Share

Istri Pengganti Suami Buta
Istri Pengganti Suami Buta
Penulis: AgathaQuiin20

Chapter-01

Rania Paramitha terlihat sangat panik setelah mendapat telepon dari Gaby tetangganya. Wanita itu memberitahu Rania jika ayahnya pingsan di rumah, dan langsung dilarikan di rumah sakit. Gaby juga memberitahu Rania jika obat yang dikonsumsi ayahnya telah habis. Mungkin itu yang membuat ayah Rania pingsan.

Katanya setelah berpisah, ayah Rania tidak menikah kembali dan lebih fokus mengurus Rania. Memberikan kehidupan yang layak dan juga pendidikan yang bagus. Walaupun hanya sebatas lulusan SMA. Sedangkan ibu Rania, dia sudah menikah kembali dan memiliki anak bersama dengan suami sambungnya. Ditambah lagi masalah anak, karena waktu itu ayah dan ibu Rania memiliki anak kembar dan perempuan semua. Rania ikut dengan ayahnya, dan saudara kembarnya Rana ikut bersama dengan ibunya. Kehidupan mereka juga sangat bertolak belakang. Dimana Rania serba kekurangan, sedangkan Rana hidup dalam bergelimang harta.

Semenjak lulus sekolah Rania yang menggantikan ayahnya mencari uang. Apalagi saat tahu jika ayahnya terkena serangan jantung setelah berpisah dari ibu Rania. Itu sebabnya Rania mengambil alih dan menjadi tulang punggung keluarga.

“Dok … bagaimana keadaan ayah saya?” tanya Rania panik.

Dokter menurunkan maskernya dan menatap Rania dengan helaan nafasnya berat. “Saya sudah bilang kan, jangan sampai terlambat minum obatnya. Ini yang akan terjadi, untung saja cepat dibawa ke rumah sakit. Tolong diperhatikan lagi ya ayahnya. Kalau bisa cepat di operasi agar kejadian ini tidak membuat anda takut.” jelas sang Dokter dan berlalu.

Rania mengusap wajahnya kasar, uang dari mana lagi dia untuk mengoperasi jantung ayahnya. Yang diyakini Rania harga operasi tidaklah murah. Menjual rumah saja juga tidak akan mampu menyembuhkan ayahnya. Sedangkan selama ini Rania hanya menebus obat yang dokter itu tulis, dan melakukan cek rutin tiga bulan sekali. Hanya itu yang bisa Rania lakukan selama ini.

Wanita berusia dua puluh lima tahun itupun memasuki ruangan. Dia pun menatap Ayahnya yang terbaring lemah di atas brankar dengan wajah pucatnya. Dia baru saja menebus obatnya, agar Ayahnya bisa meminum obatnya secara rutin. Karena setiap cek rutin tiga bulan sekali, selalu saja ada obat yang di naik turunkan dan di ganti.

“Ayah … “ panggil Rania lembut dan mengusap tangan sang ayah.

Adhitama membuka kedua bola matanya perlahan, hal pertama yang dia lihat adalah putri kecilnya yang sudah menjelma menjadi sosok wanita dewasa. Namun sayangnya di mata Adhitama, dia tetaplah putri kecil yang Adhitama banggakan.

“Ayah baik-baik saja kan? Bagaimana bisa Ayah pingsan di rumah pas Rania nggak ada?” tanya Rania lembut.

“Ayah baik-baik saja nak, tenanglah.” jawab Adhitama lemah

Ayahnya itu akan selalu menjawab seperti itu jika ditanya dia baik-baik saja atau tidak. Dan bahkan Rania sampai bosan mendengar kata itu. “Yasudah kalau Ayah baik-baik saja, aku mau bayar administrasi dulu ya, agar kita biar bisa cepat pulang. Ayah tunggu disini.” ucap Raia

“Iya nak.”

Rania memilih pergi dari ruangan ini dan menuju ke administrasi untuk menyelesaikan tagihan Adhitama. Dan menanyakan biaya Adhitama, dalam hati Rania berharap pengobatan ini tidaklah mahal. Dia sudah menghabiskan tabungannya untuk mengobati ayahnya.

