Share

Chapter-10

Penulis: AgathaQuiin20
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-21 21:30:43

Memasuki makan siang, Rania pun melepas celemek di tubuhnya. Dia pun memilih membeli roti panggang yang berada di seberang jalan. Entah kenapa akhir-akhir ini Rania ingin makan sekali roti panggang. Bahkan Rania juga lupa kapan terakhir dia membeli roti panggang untuk dirinya dan juga ayahnya.

“Mau kemana Ran, kok buru-buru.” kata Vano, ketika menyadari jika Rania ingin pergi dari cafe.

Ya selama ini Rania bekerja di salah satu cafe di ibukota. Cafe ini hampir setiap hari ramai pengunjung. Entah anak muda, ibu-ibu arisan atau bahkan beberapa orang pebisnis yang menyewa ruang privasi.

“Beli roti panggang Mas. Kenapa? Mau titip?”

Vano menggeleng. “Nggak lah. Cuma mau tanya aja.”

Rania menunjukkan wajah cemberutnya, dia pun memilih cepat pergi dari cafe ini sebelum roti panggang depan itu tutup. Maklum saja toko itu buka dari jam tujuh pagi sampai jam dua belas siang, lalu buka kembali jam empat sore sampai jam sepuluh malam. Dan jika Rania belinya malam, sudah dipastikan jika dia tidak akan bisa. Karena cafe tempat dia bekerja akan ramai ketika malam datang,

Berlari ketika jalanan ibukota sedikit sepi, Rania pun sampai di depan toko roti panggang. Dengan cepat dia pun membeli banyak rasa dan juga roti kukus kesukaan ayahnya. Disini tidak hanya roti panggang saja yang dijual, tapi banyak aneka kue basah dan kering. Ada cupcake yang lucu dan juga kue tart yang tentunya sangat enak rasanya.

“Aku baru tau kalau ada donat.” kata Rania menatap satu kotak donat yang berisikan enam biji dengan rasa yang berbeda.

“Selama ini kamu kemana aja sih Ran. Itu donat udah di situ dari dua bulan yang lalu.” ucap karyawan toko roti ini, yang memiliki nama Bunga.

“Seriusan Mbak Bung, aku nggak tau kalau ada donat. Lagian aku juga udah lama banget gak mampir kesini.”

“Makanya jangan semedi aja kamu itu. Keluar-keluar cuma ke rumah sakit.”

Rania tertawa kecil, dia pun menyerahkan uang berwarna merah pada Bunga. Bukan masalah keluar atau tidak, selama ini Bunga juga tahu kan jika Rania banting tulang dan untuk hidup sehari-hari dan juga pengobatan ayahnya, Tapi saat ini Rania sudah tidak khawatir kembali dengan kesehatan ayahnya. Karena ayahnya sudah dioperasi dan penyakitnya tidak akan kambuh kembali.

Mendengar hal itu Bunga pun ikut senang, setidaknya beban hidup Rania terangkat satu. Dia bisa merasakan hidup normal layaknya pemuda lainnya, Yang merasakan nongkrong, ngopi dan juga jatuh cinta.

Ha … jatuh cinta? Dengan siapa? Toh, Rania juga tidak tahu harus melabuhkan hatinya pada siapa. Tidak mau berlama-lama, Rania pun memilih kembali ke cafe. Jam makan siangnya hampir saja habis karena membeli kue pada Bunga. Jangan sampai Rania tidak bisa makan karena terlalu lama mengobrol pada Bunga.

Perjalanan menuju ke cafe, yang ada Rania malah melihat Bagas yang membawa dua cup kopi susu di tangannya. Rania pun menghampirinya dan mencari sosok Abrisam yang tidak ada di sampingnya.

“Bagas … .”

Bagas menoleh kaget dia pun meletakkan kopi panasnya di atas meja dan tersenyum ke arah Rania. “Rana … kamu kok ada disini, ngapain?”

