"Saya akan menyiapkan air hangat dan pakaian anda tuan, " Ucap Alisa seraya berlalu.
Alisa bergegas menyiapkan handuk dan air hangat di kamar mandi. Mengganti keset lama dengan keset yang baru dan menyiapkan baju ganti untuk Darma.Alisapun menunggu Darma datang dan memastikan airnya masih hangat. Beberapa saat kemudian, suara pintu terbuka membuat perhatian Alisa teralihkan. Alisa langsung bangkit seperti biasanya dan menunggu hingga Darma masuk ke kamar mandi. Alisa mengambil pakaian kotor Darma dan meletakkan di ranjang kotor.Setelah memastikan semua tugasnya sudah selesai, Alisa-pun keluar dari kamarnya.Alisa sudah bertahan selama beberapa bulan namun sampai detik ini, Darma belum bisa menerima Alisa sebagai istri seutuhnya. Bukankan kita akan dikatakan suami istri jika kita sudah saling menyatu.'Aditya, Mungkin mama jahat, sayang. Tapi sekarang mama kandungmu sudah datang sayang, jadi Mama harus sadar diri dan pergi, Mama sayang Aditya, tapi mama juga tidak bisa menghalangi kebahagiaan Papa dengan Mama kandungmu, Nak. Maafkan Mama jika mama tidak bisa bertahan lebih lama lagi, ' bathin Alisa seraya menatap wajah Aditya."Alisa, Darma mana? " tanya Neneknya Aditya."Masih mandi, Nek." jawaban Alisa bersamaan dengan turunnya Darma."Itu Papa, Nek, " Ucap Aditya seraya menunjuk kearah Darma, biasanya Alisa menatap kearah tangan Aditya, tapi saat ini ia lebih memilih menundukkan kepalanya.Rasanya sudah lelah mencintai seseorang dengan sendirinya.Seharusnya Alisa dari awal bisa menjaga hatinya agar tidak jatuh cinta pada pria yang memiliki wanita lain dalam hatinya.******”Darma, sesekali kau bawalah Alisa makan di luar berdua, Kenapa kau kaku sekali? " Tanya sang Nenek seraya melihat kearah Darma dan Alisa secara bergantian."Kau bersiaplah! " Ucap Darma dengan cepat tentu itu membuat Alisa langsung terhenyak."Aditya jangan ikut ya, Aditya sama nenek buyut disini, nanti akan ada nenek muda kesini, " Bisik neneknya buyut Aditya."Benarkah, Nenek buyut? " Tanya Aditya dengan gembira"Tentu, tapi jangan bilang sama Papa dan Mama, ya? " bisik nenek buyut lagi."Alisa, pergilah! Kau harus mencari kebahagiaanmu sendiri, Nak. Mintalah apapun pada Darma, " Ucap Neneknya."Baik, Nek, " hanya kata itu yang keluar dari mulut Alisa setelah itu Alisa berlalu meninggalkan Darma dan yang lainnya.Ia bahagia karena Darma tidak menolak dengan perintah neneknya, Ia berharap ini adalah awal dari hubungan baik mereka."Seharusnya kau bersabar sebentar lagi, Alisa. Tidak mudah melupakan orang pertama yang ada di hati kita, ' bathin Alisa seraya memilih syar'i yang akan ia gunakan, pilihannya jatuh pada gaun berwarna Sage.Ia memoles wajahnya dengan make up tipis menatap pantulan dirinya di cermin.Beberapa saat kemudian, Darma masuk."Carikan aku baju! " Ucap Darma dengan dingin, dengan segera, Alisa mencarikan baju untuk Darma, semua pilihan Alisa selalu cocok untuknya.Selama dalam perjalanan tidak ada satu kata pun yang mereka ucapkan, suasana di dalam mobil menjadi hening dan sunyi. Alisa menatap pemandangan melalui jendela mobil, lampu yang indah menghias di setiap perjalanan. Tanpa Aliaa sadari, mobil itu terhenti di depan restoran yang terkenal dengan masakan luar.Alisapun keluar dari mobil ketika Darma sudah ada di luar mobil. Alisa mengira jika mereka ada waktu berdua, mereka akan semakin dekat. Namun Alisa salah, Darma tetap lah Darma.Kecantikan yang Alisa miliki mungkin tak terlihat karena pakaian Alisa, tapi percayalah.... Banyak kaum Adam yang menatap Alisa dengan tatapan kagum. Membuat Darma mengepalkan kedua tangannya.Darma pun membuat Alisa duduk di sampingnya sehingga tak banyak orang yang bisa melihat karna terhalang oleh Darma."Kau mau pesan