Share

Chapter-02

Author: AgathaQuiin20
last update Last Updated: 2024-09-28 05:10:49

Karena membutuhkan banyak biaya untuk ayahnya, Rania pun akhirnya menyetujui ucapan Rana. Dia menerima tawaran Rana yang akan menikah dengan Abrisam, pria kaya raya yang buta itu. Selama menikah, Rana akan pergi keluar negeri untuk mengasingkan diri. Sedangkan nanti yang akan tinggal bersama dengan Abrisam adalah Rania. Semua ini dia lakukan untuk ayahnya, agar ayahnya sembuh dari penyakitnya dan mampu menemani rania hingga hari bahagianya nanti.

Setelah bertemu dengan Rana, dan wanita itu meminta Rania bertemu dengan Abrisam di taman kota. Sayangnya, Rania sudah muter-muter taman ini selama setengah jam, dan Rania tidak bertemu dengan Abrisam sedikitpun. Dia melihat banyak orang yang datang dari ibu-ibu, bapak-ibu, anak-anak dan masih banyak lai. Tapi Rania tidak melihat orang buta yang masuk ke dalam taman ini.

Rania memutuskan untuk pulang, hari ini Adhitama harus di operasi pencangkokan jantung. Dia tidak tega jika harus meninggalkan Adhitama sendirian di rumah sakit. Walaupun Rana bilang jika dia ada disana, nyatanya perasaan Rania tetap saja tidak tenang. Ketika wanita itu membalik badannya hendak pergi, rania malah melihat satu pria yang baru saja turun dari mobil. Pria itu mengenakan kacamata hitam dan juga tongkat kecil berwarna silver di tangan kanannya. Ditambah lagi ada satu pria berjas coklat yang menuntun alis membantu orang itu berjalan. Apa mungkin pria yang di maksud Rana itu adalah Abrisam?

Wanita itu mencoba mendekati Abrisam. Menatap penampilan pria itu dari ujung kaki sampai ujung rambut. Secara penampilan sangat bagus dan terlihat mahal, wajahnya juga tampan, tidak memiliki bulu halus di dagu atau mungkin atas bibir. Wajahnya sangat bersih dan juga wangi. Hanya saja dia buta, itu yang membuat Rana menolaknya. Coba saja pria itu bisa melihat, mana mungkin Rana menolaknya. Secara tidak langsung Abrisam ini sangat sempurna di mata Rania.

Astaga apa yang aku pikirkan!!

“Mas Abri … .” panggi Rania mengakrabkan diri.

Abrisam yang dipanggil dengan sebutan mas pun memiringkan kepalanya, berharap dia tidak salah mendengar. “Rana … kamu panggil apa tadi?” kata Abrisam bingung.

“Mas Abri. Kenapa? Ada yang aneh ya?”

Abrisam tertawa kecil, tentu saja ada yang aneh. Pasalnya ini pertama kalinya ada wanita yang memanggil Abrisam dengan sebutan mas. Biasanya mereka semua akan memanggil Abrisam dengan sebutan nama tanpa adanya embel-embel.

“Kalau kamu nggak mau. Ya nggak papa, aku panggil Abri aja.” kata Rania akhirnya.

Dan nyatanya Abrisam langsung menggeleng. Dia menyukai sebutan barunya itu, dan meminta Rania terus memanggil Abrisam dengan sebutan mas.

Kata Rana hari ini adalah hari perkenalan Rana dengan Abrisam, sebelum menikah. Dan sebisa mungkin Rania harus mengakrabkan diri pada Abrisam, agar pria itu tidak curiga jika wanita yang di depannya itu bukanlah Rana tapi Rania. Wanita itu mengajak Abrisam untuk jalan-jalan, tidak banyak yang mereka bicarakan karena Rania tidak nyaman dengan pria yang selalu mengikuti Rania dan juga Abrisam sejak tadi.

“Mas Abri yang di belakang itu siapa sih, dari tadi ngikutin kita mulu.” tanya Rania berbisik.

