Share

Chapter-08

Author: AgathaQuiin20
last update Last Updated: 2024-10-21 21:30:02

Tepat jam delapan malam, Rania baru saja sampai di rumah. Dia pun segera masuk ke rumahnya dan mengganti bajunya dengan baju kering. Biasalah, karena masih hujan dan Rania nekat untuk pulang. Akhirnya dia pun menerobos derasnya hujan untuk sampai di rumah. Mana tidak membawa payung sama sekali, dengan harapan Rania tidak akan sakit.

"Ayah ini so-- Rana kamu masih disini." Rania memekik kaget ketika melihat Rana yang masih ada di dalam rumahnya.

Cepat-cepat Rania meminta maaf pada Rana karena menunggunya cukup lama. Bahkan Rania juga sempat mempersilahkan Rana untuk pulang, karena hari sudah gelap. Sudah dipastikan jika Grace akan khawatir, mengetahui jika Rana tidak pulang ke rumah.

Tentu saja hal itu langsung ditolak oleh Rana. Dia akan menginap malam ini, dan kembali pulang esok pagi. Tidak mungkin juga dia pulang dengan keadaan di luaran sana masih hujan. Bukannya apa, tapi Rana malas saja jika harus keluar rumah saat hujan.

Hal itu langsung membuat Rania tersenyum. Dia pun langsung menuju dapur dan nyalakan kompornya, untuk menghangatkan soto daging yang dia beli tadi. Untung saja kios penjual soto nya masih buka. Biasanya habis magrib saja soto nya sudah habis. Mungkin karena hujan, itu sebabnya kios soto nya sedikit sepi.

Setelah sudah siap, Rania meminta Rana dan juga Adhitama untuk ke meja makan. Soto ini paling enak jika dinikmati selagi hangat, apalagi cuaca juga pas mendukung banget untuk menikmati semangkuk soto daging kesukaan Adhitama sejak dulu.

"Aromanya udah bikin Ayah ngiler aja ini soto." kekeh Adhitama.

"Ayah nggak boleh banyak-banyak ya. Nanti dimarahi Dokter lagi, Rania nya." kata Rania cemberut.

Adhitama meminta Rania untuk tenang. Lagian dia makannya tidak akan banyak, hanya sedikit untuk mengatasi rasa inginnya. Dan tidak setiap hari juga Adhitama harus makan soto. Satu atau dua kali dalam seminggu saja Andhitama sudah bersyukur.

Sebelum makan, Rania meminta semua orang untuk diam sejenak. Ini sudah tradisi sejak kecil, jika mau makan harus berdoa dulu barulah mereka bisa menikmati makanan mereka.

Rana menyendokan soto daging itu ke mulutnya dengan sedikit. Ini pertama kalinya Raja menikmati makanan pinggiran jalan. Biasanya niam Grace tahu hal ini, dia pasti akan matah. Kadang Rana berpikir jika hidupnya terlalu banyak aturan. Dan kadang membuat Rana tidak nyaman.

"Gimana Ran soto nya, enak?" tanya Adhitama yang sejak tadi memperhatikan ekspresi Rana, yang antara makan dan tidak.

Rana mendongak, dia pun menggelengkan kepalanya pelan. "Enak Yah."

"Syukur deh kalau kamu suka. Habisin ya Ran."

Rana mengangguk perlahan. Dia pun menikmati soto nya dengan pelan. Sesekali menatap Rania yang sibuk dengan ponselnya. Ponsel itu terus saja bergetar sejak tadi, hingga membuat Rania tidak nyaman dalam makannya. Dan hal itu juga sangat mengganggu Rana saat makan. Di rumahnya, dilarang keras bermain ponsel saat makan. Sedangkan di rumah Adhitama, jangankan ponsel, televisi saja masih menyala dan hal itu terlihat sangat wajar.