“Aku lagi beli roti panggang, Kamu ngapain ada disini? Mas Abri mana?”

Bagas tersenyum kecil. Di pun menunjuk dimana mobilnya berada. "Abri ada di mobil. Mau ketemu?"

Rania menggeleng, dia pun memberikan satu kantong roti panggang pada Bagas. Dan meminta Bagas untuk memberikan roti panggang itu. Jika saja Rania tidak cepat kembali ke tempat kerja. Pasti Rania akan memberikan roti panggang itu sendiri pada Abrisam.

"Kasih ke dia ya. Maaf aku gak bisa ngasih sendiri, ada kerjaan yang harus aku kerjakan. Hmm, nggak papa kan, Gas?" kata Rania tidak enak hati.

Bagas tersenyum. "Iya nggak papa kok Rana. Nanti saya akan kasihkan ke Abri."

"Makasih ya Gas. Maaf udah ngerepotin kamu."

Bukannya marah atau apa, Bagas malah tersenyum kecil. Dia pun menatap punggung Rania yang pergi dari hadapannya. MTa BagS memicing, ketika melihat Rania yang masuk ke sebuah cafe. Dia baru sadar jika baju yang dipakai Rania sama dengan pegawai cafe di depan. Menatap kopinya yang hampir saja dingin, Bagas memilih kembali ke mobil. Tak lupa juga Bagas memberikan roti panggang itu pada Bagas.

"Ini apa?" tanya Abrisam heran.

"Roti panggang." jawab Bagas cuek.

Abrisam tahu jika itu roti panggang. Tapi kan Abrisam tidak meminta Bagas untuk membeli roti panggang. Dia hanya meminta Bagas untuk membelikan kopi susu saja. Toh, Abrisam juga tidak ingin makan apapun saat ini.

Tidak mau disalahkan, Bagas pun menjelaskan jika dia tidak membeli roti panggang. Tapi, roti itu dia dapat dari Rana. Tadi ketika membeli kopi dan hw dak pergi, Bagas bertemu dengan Rana yang sedang membeli roti panggang. Dan Bagas juga melihat Rana ke sebuah cafe di seberang sana.

"Jadi … itu yang beli bukan aku. Tapi Rana, terus minta aku buat ngasih ini ke kamu. Jelas!!" terang Bagas dan membuat Abrisam tersenyum.

Pria itu langsung membuka kantong roti panggang yang diberikan Rania, dan memakannya dengan pelan. Melihat hal itu Bagas hanya mampu geleng kepala.

"Katanya nggak laper. Tapi diembat juga itu roti panggang!!" cibir Bagas dan membuat Abrisam terkekeh kecil.

"Cerewet!!"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Angela
Banyak typo
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-11

    Rania mendadak gugup ketika dia bertemu dengan Selena, Ibu Abrisam. Siang ini Rania mendapat telepon dari Bagas. Jika Selena ingin bertemu dengan Rania. Ralat!! Sebenarnya ingin bertemu dengan Rana, karena Rania yang menggantikannya. Itu sebabnya dia datang, sedangkan Rana tentu saja wanita itu pergi entah kemana. Agar Grace tidak curiga dan marah padanya. Seperti saat ini Selena yang mengundang Rania untuk makan siang bersamanya, dan juga membahas tentang pernikahan mereka. Selena juga memuji Rania yang pandai masak, dan rasa masakannya sangat enak. Selena berani bertaruh, jika wanita itu membuka usaha catering atau makanan ringan sudah dipastikan akan laku keras. "Tante bisa aja." ucap Rania malu. "Serius loh. Tadi sambal cumi kamu enak banget. Abri aja sampai nambah." goda Selena. Rania tersipu malu, dia pun menyimpan sambal cumi yang ada di dalam lemari pendingin. Sambal cumi ini bisa bertahan dua minggu jika berada di lemari pendingin.Kalau begini ceritanya, Selena juga beta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-12