“Dia Bagas, sopir aku. Dia orang kepercayaan aku, kenapa? Kamu nggak nyaman ya ada dia?”

Rania mengangguk dia tidak nyaman dengan Bagas yang sejak tadi mengikutinya, dan terus saja menatap dirinya tajam. Seolah Rania adalah daging segar yang siap dilempar ke lubang buaya. Mengangguk di depan Abrisam juga percuma, karena pria itu tidak bisa melihat Rania. Ah tidak masalah lah, yang penting dia hanya memiliki waktu satu jam untuk mengenal Abrisam.

Setelah berkeliling taman dan merasakan rintihan air hujan, Rania mengajak Abrisam ke sebuah warung pinggir jalan untuk meneduh. Tapi karena mencium aroma wangi soto membuat perut Rania berbunyi cukup kencang. Maklum saja dia belum makan sejak pagi karena sibuk mengurusi ayahnya, belum lagi harus bertemu dengan Rana dan sekarang harus bertemu dengan Abrisam.

Tentu saja hal itu langsung membuat Abrisam tertawa kencang. Dia pun mencoba membenarkan kaca mata hitamnya yang bertengger manis di hidung mancungnya.

“Kamu lapar ya mencium aroma soto? Mau makan bareng saya?” ucap Abrisam.

Pipi Rania bersemu merah, sungguh memalukan perutnya ini berbunyi tanpa tau tempat. “Boleh Mas kalau nggak keberatan. Maaf ya, aku belum makan sejak pagi tadi.”

“Nggak papa ayo makan. Dimana yang jual?’

Rania ingin menunjukkan penjual soto itu dengan cara menuntun Abrisam. Tapi yang ada Bagas malah menghentikannya dan membuat Rania langsung memasang wajah cemberutnya. Tapi hal itu tidak bertahan lama, ketika Abrisam meminta Bagas untuk tidak melarang Rania. Bagaimanapun Rania adalah calon istrinya. Entah itu cafe, warung atau mungkin restoran sekalipun dia siap kok makan dimanapun dengan wanita itu.

Bagas sendiri langsung mengangguk kecil dan membiarkan majikannya makan bersama calon istrinya. Tapi untuk kali ini Bagas merasa curiga dengan wanita yang satu ini. Jika kemarin, ketika mereka bertemu untuk pertama kalinya wanita itu menunjukkan wajah juteknya. Lalu sekarang wanita itu terus saja tersenyum tanpa henti di samping Abrisam. Siapa wanita itu? Dan apa mungkin dia memiliki dua sisi kepribadian yang bisa berubah dalam sekejap?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chaprer-03

    "Rana … gimana keadaan Ayah?" tanya Rania khawatir. Rana yang sibuk dengan cat kukunya pun menatap Rania malas. Jika dilihat secara penampilan pun mereka sangat berbeda. Tidak perlu dijelaskan, karena semua orang tahu jika Rana hidup dengan harta. Sedangkan Rania yang hidup jauh dari kata harta. "Baik. Seperti yang kamu lihat!!" jawab Rana cuek. "Operasinya?" Rana menghela nafasnya berat, dia pun menutup botol kecil cat kukunya dan menatap Rania sekali lagi. Saudara kembarnya itu sangat cerewet, dan tidak bisa diam. Seharusnya tanpa bertanya dia tahu, jika ayahnya itu baik-baik saja. Operasinya berjalan dengan lancar, karena Rania pergi cukup lama bersama dengan Abrisam. Tapi tidak masalah yang penting Rana akan terbebas dari pria buta yang sama sekali tidak dia inginkan. Wanita itu bangkit dari duduknya dan memilih pergi. Dia juga sempat meninggalkan beberapa lembar uang, dan juga kontrak perjanjian kerja sama mereka. Jika Rana akan membiayai pengobatan Adhitama hingga sembuh

    Last Updated : 2024-09-28
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-04