"Dari tadi itu hape bunyi terus. Siapa sih yang nelpon!!" cetus Rana. Dia bahkan sampai membanting sendoknya, karena merasa terganggu.

"Maaf ya Rana, ini si Abri telepon terus dari tadi." jawab Rania tidak enak hati.

"Si buta ngapain telepon? Ada hal penting apa? Dan dia tau nomer kamu?"

Rania mengangguk sore tadi setelah memesan undangan. Abrisam memang sempat meminta nomor ponsel Rania. Katanya biar gampang dihubungi, sedangkan biasanya kalau Abrisam telepon di nomor biasanya. Rania suka lama balesnya dan juga angkatnya. Itu sebabnya Abrisam meminta nomor ponsel, yang biasa Rania pakai. Tentu saja Rania langsung memberikan nomor ponselnya pada Abrisam tanpa berpikir dua kali. Jika nomor ponsel yang Abrisam simpan sampai saat ini itu nomor Rana yang asli bukan Rania.

"Astaga … bego banget sih jadi orang. Udah tau lagi gantiin aku, kenapa malah dikasih!" omel Rana panik. Buru-buru Rana memblokir nomor ponsel Abrisam dan juga akun sosial Abrisam lainnya. "Jangan sampai itu bodyguard juga telepon aku karena Abrisam!!" gerutu Rana.

“Maaf Rana, aku lupa.” kata Rania polos.

“Udah lah nggak usah dibahas, nanti aku pikirin alasannya kayak apa.” dumel Rana dan melanjutkan makan soto nya.

Sedangkan Rania sendiri, memelas meminta maaf pada Rana atas kecerobohannya tadi sore. Dia lupa jika selama mereka belum menikah, semua urusan harus melewati Rana. Dan dengan bodohnya, Rania malah memberikan nomor ponselnya pada Abrisam tanpa berpikir dua kali.

“Rana … .” rengek Rania.

“Udah!! Nggak usah merengek!! Kamu lebih tua dariku, dan berhenti menjadi bayi. Cepat selesaikan makanmu, dan kita bahas masalah Abri.” cetus Rana dan membuat Abrisam diam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chaptee-09

    Keesokan harinya, Rana pun memilih untuk pulang. Grace terus saja menelponnya sejak setengah jam yang lalu. Dan nyatanya, Rana paling malas jika harus menerima panggilan itu, dan mendengar omelan Grace. Semalam, Rania menceritakan apa saja yang mereka lakukan. Termasuk menurunkan Rania di depan rumah Rana. Dimana Abrisam mengajak Rania ke sebuah butik untuk memesan gaun pernikahan mereka. Dan juga pergi membuat undangan sesuai apa yang Rania inginkan. Katanya, semua sesuai keinginan Rania. Itu sebabnya Rana meminta Rania bercerita dengan sedetail mungkin. "Yaudah aku pulang. Nanti kalau ada apa-apa jangan lupa kabarin aku. Apalagi Abrisam sekarang udah punya nomer kamu. Yang jelas dia nggak akan telepon aku lagi." kata Rana. Rania mengangguk. "Iya. Kalau dia telepon aku, nanti aku langsung ngabarin kamu." Rana bergumam dia pun langsung mengambil kunci minimnya, dan memilih pergi. Dia harus pulang cepat dan mengurus semuanya. Setelah Rania menikah dengan Abrisam, dia harus segera p

    Last Updated : 2024-10-21
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-10