    Rania sampai dirumah pukul enam sore. Untuk saja cuaca hari ini cerah dan tidak turun hujan. Dia tidak harus drama lagi, karena hujan turun dan membuat kepala Rania pusing. Bahkan tidak hanya itu, Rania juga dikejutkan oleh kedatangan Rana yang ternyata seharian ini menemani ayahnya di rumah. Meskipun rumahnya harus menjadi kapal pecah karena ulah Rana. "Yang bayar tagihan AC siapa, Rana. Itu listriknya pasti mahal banget." kata Rania, menyodorkan satu kotak roti pandan pada ayah dan juga Rana. Wanita itu menoleh cepat menatap Rania dan juga pendingin ruangan di kamarnya secara bergantian. "Calon istrinya Abrisam bayar listrik aja nggak mampu!!" "Rana--" "Aku yang bayar, kalau Kakak nggak mampu!" Sebenarnya bukan tidak mampu. Rania itu mampu membelinya. Tapi kamu Rania hingga harus memikirkan biaya hidupnya selanjutnya setelah membeli barang seperti itu. Nyatanya kipas angin yang ada di kamar Rania saja tidak pernah menyala, apalagi ini pendingin ruangan yang dipakai atau tidak t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-13

    Rana menghela nafasnya berat, ketika Rania menelponnya dan memberitahu dirinya. Jika hari ini gaun yang beberapa hari dipesan oleh Rania sudah jadi. Dan Megan meminta Rana dan juga Abrisam untuk mencobanya. Malas!! Tentu saja iya, dia harus bangun pagi hanya untuk datang ke butik yang Rania katakan. Belum lagi ocehan Grace yang membuat telinga Rana panas. "Mama bisa diam tidak!! Aku pusing denger Mama ngomong terus, dan itu semua hanya karena harta!" cetus Rana. Yang ada dipikiran ibunya itu hanya harta, harta, harta, dan harta. Tapi Grace tidak pernah memikirkan perasaan anaknya sampai detik ini. Rana itu tidak mau menikah, dia adalah wanita bebas, dia tidak suka keterikatan. Berkali-kali Rana mengatakan hal itu pada Grace. Dan nyatanya wanita tua itu sama sekali tidak peduli. Ibarat kata, Grace itu adalah sopir dan Rana adalah penumpang yang harus ikut dan menurut apapun yang sopir itu katakan. "Mama cuma ingetin kamu!! Jangan sampai jatuh cinta dengan dia." "Lagian siapa juga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-14

    "Jadi aku kesini cuma mau bilang, kalau Rana akan segera menikah. Kamu adalah Ayah kandung Rana, dan kamu berhak datang ke gereja untuk menyaksikan pernikahan putri keduanya. Adhitama menghela nafasnya berat. Dia pun sempat melirik Rana yang menunjukkan wajah memelasnya, hingga membuat Adhitama tidak tega, untuk berkata jujur. Jika saja Grace tahu, nantinya yang menikah dengan Abrisam bukanlah Rana melainkan Rania. Tapi melihat istrinya yang gila harta, dia pun hanya menganggukkan kepalanya pelan. "Selamat ya, sebentar lagi Rana akan menempuh hidup baru. Ayah cuma berharap kamu bahagia dengan pilihanmu." jelas Adhitama. Itu adalah sebuah sindiran keras untuk Rana, yang dimana wanita itu mengorbankan kakaknya untuk menikah dengan pilihan Grace, hanya karena wanita itu tidak mau menikah dengan pria buta. Memangnya Adhitama juga rela harus melihat Rania menikah dengan pria buta? Yang dimana semua urusan akan melibatkan Rania? Masalahnya akan semakin banyak, dan bahunya harus terpaksa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-15

