binar mengurva semakin lebar. Binar menatap nota dan kepala bengkel bergantian. “Benar hanya perlu membayar sebesar
last updateLast Updated : 2023-08-13
Read more
Part 10. Dia Manajer Baru
“Aku akan menikahimu kalau urusanku dengan Binar selesai.” Rasya menjawabnya dengan santai. “Tunggulah dan bersabar.” Nindi tampaknya tidak terima dengan jawaban Rasya yang terdengar sangat menyepelekan. Dalam pikiran Nindi bersuara, dia mengandung janin di perutnya dan dia butuh segera menikah untuk menutupi ‘aib’ yang semakin lama akan semakin membesar. Tentu saja dia tak boleh mengulur terlalu lama atau dia akan dipermalukan. “Kalau begitu, aku juga nggak bisa membawa Mas dan orang tua Mas untuk tinggal di sini. Aku nggak mau tetanggaku mengghibah karena masalah ini dan menimbulkan masalah baru.” “Kenapa kamu perhitungan banget sih?” Rasya bereaksi keras. Raut wajahnya tampak kesal luar biasa karena penolakan Nindi. “Bagaimanapun kita juga nanti akan menikah. Tapi tunggulah sampai semua selesai.” Rasya kini yang memuntahkan amarahnya. Rambutnya yang mencuat berantakan, seperti hatinya yang tengah gundah gulana. “Sampai selesai itu kapan? Mas bahkan bilang nggak mau bercerai den
last updateLast Updated : 2023-08-13
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status