    Memasuki makan siang, Rania pun melepas celemek di tubuhnya. Dia pun memilih membeli roti panggang yang berada di seberang jalan. Entah kenapa akhir-akhir ini Rania ingin makan sekali roti panggang. Bahkan Rania juga lupa kapan terakhir dia membeli roti panggang untuk dirinya dan juga ayahnya.“Mau kemana Ran, kok buru-buru.” kata Vano, ketika menyadari jika Rania ingin pergi dari cafe. Ya selama ini Rania bekerja di salah satu cafe di ibukota. Cafe ini hampir setiap hari ramai pengunjung. Entah anak muda, ibu-ibu arisan atau bahkan beberapa orang pebisnis yang menyewa ruang privasi. “Beli roti panggang Mas. Kenapa? Mau titip?”Vano menggeleng. “Nggak lah. Cuma mau tanya aja.”Rania menunjukkan wajah cemberutnya, dia pun memilih cepat pergi dari cafe ini sebelum roti panggang depan itu tutup. Maklum saja toko itu buka dari jam tujuh pagi sampai jam dua belas siang, lalu buka kembali jam empat sore sampai jam sepuluh malam. Dan jika Rania belinya malam, sudah dipastikan jika dia tida

    Last Updated : 2024-10-21
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-11

    Rania mendadak gugup ketika dia bertemu dengan Selena, Ibu Abrisam. Siang ini Rania mendapat telepon dari Bagas. Jika Selena ingin bertemu dengan Rania. Ralat!! Sebenarnya ingin bertemu dengan Rana, karena Rania yang menggantikannya. Itu sebabnya dia datang, sedangkan Rana tentu saja wanita itu pergi entah kemana. Agar Grace tidak curiga dan marah padanya. Seperti saat ini Selena yang mengundang Rania untuk makan siang bersamanya, dan juga membahas tentang pernikahan mereka. Selena juga memuji Rania yang pandai masak, dan rasa masakannya sangat enak. Selena berani bertaruh, jika wanita itu membuka usaha catering atau makanan ringan sudah dipastikan akan laku keras. "Tante bisa aja." ucap Rania malu. "Serius loh. Tadi sambal cumi kamu enak banget. Abri aja sampai nambah." goda Selena. Rania tersipu malu, dia pun menyimpan sambal cumi yang ada di dalam lemari pendingin. Sambal cumi ini bisa bertahan dua minggu jika berada di lemari pendingin.Kalau begini ceritanya, Selena juga beta

    Last Updated : 2024-10-22
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-12

    Rania sampai dirumah pukul enam sore. Untuk saja cuaca hari ini cerah dan tidak turun hujan. Dia tidak harus drama lagi, karena hujan turun dan membuat kepala Rania pusing. Bahkan tidak hanya itu, Rania juga dikejutkan oleh kedatangan Rana yang ternyata seharian ini menemani ayahnya di rumah. Meskipun rumahnya harus menjadi kapal pecah karena ulah Rana. "Yang bayar tagihan AC siapa, Rana. Itu listriknya pasti mahal banget." kata Rania, menyodorkan satu kotak roti pandan pada ayah dan juga Rana. Wanita itu menoleh cepat menatap Rania dan juga pendingin ruangan di kamarnya secara bergantian. "Calon istrinya Abrisam bayar listrik aja nggak mampu!!" "Rana--" "Aku yang bayar, kalau Kakak nggak mampu!" Sebenarnya bukan tidak mampu. Rania itu mampu membelinya. Tapi kamu Rania hingga harus memikirkan biaya hidupnya selanjutnya setelah membeli barang seperti itu. Nyatanya kipas angin yang ada di kamar Rania saja tidak pernah menyala, apalagi ini pendingin ruangan yang dipakai atau tidak t

    Last Updated : 2024-10-22
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-13

    Rana menghela nafasnya berat, ketika Rania menelponnya dan memberitahu dirinya. Jika hari ini gaun yang beberapa hari dipesan oleh Rania sudah jadi. Dan Megan meminta Rana dan juga Abrisam untuk mencobanya. Malas!! Tentu saja iya, dia harus bangun pagi hanya untuk datang ke butik yang Rania katakan. Belum lagi ocehan Grace yang membuat telinga Rana panas. "Mama bisa diam tidak!! Aku pusing denger Mama ngomong terus, dan itu semua hanya karena harta!" cetus Rana. Yang ada dipikiran ibunya itu hanya harta, harta, harta, dan harta. Tapi Grace tidak pernah memikirkan perasaan anaknya sampai detik ini. Rana itu tidak mau menikah, dia adalah wanita bebas, dia tidak suka keterikatan. Berkali-kali Rana mengatakan hal itu pada Grace. Dan nyatanya wanita tua itu sama sekali tidak peduli. Ibarat kata, Grace itu adalah sopir dan Rana adalah penumpang yang harus ikut dan menurut apapun yang sopir itu katakan. "Mama cuma ingetin kamu!! Jangan sampai jatuh cinta dengan dia." "Lagian siapa juga