    Sebuah nomor ponsel tak dikenal menelpon Rania beberapa kali. Dia pun menatap nomor ponsel itu dengan aneh. Pasalnya nomor itu telah menelpon Rania sebanyak lima kali. Karena penasaran Rania pun langsung kembali menelpon nomor ponsel itu, siapa tahu saja ada yang penting sampai nomor itu menelponnya sebanyak lima kali. "Hallo … " sapa Rania ketika teleponnya tersambung. "Rana … ini aku Abrisam. Bisa kita ketemu? Aku ingin mengenal kamu jauh lebih dalam lagi." Rania menatap Adhitama dengan nanar, jika dia meninggalkan Adhitama lalu siapa yang akan menjaga ayahnya? Wanita itu hendak menolak, karena dia harus menjaga ayahnya. Tapi ketika melihat pintu rumah sakit di bila begitu lebar, dan masuklah Rana. Tentu saja Rania langsung mengatakan iya pada Abrisam. Dia bisa menemui Abrisam saat ini juga, dan meminta Abrisam untuk menyebutkan tempatnya. Masalah pernikahannya itu, Adhitama menolaknya. Dia tidak setuju jika Rania harus menggantikan posisi Rana. Tapi Rania mencoba membuat Ad

    Last Updated : 2024-09-28
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-05

    Abrisam meminta Bagas untuk menceritakan apa yang terjadi ketika dia makan malam bersama dengan Rana..bagaimana wajahnya, bentuk rambutnya, pakaian apa yang dia gunakan. Abrisam ingin sekali mengetahui semua itu. Namun, takdir berkata lain di kehidupan Abrisam. Bagas menceritakan apa yang digunakan Rana ketika bertemu dengan Abrisam. Pertama, saat di cafe bersama dengan keluarga. Rana mengenakan baju yang begitu mahal, penuh dengan perlak-perlik. Kedua, ketika bertemu di taman, Bagas hanya melihat Rana mengenakan dres biasa dengan warna peach. Panjangnya hanya di atas lutut dengan flat shoes berwarna gelap. Tas kecil dan kuncir rambut yang menjadi gelang di tangan kirinya. Ketiga, Batas melihat Rana datang kembali mengenakan baju abu-abu. Abu-abunya tidak seperti abu-abu pada umumnya, ada noda putih, dengan celana hitam panjang yang warnanya hampir mirip dengan bajunya. Dia juga hanya mengenakan flat shoes biasa seperti di taman, dan juga tas kecil. Dan lagi, Rana menguncir rambutnya

    Last Updated : 2024-10-09
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-06

    Hari ini Adhitama sudah dibolehkan pulang dari rumah sakit. Sebenarnya, belum!! Tapi Adhitama memaksa Rana untuk pulang ke rumah, dengan alasan jika Adhitama tidak betah di rumah sakit. Selain bau obat, dia juga tidak bisa tidur nyenyak. Takut-takut jika kamar sebelah meninggal, atau mendengar sirine ambulan. "Ya ampun Ayah, begitu aja takut. Kan kita juga nantinya bakalan pulang ke pangkuan Bapa." ucap Rania. Adhitama terkekeh. "Ya tapi kan masalahnya Ayah belum siap. Ayah masih pengen lihat putri Ayah bahagia dulu, menemukan pasangan hidupnya yang tepat. Baru Ayah bisa pulang ke pangkuan Bapa dengan damai." Mendengar hal itu Rania pun menahan tangisannya. Dalam hati Rania berterima kasih pas Rana yang telah membantunya. Mungkin jika Rana tidak datang tepat waktu, Rania pasti akan kehilangan Adhitama. Langsung saja Rania memeluk pria tua itu dengan hangat, mengusap air matanya dengan begitu kasar. Agar orang yang dia peluk, tidak tahu jika putri kecilnya ini tengah menangis. "A

    Last Updated : 2024-10-12
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-07

