Nic menjadikan Cloud istri, hanya untuk dijadikan alat balas dendam ke ayah wanita itu. Ia memiliki keyakinan membuat Cloud menderita adalah balasan yang paling mengerikan untuk keluarga Prawira. Di malam pertama mereka Cloud melempar sebuah surat perjanjian, tapi Nic mencoretnya penuh kesombongan. Pria itu malah mengambil haknya sebagai suami, memaksa Cloud hamil dengan tujuan agar semakin tidak bisa lari dari jeratannya. Segala upaya Cloud coba untuk lepas dari Nic, tapi tampak sia-sia. Setelah melewati kebersamaan selama lima tahun, bisakah Nic luluh? Atau malah semakin menjadikan Cloud pelampiasan.
Lihat lebih banyak"Kamu tahu sejak awal aku tidak pernah setuju dengan pernikahan ini."
Ansara Cloudia Natania. Gadis itu masih mengenakan gaun belahan tinggi selepas acara resepsi pernikahannya. Cloud bicara ke Nicâpria yang pagi tadi baru saja resmi menjadikannya istri.Nic bergeming mendengar ucapan Cloud, dia yang berdiri memunggungi wanita itu sibuk melepas kancing kemeja, kemudian menggulung lengannya sampai siku.Cloud mengingat alasan di balik pernikahannya dengan Nic yang terkesan tergesa-gesa. Hanya karena fotonya dan pria itu yang sedang tidur bersama tersebar di dunia maya, dia harus menjalani pernikahan tanpa cinta.Ya, mereka hanya tidur bersama, tanpa melakukan hubungan badan seperti yang dipikirkan orang-orang dan bahkan keluarga mereka sendiri."Semua keturunan Prawira memang sangat sombong."Nic menjawab sambil memutar tumit menoleh ke Cloud. Satu tangan pria itu masuk ke kantong celana, tatapan matanya dingin terkesan mencibir. Nic memandang kertas yang ada di tangan sang istri. Dia menyambarnya dengan kasar, lantas melempar lembaran-lembaran itu ke lantai."Apa kamu pikir aku menikahimu karena cinta? Receh sekali."Nic berjalan mendekat, seperti apa yang sudah dia dengar tentang Cloud, gadis itu memang angkuh dan memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi."Aku menikahimu karena ingin menghancurkan keluarga Prawira," ucap Nic. Rahangnya mengetat, amarah terpancar jelas dari wajahnya yang rupawan."Sudah aku duga, kamu memang pria brengsek!"Setelah mengatakan itu, Cloud terjerembab di atas ranjang. Nic mendorong dengan kasar, lantas mengurung tubuh rampingnya."Lepaskan aku! Aku tidak mau satu kamar dengan psikopat sepertimu!"Meski sedikit takut, tapi Cloud berusaha untuk tidak menunjukkan perasaan itu. Ia memberontak, tapi Nic malah semakin mencengkram erat tangannya."Psikopat yang sebenarnya itu adalah papamu, Skala Prawira. Dia pembunuh."Kening Cloud seketika berkerut halus, dia masih mencoba agar terlepas dari kungkungan Nic, tapi sayang kalah tenaga. Nic terlalu kekar, dada bidang pria itu bahkan tercetak jelas di kemeja putih yang dikenakan."Kamu tahu kenapa aku menikahimu? Aku ingin membalas dendam ke Papa dan keluargamu yang bersikap layaknya malaikat, tapi berhati iblis.""Lepaskan! Aku akan memberitahu orangtuaku kalau kamu bukan pria baik," ancam Cloud. "Aku tidak peduli pendapat orang lain, besok pagi aku akan menggugat cerai."Cloud berusaha menarik tangan, tapi sia-sia. Nic semakin marah dan tak segan menyakitinya."Bodoh! Seharusnya kamu tidak membeberkan rencanamu yang ingin menghancurkan keluargaku, aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi.""Kamu yang bodoh - Menyiksa mental target adalah cara ampuh membunuh tanpa menyentuh, aku akan menjadikanmu sandera, bayangkan hancurnya hati orangtuamu saat tahu putri kesayangannya tidak bahagia. Aku akan melakukan hal gila lebih dari apa yang bisa kamu bayangkan."Nic menelanjangi bagian bawah tubuh Cloud dengan tatapannya. Kaki jenjang wanita itu terekspos karena belahan tinggi gaunnya. Untuk pertama kali sebagai seorang ahli di bidang fashion, Cloud menyesali pilihan bajunya."Jangan macam-macam! Aku bisa me --"Netra Cloud membulat sempurna, dia tak bisa melanjutkan kata. Mulutnya terbungkam, karena Nic lebih dulu menautkan bibir mereka. Cloud