    Last Updated : 2024-10-24
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-14

    "Jadi aku kesini cuma mau bilang, kalau Rana akan segera menikah. Kamu adalah Ayah kandung Rana, dan kamu berhak datang ke gereja untuk menyaksikan pernikahan putri keduanya. Adhitama menghela nafasnya berat. Dia pun sempat melirik Rana yang menunjukkan wajah memelasnya, hingga membuat Adhitama tidak tega, untuk berkata jujur. Jika saja Grace tahu, nantinya yang menikah dengan Abrisam bukanlah Rana melainkan Rania. Tapi melihat istrinya yang gila harta, dia pun hanya menganggukkan kepalanya pelan. "Selamat ya, sebentar lagi Rana akan menempuh hidup baru. Ayah cuma berharap kamu bahagia dengan pilihanmu." jelas Adhitama. Itu adalah sebuah sindiran keras untuk Rana, yang dimana wanita itu mengorbankan kakaknya untuk menikah dengan pilihan Grace, hanya karena wanita itu tidak mau menikah dengan pria buta. Memangnya Adhitama juga rela harus melihat Rania menikah dengan pria buta? Yang dimana semua urusan akan melibatkan Rania? Masalahnya akan semakin banyak, dan bahunya harus terpaksa

    Last Updated : 2024-10-25
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-15

    Setelah pergi dari rumah, dan turun dari angkutan umum. Rania pun mendesah pelan, perasaannya begitu kacau setelah mendengar hal itu. Bukannya Rania tidak ingin tinggal bersama dengan ibunya, bahkan Rania juga menginginkan jika keluarganya kembali berkumpul. Rania ingin tinggal bersama dengan ibu, ayah dan juga adiknya. Apakah itu bisa? Tentu saja tidak bisa!! Grace tidak mungkin mau tinggal bersama dengan Rania dan juga Adhitama. Apalagi kondisi ayahnya saat ini yang sakit-sakitan, dan hanya Rania yang menjadi tulang punggung keluarganya. Ibunya tidak mau tinggal di rumah petak, yang menurutnya hampir mirip dengan gudang. Ibunya juga tidak mau hidup susah serba kekurangan. Itu sebabnya sisa harta yang ada, Grace pun kembali menikah dengan David. Jika dihitung pria tua itu juga termasuk ayah tirinya, jika dia mau mengakui Rania sebagai anak tiri. Tapi tidak masalah jika tidak ingin, toh, dia juga tidak begitu berharap dianggap anak boleh David. Dia sudah memiliki Adhitama, ayah kandu

    Last Updated : 2024-10-27
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-16

    "Ini tempat terakhir kita." kata Rania. Wanita itu menatap arlojinya yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Dua jam lagi, dia harus pulang ke rumah. "Ini dimana kok ramai banget." tanya Abrisam. Ini adalah tempat terakhir tujuan Rania. Mereka berada di pasar malam pinggiran kota. Belum.bisa dikatakan pinggiran, karena tempat ini hanya membutuhkan lima belas menit untuk sampai di kota. Rania suka sekali datang ke tempat Ramai, jika suasana hatinya buruk. Seperti tadi pagi, dan dia akan membeli cemilan kuping gajah dan juga makaroni pedas sebagai teman. Tidak hanya itu, Rania juga akan membeli satu cup teh dingin. Seperti saat ini, Rania yang meminta Abrisam duduk di kursi yang ada, sedangkan dia yang membeli banyak cemilan dan juga minuman. Dalam hati Rania berdoa jika pria itu tidak batuk dan juga tidak flu ketika Abrisam memakan cemilan murahan. Kembali ke kursi itu, Rania langsung duduk di samping Abrisam. Wanita itu menaruh dia bungkus cemilan tidak pedas dan juga satu minum

