แชร์

Chapter-08

ผู้เขียน: AgathaQuiin20
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-10-21 21:30:02

Tepat jam delapan malam, Rania baru saja sampai di rumah. Dia pun segera masuk ke rumahnya dan mengganti bajunya dengan baju kering. Biasalah, karena masih hujan dan Rania nekat untuk pulang. Akhirnya dia pun menerobos derasnya hujan untuk sampai di rumah. Mana tidak membawa payung sama sekali, dengan harapan Rania tidak akan sakit.

"Ayah ini so-- Rana kamu masih disini." Rania memekik kaget ketika melihat Rana yang masih ada di dalam rumahnya.

Cepat-cepat Rania meminta maaf pada Rana karena menunggunya cukup lama. Bahkan Rania juga sempat mempersilahkan Rana untuk pulang, karena hari sudah gelap. Sudah dipastikan jika Grace akan khawatir, mengetahui jika Rana tidak pulang ke rumah.

Tentu saja hal itu langsung ditolak oleh Rana. Dia akan menginap malam ini, dan kembali pulang esok pagi. Tidak mungkin juga dia pulang dengan keadaan di luaran sana masih hujan. Bukannya apa, tapi Rana malas saja jika harus keluar rumah saat hujan.

Hal itu langsung membuat Rania tersenyum. Dia pun langsung menuju dapur dan nyalakan kompornya, untuk menghangatkan soto daging yang dia beli tadi. Untung saja kios penjual soto nya masih buka. Biasanya habis magrib saja soto nya sudah habis. Mungkin karena hujan, itu sebabnya kios soto nya sedikit sepi.

Setelah sudah siap, Rania meminta Rana dan juga Adhitama untuk ke meja makan. Soto ini paling enak jika dinikmati selagi hangat, apalagi cuaca juga pas mendukung banget untuk menikmati semangkuk soto daging kesukaan Adhitama sejak dulu.

"Aromanya udah bikin Ayah ngiler aja ini soto." kekeh Adhitama.

"Ayah nggak boleh banyak-banyak ya. Nanti dimarahi Dokter lagi, Rania nya." kata Rania cemberut.

Adhitama meminta Rania untuk tenang. Lagian dia makannya tidak akan banyak, hanya sedikit untuk mengatasi rasa inginnya. Dan tidak setiap hari juga Adhitama harus makan soto. Satu atau dua kali dalam seminggu saja Andhitama sudah bersyukur.

Sebelum makan, Rania meminta semua orang untuk diam sejenak. Ini sudah tradisi sejak kecil, jika mau makan harus berdoa dulu barulah mereka bisa menikmati makanan mereka.

Rana menyendokan soto daging itu ke mulutnya dengan sedikit. Ini pertama kalinya Raja menikmati makanan pinggiran jalan. Biasanya niam Grace tahu hal ini, dia pasti akan matah. Kadang Rana berpikir jika hidupnya terlalu banyak aturan. Dan kadang membuat Rana tidak nyaman.

"Gimana Ran soto nya, enak?" tanya Adhitama yang sejak tadi memperhatikan ekspresi Rana, yang antara makan dan tidak.

Rana mendongak, dia pun menggelengkan kepalanya pelan. "Enak Yah."

"Syukur deh kalau kamu suka. Habisin ya Ran."

Rana mengangguk perlahan. Dia pun menikmati soto nya dengan pelan. Sesekali menatap Rania yang sibuk dengan ponselnya. Ponsel itu terus saja bergetar sejak tadi, hingga membuat Rania tidak nyaman dalam makannya. Dan hal itu juga sangat mengganggu Rana saat makan. Di rumahnya, dilarang keras bermain ponsel saat makan. Sedangkan di rumah Adhitama, jangankan ponsel, televisi saja masih menyala dan hal itu terlihat sangat wajar.

"Dari tadi itu hape bunyi terus. Siapa sih yang nelpon!!" cetus Rana. Dia bahkan sampai membanting sendoknya, karena merasa terganggu.

"Maaf ya Rana, ini si Abri telepon terus dari tadi." jawab Rania tidak enak hati.

"Si buta ngapain telepon? Ada hal penting apa? Dan dia tau nomer kamu?"

