Share

Chapter-04

Author: AgathaQuiin20
last update Last Updated: 2024-09-28 05:12:17

Sebuah nomor ponsel tak dikenal menelpon Rania beberapa kali. Dia pun menatap nomor ponsel itu dengan aneh. Pasalnya nomor itu telah menelpon Rania sebanyak lima kali. Karena penasaran Rania pun langsung kembali menelpon nomor ponsel itu, siapa tahu saja ada yang penting sampai nomor itu menelponnya sebanyak lima kali.

"Hallo … " sapa Rania ketika teleponnya tersambung.

"Rana … ini aku Abrisam. Bisa kita ketemu? Aku ingin mengenal kamu jauh lebih dalam lagi."

Rania menatap Adhitama dengan nanar, jika dia meninggalkan Adhitama lalu siapa yang akan menjaga ayahnya?

Wanita itu hendak menolak, karena dia harus menjaga ayahnya. Tapi ketika melihat pintu rumah sakit di bila begitu lebar, dan masuklah Rana. Tentu saja Rania langsung mengatakan iya pada Abrisam. Dia bisa menemui Abrisam saat ini juga, dan meminta Abrisam untuk menyebutkan tempatnya.

Masalah pernikahannya itu, Adhitama menolaknya. Dia tidak setuju jika Rania harus menggantikan posisi Rana. Tapi Rania mencoba membuat Adhitama mengerti, jika bukan karena Rana. Mungkin ayahnya itu tidak bisa di operasi. Bukannya berterima kasih, Adhitama harus memilih mati jika harus menatap putri kecilnya menderita. Memangnya menjadi istri pengganti itu enak? Tidak ada yang enak sama sekali, apalagi Rania menikah dengan orang buta. Walaupun kaya, tapi tetap saja Adhitama tidak suka. Itu tandanya Rania akan menjadi tulang punggung pria itu. Padahal Adhitama menginginkan menantu yang sempurna, yang bisa menjaga dan juga melindungi Rania. Bisa membuat Putri kecilnya itu bahagia lahir dan batin. Namun … hal itu harus ditelan mentah-mentah oleh Adhitama ketika mendengar ciri-ciri pria yang akan menikah dengannya. Tapi tidak masalah, jika Rania mampu menjalani hidupnya dengan baik. Apapun keputusan wanita itu Adhitama akan mendukungnya.

"Rana titip Ayah ya. Aku harus nemuin Abrisam dulu." kata Rania.

"Hmm, cepet!!"

Rania mengangguk kecil, dia akan cepat menyelesaikan tugasnya untuk bertemu dengan Abrisam. Setelah itu kembali ke rumah sakit dan menjaga Ayahnya. Mengendarai taksi online, Rania pun duduk dengan gugup. Rana tidak mengatakan apapun pada Rania untuk apa Abrisam mengajaknya bertemu. Dia hanya takut salah bicara, dan membuat Abrisam menyadari jika yang menikah dengan dirinya bukanlah Rana melainkan Rabia.

Membutuhkan waktu lima belas menit, Rania pun sampai di sebuah cafe pinggiran kota. Wanita itu segera masuk dan mencari keberadaan Abrisam, yang ternyata duduk di kursi seorang diri. Ah tidak!! Disana juga ada Bagas hanya saja jarak duduk mereka cukup jauh. Jadi Bagas itu cuma mengawasi Abrisam saja, tidak membutuhkan seauatu kata Abrisam. Pria itu hanya perlu mengangkat jari kelingkingnya, dan Bagas akan tahu apa yang diinginkan Abrisam.

"Mas Abri maaf terlambat, tadi agak macet." kata Rania ketika sampai di depan Abrisam.

Pria itu mengangkat satu tangannya untuk mencari keberadaan Rania. Tentu saja Rania langsung mengulurkan tangannya ke arah Abrisam, dan duduk di depan pria itu.

"Maaf ya Mas."

"Nggak papa kok. Aku juga baru datang tadi." jawab Abrisam.