apa, Kau bisa kan makan ala seperti ini? " tanya Darma"Tentu jawabnnya tidak bisa, Mas. Dia wanita rendahan yang belum pernah makan di tempat mahal seperti ini, " Ucap tiba-tiba seseorang yang kini duduk di hadapan Darma dan Alisha.Terkejut, itulah yang Alisa rasakan. Ia tidak menyangka Jika ternyata Dharma juga membawa Reni dalam acara makan malam ini, jika Alisa tahu kalau Reni juga hadir mungkin Alisa akan mencari cara untuk menolak permintaan neneknya."Aku masih ingat akan makanan kesukaanmu, Mas. Biar aku yang pesankan, ya" ucap Reni.Tepatnya itu bukanlah sebuah pertanyaan namun keputusan yang Reni ambil dengan sendirinya, tanpa menunggu jawaban dari Dharma, Reni memanggil seorang pelayan dan mencatat semua pesanannya.Alisa hanya diam, terlihat Darma menoleh kearah Alisa yang tertunduk.'Alisa, kau harus kuat, jangan tampakkan kau yang lemah, ayolah... jangan sampai dua manusia di dekatmu ini mempermainkan harga dirimu, ' bathin Alisa."Maafkan saya, mbak Reni. Tapi apakah mas Darma yang mengundang anda kesini? " Tanya Alisa dengan berani, membuat Darma tak percaya dan menoleh kearahnya, tentu pertanyaan itu membuat Reni langsung menatap kearah Darma, meminta Darma untuk menjawab pertanyaan Alisa."Apa maksud dari pertanyaanmu itu, Apa kau fikir ... Darma sudah mencintaimu, jangan harap Alisa, Darma menikahimu karena dia butuh seorang ibu untuk anaknya dan perawat untuk neneknya, selebihnya kau bukanlah apa-apa disana, " ucap Reni dengan tajam."Mas Darma, saya bertanya, Apakah anda yang mengundang mbak Reni? " Tanya Alisa seraya menguatkan diri untuk menatap Darma."Jika iya, kenapa? " Tanya Reni."Jika iya, maka saya yang akan pergi, Mbak. Assalamu'alaikum, " Ucap Alisa dengan rasa yang kecewa karena Darma tidak mengeluarkan jawaban apapun, diamnya Darma sudah Alisa anggap jika memang Darma-lah yang mengundang Reni, lalu apa arti dari makan malam ini.Alisa begitu terluka ketika menyadari jika ia bagaikan orang bodoh saat ini, bahkan Darma tidak berusaha untuk mengejarnya. Alisa pergi dengan membawa sesayat luka yang baru.Alisa bertekad untuk pergi dari rumah itu malam ini juga, mungkin terdengar egois tapi percayalah, Alisa sudah lelah menjalani semuanya, Alisa sudah lelah untuk pura -pura di hadapan semua orang, Alisa sudah lelah pura-pura bahagia.'selamat tingal mas, Semoga kau bahagia bersama mbak Reni, ' Bathin Alisa seraya masuk kedalam mobil taksi yang sudah ia pesan.*******"Ibu, bagaimana hubungan Darma dan Alisha? " Tanya mamanya Darma."Ada sedikit perkembangan, sih, Kenapa? " Tanya neneknya Darma."Wanita itu telah kembali kesini, bu. Mira takut Darma akan kembali dengannya atas nama anaknya, Mira sudah sangat bahagia ketika Darma menikah dengan Alisa, tapi apa sekarang? Wanita itu kembali setelah menelantarkan anak dan cucuku, " Ucap Mira ibunya Darma."Aku yakin, Darma tidak akan sekejam itu pada Alisa, walau bagaimana-pun, Alisa lah yang merawat Aditya selama ini, bukan Reni, " Ucap Nenek buyut Aditya.Tanpa mereka sadari, Alisa sudah membawa tas kecil yang hanya berisi beberapa baju bawaannya dulu lalu pergi tanpa pamit, membawa luka hati yang semakin hari semakin membuat hatinya hancur tak bertepi."Alisa, kau sudah datang? Loh, kamu mau kemana cah ayu? " Tanya Neneknya Darma. "Nenek, Mama, Alisa mau pulang sebentar, " Ucap Alisa seraya terus berusaha untuk tersenyum. Alisa tidak menyangka jika kedua orang tua itu bisa melihat dirinya. "Pulang? Malam-malam seperti ini kau mau pulang?tanya sang Mama. " Iya ma, Alisa sudah membicarakan ini dengan mas Darma, beliau mengijinkan, Nek, Ma" ucap Alisa seraya terus menampilkan senyumannya. Dengan cepat, Alisa mencium punggung tangan Neneknya dan mamanya. Setelah itu Alisa segara berlalu ia tidak ingin neneknya bertanya yang lebih jauh lagi. Ketika Alisa sudah sampai di gerbang rumahnya, Tiba-tiba tangannya dicekal oleh seseorang yang tak lain lagi adalah Darma.'Dia disini, Apakah dia mengejarku? ' bathin Alisa ketika tatapannya bertemu dengan tatapan Darma. Sosok laki-laki yang sudah berhasil membuat hatinya berbunga namun berhasil pula meluluh lantahkan hatinya. Ia bahagia karena melihat Darma pulang, tapi ia tidak boleh berhara
