Share

Istri Pengganti Suami Buta
Istri Pengganti Suami Buta
Penulis: AgathaQuiin20

Chapter-01

Penulis: AgathaQuiin20
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-28 05:10:24

Rania Paramitha terlihat sangat panik setelah mendapat telepon dari Gaby tetangganya. Wanita itu memberitahu Rania jika ayahnya pingsan di rumah, dan langsung dilarikan di rumah sakit. Gaby juga memberitahu Rania jika obat yang dikonsumsi ayahnya telah habis. Mungkin itu yang membuat ayah Rania pingsan.

Katanya setelah berpisah, ayah Rania tidak menikah kembali dan lebih fokus mengurus Rania. Memberikan kehidupan yang layak dan juga pendidikan yang bagus. Walaupun hanya sebatas lulusan SMA. Sedangkan ibu Rania, dia sudah menikah kembali dan memiliki anak bersama dengan suami sambungnya. Ditambah lagi masalah anak, karena waktu itu ayah dan ibu Rania memiliki anak kembar dan perempuan semua. Rania ikut dengan ayahnya, dan saudara kembarnya Rana ikut bersama dengan ibunya. Kehidupan mereka juga sangat bertolak belakang. Dimana Rania serba kekurangan, sedangkan Rana hidup dalam bergelimang harta.

Semenjak lulus sekolah Rania yang menggantikan ayahnya mencari uang. Apalagi saat tahu jika ayahnya terkena serangan jantung setelah berpisah dari ibu Rania. Itu sebabnya Rania mengambil alih dan menjadi tulang punggung keluarga.

“Dok … bagaimana keadaan ayah saya?” tanya Rania panik.

Dokter menurunkan maskernya dan menatap Rania dengan helaan nafasnya berat. “Saya sudah bilang kan, jangan sampai terlambat minum obatnya. Ini yang akan terjadi, untung saja cepat dibawa ke rumah sakit. Tolong diperhatikan lagi ya ayahnya. Kalau bisa cepat di operasi agar kejadian ini tidak membuat anda takut.” jelas sang Dokter dan berlalu.

Rania mengusap wajahnya kasar, uang dari mana lagi dia untuk mengoperasi jantung ayahnya. Yang diyakini Rania harga operasi tidaklah murah. Menjual rumah saja juga tidak akan mampu menyembuhkan ayahnya. Sedangkan selama ini Rania hanya menebus obat yang dokter itu tulis, dan melakukan cek rutin tiga bulan sekali. Hanya itu yang bisa Rania lakukan selama ini.

Wanita berusia dua puluh lima tahun itupun memasuki ruangan. Dia pun menatap Ayahnya yang terbaring lemah di atas brankar dengan wajah pucatnya. Dia baru saja menebus obatnya, agar Ayahnya bisa meminum obatnya secara rutin. Karena setiap cek rutin tiga bulan sekali, selalu saja ada obat yang di naik turunkan dan di ganti.

“Ayah … “ panggil Rania lembut dan mengusap tangan sang ayah.

Adhitama membuka kedua bola matanya perlahan, hal pertama yang dia lihat adalah putri kecilnya yang sudah menjelma menjadi sosok wanita dewasa. Namun sayangnya di mata Adhitama, dia tetaplah putri kecil yang Adhitama banggakan.

“Ayah baik-baik saja kan? Bagaimana bisa Ayah pingsan di rumah pas Rania nggak ada?” tanya Rania lembut.

“Ayah baik-baik saja nak, tenanglah.” jawab Adhitama lemah

Ayahnya itu akan selalu menjawab seperti itu jika ditanya dia baik-baik saja atau tidak. Dan bahkan Rania sampai bosan mendengar kata itu. “Yasudah kalau Ayah baik-baik saja, aku mau bayar administrasi dulu ya, agar kita biar bisa cepat pulang. Ayah tunggu disini.” ucap Raia

“Iya nak.”

Rania memilih pergi dari ruangan ini dan menuju ke administrasi untuk menyelesaikan tagihan Adhitama. Dan menanyakan biaya Adhitama, dalam hati Rania berharap pengobatan ini tidaklah mahal. Dia sudah menghabiskan tabungannya untuk mengobati ayahnya.

Harapan tinggallah harapan. Kekecewaan itu datang ketika melihat biaya administrasi yang suster itu berikan pada Rania. Jumlahnya cukup besar, dan Rania tidak mampu melunasinya data sekejap.

"Mbak ini biayanya bisa dicicil tidak? Uang saya kurang." ucap Rania memohon. Bahkan dia sampai menunjukkan wajah melasnya, agar suster itu mengasihaninya dan sedikit memberi kelonggaran biaya ayahnya.