Rania mengangguk sore tadi setelah memesan undangan. Abrisam memang sempat meminta nomor ponsel Rania. Katanya biar gampang dihubungi, sedangkan biasanya kalau Abrisam telepon di nomor biasanya. Rania suka lama balesnya dan juga angkatnya. Itu sebabnya Abrisam meminta nomor ponsel, yang biasa Rania pakai. Tentu saja Rania langsung memberikan nomor ponselnya pada Abrisam tanpa berpikir dua kali. Jika nomor ponsel yang Abrisam simpan sampai saat ini itu nomor Rana yang asli bukan Rania.

"Astaga … bego banget sih jadi orang. Udah tau lagi gantiin aku, kenapa malah dikasih!" omel Rana panik. Buru-buru Rana memblokir nomor ponsel Abrisam dan juga akun sosial Abrisam lainnya. "Jangan sampai itu bodyguard juga telepon aku karena Abrisam!!" gerutu Rana.

“Maaf Rana, aku lupa.” kata Rania polos.

“Udah lah nggak usah dibahas, nanti aku pikirin alasannya kayak apa.” dumel Rana dan melanjutkan makan soto nya.

Sedangkan Rania sendiri, memelas meminta maaf pada Rana atas kecerobohannya tadi sore. Dia lupa jika selama mereka belum menikah, semua urusan harus melewati Rana. Dan dengan bodohnya, Rania malah memberikan nomor ponselnya pada Abrisam tanpa berpikir dua kali.

“Rana … .” rengek Rania.

“Udah!! Nggak usah merengek!! Kamu lebih tua dariku, dan berhenti menjadi bayi. Cepat selesaikan makanmu, dan kita bahas masalah Abri.” cetus Rana dan membuat Abrisam diam.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chaptee-09

    Keesokan harinya, Rana pun memilih untuk pulang. Grace terus saja menelponnya sejak setengah jam yang lalu. Dan nyatanya, Rana paling malas jika harus menerima panggilan itu, dan mendengar omelan Grace. Semalam, Rania menceritakan apa saja yang mereka lakukan. Termasuk menurunkan Rania di depan rumah Rana. Dimana Abrisam mengajak Rania ke sebuah butik untuk memesan gaun pernikahan mereka. Dan juga pergi membuat undangan sesuai apa yang Rania inginkan. Katanya, semua sesuai keinginan Rania. Itu sebabnya Rana meminta Rania bercerita dengan sedetail mungkin. "Yaudah aku pulang. Nanti kalau ada apa-apa jangan lupa kabarin aku. Apalagi Abrisam sekarang udah punya nomer kamu. Yang jelas dia nggak akan telepon aku lagi." kata Rana. Rania mengangguk. "Iya. Kalau dia telepon aku, nanti aku langsung ngabarin kamu." Rana bergumam dia pun langsung mengambil kunci minimnya, dan memilih pergi. Dia harus pulang cepat dan mengurus semuanya. Setelah Rania menikah dengan Abrisam, dia harus segera p

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-21
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-10

    Memasuki makan siang, Rania pun melepas celemek di tubuhnya. Dia pun memilih membeli roti panggang yang berada di seberang jalan. Entah kenapa akhir-akhir ini Rania ingin makan sekali roti panggang. Bahkan Rania juga lupa kapan terakhir dia membeli roti panggang untuk dirinya dan juga ayahnya.“Mau kemana Ran, kok buru-buru.” kata Vano, ketika menyadari jika Rania ingin pergi dari cafe. Ya selama ini Rania bekerja di salah satu cafe di ibukota. Cafe ini hampir setiap hari ramai pengunjung. Entah anak muda, ibu-ibu arisan atau bahkan beberapa orang pebisnis yang menyewa ruang privasi. “Beli roti panggang Mas. Kenapa? Mau titip?”Vano menggeleng. “Nggak lah. Cuma mau tanya aja.”Rania menunjukkan wajah cemberutnya, dia pun memilih cepat pergi dari cafe ini sebelum roti panggang depan itu tutup. Maklum saja toko itu buka dari jam tujuh pagi sampai jam dua belas siang, lalu buka kembali jam empat sore sampai jam sepuluh malam. Dan jika Rania belinya malam, sudah dipastikan jika dia tida

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-21
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-11