    Setelah pergi dari rumah, dan turun dari angkutan umum. Rania pun mendesah pelan, perasaannya begitu kacau setelah mendengar hal itu. Bukannya Rania tidak ingin tinggal bersama dengan ibunya, bahkan Rania juga menginginkan jika keluarganya kembali berkumpul. Rania ingin tinggal bersama dengan ibu, ayah dan juga adiknya. Apakah itu bisa? Tentu saja tidak bisa!! Grace tidak mungkin mau tinggal bersama dengan Rania dan juga Adhitama. Apalagi kondisi ayahnya saat ini yang sakit-sakitan, dan hanya Rania yang menjadi tulang punggung keluarganya. Ibunya tidak mau tinggal di rumah petak, yang menurutnya hampir mirip dengan gudang. Ibunya juga tidak mau hidup susah serba kekurangan. Itu sebabnya sisa harta yang ada, Grace pun kembali menikah dengan David. Jika dihitung pria tua itu juga termasuk ayah tirinya, jika dia mau mengakui Rania sebagai anak tiri. Tapi tidak masalah jika tidak ingin, toh, dia juga tidak begitu berharap dianggap anak boleh David. Dia sudah memiliki Adhitama, ayah kandu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-16

    "Ini tempat terakhir kita." kata Rania. Wanita itu menatap arlojinya yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Dua jam lagi, dia harus pulang ke rumah. "Ini dimana kok ramai banget." tanya Abrisam. Ini adalah tempat terakhir tujuan Rania. Mereka berada di pasar malam pinggiran kota. Belum.bisa dikatakan pinggiran, karena tempat ini hanya membutuhkan lima belas menit untuk sampai di kota. Rania suka sekali datang ke tempat Ramai, jika suasana hatinya buruk. Seperti tadi pagi, dan dia akan membeli cemilan kuping gajah dan juga makaroni pedas sebagai teman. Tidak hanya itu, Rania juga akan membeli satu cup teh dingin. Seperti saat ini, Rania yang meminta Abrisam duduk di kursi yang ada, sedangkan dia yang membeli banyak cemilan dan juga minuman. Dalam hati Rania berdoa jika pria itu tidak batuk dan juga tidak flu ketika Abrisam memakan cemilan murahan. Kembali ke kursi itu, Rania langsung duduk di samping Abrisam. Wanita itu menaruh dia bungkus cemilan tidak pedas dan juga satu minum

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-17

    Rana mendadak gemas dengan Rania, yang tak kunjung datang. Ini sudah jam setengah tujuh pagi, dan Grace sudah menelponnya berulang kali, hanya menanyakan wanita itu ada dimana. Tentu saja dia ada di depan rumah Rania, hari ini adalah hari pernikahan Abrisam dan juga Rana. Yang dilangsungkan di sebuah gereja ibukota tepat jam sepuluh pagi. Grace meminta Rana untuk datang lebih dulu, karena wanita itu harus menjalani fitting bajunya kembali karena tidak cukup, belum lagi make up manten itu membutuhkan waktu sekitar dua sampai tiga jam. Dan sampai saat ini Rania belum juga menemuinya. Berkali-kali wanita itu menelponnya, mengirim pesan untuk segera keluar. Nyatanya Rania juga tak kunjung datang, hingga akhirnya membuat Rana mau tidak mau turun dari mobilnya. Wanita itu berlari kecil, mengetuk pintu rumah ini dengan tak sabarab. Bahkan Rana juga harus berteriak memanggil nama Rania agar mau keluar dari dalam rumah. Jangan sampai wanita itu berubah pikiran, dan kabur dari tanggung jawab