"Biar saya saja yang bayar administrasi atas nama pasien Adhitama." ucap seseorang.

Rania menoleh kaget, dia pun menatap kembarannya yang berdiri tegak di belakangnya. Dia tahu jika ayahnya masuk rumah sakit dan tengah sakit keras. Padahal setahu Rania, kembarannya ini tidak peduli lagi dengan ayah dan juga dirinya. Sekarang dia malah menunjukkan wajahnya dan membayar semua biaya administrasi ayahnya. Yang jelas ada sesuatu yang dia inginkan dari Rania atau mungkin ayahnya.

Rana sendiri langsung mengeluarkan beberapa lembar uang, untuk membayar semua tagihan Adhitama. Bahkan dia juga meminta suster untuk menyiapkan ruang operasi untuk Adhitama. Agar pria tua itu segera dioperasi dan sembuh. Rana juga merasa kasihan pada Rania yang bekerja keras hanya untuk mengobati ayahnya saja.

"Kamu tumben jenguk ayah. Ada apa?" tanya Rania curiga.

Rana hanya tersenyum, setelah melunasi semua biaya dan meminta suster untuk mengoperasi Adhitama dengan cepat. Rana pun langsung menarik tangan Rania dan mengajaknya ke taman rumah sakit.

"Aku ada perlu sama kamu. Dan semua itu tidak gratis!!" kata Rana dan membuat Rania tidak mengerti.

Rana yang melihat wajah tidak mengerti Rania pun tersenyum kecil. Tentu saja Rania tidak akan paham, dia itu hidup serba kekurangan. Hal seperti ini tentu saja tidak akan membuat Rania paham. Dengan pelan tapi pasti Rana pun menjelaskan, jika biaya yang dikeluarkan tadi tidaklah gratis. Semua ada imbalannya, dan Rana menginginkan satu hal dari Rania.

"Kamu minta apa? Kamu tulis saja semuanya, nanti kalau aku punya uang aku bayar." kata Rania lembut.

Rana menggeleng, "Aku nggak suka uang receh. Jadi aku nggak butuh uang kamu!!" ejek Rana.

"Terus kamu maunya apa?"

"Aku mau kamu gantiin aku menikah dengan Abrisam, pria kaya yang buta."

Rania masih tidak mengerti. Sampai akhirnya Rana pun mengatakan jika Grace meminta Rana untuk menikah dengan Abrisam. Dia adalah pria yang mengalami kebutaan tiga tahun yang lalu karena kecelakaan. Dan sampai saat ini Abrisam belum memiliki donor mata sama sekali. Itu sebabnya Rana menolak, karena dia tidak ingin memiliki suami buta. Itu sebabnya Rana meminta Rania untuk menggantikannya di hari pernikahannya nanti.

Wanita itu menolak, dia tidak mungkin berbohong sebesar ini pada semua orang. Mungkin awalnya akan baik-baik saja. Tapi setelah itu, semuanya akan berbalik dan Rania bisa saja masuk penjara.

Rana yang tidak mau kalah pun mencoba membujuk Rania, dengan embel-embel ayah yang sedang sakit. Selain dia mendapat jatah belanja dari Abrisam. Rania juga bisa mengobati Adhitama hingga sembuh total.

“Semua keputusan ada ditangan kamu. Nyawa ayah kamu juga ada di tangan kamu. Jika kamu menolak … kamu tahu sendiri kan, apa akibatnya Kak Rania?”

Bab terkait

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-02

    Karena membutuhkan banyak biaya untuk ayahnya, Rania pun akhirnya menyetujui ucapan Rana. Dia menerima tawaran Rana yang akan menikah dengan Abrisam, pria kaya raya yang buta itu. Selama menikah, Rana akan pergi keluar negeri untuk mengasingkan diri. Sedangkan nanti yang akan tinggal bersama dengan Abrisam adalah Rania. Semua ini dia lakukan untuk ayahnya, agar ayahnya sembuh dari penyakitnya dan mampu menemani rania hingga hari bahagianya nanti. Setelah bertemu dengan Rana, dan wanita itu meminta Rania bertemu dengan Abrisam di taman kota. Sayangnya, Rania sudah muter-muter taman ini selama setengah jam, dan Rania tidak bertemu dengan Abrisam sedikitpun. Dia melihat banyak orang yang datang dari ibu-ibu, bapak-ibu, anak-anak dan masih banyak lai. Tapi Rania tidak melihat orang buta yang masuk ke dalam taman ini. Rania memutuskan untuk pulang, hari ini Adhitama harus di operasi pencangkokan jantung. Dia tidak tega jika harus meninggalkan Adhitama sendirian di rumah sakit. Walaupun Ra