    Rania mendadak gugup ketika dia bertemu dengan Selena, Ibu Abrisam. Siang ini Rania mendapat telepon dari Bagas. Jika Selena ingin bertemu dengan Rania. Ralat!! Sebenarnya ingin bertemu dengan Rana, karena Rania yang menggantikannya. Itu sebabnya dia datang, sedangkan Rana tentu saja wanita itu pergi entah kemana. Agar Grace tidak curiga dan marah padanya. Seperti saat ini Selena yang mengundang Rania untuk makan siang bersamanya, dan juga membahas tentang pernikahan mereka. Selena juga memuji Rania yang pandai masak, dan rasa masakannya sangat enak. Selena berani bertaruh, jika wanita itu membuka usaha catering atau makanan ringan sudah dipastikan akan laku keras. "Tante bisa aja." ucap Rania malu. "Serius loh. Tadi sambal cumi kamu enak banget. Abri aja sampai nambah." goda Selena. Rania tersipu malu, dia pun menyimpan sambal cumi yang ada di dalam lemari pendingin. Sambal cumi ini bisa bertahan dua minggu jika berada di lemari pendingin.Kalau begini ceritanya, Selena juga beta

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-22
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-12

    Rania sampai dirumah pukul enam sore. Untuk saja cuaca hari ini cerah dan tidak turun hujan. Dia tidak harus drama lagi, karena hujan turun dan membuat kepala Rania pusing. Bahkan tidak hanya itu, Rania juga dikejutkan oleh kedatangan Rana yang ternyata seharian ini menemani ayahnya di rumah. Meskipun rumahnya harus menjadi kapal pecah karena ulah Rana. "Yang bayar tagihan AC siapa, Rana. Itu listriknya pasti mahal banget." kata Rania, menyodorkan satu kotak roti pandan pada ayah dan juga Rana. Wanita itu menoleh cepat menatap Rania dan juga pendingin ruangan di kamarnya secara bergantian. "Calon istrinya Abrisam bayar listrik aja nggak mampu!!" "Rana--" "Aku yang bayar, kalau Kakak nggak mampu!" Sebenarnya bukan tidak mampu. Rania itu mampu membelinya. Tapi kamu Rania hingga harus memikirkan biaya hidupnya selanjutnya setelah membeli barang seperti itu. Nyatanya kipas angin yang ada di kamar Rania saja tidak pernah menyala, apalagi ini pendingin ruangan yang dipakai atau tidak t

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-22
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-13

    Rana menghela nafasnya berat, ketika Rania menelponnya dan memberitahu dirinya. Jika hari ini gaun yang beberapa hari dipesan oleh Rania sudah jadi. Dan Megan meminta Rana dan juga Abrisam untuk mencobanya. Malas!! Tentu saja iya, dia harus bangun pagi hanya untuk datang ke butik yang Rania katakan. Belum lagi ocehan Grace yang membuat telinga Rana panas. "Mama bisa diam tidak!! Aku pusing denger Mama ngomong terus, dan itu semua hanya karena harta!" cetus Rana. Yang ada dipikiran ibunya itu hanya harta, harta, harta, dan harta. Tapi Grace tidak pernah memikirkan perasaan anaknya sampai detik ini. Rana itu tidak mau menikah, dia adalah wanita bebas, dia tidak suka keterikatan. Berkali-kali Rana mengatakan hal itu pada Grace. Dan nyatanya wanita tua itu sama sekali tidak peduli. Ibarat kata, Grace itu adalah sopir dan Rana adalah penumpang yang harus ikut dan menurut apapun yang sopir itu katakan. "Mama cuma ingetin kamu!! Jangan sampai jatuh cinta dengan dia." "Lagian siapa juga

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-24
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-14

    "Jadi aku kesini cuma mau bilang, kalau Rana akan segera menikah. Kamu adalah Ayah kandung Rana, dan kamu berhak datang ke gereja untuk menyaksikan pernikahan putri keduanya. Adhitama menghela nafasnya berat. Dia pun sempat melirik Rana yang menunjukkan wajah memelasnya, hingga membuat Adhitama tidak tega, untuk berkata jujur. Jika saja Grace tahu, nantinya yang menikah dengan Abrisam bukanlah Rana melainkan Rania. Tapi melihat istrinya yang gila harta, dia pun hanya menganggukkan kepalanya pelan. "Selamat ya, sebentar lagi Rana akan menempuh hidup baru. Ayah cuma berharap kamu bahagia dengan pilihanmu." jelas Adhitama. Itu adalah sebuah sindiran keras untuk Rana, yang dimana wanita itu mengorbankan kakaknya untuk menikah dengan pilihan Grace, hanya karena wanita itu tidak mau menikah dengan pria buta. Memangnya Adhitama juga rela harus melihat Rania menikah dengan pria buta? Yang dimana semua urusan akan melibatkan Rania? Masalahnya akan semakin banyak, dan bahunya harus terpaksa