    Last Updated : 2024-10-27

Latest chapter

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-159

    Akhirnya, mereka pun sampai di salah satu lantai ibukota. Gaby yang sibuk bermain air dengan teman Leon begitu juga dengan Leon. Sedangkan Rania lebih memilih berjalan di dermaga pantai ini dengan pelan. Tangannya menyentuh pinggiran kayu yang kokoh, dan menikmati tiupan angin kencang laut. Jika saja hal ini tidak terjadi, mungkin kali ini Rania sudah membawa Abrisam ke lantai untuk liburan semata. Duduk di paling ujung dermaga, dengan menggantung kakinya di atas air laut. Rania terkejut dengan seseorang yang entah sejak kapan mengikutinya dan sekarang duduk di samping wanita itu. Siapa lagi jika bilang Leon. Pria itu tersenyum manis di samping Rania dengan lesung pipinya. "Kenapa disini? Kan katanya tadi lagi main air sama Gaby." kata Rania akhirnya. "Capek. Pengen duduk saja disini, siapa tau ada yang pengen kamu ungkapin sama aku." Rania tertawa, dia ingin ingin mengungkapkan apa pun pada Leon. Lagian ini hanya masalah rumah tangga, dan itu semua urusan Rania dan juga Abrisam.

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-158

    Rania mendesah, dia sudah duduk selama lima belas menit di angkringan ini hanya menunggu Gaby. sayangnya wanita itu tak kunjung datang juga, pada gak dia bilang sebentar lagi akan sampai hingga saat ini Rania tak melihat Gaby datang. Dalam waktu lima menit, jika Gaby tidak datang jangan salahkan Rania jika dia akan pergi dari tempat ini. Menikmati minumannya yang tinggal setengah, sesekali Rania menatap jam tangannya yang terus berputar. Belum lagi cuaca mendadak mendung, dia hanya cemas ketika dirinya pulang waktu turun hujan. Meskipun naik mobil tapi kan tetap saja Rania tidak ingin hujan-hujan. Mendesah kecewa sudah nyaris sepuluh menit, akhirnya Rania memutuskan untuk pergi. Baru saja bangkit dari duduknya Rania melihat Leon yang baru saja turun dari milik dan berjabat tangan ala-ala anak remaja sambil mengumpat. Untuk apa Leon ada di tempat ini? Apa mungkin dia mengikuti Rania sampai sini? Kembali duduk sambil memainkan ponselnya, Rania kembali terkejut dengan teriakan yang cu

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-157

    Tidak pergi ke kantor, Abrisam memilih menghabiskan waktu di salah satu rumah yang pernah dibeli beberapa tahun yang lalu. Rumah hanya dimana ketika Abrisam suntuk, bosan, atau memikirkan banyak hal, atau mungkin ingin sendiri dia selalu datang ke rumah ini untuk menenangkan diri dari dunia yang membuat dirinya pusing. Ini sudah masuk hari ke tujuh, Rania dan Abrisam berdiam diri. Tidak ada yang membuka ucapan atau obrolan seperti dulu. Dimana Abrisam pulang dari kantor, Rania yang selalu menyiapkan semuanya. Ada sapaan, ada yang membawakan tas, melepas jas Abrisam, menuntun dirinya ke kamar mandi untuk membersihkan diri, menyiapkan semua kebutuhan Abrisam, ditambah lagi omelan, dumelan dan juga cerewet Rania tak lagi dia dengar dalam seminggu ini. "Rindu." lirih Abrisam. Bagas yang mendengar hal itu langsung tersenyum. "Udah cinta ya? Atau suka? cuma nggak mau mengakui?" "Bukan. Cuma kangen aja, seminggu gak di bawelin. Aneh rasanya." Tertawa terbahak, Bagas pun menepuk bah

