Share

Ban 120

Penulis: kamiya san
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-17 23:45:02

Sebab isi perut yang lebih dari kenyang, karena Daishin tidak berdaya saat mama tirinya mengambilkan makanan. Segan menolak sebab mama tiri terlalu efforts pada hadirnya. Ternyata, semua isi di piring adalah makanan lezat dan sedap belaka buatan sendiri. Dengan kalap isi piringnya pun habis juga. Semua alasan ini membuat Daishin tidur siang dengan waktu sangat lama.

Hingga menjelang maghrib dirinya terbangun. Itupun jika tidak dibangunkan dua adik kecilnya yang ingin bersembang setelah lama tidak bertemu. Terakhir mereka mengunjungi Daishin ke Jepang 3 tahun lalu, kala mereka berdua masih berwujud sebagai bayi berusia tiga tahun dan lima tahun. Daehan belum tentu bangun tanpa mereka.

“Kalian mainlah. Abang mandi dulu. Habis khitan besok, kalo kamu udah sembuh benar-benar, kubawa kalian ke KLCC. Beli mainan atau makanan apa pun yang sedang kalian ingin!” Daishin menembakkan janji yang disambut berlonjak oleh adik lelaki yang besok ber khitan. Adik satunya adalah perempuan dan bersika
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
mommy can
kak jgn lama ..yg banyak updatenya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 121

    Mama Azizah merasa heran dengan sikap dua anak yang duduk di depannya. Mereka terlihat enggan, tidak saling menyapa, tidak saling berkenalan atau setidaknya saling melempar senyum. Tetapi Justru seperti sedang saling melotot dan sinis. “Kalian kenapa? Ayo berkenalan…. Osara, salim sama Daishin. Dia anak lelaki Papa Handy. Usianya jauh di atasmu. Seperti abang bagi kamu lah dia…,” ucap Azizah buru-buru. Merasa pertemuan antara Daishin dan Osara begitu tegang dan kaku. Khawatir jika keduanya belum-belum sudah saling tidak menyukai. Seperti umumnya dua saudara tiri yang disatukan dalam satu atap. “Loh, kok pada diam terus?” tanya AziAh yang sama sekali tidak berpikir jika mereka sudah saling kenal. Apalagi telah terjadi peristiwa kelam di antara mereka sebelumnya “Osa, kenapa, salim doong…,” ucap Azizah membujuk. Bukan tidak tahu jika Osara memiliki sedikit sifat introvert. Tetapi masih taraf wajar yang bisa bersikap fleksibel demi kebutuhan beramah tamah dan etika bersopan santun.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 122

    Daishin yang sudah berdiri tidak jadi pergi, tetapi kembali duduk di ruang makan. Mendengar langkah kaki yang dia harap adalah Osara datang lagi. Ternyata bukan. Dia seorang wanita setengah tua membawa celemek di pundak. Daishin menduga adalah asisten rumah Mama Azizah. Dengan sopan menghampiri meja makan. “Permisi. Apakan makan malamnya sudah berakhir?” tanya wanita itu sambil tersenyum sopan. “Bereskan saja, Kak.” Daishin menyahut. Menyandarkan punggung di sandaran kursi dan menjauhkan tubuh. Memberi kesempatan pada wanita itu untuk mengemas. Daishin mengambil ponsel dari saku kemeja dan menyibukkan diri. Tidak ingin membuat wanita itu merasa diawasi dan merasa tidak leluasa. Namun, Shin juga merasa enggan pergi untuk kembali ke kamarnya. Barangkali Osara akan berkelebat lagi ke ruang makan atau ke dapur yang letaknya juga berhampiran. Hingga asisten rumah hampir selesai beberes dari mencuci piring dan mengelap area meja dan dapur, Osara tidak kembali. Padahal Daish

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 123

    Daishin menunggu dengan sangat tidak sabar. Ketukannya belum mendapat tanggapan. Tidak terdengar tanda pemilik kamar mendekati pintu, mungkin juga kamar ini kedap dari suara kegaduhan. Tok Tok TokDiulang lagi mengetuk. Berharap kali ini mendapat respon yang cepat. Daishin bukan lelaki penyabar, tetapi kali ini harus menunggu dengan segenap kewarasan. Jika tidak, ingin saja dia gedor keras pintu kayu kokoh di depannya. Ceklerk“Ada apa, Mak Zu….” Pintu dibuka bersama suara Osara yang bertanya. Menduga pengetuk pintu adalah masih orang yang sama dengan pembawa cangkir berisi breh barusan. Tapi ternyata… Osara tercekat yang ekspresi wajahnya terkejut. Apa yang ditakutkan telah jadi kenyataan. Hanya lagi-lagi dirinya tidak beruntung. Lelaki pengetuk pintu kembali menerobos masuk ke dalam kamar. Gemar sekali lelaki ini masuk kamar perempuan dengan paksa. Selalu berkelakuan tidak sopan! Namun, kali ini Osara bertahan dengan pegangan eratnya di pintu. Daishin pun tidak mendorong keras