Dengan mengangguk kecil, Rania pun menggulung rambutnya. Toh, Abrisam juga tidak akan tahu apa yang dilakukan Rania. Dan pria itu juga tidak akan tahu, apa yang dipakai oleh Rania. Baju lusuh miliknya, yang menurut Rania sangat bagus.

"Mas Abri udah pesen sesuatu?"

Abrisam menggeleng. Dia belum memesan apapun sejak dia datang. Karena Abrisam tengah menunggu Rania dalam lebih dulu, barulah Abrisam baru memesan makan. Lagian Abrisam juga tidak tahu, makanan kesukaan Rania. Itu sebabnya dia lebih baik menunggu Rania datang daripada salah memesan makanan.

"Kalau aku orangnya nggak suka makanan yang terlalu pedas. Kalau Mas Abri sukanya apa?" ucap Rania dan mengembalikan buku menu, ketika sudah memesan sesuatu.

"Aku … apapun aku makan. Aku suka semua makanan, kecuali yang berbau santan."

Rania memesan beberapa menu makanan, yang tidak bersantan dan juga pedas. Selama menunggu, Rania juga sesekali membenarkan cepolan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Mas Abri kenapa sih ngajakin aku ke sini? Kayaknya nggak cuma buat kenalan aja kan?" tanya Rania.

Sejak berangkat dari rumah sakit, itu yang dia pikirkan di dalam otaknya. Jika Abrisam tidak mungkin mengajak Rania bertemu, hanya untuk berkenalan saja. Sedangkan sejauh ini hubungan yang dilandasi kebohongan, berjalan begitu lancar sesuai kemauan Rana.

Abrisam sendiri langsung menggunakan jari kelingkingnya, sehingga membuat Bagas segera datang dengan banyak kotak di tangannya. Tentu saja hal itu langsung membuat Rania bingung seketika.

"Aku ngajakin kamu kesini, buat ukur cincin pernikahan kita. Aku nggak tau ukuran jari kamu, dan juga model apa yang kamu suka. Makanya aku minta kamu datang, buat nentuin pilihan cincin pernikahan kita. Kamu tahu sendiri kan kalau aku … "

"Iya aku tahu." sela Rania cepat sebelum Abrisam melanjutkan ucapannya. Dia tidak ingin mendengar apapun, tentang Abrisam dan segala kekurangannya. Jika Rania sudah menyetujui apa yang dia mulai, maka dia akan menerima apapun konsekuensinya dan juga keadaannya.

"Iya kamu pilih ya, sesuai kesukaan kamu aja."

Rania tersenyum kecil, dia pun menatap banyak model cincin di hadapannya. Terlihat sangat mewah, mahal dan elegan. Sayangnya, pilihan Rania jatuh pada satu cincin berwarna putih dengan lempengan yang tidak begitu besar, cincin yang memiliki satu mata biru yang terlihat sangat cantik. Cincin yang paling sederhana diantara banyak cincin.

Dengan senyum manisnya, Rania menatap cincin itu dengan memuja. "Aku pilih ini. Cincinnya cantik, ada warna birunya." ucap Rania mengusap permata cincinnya. Biru adalah warna kesukaan Rania. Yang baginya, apapun masalahnya, apapun rintangannya, selalu ada cahaya terang di setiap langkahnya.

Related chapters

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-05

    Abrisam meminta Bagas untuk menceritakan apa yang terjadi ketika dia makan malam bersama dengan Rana..bagaimana wajahnya, bentuk rambutnya, pakaian apa yang dia gunakan. Abrisam ingin sekali mengetahui semua itu. Namun, takdir berkata lain di kehidupan Abrisam. Bagas menceritakan apa yang digunakan Rana ketika bertemu dengan Abrisam. Pertama, saat di cafe bersama dengan keluarga. Rana mengenakan baju yang begitu mahal, penuh dengan perlak-perlik. Kedua, ketika bertemu di taman, Bagas hanya melihat Rana mengenakan dres biasa dengan warna peach. Panjangnya hanya di atas lutut dengan flat shoes berwarna gelap. Tas kecil dan kuncir rambut yang menjadi gelang di tangan kirinya. Ketiga, Batas melihat Rana datang kembali mengenakan baju abu-abu. Abu-abunya tidak seperti abu-abu pada umumnya, ada noda putih, dengan celana hitam panjang yang warnanya hampir mirip dengan bajunya. Dia juga hanya mengenakan flat shoes biasa seperti di taman, dan juga tas kecil. Dan lagi, Rana menguncir rambutnya