    Di tengah jalan, hujan tiba-tiba turun. Bahkan ketika masuk ke dalam butik yang dimaksud Rana tadi, Rania harus basah kuyup dulu. Menepuk bajunya yang basah dan juga membenarkan rambutnya, Rania mengintip Abrisam yang ternyata sudah berada di dalam butik. Kalau begini caranya, Rania sendiri yang akan malu ketika bertemu dengan orang banyak. Dia sudah seperti tikus kecemplung selokan. "Sisirnya mana sih, kok nggak ada!" gumam Rania mengacak isi tasnya. Dan nyatanya sisir kecil yang selalu dia bawa pun tidak ada. Dia baru ingat, jika sisir itu berada di tempat ke kerjanya beberapa hari yang lalu. Lebih tepatnya, disaat Cinta meminjam sisir itu, dan Rania lupa memasukkan kembali sisirnya ke dalam tas. "Rana … " Panggilan itu membuat Rania menoleh. Dia pun menatap Bagus yang keluar dari pintu butik. "Bagas … ada apa?" tanya Rania layaknya orang bodoh. Tentu saja pria itu datang untuk menjemput Rania, dan meminta wanita itu untuk masuk ke dalam. Tapi keadaan Rania yang basah kuyup

    Last Updated : 2024-10-15
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-08

    Tepat jam delapan malam, Rania baru saja sampai di rumah. Dia pun segera masuk ke rumahnya dan mengganti bajunya dengan baju kering. Biasalah, karena masih hujan dan Rania nekat untuk pulang. Akhirnya dia pun menerobos derasnya hujan untuk sampai di rumah. Mana tidak membawa payung sama sekali, dengan harapan Rania tidak akan sakit. "Ayah ini so-- Rana kamu masih disini." Rania memekik kaget ketika melihat Rana yang masih ada di dalam rumahnya. Cepat-cepat Rania meminta maaf pada Rana karena menunggunya cukup lama. Bahkan Rania juga sempat mempersilahkan Rana untuk pulang, karena hari sudah gelap. Sudah dipastikan jika Grace akan khawatir, mengetahui jika Rana tidak pulang ke rumah. Tentu saja hal itu langsung ditolak oleh Rana. Dia akan menginap malam ini, dan kembali pulang esok pagi. Tidak mungkin juga dia pulang dengan keadaan di luaran sana masih hujan. Bukannya apa, tapi Rana malas saja jika harus keluar rumah saat hujan.Hal itu langsung membuat Rania tersenyum. Dia pun lan

    Last Updated : 2024-10-21
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chaptee-09

    Keesokan harinya, Rana pun memilih untuk pulang. Grace terus saja menelponnya sejak setengah jam yang lalu. Dan nyatanya, Rana paling malas jika harus menerima panggilan itu, dan mendengar omelan Grace. Semalam, Rania menceritakan apa saja yang mereka lakukan. Termasuk menurunkan Rania di depan rumah Rana. Dimana Abrisam mengajak Rania ke sebuah butik untuk memesan gaun pernikahan mereka. Dan juga pergi membuat undangan sesuai apa yang Rania inginkan. Katanya, semua sesuai keinginan Rania. Itu sebabnya Rana meminta Rania bercerita dengan sedetail mungkin. "Yaudah aku pulang. Nanti kalau ada apa-apa jangan lupa kabarin aku. Apalagi Abrisam sekarang udah punya nomer kamu. Yang jelas dia nggak akan telepon aku lagi." kata Rana. Rania mengangguk. "Iya. Kalau dia telepon aku, nanti aku langsung ngabarin kamu." Rana bergumam dia pun langsung mengambil kunci minimnya, dan memilih pergi. Dia harus pulang cepat dan mengurus semuanya. Setelah Rania menikah dengan Abrisam, dia harus segera p

    Last Updated : 2024-10-21
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-10