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-25
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-15

    Setelah pergi dari rumah, dan turun dari angkutan umum. Rania pun mendesah pelan, perasaannya begitu kacau setelah mendengar hal itu. Bukannya Rania tidak ingin tinggal bersama dengan ibunya, bahkan Rania juga menginginkan jika keluarganya kembali berkumpul. Rania ingin tinggal bersama dengan ibu, ayah dan juga adiknya. Apakah itu bisa? Tentu saja tidak bisa!! Grace tidak mungkin mau tinggal bersama dengan Rania dan juga Adhitama. Apalagi kondisi ayahnya saat ini yang sakit-sakitan, dan hanya Rania yang menjadi tulang punggung keluarganya. Ibunya tidak mau tinggal di rumah petak, yang menurutnya hampir mirip dengan gudang. Ibunya juga tidak mau hidup susah serba kekurangan. Itu sebabnya sisa harta yang ada, Grace pun kembali menikah dengan David. Jika dihitung pria tua itu juga termasuk ayah tirinya, jika dia mau mengakui Rania sebagai anak tiri. Tapi tidak masalah jika tidak ingin, toh, dia juga tidak begitu berharap dianggap anak boleh David. Dia sudah memiliki Adhitama, ayah kandu

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-27
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-16

    "Ini tempat terakhir kita." kata Rania. Wanita itu menatap arlojinya yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Dua jam lagi, dia harus pulang ke rumah. "Ini dimana kok ramai banget." tanya Abrisam. Ini adalah tempat terakhir tujuan Rania. Mereka berada di pasar malam pinggiran kota. Belum.bisa dikatakan pinggiran, karena tempat ini hanya membutuhkan lima belas menit untuk sampai di kota. Rania suka sekali datang ke tempat Ramai, jika suasana hatinya buruk. Seperti tadi pagi, dan dia akan membeli cemilan kuping gajah dan juga makaroni pedas sebagai teman. Tidak hanya itu, Rania juga akan membeli satu cup teh dingin. Seperti saat ini, Rania yang meminta Abrisam duduk di kursi yang ada, sedangkan dia yang membeli banyak cemilan dan juga minuman. Dalam hati Rania berdoa jika pria itu tidak batuk dan juga tidak flu ketika Abrisam memakan cemilan murahan. Kembali ke kursi itu, Rania langsung duduk di samping Abrisam. Wanita itu menaruh dia bungkus cemilan tidak pedas dan juga satu minum

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-27

บทล่าสุด

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-185

    Abrisam akhirnya turun ke bawah, dia sudah mengenakan baju lengkap. Begitu juga dengan Rania yang sudah mengenakan baju lengkap juga, tidak seperti pagi tadi yang hanya menggunakan bathrobe saja. Sungguh, dia begitu malu melihat ibu mertua dan juga keluarganya yang tiba-tiba saja datang ke rumah, sedangkan dia datang juga tidak menelpon atau memberi kabar lebih dulu. Untung saja Rania bangun lebih awal, dia sudah mandi dan juga membereskan rumah yang sempat berantakan karena ulah Abrisam. Coba saja jika belum, sudah dipastikan ibu mertuanya itu pasti akan memiliki pemikiran yang luar biasa untuk Rania dan juga Abrisam. "Kemarin perasaan bilangnya dua hari, ini kenapa baru sehari sudah pulang?" ucap Abrisam. Rania yang duduk di depannya pun langsung mengkerut kan keningnya heran. "Haa? Masa sih? Mereka pergi kemana?" Tentu saja Abrisam tidak akan memberitahu Rania mereka pergi kemana. Itu rahasia publik, dan hanya Abrisam saja yang tahu. Rania tidak dipe

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-184

    "Hari ini kita … pulang ke rumah Abrisam." ucap Selena.Semua orang menatap Selena heran, dia pun langsung menatap satu persatu barang yang sempat mereka bawa ketika meninggalkan rumah Abrisam. Dan pagi ini, dengan semangat mereka pun kembali ke rumah Abrisam. "Mau menginap lagi di rumah kita?" tanya Alfa memastikan. Selena menggeleng, "Kita balik aja kesana, sampai Mami punya cucu baru pulang." Alfa memutar bola matanya malas, padahal Selena tahu sendiri jika dia tidak akan mendapatkan apapun dari hasil yang dia perbuat saat ini. Tapi tetap saja wanita itu masih ngeyel dan berharap jika dia akan menerima cucu suatu saat nanti. Dan pagi ini, Selena sengaja ingin kembali ke rumah itu pagi-pagi, karena tahu Abrisam maupun Rania belum juga bangun tidur. Biasanya mereka akan bangun terlambat, apalagi malam itu malam yang panjang untuk mereka. Tidak mungkin kan kalau mereka tidak melakukan apapun jika berdua saja? Selena juga memastikan semua cctv rumah untuk tidak melihat apa yang mere