jelas tak tinggal diam, dia memberontak, tapi Nic malah semakin menggila."Apa kamu ingin memaksaku?""Jangan bodoh! Kita suami istri dan ini malam pertama kita." Nic memulas seringai. Ia merobek belahan gaun Cloud hingga terkoyak.Merasa terancam, Cloud menggeleng meminta untuk dilepaskan. Apalagi tangan pria itu kembali merobek pakaiannya yang menutupi bagian lain."Pria gi â âSuara Cloud tercekat, karena dengan kasar Nic menyatukan tubuh mereka."Kamu tahu? Aku akan membuatmu melahirkan anakku, kelak anak itu akan aku gunakan untuk menghancurkan keluargamu," ucap Nic tanpa peduli rasa sakit yang dialami sang istri."Aku tidak akan sudi mengandung anakmu," ucap Cloud dengan tatapan penuh kebencian. Sudut matanya basah, dia kembali diam karena Nic membungkam dengan cara mencium bibirnya lagi.Setelah puas melampiaskan nafsu, Nic memakai kembali bajunya. Dia mengambil kertas perjanjian yang tercecer di lantai, tanpa peduli dengan kondisi Cloud. Wanita itu meringkuk di bawah selimut, menahan air mata sekuat tenaga agar tak terlihat lemah di depannya.Nic menarik satu sudut bibir saat tahu Cloud sudah menyiapkan semuanya. Perjanjian itu dibuat rangkap dua dengan meterai yang menempel di masing-masing bagian tanda tangan mereka."Bercerai setelah satu tahun."Nic membaca salah satu poin perjanjian itu dengan suara lantang, tanpa ragu dia menuju meja kopi untuk mengambil pulpen yang ada di atas sana, pria itu mencoret kata satu, lalu membubuhkan tanda tangan di bagian namanya."Bayangkan bagaimana kecewanya orangtuamu jika tahu putri kesayangan mereka membuat perjanjian konyol seperti ini," cibir Nic. "Menandatangani buku nikah di pagi hari dan perjanjian perceraian di malam hari."Cloud hanya bisa meremas sprei ranjang mendengar ucapan Nic, sekujur tubuhnya terasa sakit, dia tak menyangka kesuciannya akan direnggut oleh pria bermuka dua seperti Nic."Jika kamu tidak ingin keluargamu yang lain menjadi sasaran balas dendamku, maka diam saja dan terima nasibmu menjadi alat untukku. Aku akan membuatmu membayar kejahatan papamu. Berkorbanlah demi pria yang memperlakukanmu bak tuan putri itu. Bukankah kamu anak baik dan berbakti?âNic tahu Cloud masih mendengarkan ucapannya. Ia merasa senang bisa mengikis keangkuhan wanita itu. Tak berhenti di sana, Nic memindai poin lain dari perjanjian yang sudah Cloud buat, hingga menyeringai jahat sebelum membacanya dengan suara lantang."Tidak ada kontak fisik dan hubungan badan layaknya suami istri. Cih⌠sayang sekali kita sudah melakukannya sebelum aku menandatangani ini," ucap Nic dengan nada penyesalan yang dibuat-buat."Tapi tetap saja, bagian ini tidak akan pernah aku setujui. Aku tidak mungkin menolak seks halal dan gratis."Satu bulan kemudian Hari itu awan mendung menyelimuti hati Cloud. Sejak Nic berangkat kerja dan Kala sekolah, Cloud terus menangis karena merasa sangat bersalah ke baby Gaza juga Kala. Bukan tanpa alasan Cloud bersikap seperti ini. Beberapa hari ini dia sering merasa mual dan lemas. Bahkan setelah makan banyak dan mengonsumsi vitamin kondisinya juga masih sama. Hingga, Cloud yang memang sejak melahirkan baby Gaza belum mendapat tamu bulanan memilih untuk mencoba melakukan uji kehamilan. Cloud awalnya hanya iseng dan berpikir untuk tidak berpikir yang macam-macam, tapi dia berakhir lemas saat melihat dua garis merah tertera jelas pada alat uji kehamilan yang dia gunakan. Hati Cloud sedih, merasa sangat bersalah pada dua anaknya terutama ke baby Gaza yang baru saja berumur empat bulan. Karena hal itu, Cloud tidak bisa fokus bekerja dengan tenang meskipun masih bekerja dari rumah. Dia juga takut memberitahu Nic dan sekarang hanya Bianca yang menjadi tumpuannya. Setelah mengetahui diri