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 124

    Isak dan sedu tangis Osara yang keras tidak berlangsung lama. Hanya sebentar yang buru-buru diseka berulang kali. Menyadari ada lelaki sedang menonton dan barangkali juga menertawakan. “Kumohon, biarkan aku tenang. Aku minta maaf sebelumnya padamu. Jangan minta aku menemui dosen lagi. Akan kuganti sebagian uangmu. Kurang berapa? Katakan saja. Tapi jangan keterlaluan, kamu sadar sudah menodaiku dan mengganggu masa depanku. Tidak ada lagi yang kubanggakan sebab perbuatanmu.”Osara berbicara agak tersendat sebab sisa tangis yang sesekali masih muncul sesengguknya. Hidung kecil itu memerah, juga kedua mata dengan bulu mata lentik yang basah. Terlihat lebih mempesona dan manis dalam suasana sedihnya. Tidak ada garis sebagai penipu dan garis sebagai gadis liar. Wajahnya sungguh belia dan polos. Daishin menghirup napas paling dalam dan menahan di dadda sekian detik yang dihembuskan pun perlahan. Terus menatap Osara dengan perasaan berkecamuk. “Aku ingin bertanya, bisakah kamu jujur, Osara

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 125

    Osa merasa jika Daishin berlebihan menahan. Hanya dengan memegang kedua lengan pun, pergerakannya sudah mati. Tetapi lelaki ini mendekapnya kuat-kuat. Padahal jika berontak pun, Osara bukan tandingan. Tenaganya jauh tidak sebanding dengan Daishin yang lihai karate dan taekwondo. “Lepaslah, Shin. Ini sakit! Pengecut!” Osa memaki lirih. Usahanya mengibas, menarik dan berontak sia-sia. Ingin hati berteriak, agar orang tua dibalik pintu mendengar. Tetapi bisa jadi Papa Handy akan shock jika mengerti apa yang terjadi dengan kelakuan anak lelaki. Mengingat pria yang dipanggilnya Papa itu memiliki riwayat gangguan jantung, maka memilih lebih baik menutupi sementara kelakuan anak lelaki. “Aku bukan pengecut, Osa. Tetapi aku masih ingat keselamatanmu. Kamu tahu kan, bagaimana agama papaku? Sedang aku tidak pintar berbohong. Jika dia bertanya, aku pasti akan menjawab jujur. Dalam waktu kilat, kamu pasti akan bertukar calon suami. Bukan lagi lelaki sultan dari Johor yang jadi calonmu,

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 126

    Acara Khitan telah selesai dan saudara mara dekat dari Mama Azizah yang berdatangan baru saja pulang. Sedang dari pihak Papa Handy yang berdarah Jepang dan Indonesia, beberapa teman dekat dan kenalan baik sajalah yang datang. Maklum, dirinya adalah pendatang yang mengajukan menjadi penduduk di Negara Malaysia. Sedang saudar mata di negara asal sangat sibuk masing-masing. “Ma, Abang Firash akan datang boleh?” Osara yang membantu mengemas meja makan bertanya pada Mama Azizah. Wanita itu menyiapkan bubur untuk dibawa pada Firo di kamar. Sedang Fira tidur siang di kamarnya, mengeluh capek sebab ikut menyalami para tamu. “Dia menelepon?” tanya Mama Azizah dengan raut sangat cerah. “Tidak, Ma. Tetapi kirim pesan …,” sahut Osara yang kini meletak gelas kotor di wastafel. Ada asisten rumah selain Mak Zu sedang mencuci pecah belah di sana. Daishin masih duduk di meja makan memerhatikan kesibukan orang-orang di dapur termasuk Osara. Papa Handy juga masih bersantai di bersamanya. “Apa Daeha