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chaprer-03

    "Rana … gimana keadaan Ayah?" tanya Rania khawatir. Rana yang sibuk dengan cat kukunya pun menatap Rania malas. Jika dilihat secara penampilan pun mereka sangat berbeda. Tidak perlu dijelaskan, karena semua orang tahu jika Rana hidup dengan harta. Sedangkan Rania yang hidup jauh dari kata harta. "Baik. Seperti yang kamu lihat!!" jawab Rana cuek. "Operasinya?" Rana menghela nafasnya berat, dia pun menutup botol kecil cat kukunya dan menatap Rania sekali lagi. Saudara kembarnya itu sangat cerewet, dan tidak bisa diam. Seharusnya tanpa bertanya dia tahu, jika ayahnya itu baik-baik saja. Operasinya berjalan dengan lancar, karena Rania pergi cukup lama bersama dengan Abrisam. Tapi tidak masalah yang penting Rana akan terbebas dari pria buta yang sama sekali tidak dia inginkan. Wanita itu bangkit dari duduknya dan memilih pergi. Dia juga sempat meninggalkan beberapa lembar uang, dan juga kontrak perjanjian kerja sama mereka. Jika Rana akan membiayai pengobatan Adhitama hingga sembuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-04

    Sebuah nomor ponsel tak dikenal menelpon Rania beberapa kali. Dia pun menatap nomor ponsel itu dengan aneh. Pasalnya nomor itu telah menelpon Rania sebanyak lima kali. Karena penasaran Rania pun langsung kembali menelpon nomor ponsel itu, siapa tahu saja ada yang penting sampai nomor itu menelponnya sebanyak lima kali. "Hallo … " sapa Rania ketika teleponnya tersambung. "Rana … ini aku Abrisam. Bisa kita ketemu? Aku ingin mengenal kamu jauh lebih dalam lagi." Rania menatap Adhitama dengan nanar, jika dia meninggalkan Adhitama lalu siapa yang akan menjaga ayahnya? Wanita itu hendak menolak, karena dia harus menjaga ayahnya. Tapi ketika melihat pintu rumah sakit di bila begitu lebar, dan masuklah Rana. Tentu saja Rania langsung mengatakan iya pada Abrisam. Dia bisa menemui Abrisam saat ini juga, dan meminta Abrisam untuk menyebutkan tempatnya. Masalah pernikahannya itu, Adhitama menolaknya. Dia tidak setuju jika Rania harus menggantikan posisi Rana. Tapi Rania mencoba membuat Ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-05

    Abrisam meminta Bagas untuk menceritakan apa yang terjadi ketika dia makan malam bersama dengan Rana..bagaimana wajahnya, bentuk rambutnya, pakaian apa yang dia gunakan. Abrisam ingin sekali mengetahui semua itu. Namun, takdir berkata lain di kehidupan Abrisam. Bagas menceritakan apa yang digunakan Rana ketika bertemu dengan Abrisam. Pertama, saat di cafe bersama dengan keluarga. Rana mengenakan baju yang begitu mahal, penuh dengan perlak-perlik. Kedua, ketika bertemu di taman, Bagas hanya melihat Rana mengenakan dres biasa dengan warna peach. Panjangnya hanya di atas lutut dengan flat shoes berwarna gelap. Tas kecil dan kuncir rambut yang menjadi gelang di tangan kirinya. Ketiga, Batas melihat Rana datang kembali mengenakan baju abu-abu. Abu-abunya tidak seperti abu-abu pada umumnya, ada noda putih, dengan celana hitam panjang yang warnanya hampir mirip dengan bajunya. Dia juga hanya mengenakan flat shoes biasa seperti di taman, dan juga tas kecil. Dan lagi, Rana menguncir rambutnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-06

    Hari ini Adhitama sudah dibolehkan pulang dari rumah sakit. Sebenarnya, belum!! Tapi Adhitama memaksa Rana untuk pulang ke rumah, dengan alasan jika Adhitama tidak betah di rumah sakit. Selain bau obat, dia juga tidak bisa tidur nyenyak. Takut-takut jika kamar sebelah meninggal, atau mendengar sirine ambulan. "Ya ampun Ayah, begitu aja takut. Kan kita juga nantinya bakalan pulang ke pangkuan Bapa." ucap Rania. Adhitama terkekeh. "Ya tapi kan masalahnya Ayah belum siap. Ayah masih pengen lihat putri Ayah bahagia dulu, menemukan pasangan hidupnya yang tepat. Baru Ayah bisa pulang ke pangkuan Bapa dengan damai." Mendengar hal itu Rania pun menahan tangisannya. Dalam hati Rania berterima kasih pas Rana yang telah membantunya. Mungkin jika Rana tidak datang tepat waktu, Rania pasti akan kehilangan Adhitama. Langsung saja Rania memeluk pria tua itu dengan hangat, mengusap air matanya dengan begitu kasar. Agar orang yang dia peluk, tidak tahu jika putri kecilnya ini tengah menangis. "A