    Memasuki makan siang, Rania pun melepas celemek di tubuhnya. Dia pun memilih membeli roti panggang yang berada di seberang jalan. Entah kenapa akhir-akhir ini Rania ingin makan sekali roti panggang. Bahkan Rania juga lupa kapan terakhir dia membeli roti panggang untuk dirinya dan juga ayahnya.“Mau kemana Ran, kok buru-buru.” kata Vano, ketika menyadari jika Rania ingin pergi dari cafe. Ya selama ini Rania bekerja di salah satu cafe di ibukota. Cafe ini hampir setiap hari ramai pengunjung. Entah anak muda, ibu-ibu arisan atau bahkan beberapa orang pebisnis yang menyewa ruang privasi. “Beli roti panggang Mas. Kenapa? Mau titip?”Vano menggeleng. “Nggak lah. Cuma mau tanya aja.”Rania menunjukkan wajah cemberutnya, dia pun memilih cepat pergi dari cafe ini sebelum roti panggang depan itu tutup. Maklum saja toko itu buka dari jam tujuh pagi sampai jam dua belas siang, lalu buka kembali jam empat sore sampai jam sepuluh malam. Dan jika Rania belinya malam, sudah dipastikan jika dia tida

    Last Updated : 2024-10-21

Latest chapter

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-193

    Menjelang malam, mendadak Rania menjadi gugup. Jantungnya berdebar lebih kencang dari biasanya, dan yang jelas Rania tidak kunjung pergi ke kamarnya untuk memenuhi kebutuhannya sebagai istri. Padahal tadi, Abrisam berpesan setelah makan malam selesai, Abrisam ingin Rania masuk ke dalam kamarnya dengan cepat. Sayangnya, Rania malah menyibukkan dirinya di dapur, dengan membuat jus dingin untuknya. Sedangkan selama ini, selama tinggal dengan mereka. Tak sekalipun Rania membuat jus tengah malam macam ini, tentu saja hal itu menarik perhatian Selena. Wanita tua itu berdehem, hingga membuat Rania memokeh kaget. "Lagi buat apa Rana?" tanya Selena selembut mungkin. Meskipun dia sempat mendengar ucapan Rania dan juga Abrisam. "Ha … ini loh Ma, bikin jus." jawab Rania gagap."Tumben banget minta buatin jus malem-malem begini. Biasanya kan gak pernah." Rania mati kutu dia buat jus juga hanya alasan saja. Tapi kenapa Selena bertanya lebih jauh lagi sih. W

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-192

    “Tadi aku ketemu Leon.” ucap Rania.Saat ini wanita itu berada di ruang tengah, menemani Abrisam minum kopi sore hari. wanita itu tidak ingin terjadi kesalahpahaman antara Rania dan juga Abrisam, itu sebabnya dia mengatakan ini pada Abrisam. Wanita itu juga menjelaskan jika pertemuan mereka secara tidak sengaja, siang tadi rania memang sempat izin pada Abrisam untuk menemui Gaby di tempat kerjanya. sekalin minum kopi dan menemano Gaby makan siang. Entah datangnya dari mana, Rania juga tidak tahu kenapa bisa Leon datang dan bergabung dengan mereka. Leon hanya ingin mendengar jawaban Rania kembali, mungkin pria itu masih berharap jika Rania akan berubah pikiran dan mau menerima Leon. Hanya saja karena Rania tidak ingin dia menolak Leon kembali. Mendengar hal itu entah kenapa malah membuat Abrisam tersenyum. padahal dia sudah ketakutan, jika suatu saat nanti Rania akan berpaling pada pria lainnya setelah merasa bosan, atau malu memiliki Abrisam. Ternyata tidak, wani