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-156

    Setelah kejadian itu, hubungan Abrisam dan juga Selena merenggang. Abrisam yang entah kenapa memilih diam dan bungkam atas ungkapan cinta Rania. Begitu juga dengan Rania, yang menganggap dirinya tidak tahu malu karena mengatakan hal itu. Harusnya dia sabar sedikit saja, menahan diri untuk tidak mengatakan hal yang menjijikkan seperti itu. Sudah tau, pria itu belum juga selesai dengan masa lalunya, sedangkan Rania menuntut untuk dicintai. Bukannya itu konyol? Menyibukkan memasak di dapur, tanpa sadar Rania malah memotong jarinya sendiri. Wanita itu berteriak kecil, hingga membuat Mbok Atun yang ada di sampingnya menoleh kaget, melihat tangan Rania yang sudah mengeluarkan darah segar di atas temenan. "Ya Tuhan … Nona Rana!!" pekik Mbok Atun. Selena yang mendengar hal itu langsung berlari ke dapur dan melihat ada hal apa di dapur. Ternyata, tangan Rania yang terpotong ketika memotong sayur. Mungkin dia melamun sehingga tangannya yang harus dipotong. "Oh Tuhan … Rana ini kenapa

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-155

    Rania sampai di rumah dengan basah kuyup, dia hanya melihat Selena di rumah ini. Tidak dengan Bagas dan juga Abrisam yang entah kemana. "Ya Tuhan Rana … ayo cepat mandi, ganti bajumu nanti kamu bisa sakit." ucap Selena. Wanita itu menuntun Rania untuk masuk ke dalam rumah. Dia juga meminta mbok Atun untung menyiapkan air hangat untuk Selena mandi. Jangan sampai Rania sakit hanya karena air hujan. "Kamu dari mana sih, udah tau mau hujan kenapa gak pulang? Kenapa gak telpon Bagas aja buat jemput kami, seenggaknya kamu gak basah kuyup begini." omel Selena. Dirinya cukup berantakan, tapi sebisa mungkin Rania mencoba untuk tenang. Dia hanya pergi jalan-jalan sebentar, Rania lupa membawa ponsel dan juga uang. Karena dia pergi setelah berpamitan pada Selena. Dia berjalan terus kemana kaki mungilnya melangkah, taunya di tengah jalan malah turun hujan. Dia mencoba untuk pulang tapi yang ada Rania malah basah kuyup, akhirnya dia hujan-hujan saja sampai rumah. Selena menggelengkan kepalanya

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-154

    Berkali-kali Rania menghela nafasnya yang mendadak berat, wanita itu saat ini tengah beradaptasi di taman kota hanya untuk memikirkan banyak hal. Tak seharusnya Rania melibatkan perasaannya lebih dalam lagi, sedangkan dari awal Rania tahu jika pria itu tidak mencintainya. Dia hanya masih berusaha menerima kehadiran Rania bukan berusaha untuk mencintai Rania. Harusnya Rania sadar akan hal itu. Mau seberapa keras dia berusaha, jika Abrisam tidak ingin mencintai Rania tentu saja rasa itu akan menjadi percuma. Yang terlalu cinta itu Rania bukan Abrisam. Belum lagi wanita yang pernah mengandung bayi Abrisam. Jujur saja Rania iri dengan semua ini, dia iri di posisi wanita itu. Bahkan wanita itu sampai berpikir jika selama ini dirinya hanya tempat singgah. Ingat pertemuan mereka di taman ini bersama dengan Abrisam, di situlah jantung Rania sudah mulai tidak baik. Rania mencoba seasyik mungkin ketika bersama dengan Abrisam. setidaknya dia mampu membahagiakan pria itu dengan hal kecil. Menga