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 127

    Lelaki yang memandang Daishin dengan terperangah itu sempat berhenti melangkah. Namun, Papa Handy yang merangkul, sedikit mendorong maju punggungnya hingga terpaksa berjalan lagi. “Gerak calon suamimu sungguh cepat, Osa. Baru tadi kamu bilang, orangnya langsung datang. Mantaplah lelaki seperti ini, Osaaa!” Papa Handy berbicara hangat demi memberi support pada rencana pernikahan Osara dan Firash. Namun, sememangnya Papa Handy merasa suka dan takjub pada Firash, putra dari rekan bisnis yang gemar mewakili bisnis ayahnya hingga ke luar negara dan tidak pulang cukup lama. Maka, hari itu saat rekannya mencari pandangan siapa calon istri untuk Firash, Papa Handy sigap mempromosikan Osara. Bukan sebagai wanita bisnis, tetapi sebagai gadis baik yang baru selesai pendidikan dan tentu saja bonus cantik. Tidak disangka, setelah keluarga rekannya datang ke rumah dan melihat Osara, putra keluarga mereka yaitu Firash, seketika setuju dan menyukai si anak gadis. Namun, tidak disangka lagi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 128

    Kelebat Osara saat dirinya baru keluar kamar membuat kecewa. Niat mendatangi kamar di lantai dua untuk berbicara dengan pemilik kamar pun urung. “Gila nih cewek… cepat amat bersiap. Mandi gak dia…?!” rutuk Daishin sambil berjalan memandangi punggung Osa yang berjalan cepat. Tapi bekas dan jejaknya begitu harum akan wangi sabun dan parfum. “Cepatnya dia jalan... Semangat amat…,” gumam Daishin tak habis pikir. Sambil hidung mancungnya menghirup hawa segar berulang kali. Dirinya bahkan lelaki. Sudah buru-buru sebab berniat untuk menemui Osa di kamarnya secara diam-diam. Ingin membicarakan masalah Firash yang sebenarnya tidak sebaik anggapan gadis itu. Tetapi dirinya kalah dari Osara yang sudah turun tangga lebih cepat sekian detik saat dia keluar dari kamar. “Nah, itu Daishin!”Papa Handy berdiri menyambut anak lelaki. Diikuti Firash dan Osara yang juga tidak sempat duduk. Entah papa angkatnya itu atau justru si Firash yang tidak sabar menunggu. Yang jelas, mereka semangat dengan tur

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22

Bab terbaru

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 213

    “Pa, besok saja aku ke rumah. Kita langsung ke rumah sakit saja. Khawatir jika kemaleman, Mas Ericknya nggak boleh dikunjungi.” Osara beralasan, padahal sangat sadar jika diri lagi-lagi tidak sanggup. Rasanya sungguh berdebar, sesak, dan kepalanya jadi sakit. Jantungnya pun berdetak kencang seperti sedang teriris pisau sangat dalam di ulu hati. Keringat dingin mulai dirasakan keluar dari pori. Namun, kali ini Osara berusaha tenang sekuat daya. Mengambil napas dan istighfar dalam dada. Hingga bayang sedih wajah suaminya perlahan menghilang. “Baiklah, Osa. Jika begitu, Papa akan menemani mengunjungi Erick hingga kamu merasa cukup.” Papa Handy yang semula ingin menitipkan Osara pada sopir, tiba-tiba tidak tega. Khawatir ada apa-apa dengannya. Rumah sakit saat sore cukup ramai oleh pengunjung yang datang membesuk pasien. Membawa beragam buah tangan dan barang lain yang diperlukan selama perawatan. Sebagian menuju resepsionis dan kebanyakan langsung menuju kamar perawatan. Sama hal Pap

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 212

    Osara bersalaman dengan para pelayat sambil duduk atas arahan Mama Hana sebab parasnya sungguh pucat. Menolak saran Shanumi agar menyudahi dan pergi saja ke dalam rumah. Osara merasa justru dengan bersalaman, membuatnya tidak sadar tersenyum. Mengikuti aura para pelayat yang memberinya senyum tulus. Setidaknya mampu menawar pilu yang sedang mengikis di dadanya meskipun sekadar sementara. “Sudah, sudah gak ada lagi. Ayo ke dalam.” Shanumi kembali mengingatkan sebab yang bersalaman sudah pulang semua. Lengang tanpa orang, sebab hampir semua lelaki mengikut ke area pemakaman dengan kendaraan masing-masing. “Benar, ayo masuk ke dalam rumah.” Mama Hana mengangkat kedua bahunya agar semangat berdiri. Osara berjalan menuju pintu yang tengah terbuka lebar. Perasaannya tiba-tiba kembali seperti linglung dan raganya sungguh lunglai. Seolah almarhum suami sedang melambai di dalam dengan raut yang sedih. “Ma….!” Osara menjerit dan menggapai tangan Mama Hana. “Osa, kamu drop lagi?!” Ma