Alisa melihat kearah sekitar, malam yang gelap membuatnya sedikit merasa takut untuk melangkah. Namun ia ingat akan semua hal yang terjadi selama pernikahannya. ****** "Sial! Kau pergi meninggalkan aku karena ingin mengejar wanita itu, Mas. Tidak akan aku tidak akan membiarkan kau di miliki siapapun, kamu dan Aditya adakan milikku dan akan tetap menjadi milikku, " ucap kesal Reni yang kini sudah berada di apartemennya. "Kau kenapa? datang-datang sudah marah seperti ini, bukankah kau mengatakan kalau kau bertemu dengan Darma?" Tanya tantenya Reni yang kini bermalam di apartemen Reni. "Aku bertemu dengan Darma dan istrinya tante, Apakah tante tahu, Darma meninggalkan aku sendirian di restoran karena dia mengejar wanita itu, bukankah tante bilang kalau selama ini Darma tidak pernah terlihat bersamanya, tapi kenapa sekarang seperti ini tante, bukankah tante bilang kalau Darma masih tergila-gila denganku? " tanya Reni dengan nada kesal, terlihat jelas kemarahan dari sorot matanya. "It
Tidak dapat Darma pungkiri, semua kacau setelah kepergian Alisa. Bahkan ia tadi kebingungan harus menyiapkan segalanya, dari baju dan semuanya. Bahkan ia harus di pusingkan dengan pertanyaan Aditya tentang Alisa. (Aditya masuk rumah sakit, dia jatuh dari tangga ketika mencari Alisa) pesan itu semakin membuat Darma gelisah. Melihat kegelisahan Darma, sang Asisten langsung menunda pertemuan penting itu. "Apakah ada masalah tuan? " Bisik Roby sang asisten. "Anakku masuk rumah sakit kau handle semuanya, " ucap Darma seraya menepuk lengan Roby setelah itu ia langsung berlalu. Ia pergi dengan hati gelisah dan takut, namun... keributan yang terjadi di tempat resepsionis, membuat langkah Darma terhenti. "Maaf nyonya, anda tidak bisa keruangan tuan Darma sebelum melakukan janji dengan beliau, "ucap resepsionis itu. "Kalian tidak tahu siapa aku, Hah! Aku istri pemilik perusahaan ini, jika suamiku tahu, aku pastikan kalian akan di pecat!" Reni begitu emosi karena resepsionis itu mas
"Untuk apa kamu kesini?" tanya Darma. "Tiidakkah kau melihat Aditya ketakutan melihatmu?" tanya Darma ketika menghampiri Reni. " Aku ibunya, Mas. Kau jangan lupa itu!" ucap Reni menatap tajam pada Darma. "Tapi kau sudah pergi sejak dia masih bayi, Reni! kau tidak berhak atas dirinya lagi, dari pada kamu membuat masalah dan membuat anakku semakin parah, sebaiknya kau pergi dari sini dengan baik-baik, " ucap Darma seraya menunjuk kearah pintu. "Sayang, ini mama, Nak! kamu pasti kangen mama kan, Sayang? " tanya Reni. Aditya tidak menjawab pertanyaan itu, ia terlihat begitu ketakutan hingga ia memeluk sang nenek dengan begitu erat. "Reni, lebih baik kau pergi, dia tidak mengenalmu," ucap neneknya Darma. "Lihatlah! Aditya sakit dan kau malah membuatnya ketakutan," imbuhnya seraya mengelus kepala Aditya. "Aku mamanya, kenapa dia harus takut denganku? " tanya Reni. "Mamaku hanya mama Alisa, bukan kamu, " ucap Aditya dari balik tubuh neneknya. Seketika Reni menatap Darma da