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-153

    "Ya, aku tau kalau itu Mas. Bedanya kamu melakukan itu dengan dia atas dasar cinta. Sedangkan denganku, atas keinginan ibumu yang ingin punya cucu cepat." "Demi Tuhan Rana aku menyentuhmu bukan karena itu. Bahkan kalau Mami nggak minta cucu pun aku juga akan menyentuhmu. Kamu istriku, dan aku berhak meminta hakku sebagai suami sama kamu!!" "Aku tau Mas, kita terpaksa bersama juga karena perjodohan. Aku pikir selama kita bersama, aku susah mengetahui semua tentang dirimu. Taunya aku salah, aku hanya mengetahui sebatas nama tanpa kisahmu." Abrisam mengacak rambutnya, dia pun menahan tangan Rania agar tidak pergi dari sampingnya. "Ran itu hanya masa lalu, aku salah aku tidak memberitahumu apapun tentang aku. Tapi bukan berarti kamu harus menghukumku dengan cara begini kan? Aku nggak suka, aku gak bisa, dan aku nggak tahan!!" Tidak perlu khawatir akan hal itu, lagian Rania tidak akan marah pada Abrisam. Dia hanya memaklumi dan menghargai privasi Abrisam selama ini. Bahkan Rania malah

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-152

    Setelah membantu Abrisam mandi, Rania memutuskan untuk turun. Dia membuat dia teh hangat untuk dirinya dan juga Abrisam. Tak lupa juga membawa satu piring biskuit yang sangat pas dan serasi ketika dinikmati dengan secangkir teh. "Rana … " panggilan itu membuat Rania menoleh. Dia menatap Selena yang baru saja masuk ke dalam dapur dengan wajah di Teluk. "Mami minta maaf." ujarnya. Helaan nafas keluar dari bibir Rania, dia pun menatap Selena dengan berat hati. "Ini Mami kenapa minta maaf sama Rana? Kan Mami lagi nggak melakukan kesalahan apapun sama Rana." Menurut Rania memang begitu, beda cerita dengan perasaan Selena yang mendadak lupa kalau Abrisam sudah menikah dan malah membahas tentang Claudia. Apalagi Selena yang kaget dan membutuhkan penjelasan dari Abrisam tentang kehamilan Claudia mantan kekasih Abrisam. Selena tahu perasaan Rania waktu di mobil, wanita itu mendadak diam dan murung. Belum lagi tatapan Rania yang kosong, dengan mata berkaca-kaca, seperti seseorang yang ingin

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-151

    Dada Rania sesak mendengar hal itu. Dia terus menundukkan dan tak berani mengangkat wajahnya hanya sekedar melihat Selena, atau mungkin melihat ekspresi wajah Abrisam. Jika saja bisa memilih, mungkin kali ini Rania tidak ingin satu mobil dengan mereka. "Abrisam jawab Mami!!" sentak Selena. "Ya!!" hanya kata itu yang mampu Abrisam katakan. Tanpa ditanyakan darimana Selena tahu, tentu saja Bagas yang memberitahu. Entah Bagas kelepasan ketika berbicara dengan Selena, dan membuat Bagas menceritakan semuanya karena paksaan Selena. Selena menutup matanya, bersamaan dengan itu air mata Rania pun jatuh dengan perlahan. Sesak di dadanya menjadi, bagaimana bisa hal ini terjadi pada dirinya? Meskipun itu hanya masa lalu, tapi tetap saja mampu membuat Rania tidak terima. Sekarang Rania tahu kenapa setiap kali Rania bertanya tentang masa lalu pria itu, Abrisam memilih diam dan tidak mengatakan apapun. Bahkan pria itu akan mengajak Rania untuk membahas hal lain tentang Rania. Entah tidak ingin

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status