Harapan tinggallah harapan. Kekecewaan itu datang ketika melihat biaya administrasi yang suster itu berikan pada Rania. Jumlahnya cukup besar, dan Rania tidak mampu melunasinya data sekejap.

"Mbak ini biayanya bisa dicicil tidak? Uang saya kurang." ucap Rania memohon. Bahkan dia sampai menunjukkan wajah melasnya, agar suster itu mengasihaninya dan sedikit memberi kelonggaran biaya ayahnya.

"Biar saya saja yang bayar administrasi atas nama pasien Adhitama." ucap seseorang.

Rania menoleh kaget, dia pun menatap kembarannya yang berdiri tegak di belakangnya. Dia tahu jika ayahnya masuk rumah sakit dan tengah sakit keras. Padahal setahu Rania, kembarannya ini tidak peduli lagi dengan ayah dan juga dirinya. Sekarang dia malah menunjukkan wajahnya dan membayar semua biaya administrasi ayahnya. Yang jelas ada sesuatu yang dia inginkan dari Rania atau mungkin ayahnya.

Rana sendiri langsung mengeluarkan beberapa lembar uang, untuk membayar semua tagihan Adhitama. Bahkan dia juga meminta suster untuk menyiapkan ruang operasi untuk Adhitama. Agar pria tua itu segera dioperasi dan sembuh. Rana juga merasa kasihan pada Rania yang bekerja keras hanya untuk mengobati ayahnya saja.

"Kamu tumben jenguk ayah. Ada apa?" tanya Rania curiga.

Rana hanya tersenyum, setelah melunasi semua biaya dan meminta suster untuk mengoperasi Adhitama dengan cepat. Rana pun langsung menarik tangan Rania dan mengajaknya ke taman rumah sakit.

"Aku ada perlu sama kamu. Dan semua itu tidak gratis!!" kata Rana dan membuat Rania tidak mengerti.

Rana yang melihat wajah tidak mengerti Rania pun tersenyum kecil. Tentu saja Rania tidak akan paham, dia itu hidup serba kekurangan. Hal seperti ini tentu saja tidak akan membuat Rania paham. Dengan pelan tapi pasti Rana pun menjelaskan, jika biaya yang dikeluarkan tadi tidaklah gratis. Semua ada imbalannya, dan Rana menginginkan satu hal dari Rania.

"Kamu minta apa? Kamu tulis saja semuanya, nanti kalau aku punya uang aku bayar." kata Rania lembut.

Rana menggeleng, "Aku nggak suka uang receh. Jadi aku nggak butuh uang kamu!!" ejek Rana.

"Terus kamu maunya apa?"

"Aku mau kamu gantiin aku menikah dengan Abrisam, pria kaya yang buta."

Rania masih tidak mengerti. Sampai akhirnya Rana pun mengatakan jika Grace meminta Rana untuk menikah dengan Abrisam. Dia adalah pria yang mengalami kebutaan tiga tahun yang lalu karena kecelakaan. Dan sampai saat ini Abrisam belum memiliki donor mata sama sekali. Itu sebabnya Rana menolak, karena dia tidak ingin memiliki suami buta. Itu sebabnya Rana meminta Rania untuk menggantikannya di hari pernikahannya nanti.

Wanita itu menolak, dia tidak mungkin berbohong sebesar ini pada semua orang. Mungkin awalnya akan baik-baik saja. Tapi setelah itu, semuanya akan berbalik dan Rania bisa saja masuk penjara.

Rana yang tidak mau kalah pun mencoba membujuk Rania, dengan embel-embel ayah yang sedang sakit. Selain dia mendapat jatah belanja dari Abrisam. Rania juga bisa mengobati Adhitama hingga sembuh total.

“Semua keputusan ada ditangan kamu. Nyawa ayah kamu juga ada di tangan kamu. Jika kamu menolak … kamu tahu sendiri kan, apa akibatnya Kak Rania?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status