    Last Updated : 2024-10-09
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-06

    Hari ini Adhitama sudah dibolehkan pulang dari rumah sakit. Sebenarnya, belum!! Tapi Adhitama memaksa Rana untuk pulang ke rumah, dengan alasan jika Adhitama tidak betah di rumah sakit. Selain bau obat, dia juga tidak bisa tidur nyenyak. Takut-takut jika kamar sebelah meninggal, atau mendengar sirine ambulan. "Ya ampun Ayah, begitu aja takut. Kan kita juga nantinya bakalan pulang ke pangkuan Bapa." ucap Rania. Adhitama terkekeh. "Ya tapi kan masalahnya Ayah belum siap. Ayah masih pengen lihat putri Ayah bahagia dulu, menemukan pasangan hidupnya yang tepat. Baru Ayah bisa pulang ke pangkuan Bapa dengan damai." Mendengar hal itu Rania pun menahan tangisannya. Dalam hati Rania berterima kasih pas Rana yang telah membantunya. Mungkin jika Rana tidak datang tepat waktu, Rania pasti akan kehilangan Adhitama. Langsung saja Rania memeluk pria tua itu dengan hangat, mengusap air matanya dengan begitu kasar. Agar orang yang dia peluk, tidak tahu jika putri kecilnya ini tengah menangis. "A

    Last Updated : 2024-10-12
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-07

    Di tengah jalan, hujan tiba-tiba turun. Bahkan ketika masuk ke dalam butik yang dimaksud Rana tadi, Rania harus basah kuyup dulu. Menepuk bajunya yang basah dan juga membenarkan rambutnya, Rania mengintip Abrisam yang ternyata sudah berada di dalam butik. Kalau begini caranya, Rania sendiri yang akan malu ketika bertemu dengan orang banyak. Dia sudah seperti tikus kecemplung selokan. "Sisirnya mana sih, kok nggak ada!" gumam Rania mengacak isi tasnya. Dan nyatanya sisir kecil yang selalu dia bawa pun tidak ada. Dia baru ingat, jika sisir itu berada di tempat ke kerjanya beberapa hari yang lalu. Lebih tepatnya, disaat Cinta meminjam sisir itu, dan Rania lupa memasukkan kembali sisirnya ke dalam tas. "Rana … " Panggilan itu membuat Rania menoleh. Dia pun menatap Bagus yang keluar dari pintu butik. "Bagas … ada apa?" tanya Rania layaknya orang bodoh. Tentu saja pria itu datang untuk menjemput Rania, dan meminta wanita itu untuk masuk ke dalam. Tapi keadaan Rania yang basah kuyup

    Last Updated : 2024-10-15
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-08

    Tepat jam delapan malam, Rania baru saja sampai di rumah. Dia pun segera masuk ke rumahnya dan mengganti bajunya dengan baju kering. Biasalah, karena masih hujan dan Rania nekat untuk pulang. Akhirnya dia pun menerobos derasnya hujan untuk sampai di rumah. Mana tidak membawa payung sama sekali, dengan harapan Rania tidak akan sakit. "Ayah ini so-- Rana kamu masih disini." Rania memekik kaget ketika melihat Rana yang masih ada di dalam rumahnya. Cepat-cepat Rania meminta maaf pada Rana karena menunggunya cukup lama. Bahkan Rania juga sempat mempersilahkan Rana untuk pulang, karena hari sudah gelap. Sudah dipastikan jika Grace akan khawatir, mengetahui jika Rana tidak pulang ke rumah. Tentu saja hal itu langsung ditolak oleh Rana. Dia akan menginap malam ini, dan kembali pulang esok pagi. Tidak mungkin juga dia pulang dengan keadaan di luaran sana masih hujan. Bukannya apa, tapi Rana malas saja jika harus keluar rumah saat hujan.Hal itu langsung membuat Rania tersenyum. Dia pun lan