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-18

    Tepat jam sebelas siang, akhirnya Rania resmi menjadi istri dari seorang pengusaha Abrisam Achazia Aksa, jantung Rania tak berhenti berdetak kencang. Dia masih ketakutan, dengan banyaknya orang yang mulai menatap dirinya dengan memuja. Ada yang bertanya siapa namanya, ada yang bertanya berasal dari keluarga mana. Hanya Grace yang mampu menjawab semua itu, sedangkan Rania hanya menundukkan kepalanya saja. Dia lupa apa yang Rana katakan padanya sebelum wanita itu pergi.Setelah romo mengatakan jika Rania dan Abrisa. susah resmi menjadi suami istri, wanita itu sempat melirik ke arah tempat duduk Rana yang paling ujung. Wanita itu langsung bangkit dari duduknya, melambaikan tangannya ke arah Rania dan pergi begitu saja. Entah bagaimana perasaan Rana saat ini, tapi yang dirasakan Rania saat ini adalah sesak. Dia merasa sesak melihat saudara kembarnya harus pergi dari ibukota untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Jika saja hidup itu adil, Rania yakin dia akan menjadi wanita paling bahag

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02

Bab terbaru

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-112

    Keesokan harinya Rania dan Abrisma pun duduk berdua dengan gugup. Mereka harus menunggu selama tiga puluh menit untuk melihat hasil periksa Abrisam dan juga Rania. Rania harap-harap cemas dengan semua ini, begitu juga dengan Abrisam yang cemas tapi masih terlihat santai dan tenang. Disini tidak hanya mereka tapi juga dengan Selena, Kara dan juga Bagas yang ikut serta menemani pemeriksaan mereka. Rania mencoba untuk lebih rileks, berkali-kali dia menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya secara perlahan. jantungnya berdebar kencang, apalagi tangan Abrisam yang mulai menggenggamnya dengan erat, sangat erat hingga Rania merasakan kesakitan yang luar biasa. “Sakit Mas.” lirih Rania memukul tangan Abrisam pelan. “Grogi Ran, takut kalau aku beneran mandul.”Rania menghela nafasnya berat. “Kayak apapun hasilnya, aku nggak peduli Mas. kamu hamil atau tidak itu hanya menurut Dokter, bukan menurut Tuhan.”“Tapi Ran kalau hasilnya positif, mami pasti kecewa sama aku yang nggak bisa ngasih d

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-111

    Satu minggu sudah Rania dan juga keluarga Abrisam berlibur. Mereka memutuskan untuk pulang. Setelah kejadian Kara menangis, Abrisam sempat menuduh Rania yang menyebabkan Kara menangis. Sedangkan yang sebenarnya Rania juga tidak tahu penyebab utama Kara menangis apa. Dia hanya mencoba menenangkan Kara dan juga mendengar keluh kesah yang Kara rasakan. Untung saja Kara membantu Rania menjelaskan pada Abrisam hingga salah paham ini usai. Selama satu minggu berada di puncak, banyak sekali yang mereka lakukan. Setiap pagi Kara selalu mengajak Rania untuk jalan-jalan sebentar, menikmati udara dingin puncak yang katanya sudah lama sekali Rania tak merasakannya. Siang hari Rania membantu Selena dan juga mbok Atun memasak, meskipun kadang Selena suka menolak dan meminta Rania untuk masuk ke kamar. Belum lagi keusilan Selena yang selalu berulah mengunci Rania dan juga Abrisam berdua di dalam kamar, tak tanggung-tanggung Selena juga pernah mengunci mereka berdua di dalam kamar. Dengan harapan ji

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-110

    "Selesai." kata Rania. Wanita itu baru saja meluruskan rambut Kara. Menyisir nya dengan lembut, Rania pun tersenyum. Jika saja rambutnya panjang mungkin akan seindah rambut Kara. Sayangnya rambut Rania tidak begitu panjang. "Rambut kamu bagus banget, lembut lagi pengen pegang terus." ucap Rania kembali. Kara membalik badannya, dia pun menatap Rania dengan tatapan sendu. Dia mengajak Rania ke kamar bukan sekedar untuk meluruskan rambutnya, tapi juga ingin berbicara banyak hal tentang perasaan. Kara tahu pernikahannya dengan Abrisam itu karena perjodohan, tapi apa dia percaya cinta itu datang karena terbiasa?Menjauhkan tangannya dari rambut Kara, Rania pun duduk di pinggiran tempat tidur Kara samb melipat selimut wanita itu. "Cinta itu datang karena terbiasa. Kalau kita bisa menerima takdir dengan baik, menempatkan diri dengan baik. Kita pasti menemukan cinta yang tepat." katanya. "Aku sama mas Abri memang dijodohkan, tapi aku tidak menutup kemungkinan kalau aku akan jatuh cinta de