Cloud meraba dada Nic, mengusap lembut sambil merapatkan tubuhnya dan menciumi punggung pria itu. Cloud tahu Nic mengizinkannya melakukan itu saat tak mendapatkan penolakan sama sekali, bahkan saat dia mulai menempelkan lalu menggesekkan dadanya yang memang lebih padat karena berisi ASI putra kedua mereka. Nic diam-diam tersenyum, menikmati sentuhan Cloud. Tak lama tanpa ragu Nic akhirnya meraih tangan Cloud yang sejak tadi mengusap dada untuk mulai mengusap miliknya yang berada di antara paha.Cloud tersenyum penuh arti, dia mengangkat kepala untuk menjangkau tengkuk Nic dan memberi kecupan di sana, tak puas Cloud menggigit kecil cuping telinga suaminya bahkan menggelitik beberapa detik menggunakan ujung lidah.Nic pun tak sanggup lagi, dia bergerak dan Cloud pun bergeser, secepat kilat Nic mengurung tubuh Cloud, mencekal ke dua tangan istrinya di sisi kepala."Apa kamu tahu hukuman apa yang pantas diberikan ke wanita yang membuat prianya cemburu?" Tanya Nic."Aku tidak tahu, tapi k
Tidak terasa tiga bulan pun berlalu. Siang itu Cloud menitipkan Gaza ke Bianca karena harus menghadiri pesta pernikahan Thea dan Aditya.âMisal nanti Gaza rewel atau kenapa-napa, Mama langsung kabari aku saja,â ucap Cloud saat menitipkan putra ke duanya.âKamu itu kayak baru kali ini nitipin anakmu ke Mama,â ucap Bianca. âKayak masih setengah ga percaya.âCloud pun tersenyum lebar mendengar protes Bianca kemudian membalas, âBukan begitu, Ma. Siapa tahu Mama tidak bisa mengatasi kalau Gaza sedang rewel.ââSudah kamu tenang saja. Nikmati pesta Thea dan jangan mikir yang aneh-aneh. Mama akan menjaga Gaza dengan baik,â ujar Bianca.Cloud pun melebarkan senyum mendengar ucapan Bianca. Dia lantas berpamitan dan pergi bersama Nic juga Kala. Dua orang yang sangat berarti dalam hidupnya itu terlihat mengenakan setelan jas yang sama, Kala bahkan memperlihatkan aura seperti anak bangsawan.âAyo!â Nic mengulurkan tangan ke Cloud agar istrinya itu bisa menuruni anak tangga dengan nyaman. Mereka te
âHai.âArkan masuk menyapa Cloud dan Nic yang ada di kamar. Nic yang awalnya tegang seketika rileks saat menyadari sepupunya datang mengajak Shafira dan memperkenalkan gadis itu sebagai calon istrinya dengan bangga.Nic pun bisa menerima kehadiran Arkan, bahkan bersikap ramah saat menyadari tatapan mata pria itu sudah sangat berbeda ke Cloud.âBagaimana kondisimu dan juga bayimu?â Tanya Arkan. Dia berdiri di dekat ranjang Cloud bersisian dengan sang kekasih.Cloud sendiri tampak begitu kagum melihat bagaimana anggunnya Shafira. Sebagai seorang pengusaha yang bergerak di bidang fashion, Cloud mendapat inspirasi bagaimana kalau perusahaannya mulai mencoba merambah dunia busana yang bisa dikenakan juga oleh para wanita yang mengenakan hijab.âKami sehat, bahkan besok aku sudah diperbolehkan pulang,â jawab Cloud lantas menoleh ke baby box di mana bayinya sedang tidur.Shafira langsung mengalihkan tatapan ke sana, senyum gadis itu merekah bahkan diam-diam menarik bagian kemeja Arkan yang a
Kala masuk dan langsung menuju box bayi di mana sang adik tidur. Dia sangat bersemangat untuk melihat bagaimana wajah sang adik dari pada menyapa Cloud dan Nic lebih dulu. Berbeda dengan Bianca yang datang bersama rombongan putranya dan juga Skala. Wanita itu mendekati Cloud dan memeluk putrinya dengan tangis haru."Selamat ya! Kamu hebat, Cloud. Mama bangga," bisik Bianca. Perlahan dia mengurai pelukan sambil berkata membawakan makanan kesukaan Cloud. Bianca menjauh agar yang lainnya juga bisa mengucapkan selamat ke ibu dua anak itu.Seluruh anggota keluarga sudah melek akan informasi hingga berusaha agar Cloud tidak sampai mengalami Baby Blues Syndrome. Ya, terkadang seorang ibu yang baru saja melahirkan merasa tersisihkan, melihat bagaimana sikap orang sekitar yang lebih memperhatikan bayinya dari pada dia yang berjuang mempertaruhkan nyawa."Aku dan Embun sudah menyiapkan kado untukmu, coba lihat!" Pinta Rain sambil mengulurkan sebuah tas kertas kecil ke Cloud. Setelah sang adik