    Last Updated : 2024-10-21
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chaptee-09

    Keesokan harinya, Rana pun memilih untuk pulang. Grace terus saja menelponnya sejak setengah jam yang lalu. Dan nyatanya, Rana paling malas jika harus menerima panggilan itu, dan mendengar omelan Grace. Semalam, Rania menceritakan apa saja yang mereka lakukan. Termasuk menurunkan Rania di depan rumah Rana. Dimana Abrisam mengajak Rania ke sebuah butik untuk memesan gaun pernikahan mereka. Dan juga pergi membuat undangan sesuai apa yang Rania inginkan. Katanya, semua sesuai keinginan Rania. Itu sebabnya Rana meminta Rania bercerita dengan sedetail mungkin. "Yaudah aku pulang. Nanti kalau ada apa-apa jangan lupa kabarin aku. Apalagi Abrisam sekarang udah punya nomer kamu. Yang jelas dia nggak akan telepon aku lagi." kata Rana. Rania mengangguk. "Iya. Kalau dia telepon aku, nanti aku langsung ngabarin kamu." Rana bergumam dia pun langsung mengambil kunci minimnya, dan memilih pergi. Dia harus pulang cepat dan mengurus semuanya. Setelah Rania menikah dengan Abrisam, dia harus segera p

    Last Updated : 2024-10-21
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-10

    Memasuki makan siang, Rania pun melepas celemek di tubuhnya. Dia pun memilih membeli roti panggang yang berada di seberang jalan. Entah kenapa akhir-akhir ini Rania ingin makan sekali roti panggang. Bahkan Rania juga lupa kapan terakhir dia membeli roti panggang untuk dirinya dan juga ayahnya.“Mau kemana Ran, kok buru-buru.” kata Vano, ketika menyadari jika Rania ingin pergi dari cafe. Ya selama ini Rania bekerja di salah satu cafe di ibukota. Cafe ini hampir setiap hari ramai pengunjung. Entah anak muda, ibu-ibu arisan atau bahkan beberapa orang pebisnis yang menyewa ruang privasi. “Beli roti panggang Mas. Kenapa? Mau titip?”Vano menggeleng. “Nggak lah. Cuma mau tanya aja.”Rania menunjukkan wajah cemberutnya, dia pun memilih cepat pergi dari cafe ini sebelum roti panggang depan itu tutup. Maklum saja toko itu buka dari jam tujuh pagi sampai jam dua belas siang, lalu buka kembali jam empat sore sampai jam sepuluh malam. Dan jika Rania belinya malam, sudah dipastikan jika dia tida

    Last Updated : 2024-10-21
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-11

    Rania mendadak gugup ketika dia bertemu dengan Selena, Ibu Abrisam. Siang ini Rania mendapat telepon dari Bagas. Jika Selena ingin bertemu dengan Rania. Ralat!! Sebenarnya ingin bertemu dengan Rana, karena Rania yang menggantikannya. Itu sebabnya dia datang, sedangkan Rana tentu saja wanita itu pergi entah kemana. Agar Grace tidak curiga dan marah padanya. Seperti saat ini Selena yang mengundang Rania untuk makan siang bersamanya, dan juga membahas tentang pernikahan mereka. Selena juga memuji Rania yang pandai masak, dan rasa masakannya sangat enak. Selena berani bertaruh, jika wanita itu membuka usaha catering atau makanan ringan sudah dipastikan akan laku keras. "Tante bisa aja." ucap Rania malu. "Serius loh. Tadi sambal cumi kamu enak banget. Abri aja sampai nambah." goda Selena. Rania tersipu malu, dia pun menyimpan sambal cumi yang ada di dalam lemari pendingin. Sambal cumi ini bisa bertahan dua minggu jika berada di lemari pendingin.Kalau begini ceritanya, Selena juga beta

    Last Updated : 2024-10-22
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-12