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 211

    Osara merasa begitu bodoh telah sempat terkecoh. Tidak bisa melihat Daishin … tidak ada Mama Hana dan tidak ada Papa Handy untuk membersamainya … mereka justru pulang untuk istirahat. Baru sangat disadari bahwa itu adalah alasan konyol yang didengarnya. “Mbak, sebenarnya perasaanku sangat tidak enak. Kalian berusaha menutupinya, kan? Aku merasa suamiku tidak di rumah sakit lagi…,” ucap Osa penuh maksud. Setelah berbicara, Osara kembali menangis tersedu. Kali ini lebih kencang dan terdengar sangat pilu. Menyadari dugaannya benar, membuat luar biasa sedih dan tidak sanggup berkata-kata lagi. Terlebih, semuanya diam. Tidak satu pun menyanggah atau meyakinkan keberadaan Daishin di rumah sakit yang dalam perawatan. Shanumi terus memeluknya. Sazlina juga sibuk ter sengal, menahan tangis agar tidak keluar deras. Sopir Agung terlihat tegang dan pura-pura tidak mendengar di depan. Melihat ini Osara yakin dugaannya memang benar. Pikirannya sudah blank dan seperti kosong. Daishin sudah p

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 210

    Osara kembali terjaga saat subuh dengan mata sangat sembab. Selain bangun sebab kumandang adzan beesahutan, juga bisik-bisik yang kembali terdengar sayup di samping ranjang. Ternyata masih dengan orang yang sama, Shanumi dan Sazlina sedang berbincang sesuatu dengan suara sangat kecil. “Kalo mau ke mushola pergi saja, Mbak. Gak papa, Kok.” Shanumi menengahi percakapan mereka yang berebut siapa perhlgi shalat subuh dan siapa tinggal dalam kamar. “Baiklah, kamu duluan saja ah, Shan. Aku bersama Osara saja. Oh, kamu ikut jamaah saja. Buruan sana!” Sazlina berkata cepat pada adiknya dengan lembut. “Yelah, Mbak. Aku yang pergi. Osara, aku tinggal dulu, ya….” Shanumi juga tidak ingin membuang waktu. Merasa saran kakaknya boleh juga. Ikut shalat jamaah subuh di Mushola. Lumayan mengurangi luka jiwa yang sedang dirasa. Lagipula mereka lupa tidak membawa mukena ke rumah sakit, jadi akan memakai aset mukena milik mushola. “Mama Hana ke mana, Mbak? Dari aku bangun semalam, gak terlihat

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 209

    Dua lelaki korban parah kecelakaan jalan raya dini hari, sejak dua malam lalu sudah di bawa ke rumah sakit dan sama-sama mendapat perawatan intensif di ruang ICU yang berbeda. Satu orang korban sudah dipindahkan ke ruang perawatan dengan kamar dan pelayanan khusus VIP. Terus di temani oleh orang tua yang baru datang kemarin pagi dari negeri seberang. Cidera retak sekaligus patah tulang membuat pasien tidak bisa beraktivitas apapun untuk sementara. Satu korban lagi masih bertahan dengan kondisi kritis yang parah dan terus tidak sadarkan diri sejak dilarikan dari tempat kejadian perkara ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) di rumah sakit hingga ke ruangan Intensive Care Unit (ICU) hingga saat ini. Ditemani oleh seorang pria setengah baya berkulit cerah yang tak lain adalah sang ayah. Sesekali tampak menyeka air yang merembes keluar dari mata tuanya. Sedang di kamar rawat khusus ibu dan anak, seorang perempuan hamil tengah diinfus dan terlihat lemah yang ditemani wanita cantik setengah