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-191

    Mendapat penolakan dari Rania, Leon pun memutuskan untuk menemui wanita itu kembali. Dia masih tidak terima dengan apa yang rania katakan, bagaimana bisa dia menolak Leon dan memilih Abrisam? Pria buta yang tidak bisa berbuat banyak hal dalam hidupnya. Dia hanya bisa diam, duduk diam, dan merepotkan banyak orang. Sedangkan Leon? Bisa dilihat dia tampan, gagah, dan memiliki segalanya. bahkan Leon berpikir tidak ada yang bisa menolak pesona dirinya selama ini. Untung saja saat ini mereka bertemu di salah satu cafe, dimana rania sedang minum kopi bersama dengan Gaby. Leon pun mendekat, dia pun langsung duduk di antara mereka sehingga membuat Rania maupun Gaby terkejut. “Pak Leon disini juga.” tanya Gaby kaget. Dia bahkan sampai melirik ke arah Rania yang hanya diam saja. Leon tak menjawab, dia malah lebih memilih menatap rania yang diam saja. Wanita itu seolah tidak keberatan dengan apa yang dilakukan Leon. “Kita butuh bicara.” ucap Leon.Alis Rania mengkerut. “Mau bahas apalagi? masa

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-190

    "Jadi ditolak atau diterima?" ucap Abrisam. "Apanya?" Kali ini mereka berada di ruang tengah. Rania yang duduk gugup di samping Abrisam, sedangkan pria itu yang hanya diam saja tanpa melakukan apapun. Abrisam sempat mendengar ucapan Leon, yang dimana pria itu menyatakan cintanya pada Rania, istrinya. Dan Abrisam juga sudah mendengar penolakan Rania dengan tegas. Jika dia tetap ingin bersama dengan Abrisam bukan dengan Leon. "Susah ya kalau punya istri cantik, banyak yang suka jadi rebutan lagi." sindiran Abrisam. Rania menyiku Abrisam dengan gemas. sehingga membuat pria itu meringis. "Ngomong apa sih, nggak nyambung belas." "Aku gak tuli, sayang!!" Rania menggulung bibirnya untuk tidak berteriak, tertawa atau bahkan jingkrak-jingkrak layaknya sapi kepanasan. Dia harus tetap tenang, kalem dan juga jaga image. Setidaknya begini, meskipun wanita itu cerewet dan juga banyak tingkah, asalkan Rania tetap terdengar anggun di telin

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-189

    Selena tersentak mendengar teriakan itu, dia pun menempelkan telinganya di pintu kamar Abrisam. Memastikan jika suara itu berasal dari kamar itu bukan yang lain."Rana … kamu gak papa kan?" tanya Selena memastikan. "Aku–" "Nggak papa Mi." Itu suara Abrisam dan juga Selena yang saling bersautan satu sama lain. Selena yang mendengar hal itu langsung cekikikan, wanita itu memutuskan untuk turun ke bawah. Disana sudah ada banyak orang yang menunggu, dan Selena tidak ingin menunggu terlalu lama. "Kita makan duluan aja ya." ucap Selena. "Nunggu Rana sama Abrisam dulu, Mi." jawab Alfa. Selena menggeleng, "Abrisam sudah makan makanan pembukanya. Mungkin dia akan menyusul nanti setelah makanan pembuka sudah habis." Alfa dan Bagas yang satu meja dengan Selena pun bingung. Makanan pembuka apa yang dimaksud Selena? Biasanya mereka suka makan bersama, jika salah satu diantara mereka belum ada yang turun, tidak ada sa

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-188

    Mencoba itu bukan hal yang mudah untuk Abrisam. Bagas pasti tau itu, dia tidak suka mencoba dan tidak ingin mencoba hal yang sama sekali tidak ingin dia coba. Tapi kali ini … Abrisam mendesah kesal. Dia pun langsung masuk kedalam kamarnya dengan cepat dan berniat untuk membersihkan diri. Tapi yang ada dia malah menabrak sesuatu yang langsung membuat kakinya terluka. "Aduh … " teriak pria itu. Rania yang baru saja keluar dari tempat ini langsung menghampiri Abrisam. Melihat kaki Abrisam yang terluka. "Hati-hati dong Mas. Kamu itu gimana sih." "Gak kelihatan Rania." "Yaudah duduk dulu Mas, aku obatin." Abrisam mengangguk, dia pun mencari kursi yang ada di samping kiri atau kanan. Hingga dia menemukan kursi yang mungkin dia tabrak nanti, sehingga membuat kakinya sakit. Rania juga langsung mengambil kotak obat di kamar ini dan mengobatinya dengan pelan. Sesekali meniup luka itu agar Abrisam tidak merasa sakit atau perih. Menahan luka itu tidak gampang, Abrisam pernah tergores cuku