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-109

    "Pembahasan dari kemarin gak jauh banget dari permen. Itu sebenarnya permen apa sih!!" kata Bagas penasaran. Kali ini mereka hanya ada berdua, tanpa Rania dan juga yang lainnya. Semua orang mendadak pergi satu persatu dan meninggalkan penginapan, begitu juga dengan Rania yang kembali pergi bersama dengan Kara. Sejujurnya Bagas agak khawatir kalau Rania bertemu atau keluar dengan Kara. Wanita satu itu bar-bar dan suka berbuat banyak hal di luar nalar. Dan Bagas takut kalau Rania akan kepancing dan menuruti apapun yang Kara inginkan. Bukannya apa, Bagas sudah hafal bagaimana sifat Kara sejak dulu.Abrisam tertawa kecil. "Permen apa ya … kepo banget sih!!" "Bukannya kepo, Bri. Apa sih nggak paham, atau otak aku yang ngelag jauh banget." Entah kenapa hal itu membuat Abrisam tertawa kecil. Sampai detik ini Bagas selalu saja memiliki pemikiran yang jauh dari apa yang dikatakan Rania. Itu hanya permen tusuk, tapi kenapa pikiran Bagas jauh banget. Harusnya otak Bagas itu dicuci bersih den

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-108

    Sampai akhirnya Leon pun memutuskan untuk mengambil kuliah di luar negeri yang berbeda dengan Abrisam. Sejak saat itu Leon tidak tahu lagi apa yang terjadi dengan Abrisam, mereka hanya kontak lewat email, social media saja. Yang Leon tahu juga dulu, wanita yang paling dicintai Abrisam itu hanya Starla, selebihnya Leon tidak tahu lagi. Dan jika Rania ingin tahu segalanya dan lebih tahu siapa Abrisam sebenarnya, harusnya Rania bertanya pada Bagas. Mereka tinggal dalam satu rumah dari kecil hingga dewasa. Ketika Abrisam kuliah di luar negeri pun Bagas juga ikut. Yang jelas, Bagas lebih tau segalanya daripada Leon. "Playboy juga ya mas Abri dulu." kekeh Rania. Leon juga ikut tertawa. "Ya gimana ya, namanya juga anak remaja kayaknya wajar aja deh. Kamu juga pasti mengalami hal yang sama." Kalau masalah itu tentu saja tidak. Rania tidak memiliki ke masih satu pun. Jangankan kekasih, dekat dengan satu pria saja Rania tidak pernah. Dia terlalu sibuk bersekolah hingga semua orang menganggap

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-107

    Melihat Rania yang berjalan sendiri, Leon pun langsung mendekatinya. Menepuk bahu wanita itu, hingga membuatnya terjangkau kaget. "Pak Leon … " ucap Rania. Leon tersenyum. "Kamu melamun ya." Alis Rania mengerut. "Nggak kok. Saya nggak melamun. Disini, Leon langsung menunjuk satu pohon besar yang berdiri di hadapan Rania. Jika saja Leon tidak menepuk bahu Rania, sudah dipastikan jika wanita itu akan menabrak pohon besar itu. Meringis adalah hal yang dilakukan oleh Rania. Dia tidak tahu jika ada pilih di hadapannya. Dan seingat Rania, pohon begini biasanya ada di pinggiran jalan. Dan Rania berjalan di … melihat arah jalannya Rania pun terkejut, dia tidak lagi berjalan di tengah jalan bebatuan ini. Lebih tepatnya Rania berjalan di pinggir dan nyaris masuk ke selokan. Mungkin benar kata Leon kalau pria itu tidak menepuk bahunya, sudah dipastikan kalau Rania akan menabrak pohon besar ini dan terjatuh. "Huft … terimakasih." kata Rania akhirnya. Setidaknya dia tahu rasa terimakasih pad