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 208

    Mobil besar dengan cat hitam legam berisi dua orang penumpang lelaki termasuk sopir, melaju kencang membelah jalan raya. Meski bukan sepi, tetapi kepadatan pengguna jalan raya di kota buaya menjelang tengah malam, bisa membuat pengemudi lupa diri. “Perlu aku gantikan?” usik Erick merasa resah. Sejak awal, Daishin menolak tawarannya untuk jadi penumpang dan dirinya mengemudi. “Nggak usah, Mas. Lagi bagus nih jalanan. Yang kutahu padat merayap saat siang. Ternyata asyik juga keluar malam.” Daishin menolak. Lelaki calon ayah yang sedang dalam masalah itu kukuh membawa sendiri kendaraannya. Erick pun angkat tangan. Pria dewasa mana bisa dibujuk dan dipaksa.... Mungkin lelaki gagah calon ayah yang sedang dalam masalah itu akan mendapat rasa tenang dan freshing tersendiri dari laju mengemudi. Toh rasanya masih nyaman terkendali. Daishin memang lihai mengemudi kencang. Bahkan jika berlomba adu balab bersamanya juga dengan Daehan dan Khaisan kala ke Jepang, kerap kali Daishin yang menang

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 207

    Dua lelaki keren yang tampan, mapan, gagah, atletis dan sehat tanpa cela itu sedang membuat nasi goreng idaman di dapur mini rumah dinas. Masih pukul sembilan malam tetapi suasana luar di komplek perumahan terasa lengang dan sunyi. Hanya kebisingan dalam rumah yang sedang mereka ciptakan sendirilah pertanda adanya kehidupan di kompleks elite itu. Sebab, penghuni lajangnya sedang ingin membuat eksperimen tiba-tiba. “Bagaimana, Shin?” tanya Erick sambil tersenyum lebar. Berkacak pinggang sebelah tangan sambil membawa pengaduk di tangan sebelah satunya. “Apa kerjamu di bandara?” tanya Daishin di sela mengunyah sesendok nasi gorang yang langsung dia sendok dari wajan penggorengan. Meski tidak pedas, Daishin membuka mulut demi menghilangkan uap sebab panas. Erick makin menahan tawanya. “Jelas di bagian humas. Kan aku sudah pernah bilang, aku lelaki paling good looking di Juanda, jadi diletak di kepala bagian humas. Apa hubungannya, Shin?” tanya Erick berlagak pongah. Kesal, tid

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 206

    Erick sudah duduk di teras rumah dinas saat Daishin tiba. Sengaja tidak pulang ke apartemen sebab hari ini pulang kerja lambat dan besok pun harus pergi kerja lebih cepat. Akan ada kunjungan dari direktur maskapai penerbangan XX di kantornya. Kebetulan juga yang Daishin berkabar akan datang main malam hari. “Assalamu'alaikum!” sapa Daishin setelah keluar dari mobil dan menaiki teras. “Wa'alaikumsalam. Tumben datang malam, Shin?!” sambut Erick. Mengamati lelaki yang tengah berjalan gontai dengan ekspresi tidak secerah biasa saat datang, entah di rumah dinas atau ke apartemen.“Ada yang penting.” Daishin menyahut sambil meletak sebungkus rokok yang sempat dia beli di jalan ke meja di depan Erick. Erick menatapnya. Merasa kali ini ada hal berat sebab Daishin datang malam-malam. Biasanya sore saat mereka sama-sama pulang kerja. Itu pun hampir tidak pernah membawa rokok, sebab kebetulan Erick pun bukanlah perokok aktif. Tetapi bukan menolak merokok. “Apa istrimu aman?” tanya Erick.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 205

    Farida berekspresi waswas dan curiga. Matanya tidak lagi sayu, tetapi melebar dan nanar. Tanda tidak menyangka jika KTP nya diabadikan Daishin dalam ponsel dan wanita itu ternyata sangat tidak rela. Resah jika akan dijadikan apa-apa. Sikap Farida membuat Daishin semakin curiga tetapi hanya menghela napas panjang. Merasa sangat lelah dan tidak guna terus disanggah. “Sebaiknya kamu pergi dan jangan datang datang dulu sebelum mendapat kabar dariku, Farida. Tolong, saling mengertilah terhadap wanita hamil. Sudah jelas jika istri ku pun sedang berperut besar, kan? Sebagai sesama wanita, seharusnya paham dengan perasaan istriku. Apa kau siap kutuntut jika ada apa-apa dengan istriku dan kehamilannya?” tanya Daishin dengan tatapan berapi. Melirik Osara yang seperti tidak peduli. Kini tengah sibuk dengan ponselnya. Ah, apa dia pun juga tidak peduli andai ini benar? Sesaat Daishin justru tidak puas hati dengan sikap Osara yang tampak kelewat tenang. Apa justru terlalu marah, kecewa dan kesal

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status