"Ners, tolong itu suami saya!"Cloud yang sudah ingin mengejan masih bisa memikirkan Nic yang baru saja terkena mental. Seorang perawat pun mencoba mendekat untuk memastikan keadaan Nic. Dia memegang lengan pria itu yang tatapannya terlihat kosong."Anda duduk saja di sini ya, Pak!" Ucap perawat itu sebelum kembali mendekat ke ranjang untuk mendengarkan keputusan dokter."Ibu tahan ya! Kita pindah ke ruang bersalin."Dokter pun memberi kode ke perawat yang berada di dekatnya dan Cloud pun segera dipindahkan. Nic sendiri seolah baru sadar saat ranjang sang istri dibawa keluar. Dia berdiri bergegas mengikuti ke mana Cloud pergi."Pak, Anda hanya boleh masuk kalau yakin kuat melihat apa yang terjadi di dalam, kalau tidak lebih baik Anda menunggu di luar." Dokter menahan Nic di depan pintu. Wajah pucat pria itu semakin membuat Dokter berpikir Nic sama sekali tidak siap menemani persalinan Cloud. Dokter pun hendak masuk tapi Nic menerobos sambil berkata dia kuat dan mampu.Meski wajahnya
Kelakuan Nic membuat Kala sampai terbangun, anak itu menggosok mata melihat Cloud berdiri menyanggah pinggang sedangkan Nic sibuk berganti baju. âMama,â panggil Kala. Cloud yang mendengarnya menoleh, dia pun mendekat ke Nic dan memukul lengan sang suami karena membuat Kala terbangun.âKala bangun gara-gara kamu,â ucap Cloud masih sambil menahan sakit di bagian perut bawah. Dia mengusap pipi agar Kala tak sampai melihatnya menangis. âMama, apa Mama masih marah?â Cloud menoleh dan buru-buru menghampiri Kala. Dia membelai pipi anak itu dan mencium puncak kepalanya. Cloud menggeleng dan malah meminta maaf karena merasa keterlaluan memarahi Kala tadi. âKenapa muka Mama begitu?â Kala menyadari ekspresi wajah Cloud yang berbeda.â Apa Mama sakit?â Tanyanya. âHm⌠iya, adik sepertinya mau lahir,â jawab Cloud. Namun, bukannya merasa kasihan ke sang mama, Kala malah melompat-lompat kegirangan di atas kasur. Cloud sampai membeku dan saling pandang dengan Nic. Mata Kala yang mengantuk berub
Cloud ternyata hanya berpura-pura, setelah Kala dan dua keponakannya memasang muka bersalah dan ketakutan, Cloud pun berhenti mengaduh kesakitan. Masing-masing dari Cloud dan juga Embun tentu saja sangat ingin marah. Ini jelas bukan hanya sekadar masalah belanja atau uang puluhan juta, tapi seharusnya Olla dan Kala meminta izin lebih dulu kepada orangtua."Kalau izin namanya ga kejutan donk," ucap Olla. Meski awalnya takut, cucu pertama Skala itu akhirnya berani mengeluarkan pendapat karena mendapat pembelaan opanya."Sudahlah, tidak perlu ribut. Nanti papa yang ganti."Mendengar ucapan Skala baik Cloud dan Embun menoleh bersamaan. Skala sendiri tidak merasa takut diplototi anak dan menantunya, dia malah memanggil Olla, Kala juga Omi dan memeluk ke tiganya bergantian menunjukkan kasih sayang."Benar-benar," gerutu Embun sambil membuang muka.Nic sendiri dengan cara berbisik mengatakan pada Rain, kalau dia akan segera mengganti uang yang dipakai Kala berbelanja."Papa tidak bisa membel
Usia kandungan Cloud pun akhirnya sudah memasuki sembilan bulan. Seperti kesepakatan mereka saat kandungan Cloud masih berumur enam bulan, wanita itu bekerja di rumah karena Nic sudah tidak memperbolehkannya bolak-balik ke perusahaan, demi menjaga kondisi tubuh juga calon buah hati mereka. Bahkan mendekati hari perkiraan lahir, kini Nic dan Cloud tinggal di rumah Skala. Hal ini dilakukan semata-mata karena Nic takut Cloud mengalami kontraksi.Sore itu Rain datang ke rumah sang papa bersama Embun juga anak-anaknya untuk makan malam bersama dan menginap di sana. Saat masuk, Rain melihat sang adik yang duduk di sofa ruang keluarga sambil meluruskan kaki bersama Bianca dan Skala.âBagaimana kabarmu?â tanya Rain yang langsung menghampiri Cloud.âBaik.â Cloud menjawab kemudian mengelus perutnya karena sang bayi baru saja menendang.Rain dan Embun pun ikut duduk, seperti biasa membiarkan Olla dan Omi bermain di belakang, apalagi Kala juga berada di sana. Awalnya Rain membahas tentang harga s
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen