Share

Chapter-02

Penulis: AgathaQuiin20
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-28 05:10:49

Karena membutuhkan banyak biaya untuk ayahnya, Rania pun akhirnya menyetujui ucapan Rana. Dia menerima tawaran Rana yang akan menikah dengan Abrisam, pria kaya raya yang buta itu. Selama menikah, Rana akan pergi keluar negeri untuk mengasingkan diri. Sedangkan nanti yang akan tinggal bersama dengan Abrisam adalah Rania. Semua ini dia lakukan untuk ayahnya, agar ayahnya sembuh dari penyakitnya dan mampu menemani rania hingga hari bahagianya nanti.

Setelah bertemu dengan Rana, dan wanita itu meminta Rania bertemu dengan Abrisam di taman kota. Sayangnya, Rania sudah muter-muter taman ini selama setengah jam, dan Rania tidak bertemu dengan Abrisam sedikitpun. Dia melihat banyak orang yang datang dari ibu-ibu, bapak-ibu, anak-anak dan masih banyak lai. Tapi Rania tidak melihat orang buta yang masuk ke dalam taman ini.

Rania memutuskan untuk pulang, hari ini Adhitama harus di operasi pencangkokan jantung. Dia tidak tega jika harus meninggalkan Adhitama sendirian di rumah sakit. Walaupun Rana bilang jika dia ada disana, nyatanya perasaan Rania tetap saja tidak tenang. Ketika wanita itu membalik badannya hendak pergi, rania malah melihat satu pria yang baru saja turun dari mobil. Pria itu mengenakan kacamata hitam dan juga tongkat kecil berwarna silver di tangan kanannya. Ditambah lagi ada satu pria berjas coklat yang menuntun alis membantu orang itu berjalan. Apa mungkin pria yang di maksud Rana itu adalah Abrisam?

Wanita itu mencoba mendekati Abrisam. Menatap penampilan pria itu dari ujung kaki sampai ujung rambut. Secara penampilan sangat bagus dan terlihat mahal, wajahnya juga tampan, tidak memiliki bulu halus di dagu atau mungkin atas bibir. Wajahnya sangat bersih dan juga wangi. Hanya saja dia buta, itu yang membuat Rana menolaknya. Coba saja pria itu bisa melihat, mana mungkin Rana menolaknya. Secara tidak langsung Abrisam ini sangat sempurna di mata Rania.

Astaga apa yang aku pikirkan!!

“Mas Abri … .” panggi Rania mengakrabkan diri.

Abrisam yang dipanggil dengan sebutan mas pun memiringkan kepalanya, berharap dia tidak salah mendengar. “Rana … kamu panggil apa tadi?” kata Abrisam bingung.

“Mas Abri. Kenapa? Ada yang aneh ya?”

Abrisam tertawa kecil, tentu saja ada yang aneh. Pasalnya ini pertama kalinya ada wanita yang memanggil Abrisam dengan sebutan mas. Biasanya mereka semua akan memanggil Abrisam dengan sebutan nama tanpa adanya embel-embel.

“Kalau kamu nggak mau. Ya nggak papa, aku panggil Abri aja.” kata Rania akhirnya.

Dan nyatanya Abrisam langsung menggeleng. Dia menyukai sebutan barunya itu, dan meminta Rania terus memanggil Abrisam dengan sebutan mas.

Kata Rana hari ini adalah hari perkenalan Rana dengan Abrisam, sebelum menikah. Dan sebisa mungkin Rania harus mengakrabkan diri pada Abrisam, agar pria itu tidak curiga jika wanita yang di depannya itu bukanlah Rana tapi Rania. Wanita itu mengajak Abrisam untuk jalan-jalan, tidak banyak yang mereka bicarakan karena Rania tidak nyaman dengan pria yang selalu mengikuti Rania dan juga Abrisam sejak tadi.

“Mas Abri yang di belakang itu siapa sih, dari tadi ngikutin kita mulu.” tanya Rania berbisik.

“Dia Bagas, sopir aku. Dia orang kepercayaan aku, kenapa? Kamu nggak nyaman ya ada dia?”

Rania mengangguk dia tidak nyaman dengan Bagas yang sejak tadi mengikutinya, dan terus saja menatap dirinya tajam. Seolah Rania adalah daging segar yang siap dilempar ke lubang buaya. Mengangguk di depan Abrisam juga percuma, karena pria itu tidak bisa melihat Rania. Ah tidak masalah lah, yang penting dia hanya memiliki waktu satu jam untuk mengenal Abrisam.

Setelah berkeliling taman dan merasakan rintihan air hujan, Rania mengajak Abrisam ke sebuah warung pinggir jalan untuk meneduh. Tapi karena mencium aroma wangi soto membuat perut Rania berbunyi cukup kencang. Maklum saja dia belum makan sejak pagi karena sibuk mengurusi ayahnya, belum lagi harus bertemu dengan Rana dan sekarang harus bertemu dengan Abrisam.

Tentu saja hal itu langsung membuat Abrisam tertawa kencang. Dia pun mencoba membenarkan kaca mata hitamnya yang bertengger manis di hidung mancungnya.

“Kamu lapar ya mencium aroma soto? Mau makan bareng saya?” ucap Abrisam.

Pipi Rania bersemu merah, sungguh memalukan perutnya ini berbunyi tanpa tau tempat. “Boleh Mas kalau nggak keberatan. Maaf ya, aku belum makan sejak pagi tadi.”

“Nggak papa ayo makan. Dimana yang jual?’

Rania ingin menunjukkan penjual soto itu dengan cara menuntun Abrisam. Tapi yang ada Bagas malah menghentikannya dan membuat Rania langsung memasang wajah cemberutnya. Tapi hal itu tidak bertahan lama, ketika Abrisam meminta Bagas untuk tidak melarang Rania. Bagaimanapun Rania adalah calon istrinya. Entah itu cafe, warung atau mungkin restoran sekalipun dia siap kok makan dimanapun dengan wanita itu.

Bagas sendiri langsung mengangguk kecil dan membiarkan majikannya makan bersama calon istrinya. Tapi untuk kali ini Bagas merasa curiga dengan wanita yang satu ini. Jika kemarin, ketika mereka bertemu untuk pertama kalinya wanita itu menunjukkan wajah juteknya. Lalu sekarang wanita itu terus saja tersenyum tanpa henti di samping Abrisam. Siapa wanita itu? Dan apa mungkin dia memiliki dua sisi kepribadian yang bisa berubah dalam sekejap?

Bab terkait

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chaprer-03

    "Rana … gimana keadaan Ayah?" tanya Rania khawatir. Rana yang sibuk dengan cat kukunya pun menatap Rania malas. Jika dilihat secara penampilan pun mereka sangat berbeda. Tidak perlu dijelaskan, karena semua orang tahu jika Rana hidup dengan harta. Sedangkan Rania yang hidup jauh dari kata harta. "Baik. Seperti yang kamu lihat!!" jawab Rana cuek. "Operasinya?" Rana menghela nafasnya berat, dia pun menutup botol kecil cat kukunya dan menatap Rania sekali lagi. Saudara kembarnya itu sangat cerewet, dan tidak bisa diam. Seharusnya tanpa bertanya dia tahu, jika ayahnya itu baik-baik saja. Operasinya berjalan dengan lancar, karena Rania pergi cukup lama bersama dengan Abrisam. Tapi tidak masalah yang penting Rana akan terbebas dari pria buta yang sama sekali tidak dia inginkan. Wanita itu bangkit dari duduknya dan memilih pergi. Dia juga sempat meninggalkan beberapa lembar uang, dan juga kontrak perjanjian kerja sama mereka. Jika Rana akan membiayai pengobatan Adhitama hingga sembuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-04

    Sebuah nomor ponsel tak dikenal menelpon Rania beberapa kali. Dia pun menatap nomor ponsel itu dengan aneh. Pasalnya nomor itu telah menelpon Rania sebanyak lima kali. Karena penasaran Rania pun langsung kembali menelpon nomor ponsel itu, siapa tahu saja ada yang penting sampai nomor itu menelponnya sebanyak lima kali. "Hallo … " sapa Rania ketika teleponnya tersambung. "Rana … ini aku Abrisam. Bisa kita ketemu? Aku ingin mengenal kamu jauh lebih dalam lagi." Rania menatap Adhitama dengan nanar, jika dia meninggalkan Adhitama lalu siapa yang akan menjaga ayahnya? Wanita itu hendak menolak, karena dia harus menjaga ayahnya. Tapi ketika melihat pintu rumah sakit di bila begitu lebar, dan masuklah Rana. Tentu saja Rania langsung mengatakan iya pada Abrisam. Dia bisa menemui Abrisam saat ini juga, dan meminta Abrisam untuk menyebutkan tempatnya. Masalah pernikahannya itu, Adhitama menolaknya. Dia tidak setuju jika Rania harus menggantikan posisi Rana. Tapi Rania mencoba membuat Ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-05

    Abrisam meminta Bagas untuk menceritakan apa yang terjadi ketika dia makan malam bersama dengan Rana..bagaimana wajahnya, bentuk rambutnya, pakaian apa yang dia gunakan. Abrisam ingin sekali mengetahui semua itu. Namun, takdir berkata lain di kehidupan Abrisam. Bagas menceritakan apa yang digunakan Rana ketika bertemu dengan Abrisam. Pertama, saat di cafe bersama dengan keluarga. Rana mengenakan baju yang begitu mahal, penuh dengan perlak-perlik. Kedua, ketika bertemu di taman, Bagas hanya melihat Rana mengenakan dres biasa dengan warna peach. Panjangnya hanya di atas lutut dengan flat shoes berwarna gelap. Tas kecil dan kuncir rambut yang menjadi gelang di tangan kirinya. Ketiga, Batas melihat Rana datang kembali mengenakan baju abu-abu. Abu-abunya tidak seperti abu-abu pada umumnya, ada noda putih, dengan celana hitam panjang yang warnanya hampir mirip dengan bajunya. Dia juga hanya mengenakan flat shoes biasa seperti di taman, dan juga tas kecil. Dan lagi, Rana menguncir rambutnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-06

    Hari ini Adhitama sudah dibolehkan pulang dari rumah sakit. Sebenarnya, belum!! Tapi Adhitama memaksa Rana untuk pulang ke rumah, dengan alasan jika Adhitama tidak betah di rumah sakit. Selain bau obat, dia juga tidak bisa tidur nyenyak. Takut-takut jika kamar sebelah meninggal, atau mendengar sirine ambulan. "Ya ampun Ayah, begitu aja takut. Kan kita juga nantinya bakalan pulang ke pangkuan Bapa." ucap Rania. Adhitama terkekeh. "Ya tapi kan masalahnya Ayah belum siap. Ayah masih pengen lihat putri Ayah bahagia dulu, menemukan pasangan hidupnya yang tepat. Baru Ayah bisa pulang ke pangkuan Bapa dengan damai." Mendengar hal itu Rania pun menahan tangisannya. Dalam hati Rania berterima kasih pas Rana yang telah membantunya. Mungkin jika Rana tidak datang tepat waktu, Rania pasti akan kehilangan Adhitama. Langsung saja Rania memeluk pria tua itu dengan hangat, mengusap air matanya dengan begitu kasar. Agar orang yang dia peluk, tidak tahu jika putri kecilnya ini tengah menangis. "A

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-07

    Di tengah jalan, hujan tiba-tiba turun. Bahkan ketika masuk ke dalam butik yang dimaksud Rana tadi, Rania harus basah kuyup dulu. Menepuk bajunya yang basah dan juga membenarkan rambutnya, Rania mengintip Abrisam yang ternyata sudah berada di dalam butik. Kalau begini caranya, Rania sendiri yang akan malu ketika bertemu dengan orang banyak. Dia sudah seperti tikus kecemplung selokan. "Sisirnya mana sih, kok nggak ada!" gumam Rania mengacak isi tasnya. Dan nyatanya sisir kecil yang selalu dia bawa pun tidak ada. Dia baru ingat, jika sisir itu berada di tempat ke kerjanya beberapa hari yang lalu. Lebih tepatnya, disaat Cinta meminjam sisir itu, dan Rania lupa memasukkan kembali sisirnya ke dalam tas. "Rana … " Panggilan itu membuat Rania menoleh. Dia pun menatap Bagus yang keluar dari pintu butik. "Bagas … ada apa?" tanya Rania layaknya orang bodoh. Tentu saja pria itu datang untuk menjemput Rania, dan meminta wanita itu untuk masuk ke dalam. Tapi keadaan Rania yang basah kuyup

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-08

    Tepat jam delapan malam, Rania baru saja sampai di rumah. Dia pun segera masuk ke rumahnya dan mengganti bajunya dengan baju kering. Biasalah, karena masih hujan dan Rania nekat untuk pulang. Akhirnya dia pun menerobos derasnya hujan untuk sampai di rumah. Mana tidak membawa payung sama sekali, dengan harapan Rania tidak akan sakit. "Ayah ini so-- Rana kamu masih disini." Rania memekik kaget ketika melihat Rana yang masih ada di dalam rumahnya. Cepat-cepat Rania meminta maaf pada Rana karena menunggunya cukup lama. Bahkan Rania juga sempat mempersilahkan Rana untuk pulang, karena hari sudah gelap. Sudah dipastikan jika Grace akan khawatir, mengetahui jika Rana tidak pulang ke rumah. Tentu saja hal itu langsung ditolak oleh Rana. Dia akan menginap malam ini, dan kembali pulang esok pagi. Tidak mungkin juga dia pulang dengan keadaan di luaran sana masih hujan. Bukannya apa, tapi Rana malas saja jika harus keluar rumah saat hujan.Hal itu langsung membuat Rania tersenyum. Dia pun lan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chaptee-09

    Keesokan harinya, Rana pun memilih untuk pulang. Grace terus saja menelponnya sejak setengah jam yang lalu. Dan nyatanya, Rana paling malas jika harus menerima panggilan itu, dan mendengar omelan Grace. Semalam, Rania menceritakan apa saja yang mereka lakukan. Termasuk menurunkan Rania di depan rumah Rana. Dimana Abrisam mengajak Rania ke sebuah butik untuk memesan gaun pernikahan mereka. Dan juga pergi membuat undangan sesuai apa yang Rania inginkan. Katanya, semua sesuai keinginan Rania. Itu sebabnya Rana meminta Rania bercerita dengan sedetail mungkin. "Yaudah aku pulang. Nanti kalau ada apa-apa jangan lupa kabarin aku. Apalagi Abrisam sekarang udah punya nomer kamu. Yang jelas dia nggak akan telepon aku lagi." kata Rana. Rania mengangguk. "Iya. Kalau dia telepon aku, nanti aku langsung ngabarin kamu." Rana bergumam dia pun langsung mengambil kunci minimnya, dan memilih pergi. Dia harus pulang cepat dan mengurus semuanya. Setelah Rania menikah dengan Abrisam, dia harus segera p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-10

    Memasuki makan siang, Rania pun melepas celemek di tubuhnya. Dia pun memilih membeli roti panggang yang berada di seberang jalan. Entah kenapa akhir-akhir ini Rania ingin makan sekali roti panggang. Bahkan Rania juga lupa kapan terakhir dia membeli roti panggang untuk dirinya dan juga ayahnya.“Mau kemana Ran, kok buru-buru.” kata Vano, ketika menyadari jika Rania ingin pergi dari cafe. Ya selama ini Rania bekerja di salah satu cafe di ibukota. Cafe ini hampir setiap hari ramai pengunjung. Entah anak muda, ibu-ibu arisan atau bahkan beberapa orang pebisnis yang menyewa ruang privasi. “Beli roti panggang Mas. Kenapa? Mau titip?”Vano menggeleng. “Nggak lah. Cuma mau tanya aja.”Rania menunjukkan wajah cemberutnya, dia pun memilih cepat pergi dari cafe ini sebelum roti panggang depan itu tutup. Maklum saja toko itu buka dari jam tujuh pagi sampai jam dua belas siang, lalu buka kembali jam empat sore sampai jam sepuluh malam. Dan jika Rania belinya malam, sudah dipastikan jika dia tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21

Bab terbaru

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-104

    Suara peluit berbunyi dengan kencangnya. Satu persatu bola masuk ke gawang lawan dan mencetak gol. Permainan dimulai dua jam yang lalu, dimana team Kara dan juga Rania unggul dengan delapan poin. Sedangkan team Mbok Atun dan juga Selena unggul dengan lima poin. Susah dipastikan team Rania dan juga Kara yang memenangkan tantangan kali ini. "Astaga capek banget." keluh Rania dan duduk di samping Abrisam. "Seru mainnya?" tanya Abrisam bersemangat. Rania mengangguk, dia pun menerima satu botol minum yang diberikan Abrisam. Meneguk nya hingga setengah, Rania pun dengan iseng melempar bola itu ke sembarang arah. Hingga dia mendengar suara rintihan yang kencang. "Ehh siapa itu?" pekik Rania kaget. "Ada orang kah?" teriak Kata kencang. Rania menatap setiap penjuru arah, sambil mewanti-wanti jika itu adalah monster hutan, atau mungkin orang jahat. Selena dan yang lain pun bisa langsung kabur jika ada yang mau mencelakai mereka. Dan ternyata, orang itu keluar dari arah samping kanan denga

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-103

    Bangun lebih dulu, Rania pun memutuskan untuk membantu Mbok Atun memasak di dapur villa. Hari ini akan ada pertandingan sepak bola antara team Rania dan juga Selena. Ya, semalam Selena mengumpulkan seisi rumah ini untuk berunding. Selena menginginkan permainan selama mereka liburan, anggap saja hiburan sementara ini untuk menghibur Selena yang sempat kecewa dengan keadaan. Dimana Rania tidak kunjung hamil.Pagi ini dengan membuatkan nasi goreng telur mata sapi, Rania pun menatap semua masakannya di atas meja. Hingga satu persatu orang keluar dari kamar mereka, termasuk Abrisam. "Selamat pagi." sapa Rania ketika melihat Kara yang baru saja datang dan duduk. "Pagi Kak. Kita jadi main bolanya? Aku nggak jago loh." kata Kara. Rania mengangguk, "Jadi dong. Kamu team aku." Kara mengangguk, dia pun menatap Selena yang sudah siap dengan baju olahraganya. Begitu juga dengan para pria yang datang satu persatu dengan rasa malasnya. Rania langsung berlari kecil ke arah Abrisam, dan menuntunn

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-102

    Leon tersenyum lebar ketika melihat rumah di depannya. Pria itu memutuskan untuk pergi ke puncak untuk menyusul Rania. Untung saja salah satu tangan katakan Leon cepat menemukan keberadaan Leon dan juga Abrisam. Dan sekarang jarak antara penginapan Leon dan juga Rania hanya berjarak dua rumah. Itu tandanya Leon bisa melihat Rania apapun yang wanita itu lakukan setiap harinya. Pria itu menarik kopernya untuk membawanya ke kamar, menata semua bajunya ke sebuah lemari kecil di ujung ruangan. Rumah ini tidak terlalu besar, hanya ada satu lantai dengan banyak penyekat ruangan. Dapur dan juga ruang tengah, dihalangi oleh satu bufet kaca tinggi yang tidak memiliki isi apapun. Lalu dari pintu dan sebelah kiri pintu, langsung ke ruang tengah. Depan rumah juga ada taman sedikit, dan juga teras yang minimalis yang indah. Leon keluar dari kamarnya, dia pun memutuskan untuk menikmati udara di puncak. Agak dingin, tapi tidak masalah. Menggunakan syal untuk menutup lehernya, Leon pun berjalan di d

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-101

    Selena cemas-cemas harap, ketika melihat Rania pulang dalam keadaan pingsan. Abrisam meminta bantuan warga setempat untuk mengantar mereka pulang. Dan tentunya, warna juga kaget ketika lihat Abrisam yang tidak bisa melihat sama sekali. Untung saja tempat tinggal sementara ini tidak jauh dari pemukiman warga. Hingga beberapa warga mendatangkan bidan desa tempat ini untuk memeriksa Rania. Dalam hati, Selena berharap pingsannya Rania ini karena hamil. Tapi yang ada, bidan desa itu mengatakan jika Rania merasa lelah dan juga maag naik, itu sebabnya dia pingsan. Bukan karena tanda-tanda orang hamil. Bidan desa juga hanya menemukan satu nadi, perut Rania juga lembek. Tidak ada yang keras dibagian bawah. Mungkin memang belum saatnya Rania hamil. Selena sempat kecewa, pernikahan Abrisam dan Rania sudah terbilang cukup lama jika dihitung dari tanggal mereka menikah. Tapi sampai sekarang Rania juga belum hamil anak Abrisam. Apa dia tidak tahu, jika Selena sudah ingin sekali menggendong cucu

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-100

    Menundukkan kepalanya malu, Rania pun bersembunyi di balik punggung Abrisam. Dia pun menarik ujung baru Abrisam, dan memintanya untuk cepat keluar dari rumah ini. Sungguh, Rania ingin menenggelamkan dirinya di tengah gurun pasir jika melihat wajah Selena yang menyebalkan. "Kalian mau kemana?" tanya Kara. "Heh Kara … kamu kenapa banyak tanya sih. Mereka itu mau jalan-jalan, kalau kamu pengen sama Bagas aja tuh nganggur." jawab Selena. Karaw memutar bola matanya malas. "Apa sih Mi. Orang Kara cuma tanya doang kok, nggak ada niatan juga mau ikut mereka." "Mami pikir juga mau ikut. Dari pada jadi obat nyamuk mending sama Bagas aja nggak masalah." Memutar bola matanya malas, Kara menolak. Jika dia ingin jalan-jalan, dia bisa melakukannya sendiri nanti. Untuk saat ini Kara sedang malas keluar rumah, selain hawanya dingin ada sesuatu yang harus dijaga agar tidak ada orang yang tahu. Ya, ini semua karena ide gila Selena sebelum berangkat ke puncak. Awalnya, Selena yang menarik koper baj

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-99

    Leon menatap rumah di hadapannya yang terlihat kosong, sejak kemarin Leon tak melihat satu orang pun yang keluar dari rumah itu. Entah Rania, Abrisam atau mungkin pembantu rumah ini. Biasanya, jika Leon lewat depan rumah ini, dia biasanya melihat Rania yang berada di depan rumah sambil menyirami beberapa bunga. Atau mungkin melihat Rania yang tengah memetik bunga mawar di dekat pagar. Dan sekarang …Memijat pelipisnya, Leon pun terlihat sangat pusing. Baru kemarin dia mengirim bunga pada wanita itu dan sekarang malah tidak melihatnya. Belum lagi kuris yang disuruh mengantar bunga memberitahu Leon jika rumahnya kosong. Awalnya, Leon juga tidak percaya, dia berpikir kurir itu salah alamat atau bagaimana. Taunya pas datang kemari rumah ini benar-benar kosong. Dimana Rania berada? Pikir Leon. Mengambil ponselnya, Leon pun langsung menghubungi salah satu orang yang menangani kerjasama antara perusahaan Leon dan juga Abriam. Dia ingin tahu apa Abrisam ada di kantor atau tidak. Dan jawaban

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-98

    Kesal. Itulah yang dirasakan oleh Rania. Koper miliknya telah di tukar. Baju yang dia bawa telah dikeluarkan dan digantikan baju kekurangan bahan. Dimana baju yang ada di dalam koper Rania kebanyakan baju tipis di cuaca yang dingin ini. "Kamu yakin sudah masukin semua bajunya?" tanya Abrisam memastikan. "Udah Mas. Aku malah banyakin bawa kaos loh tadi. Tapi ini kenapa isinya beda semua ya, warna kopernya juga masih sama." "Kopernya warna apa?" "Warna merah."Abrisam diam mendengar warna merah. Dia teringat sesuatu dengan warna merah itu. Tapi disini Abrisam mencoba untuk mengenyahkan pikiran buruknya. Tidak mungkin jika barangnya ketinggalan di rumah Abrisam. Mana mungkin!! Pikir Abrisam. "Baju kamu satu pun nggak ada?" Bukannya tidak ada. Di koper ini ada banyak baju dan juga dress mini yang menggoda iman. Rania juga mengambil beberapa baju dan dia berikan pada Abrisam, untuk menyentuhnya. Bajunya terlalu tipis dan Rania takut masuk angin jika dia menggunakan baju ini. Sedangka

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-97

    Selena mengetuk kamar Abrisam dengan kencang, dan terus memanggilnya nama Rania dan juga Abrisam secara bergantian. Sedangkan mereka berdua, yang baru saja selesai mandi langsung bergegas menggunakan baju tanpa menjawab satupun panggilan Selena. Bukannya tidak mau, Rania juga pengen bilang sama ibu mertuanya jika dia sudah hampir siap. Tapi yang ada Abrisam meminta Rania untuk tetap diam, agar Selena mengira jika Abrisam dan juga Rania masih tertidur pulas. "Heh Mas itu suara mami bisa putus kalau teriak terus, kamu nggak kasihan apa." kata Rania kedak, sambil memukul lengan Abrisam. "Terus ya Mas, itu pintu kalau bisa mengeluh pasti bilang aku capek dipukul terus, bilang begitu pasti." Abrisam tertawa, jika saja pintu bilang begitu, mungkin Abrisam akan meminta pintu itu untuk pindah tempat. Bisa bahaya jika dia bisa berbicara otomatis pintu juga bisa melihat, dia akan tahu apa yang selama ini Rania dan juga Abrisam lakukan di dalam kamar. Bercinta tanpa ada rasa cinta, hanya ada

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-96

    "Mas dari kemarin baju yang aku beli belum pernah kamu coba sama sekali." kata Rania. Pagi ini dia bangun lebih awal, untuk membantu Abrisam pergi ke kantor. Menyiapkan baju, dan juga kebutuhan lainnya yang dibutuhkan oleh Abrisam. Rania juga harus memasangkan dasi di kemeja Abrisam agar terlihat rapi dan bersih. "Nggak mau coba." kata Abrisam. Rania menoleh kaget. "Loh kenapa Mas?" "Bajunya yang milihin pasti Leon, buang aja aku nggak mau pakai."Rania mendengus itu namanya pemborosan. Dia sudah capek-capek pilih baju, dan Abrisam bilang pilihan Leon? "Ini baju aku sendiri Mas yang pilihin. Kok kamu malah bilang Leon yang pilihin sih." "Kamu belanjanya sama dia ya." "Ya bukan berarti dia juga yang pilihin baju Mas." "Dan nyatanya pasti ada lah satu atau dua baju yang dia pilih." Rania merapalkan kata sabar dalam hati, dia pun menjelaskan pada Abrisam jika menang Leon sempat memilihkan beberapa potong baju untuk Rania. Tapi kan secara tegas Rania langsung menolaknya dengan al

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status