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-106

    Leon pulang dengan perasaan kesal. Makan siang tadi membuat dirinya ingin sekali marah. Dia harus melihat kemesraan Abrisam dan juga Rania yang ditunjukkan di depan publik. Bisa dibilang sengaja membuat Leon marah. Pria itu masih ingat betul, jika dulu ketika Abrisam memiliki kekasih pria itu tidak seperti ini dengan kekasihnya dulu. Bahkan kebanyakan kekasih Abrisam sekali mengeluh memilih kekasih macam Abrisam yang terkesan cuek dan tidak peduli dengan kekasihnya. Itu sebabnya mereka lebih suka menjalin hubungan dengan Leon karena apa yang mereka dapatkan selalu ada di diri Leon. Perhatian, kasih sayang, dan waktu. Empat hal yang selalu diinginkan wanita ketika memiliki kekasih.Duduk di sofa cream pria itu menatap langit-langit rumahnya dengan mata terpejam. Dalam bayangannya, Leon membayangkan ucapan Rania yang dia dengar tadi. Permainan memakan permen, menjilatinya hingga menggigit. Entah kenapa Leon membayangkan hal yang mengarah pada adegan dewasa. Dimana Rania yang mulai memai

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-105

    Kara menatap Rania yang mondar mandir di depannya dengan jengkel. Baju tipis itu bergoyang kesana kemari seiring mengikuti arah angin. Belum lagi disini ada tiga pria, yang otomatis juga pasti akan paham dengan situasi seperti ini. Wanita itu masuk ke dalam kamar penginapannya, mengambil beberapa potong baju miliknya lalu dia berikan pada Rania. Meminta kakak iparnya untuk mengganti bajunya yang lebih tebal. Lagian, Kara juga tidak ingin kakak iparnya itu sakit kembali. Jika kemarin kakak iparnya bisa sakit masih, mungkin saja setelah ini kakak iparnya bisa masuk angin. "Kamu serius minjemin baju ini buat aku, Kara?" tanya Rania memastikan. "Iya. Aku pikir-pikir takut Kakak sakit lagi aja." Rania melompat kegirangan layaknya anak kecil. Dia pun buru-buru mengganti baju tipisnya dengan baju tebal milik Kara. Tidak masalah kebesaran sedikit, toh Rania juga suka baju dengan size yang besar. Tidak hanya itu, sangking senangnya dengan baju yang Kara bagi. Rania langsung menemui Abrisa

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-104

    Suara peluit berbunyi dengan kencangnya. Satu persatu bola masuk ke gawang lawan dan mencetak gol. Permainan dimulai dua jam yang lalu, dimana team Kara dan juga Rania unggul dengan delapan poin. Sedangkan team Mbok Atun dan juga Selena unggul dengan lima poin. Susah dipastikan team Rania dan juga Kara yang memenangkan tantangan kali ini. "Astaga capek banget." keluh Rania dan duduk di samping Abrisam. "Seru mainnya?" tanya Abrisam bersemangat. Rania mengangguk, dia pun menerima satu botol minum yang diberikan Abrisam. Meneguk nya hingga setengah, Rania pun dengan iseng melempar bola itu ke sembarang arah. Hingga dia mendengar suara rintihan yang kencang. "Ehh siapa itu?" pekik Rania kaget. "Ada orang kah?" teriak Kata kencang. Rania menatap setiap penjuru arah, sambil mewanti-wanti jika itu adalah monster hutan, atau mungkin orang jahat. Selena dan yang lain pun bisa langsung kabur jika ada yang mau mencelakai mereka. Dan ternyata, orang itu keluar dari arah samping kanan denga

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status