    Rania sampai dirumah pukul enam sore. Untuk saja cuaca hari ini cerah dan tidak turun hujan. Dia tidak harus drama lagi, karena hujan turun dan membuat kepala Rania pusing. Bahkan tidak hanya itu, Rania juga dikejutkan oleh kedatangan Rana yang ternyata seharian ini menemani ayahnya di rumah. Meskipun rumahnya harus menjadi kapal pecah karena ulah Rana. "Yang bayar tagihan AC siapa, Rana. Itu listriknya pasti mahal banget." kata Rania, menyodorkan satu kotak roti pandan pada ayah dan juga Rana. Wanita itu menoleh cepat menatap Rania dan juga pendingin ruangan di kamarnya secara bergantian. "Calon istrinya Abrisam bayar listrik aja nggak mampu!!" "Rana--" "Aku yang bayar, kalau Kakak nggak mampu!" Sebenarnya bukan tidak mampu. Rania itu mampu membelinya. Tapi kamu Rania hingga harus memikirkan biaya hidupnya selanjutnya setelah membeli barang seperti itu. Nyatanya kipas angin yang ada di kamar Rania saja tidak pernah menyala, apalagi ini pendingin ruangan yang dipakai atau tidak t

    Last Updated : 2024-10-22

Latest chapter

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-112

    Keesokan harinya Rania dan Abrisma pun duduk berdua dengan gugup. Mereka harus menunggu selama tiga puluh menit untuk melihat hasil periksa Abrisam dan juga Rania. Rania harap-harap cemas dengan semua ini, begitu juga dengan Abrisam yang cemas tapi masih terlihat santai dan tenang. Disini tidak hanya mereka tapi juga dengan Selena, Kara dan juga Bagas yang ikut serta menemani pemeriksaan mereka. Rania mencoba untuk lebih rileks, berkali-kali dia menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya secara perlahan. jantungnya berdebar kencang, apalagi tangan Abrisam yang mulai menggenggamnya dengan erat, sangat erat hingga Rania merasakan kesakitan yang luar biasa. “Sakit Mas.” lirih Rania memukul tangan Abrisam pelan. “Grogi Ran, takut kalau aku beneran mandul.”Rania menghela nafasnya berat. “Kayak apapun hasilnya, aku nggak peduli Mas. kamu hamil atau tidak itu hanya menurut Dokter, bukan menurut Tuhan.”“Tapi Ran kalau hasilnya positif, mami pasti kecewa sama aku yang nggak bisa ngasih d

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-111

    Satu minggu sudah Rania dan juga keluarga Abrisam berlibur. Mereka memutuskan untuk pulang. Setelah kejadian Kara menangis, Abrisam sempat menuduh Rania yang menyebabkan Kara menangis. Sedangkan yang sebenarnya Rania juga tidak tahu penyebab utama Kara menangis apa. Dia hanya mencoba menenangkan Kara dan juga mendengar keluh kesah yang Kara rasakan. Untung saja Kara membantu Rania menjelaskan pada Abrisam hingga salah paham ini usai. Selama satu minggu berada di puncak, banyak sekali yang mereka lakukan. Setiap pagi Kara selalu mengajak Rania untuk jalan-jalan sebentar, menikmati udara dingin puncak yang katanya sudah lama sekali Rania tak merasakannya. Siang hari Rania membantu Selena dan juga mbok Atun memasak, meskipun kadang Selena suka menolak dan meminta Rania untuk masuk ke kamar. Belum lagi keusilan Selena yang selalu berulah mengunci Rania dan juga Abrisam berdua di dalam kamar, tak tanggung-tanggung Selena juga pernah mengunci mereka berdua di dalam kamar. Dengan harapan ji