Tidak ada yang tahu akan hati dan perasaan seseorang. Alisa yang mulai dari kemaren menon-aktifkan ponselnya, kini menghidupkannya lagi. Banyak pesan yang masuk bahkan da puluhan panggilan dari Darma. Ia heran, Apakah laki-laki itu merasa kehilangan ketika ia pergi? Alisa tersenyum ketika memikirkan itu, namun nyatanya ia salah, Darma menghubunginya bukan karena ia kehilangan dirinya, melainkan karena Aditya sakit dan terus saja menanyakannya. Jam 6 pagi. (Assalamu'alaikum, Alisa) Jam 8 (Dari tadi, Aditya selalu menanyakanmu, kamu ada dimana biar nanti aku jemput) Jam 9 (Kau masih belum aktif, kamu dimana? Aditya sampai jatuh karena mencarimu) Jam 10 (Alisa, ayolah... kamu ada dimana, anakku sedang membutuhkanmu, aku telepon tapi gak ada yang aktif, di panti kamu juga gak ada katanya, kamu ada dimana, Lis?) Jam 11 (Aku membutuhkanmu, Lis) (Lisa, anakku membutuhkanmu, kabari mas secepatnya) Jam 12 (Ya Allah, Lis. Kamu dimana?) Alisa meneteskan air mata ketika
"Bi, bawakan barang-barang saya ke kamar tuan Darma, dan singkirkan barang-barang wanita itu dari kamar mas Darma! " perintah Reni pada pembantu rumah Darma. Namun pembantu itu mengabaikan apa yang Reni katakan. "Bi, apa kamu tuli! " bentak tantenya Reni. "Maaf nyonya, tapi tuan Darma sudah menuju kemari dan beliau mengatakan jangan sentuh apapun sebelum beliau datang, " ucap pembantu itu yang berhasil membuat Reni dan tantenya terkejut, bahkan mereka terlihat begitu ketakutan. "Reni, bagaimana ini, bukankah kau bilang kalau Darma saat ini pulang malam? " tanya tantenya. "Itu yang aku dengar dari asistennya, Tante. Bisa gagal rencanaku, pikirkan tante, pikirkan cara agar Darma tidak mengusir kita, " bisik Reni pada tantenya. "Sial! ckkkk, " tantenya Reni berdecak dengan kesal. "Kamu kan yang melaporkan kedatangan kami kesini? " tanya Reni dengan mata melotot. "Maaf, nyonya. Tapi itu memanglah tugas saya," ucap pembantu itu. "Awas saja kamu, kalau aku kembali menjadi nyon
Alisa merasa menyesal karena sudah melakukan tindakan konyol ini, tapi Alisa sudah menjelaskan pada neneknya tentag keputusannya ini. Neneknya Darma memahami perasaan Alisa, apalagi neneknya kini tahu kehidupan nyata hubungan kedua pasangan itu. Neneknya tidak meyangka jika Darma bisa melakukan itu pada Alisa, bahkan Darma tidak pernah menyentuhnya. ''Ya Allah, Alisa. Maafkan nenek karena sudah tidak bisa mendidik Darma untuk menjadi suami yang baik dan bertanggung jawab, maafkan nenek, Nak?'' ucap sang Nenek ''Ini bukan salah nenek, Ini bukanlah salah siapa-siapa,Nek. Bahkan mas Darma juga tidak salah, haram juga jika mas Darma menyentuhku namun ia membayangkan wajah wanita lain,'' ucap Alisa seraya tersenyum. Sesaat Alisa hanya diam, ia fokus mengelus Aditya. ''Pergilah, Darma akan segera kembali kemari, ada seseorang yang melaporkan kedatanganmu, pergilah, Nak. Nenek juga ingin tahu seberapa besar, Darma menginginkanmu, jika ia benar-benar tidak menginginkanmu, maka nenek yang
Darma sudah berusaha mencari Alisa, namun takdir belum mempertemukan mereka. Di tengah-tengah kebingungan yang Darma rasakan, Alisa malah berjalan santai. Entah kenapa ia masih kepikiran dengan kondisi Aditya. Walau bagaimanapun ... anak itu sudah sangat dekat dengannya. [Lis, kamu ada dimana, bukankah kau sudah berjanji akan bicara dengan,Mas? Kenapa kamu tidak menunggu, Mas] pesan itu Alisa baca ketika ia berada di tengah jalan. [Aku tidak pergi, Mas. Aku tadi masih keruangan dokter, ya ... awalnya aku ingin pergi, tapi ....Baiklah, aku ada di taman dekat rumah sakit, aku tunggu mas disini] balas Alisa, pesan itu langsung centang dua biru, menunjukkan jika Darma langsung membaca pesan itu, terlihat Darma mengetik hingga terpapang tulisan ('Tunggu mas, mas akan segera sampai' )pesan itu membuat Alisa gamang, ia gugup tentang hal yang akan ia katakan nanti pada Darma. Dengan perasaan tak menentu, Alisa duduk menatap seluruh taman, ia tersenyum melihat kaluarga yang begitu baha