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-183

    Makan malam yang seharusnya masih hangat menjadi dingin karena ulah Abrisam. Pria itu tiba-tiba saja mengurung Rania di dalam kamar selama dua jam, sehingga masakan Rania menjadi dingin dan tidak enak kembali. Belum lagi, ketika mereka turun dan menikmati makanan mereka. Abrisam malah menolak masakannya untuk dipanasi. Sungguh, dia tidak ingin Abrisam sakit perut hanya karena makanan dingin. Rania juga sudah membuatkan teh hangat untuk Abrisam dan juga dirinya. Setelah ini mereka akan tidur nyenyak, Rania sudah capek dan lelah. Badannya sangat lelah dan remuk akibat ulah Abrisam. Untung saja rumah ini benar-benar sepi coba saja jika tidak? Akan ada banyak orang yang mendengar suara Rania yang mendadak menggelegar akibat ulah Abrisam.Selesai makan, akhirnya Rania pun langsung membersihkan meja makan ini dengan cepat agar terlihat rapi dan bersih. Dia juga meminta Abrisam untuk menunggunya di ruang tengah, mungkin pria itu ingin mendengarkan suara televis

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-182

    Merasakan sebuah pelukan, Rania pun teringat kaget akan hal itu. Tak biasanya Abrisam memeluknya dari arah belakang ketika dirinya tengah masak. Biasanya pria itu akan memanggil namanya jika memang dia membutuhkan sesuatu. Tapi kali ini … "Kenapa Mas?" pertanyaan itu lolos dari bibir Rania. Dia yang sempat menghentikan potongan wortel nya, kembali memotong dadi wortel itu sebagai isian. "Jangan marah." Memangnya wanita mana yang tidak marah setelah melihat suaminya memangku wanita lain? Sedangkan selama ini Rania saja tidak pernah duduk di atas pangkuan Abrisam. "Nggak." hanya jawaban itu yang bisa Rania berikan pada Abrisam. Dia tidak tahu antara marah atau cemburu melihat suaminya seperti itu. Tapi sebisa mungkin, Rania menahan perasaannya untuk tidak menciptakan jarak diantara mereka. Jika saja nanti, suaminya memang masih memiliki perasaan itu pada Claudia, Rania bahkan siap untuk melepaskan suaminya untuk bahagia dengan wanita yang dia cintai "Aku tau kamu marah." Tersenyu

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-181

    Helaan nafas keluar dari bibir Rania, dia menatap dua kotak makan siang dengan tempat berwarna merah muda. Kotak itu berniat ingin Rania bawakan untuk kantor Abrisam. Dan itu adalah permintaan Abrisam juga sebelum dia pergi ke kantor. Tapi, mendengar pagi tadi membuat Rania berpikir. Apa mungkin mantan kekasih suaminya itu akan datang ke kantor hanya untuk mengantar makan siang? Jika iya? Terus gunanya Rania datang kesana untuk apa? Selena yang melihat kegundahan Rania pun mendekat. Menawarkan diri untuk mengantar Rania ke kantor Abrisam, siapa tahu dia kesepian datang ke kantor Abrisam seorang diri. Tapi yang ada Rania menolak, dia bisa pergi sendiri lagian dia juga ada janji dengan Gaby untuk pergi bersama. Jadi, kalau nanti Selena ikut takutnya Selena akan merasa bosan. "Ya sudah, pokoknya hati-hati ya." Rania mengangguk, dia pun mengambil kotak itu dan membawanya ke dalam mobil. Disana sudah ada satu sopir yang biasanya mengantar Alfa ke kantor, dan kali ini orang itu yang akan