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-187

    Karena Abrisam mengaduh lapar, akhirnya Rania memutuskan untuk meminta Bagas untuk membelokkan mobilnya ke sebuah tempat makan terdekat. Dia tidak tega jika harus melihat Abrisam kelaparan setelah mengantarkan dirinya jalan-jalan seharian ini. "Mas Abri mau pesen apa? Menunya banyak banget, seafood kesukaan Mas juga ada." ucap Rania. Satu persatu wanita itu membaca menu yang ada di depannya dengan seksama. Dia juga menyebutkan banyak sekali masakan, sayangnya ada masakan yang sulit sekali disebut. Lidahnya begitu kaku untuk membaca tulisan itu yang menurut Rania aneh. Yang ada Rania hanya menunjuk tulisan itu dan memberitahu pelayanan, jika dia memesan itu dia porsi untuk dirinya dan juga Abrisam. Tak hanya itu, Rania juga langsung memberikan daftar menu yang ada di tangannya pada Bagas. Meminta Bagas untuk memilih makanan yang dia ingin makan malam ini. "Oh ya, habis ini kita ngapain?" tanya Bagas akhirnya. "Pulang. Tau capek nggak?" ucap Abr

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-186

    Meskipun tidak piknik atau apapun itu, hari ini Abrisam mengajak Rania untuk jalan-jalan sebentar. Dia meminta apapun yang Rania inginkan, akan Abrisam belikan. Hanya saja istrinya ini begitu lucu, dia hanya meminta dua cup teh dan terus mengajak Abrisam jalan-jalan di salah satu pusat perbelanjaan ini. Keliling-keliling nyaris satu jam dan tidak membeli apapun, membuat kaki Abrisam pegal.“Ini kamu yakin nggak mau beli apapun?” tanya Abrisam memastikan. Jika tidak ingin beli apapun lebih baik mereka pulang saja. Kalau jalan terus menerus tentu saja Abrisam yang lelah, tau kan wanita itu kalau di suruh keliling pusat perbelanjaan ini mau lima puluh kali pun tidak akan membuat dia lelah. Beda cerita kalau itu pria, bahkan baru saja masuk sudah merasa kesal.“Boleh minta cincin?” “Boleh, tadi kan aku sudah bilang kamu pengen apa aku beliin.”Rania mengangguk, dia pun langsung menarik tangan Abrisam pelan untuk masuk ke salah satu toko perhiasan. Rania mengamati satu persatu cincin yang

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-185

    Abrisam akhirnya turun ke bawah, dia sudah mengenakan baju lengkap. Begitu juga dengan Rania yang sudah mengenakan baju lengkap juga, tidak seperti pagi tadi yang hanya menggunakan bathrobe saja. Sungguh, dia begitu malu melihat ibu mertua dan juga keluarganya yang tiba-tiba saja datang ke rumah, sedangkan dia datang juga tidak menelpon atau memberi kabar lebih dulu. Untung saja Rania bangun lebih awal, dia sudah mandi dan juga membereskan rumah yang sempat berantakan karena ulah Abrisam. Coba saja jika belum, sudah dipastikan ibu mertuanya itu pasti akan memiliki pemikiran yang luar biasa untuk Rania dan juga Abrisam. "Kemarin perasaan bilangnya dua hari, ini kenapa baru sehari sudah pulang?" ucap Abrisam. Rania yang duduk di depannya pun langsung mengkerut kan keningnya heran. "Haa? Masa sih? Mereka pergi kemana?" Tentu saja Abrisam tidak akan memberitahu Rania mereka pergi kemana. Itu rahasia publik, dan hanya Abrisam saja yang tahu. Rania tidak dipe

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status