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-110

    "Selesai." kata Rania. Wanita itu baru saja meluruskan rambut Kara. Menyisir nya dengan lembut, Rania pun tersenyum. Jika saja rambutnya panjang mungkin akan seindah rambut Kara. Sayangnya rambut Rania tidak begitu panjang. "Rambut kamu bagus banget, lembut lagi pengen pegang terus." ucap Rania kembali. Kara membalik badannya, dia pun menatap Rania dengan tatapan sendu. Dia mengajak Rania ke kamar bukan sekedar untuk meluruskan rambutnya, tapi juga ingin berbicara banyak hal tentang perasaan. Kara tahu pernikahannya dengan Abrisam itu karena perjodohan, tapi apa dia percaya cinta itu datang karena terbiasa?Menjauhkan tangannya dari rambut Kara, Rania pun duduk di pinggiran tempat tidur Kara samb melipat selimut wanita itu. "Cinta itu datang karena terbiasa. Kalau kita bisa menerima takdir dengan baik, menempatkan diri dengan baik. Kita pasti menemukan cinta yang tepat." katanya. "Aku sama mas Abri memang dijodohkan, tapi aku tidak menutup kemungkinan kalau aku akan jatuh cinta de

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-109

    "Pembahasan dari kemarin gak jauh banget dari permen. Itu sebenarnya permen apa sih!!" kata Bagas penasaran. Kali ini mereka hanya ada berdua, tanpa Rania dan juga yang lainnya. Semua orang mendadak pergi satu persatu dan meninggalkan penginapan, begitu juga dengan Rania yang kembali pergi bersama dengan Kara. Sejujurnya Bagas agak khawatir kalau Rania bertemu atau keluar dengan Kara. Wanita satu itu bar-bar dan suka berbuat banyak hal di luar nalar. Dan Bagas takut kalau Rania akan kepancing dan menuruti apapun yang Kara inginkan. Bukannya apa, Bagas sudah hafal bagaimana sifat Kara sejak dulu.Abrisam tertawa kecil. "Permen apa ya … kepo banget sih!!" "Bukannya kepo, Bri. Apa sih nggak paham, atau otak aku yang ngelag jauh banget." Entah kenapa hal itu membuat Abrisam tertawa kecil. Sampai detik ini Bagas selalu saja memiliki pemikiran yang jauh dari apa yang dikatakan Rania. Itu hanya permen tusuk, tapi kenapa pikiran Bagas jauh banget. Harusnya otak Bagas itu dicuci bersih den

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-108

    Sampai akhirnya Leon pun memutuskan untuk mengambil kuliah di luar negeri yang berbeda dengan Abrisam. Sejak saat itu Leon tidak tahu lagi apa yang terjadi dengan Abrisam, mereka hanya kontak lewat email, social media saja. Yang Leon tahu juga dulu, wanita yang paling dicintai Abrisam itu hanya Starla, selebihnya Leon tidak tahu lagi. Dan jika Rania ingin tahu segalanya dan lebih tahu siapa Abrisam sebenarnya, harusnya Rania bertanya pada Bagas. Mereka tinggal dalam satu rumah dari kecil hingga dewasa. Ketika Abrisam kuliah di luar negeri pun Bagas juga ikut. Yang jelas, Bagas lebih tau segalanya daripada Leon. "Playboy juga ya mas Abri dulu." kekeh Rania. Leon juga ikut tertawa. "Ya gimana ya, namanya juga anak remaja kayaknya wajar aja deh. Kamu juga pasti mengalami hal yang sama." Kalau masalah itu tentu saja tidak. Rania tidak memiliki ke masih satu pun. Jangankan kekasih, dekat dengan satu pria saja Rania tidak pernah. Dia terlalu sibuk bersekolah hingga semua orang menganggap

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-107

    Melihat Rania yang berjalan sendiri, Leon pun langsung mendekatinya. Menepuk bahu wanita itu, hingga membuatnya terjangkau kaget. "Pak Leon … " ucap Rania. Leon tersenyum. "Kamu melamun ya." Alis Rania mengerut. "Nggak kok. Saya nggak melamun. Disini, Leon langsung menunjuk satu pohon besar yang berdiri di hadapan Rania. Jika saja Leon tidak menepuk bahu Rania, sudah dipastikan jika wanita itu akan menabrak pohon besar itu. Meringis adalah hal yang dilakukan oleh Rania. Dia tidak tahu jika ada pilih di hadapannya. Dan seingat Rania, pohon begini biasanya ada di pinggiran jalan. Dan Rania berjalan di … melihat arah jalannya Rania pun terkejut, dia tidak lagi berjalan di tengah jalan bebatuan ini. Lebih tepatnya Rania berjalan di pinggir dan nyaris masuk ke selokan. Mungkin benar kata Leon kalau pria itu tidak menepuk bahunya, sudah dipastikan kalau Rania akan menabrak pohon besar ini dan terjatuh. "Huft … terimakasih." kata Rania akhirnya. Setidaknya dia tahu rasa terimakasih pad