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-180

    Suara bel rumah ini membuat Rania yang baru saja turun dari tanggal menoleh. Dia menatap pintu putih tinggi di depannya yang lumayan jauh dengan kening yang mengkerut. Ini masih jam sembilan pagi, dan sudah ada tamu yang datang? Wanita itu ingin membuka pintu rumah ini yang terus saja berbunyi, seolah sangat tamu tidak sabaran untuk masuk ke dalam rumah. Namun, mbok Atun lebih dulu berlari ke arah pintu dan membuka pintu rumah besar ini dengan lebar. "Selamat pagi Mbok Atun." sapa orang itu, yang masih bisa didengar oleh Rania. Mbok Atun berdiri dengan kaku, ketika tahu siapa tamu yang datang ke rumah ini. Orang yang entah sudah berapa tahun, tidak pernah muncul dan sekarang kembali muncul. "Non Claudia … " Mendengar namanya, Rania yang penasaran pun mendekat. Berdiri di balik tubuh gemuk Mbok Atun dengan bingung. Dia menatap wanita di depan pintu itu dengan heran. Pagi begini bertamu ada apa? Bahkan kalau dilihat Rania seolah pernah melihatnya tapi dimana? "Maaf, mau cari siapa

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chaptr-179

    Abrisam pulang ke rumah tepat jam tujuh malam, dia merasa bersalah dengan Rania karena tidak bisa datang makan siang bersama dengannya. Dan kali ini Abrisam juga tidak bisa makan malam bersama dengan Rania kembali, karena dipaksa harus menemani Claudia makan malam. Tentang wanita itu, dia adalah tunangan Abrisam dulu, dia adalah wanita yang pernah Abrisam cintai dalam hidupnya. Dia adalah wanita yang pernah mengandung anaknya dulu. Dia adalah wanita yang paling beruntung karena memiliki Abrisam. Sayangnya, wanita itu meninggalkan dirinya demi pria lain, karena malu memiliki kekasih buta seperti Abrisam setelah mengalami kecelakaan. Tentu saja itu menyakitkan, hubungan mereka juga terbilang sangat lama sedangkan ingin ke jenjang yang lebih serius yang ada dia pergi. Dan sekarang dia kembali? Untuk apa? Mengacak rambutnya, Abrisam merasakan kasur sampingan melesak, sekolah ada seseorang yang duduk di samping Abrisam. "Mas ini kenapa bajunya ada

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-178

    Menutup sambungan telepon dari Rania, Bagas pun mendesah. Apalagi Abrisma yang hanya diam saja ketika ada salah satu wanita memeluknya. Ya, Claudia mantan kekasih Abrisam tiba-tiba saja datang ke kantor dengan alasan rindu ingin bertemu dengan Abrisam. Walaupun pria itu sudah mengatakan jika dirinya sudah menikah, dan tak sepantasnya Claudia mengatakan itu pada Abrisam. Tentu saja hal itu tak membuat masalah untuk Claudia, aku Abrisam susah menikah atau tidak nyatanya Claudia sama sekali tidak peduli. Dia masih yakin jika pria itu masih memiliki perasaan yang sama terhadap Claudia. Lagian, yang dia dengar jika pernikahan Abrisam dengan wanita itu dijodohkan oleh Selena. Bukan murni pilihan Abrisam, apalagi kekasih Abrisam setelah Claudia."Tolong jaga sikapmu." ucap Abrisam melepas pelukan itu. "Aku sudah menikah, seharusnya kamu tidak boleh memelukku." ujarnya. "Abri … aku cuma kangen aja sama kamu. Masa iya peluk aja nggak boleh?" "Claudia, posisiku saat ini suami orang. Tolong h

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-177

    Di salah satu salon, Selena meminta rambut Rania di warnai. Meskipun dia sudah menolak dan tidak ingin mewarnai rambutnya karena takut Abrisam marah, tapi Selena malah ngeyel dan meminta tukang salonnya mewarnai rambut Rania dengan warna biru, dan juga dusty di bagian dalam rambutnya. Jadi diluar rambutnya masih kelihatan hitam, sedangkan yang dalam sudah berwarna. biar terlihat.enjadi istri masa kini. buknnya tidak suka dengan penampilan Rania, hanya saja Selena ingin suasana baru yang ada di diri Rania. dia ini istri seorang bos masa iya kalah dengan sekretaris dan juga karyawan kantor yang cantik dan modis? selena ini Rania seperti mereka itu pun jika mau, kalaupun tidak mau yaaa Selena paksa. "Nanti kalau mas Abri marah gimana, Mah?" tanya Rania memastikan. "Gak akan. Percaya deh sama Mami, nanti kalau marah urusannya sama Mami." jelas Selena. Mencoba mempercayai hal itu, Rania pun pasrah dan membiarkan para pegawai salon merubah warna ram

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status