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-106

    Leon pulang dengan perasaan kesal. Makan siang tadi membuat dirinya ingin sekali marah. Dia harus melihat kemesraan Abrisam dan juga Rania yang ditunjukkan di depan publik. Bisa dibilang sengaja membuat Leon marah. Pria itu masih ingat betul, jika dulu ketika Abrisam memiliki kekasih pria itu tidak seperti ini dengan kekasihnya dulu. Bahkan kebanyakan kekasih Abrisam sekali mengeluh memilih kekasih macam Abrisam yang terkesan cuek dan tidak peduli dengan kekasihnya. Itu sebabnya mereka lebih suka menjalin hubungan dengan Leon karena apa yang mereka dapatkan selalu ada di diri Leon. Perhatian, kasih sayang, dan waktu. Empat hal yang selalu diinginkan wanita ketika memiliki kekasih.Duduk di sofa cream pria itu menatap langit-langit rumahnya dengan mata terpejam. Dalam bayangannya, Leon membayangkan ucapan Rania yang dia dengar tadi. Permainan memakan permen, menjilatinya hingga menggigit. Entah kenapa Leon membayangkan hal yang mengarah pada adegan dewasa. Dimana Rania yang mulai memai

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-105

    Kara menatap Rania yang mondar mandir di depannya dengan jengkel. Baju tipis itu bergoyang kesana kemari seiring mengikuti arah angin. Belum lagi disini ada tiga pria, yang otomatis juga pasti akan paham dengan situasi seperti ini. Wanita itu masuk ke dalam kamar penginapannya, mengambil beberapa potong baju miliknya lalu dia berikan pada Rania. Meminta kakak iparnya untuk mengganti bajunya yang lebih tebal. Lagian, Kara juga tidak ingin kakak iparnya itu sakit kembali. Jika kemarin kakak iparnya bisa sakit masih, mungkin saja setelah ini kakak iparnya bisa masuk angin. "Kamu serius minjemin baju ini buat aku, Kara?" tanya Rania memastikan. "Iya. Aku pikir-pikir takut Kakak sakit lagi aja." Rania melompat kegirangan layaknya anak kecil. Dia pun buru-buru mengganti baju tipisnya dengan baju tebal milik Kara. Tidak masalah kebesaran sedikit, toh Rania juga suka baju dengan size yang besar. Tidak hanya itu, sangking senangnya dengan baju yang Kara bagi. Rania langsung menemui Abrisa

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-104

    Suara peluit berbunyi dengan kencangnya. Satu persatu bola masuk ke gawang lawan dan mencetak gol. Permainan dimulai dua jam yang lalu, dimana team Kara dan juga Rania unggul dengan delapan poin. Sedangkan team Mbok Atun dan juga Selena unggul dengan lima poin. Susah dipastikan team Rania dan juga Kara yang memenangkan tantangan kali ini. "Astaga capek banget." keluh Rania dan duduk di samping Abrisam. "Seru mainnya?" tanya Abrisam bersemangat. Rania mengangguk, dia pun menerima satu botol minum yang diberikan Abrisam. Meneguk nya hingga setengah, Rania pun dengan iseng melempar bola itu ke sembarang arah. Hingga dia mendengar suara rintihan yang kencang. "Ehh siapa itu?" pekik Rania kaget. "Ada orang kah?" teriak Kata kencang. Rania menatap setiap penjuru arah, sambil mewanti-wanti jika itu adalah monster hutan, atau mungkin orang jahat. Selena dan yang lain pun bisa langsung kabur jika ada yang mau mencelakai mereka. Dan ternyata, orang itu keluar dari arah samping kanan denga

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status