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-07

    Di tengah jalan, hujan tiba-tiba turun. Bahkan ketika masuk ke dalam butik yang dimaksud Rana tadi, Rania harus basah kuyup dulu. Menepuk bajunya yang basah dan juga membenarkan rambutnya, Rania mengintip Abrisam yang ternyata sudah berada di dalam butik. Kalau begini caranya, Rania sendiri yang akan malu ketika bertemu dengan orang banyak. Dia sudah seperti tikus kecemplung selokan. "Sisirnya mana sih, kok nggak ada!" gumam Rania mengacak isi tasnya. Dan nyatanya sisir kecil yang selalu dia bawa pun tidak ada. Dia baru ingat, jika sisir itu berada di tempat ke kerjanya beberapa hari yang lalu. Lebih tepatnya, disaat Cinta meminjam sisir itu, dan Rania lupa memasukkan kembali sisirnya ke dalam tas. "Rana … " Panggilan itu membuat Rania menoleh. Dia pun menatap Bagus yang keluar dari pintu butik. "Bagas … ada apa?" tanya Rania layaknya orang bodoh. Tentu saja pria itu datang untuk menjemput Rania, dan meminta wanita itu untuk masuk ke dalam. Tapi keadaan Rania yang basah kuyup

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-08

    Tepat jam delapan malam, Rania baru saja sampai di rumah. Dia pun segera masuk ke rumahnya dan mengganti bajunya dengan baju kering. Biasalah, karena masih hujan dan Rania nekat untuk pulang. Akhirnya dia pun menerobos derasnya hujan untuk sampai di rumah. Mana tidak membawa payung sama sekali, dengan harapan Rania tidak akan sakit. "Ayah ini so-- Rana kamu masih disini." Rania memekik kaget ketika melihat Rana yang masih ada di dalam rumahnya. Cepat-cepat Rania meminta maaf pada Rana karena menunggunya cukup lama. Bahkan Rania juga sempat mempersilahkan Rana untuk pulang, karena hari sudah gelap. Sudah dipastikan jika Grace akan khawatir, mengetahui jika Rana tidak pulang ke rumah. Tentu saja hal itu langsung ditolak oleh Rana. Dia akan menginap malam ini, dan kembali pulang esok pagi. Tidak mungkin juga dia pulang dengan keadaan di luaran sana masih hujan. Bukannya apa, tapi Rana malas saja jika harus keluar rumah saat hujan.Hal itu langsung membuat Rania tersenyum. Dia pun lan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chaptee-09

    Keesokan harinya, Rana pun memilih untuk pulang. Grace terus saja menelponnya sejak setengah jam yang lalu. Dan nyatanya, Rana paling malas jika harus menerima panggilan itu, dan mendengar omelan Grace. Semalam, Rania menceritakan apa saja yang mereka lakukan. Termasuk menurunkan Rania di depan rumah Rana. Dimana Abrisam mengajak Rania ke sebuah butik untuk memesan gaun pernikahan mereka. Dan juga pergi membuat undangan sesuai apa yang Rania inginkan. Katanya, semua sesuai keinginan Rania. Itu sebabnya Rana meminta Rania bercerita dengan sedetail mungkin. "Yaudah aku pulang. Nanti kalau ada apa-apa jangan lupa kabarin aku. Apalagi Abrisam sekarang udah punya nomer kamu. Yang jelas dia nggak akan telepon aku lagi." kata Rana. Rania mengangguk. "Iya. Kalau dia telepon aku, nanti aku langsung ngabarin kamu." Rana bergumam dia pun langsung mengambil kunci minimnya, dan memilih pergi. Dia harus pulang cepat dan mengurus semuanya. Setelah Rania menikah dengan Abrisam, dia harus segera p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21

Bab terbaru

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-140

    Mata Leon mendelik sempurna ketika Rania beradaptasi di hadapannya, wanita itu juga meminta sopir taksi online untuk berhenti sejenak. Selain tidak ingin terjadi insiden yang tak dii ginian Rania, wanita itu juga tidak ingin menyiksa Leon dengan lama. Ya, Rania menjejalkan obat itu untuk masuk ke dalam mulut Leon dengan paksa. Jika tidak begini, Rania yakin Leon tidak akan sembuh tanpa minum obat. Rontaan Leon yang lebih kuat dari nya tak membuat Rania menyerah. Dia sama sulitnya seperti Abrisam. Jika minum vitamin dia akan cepat, tapi jika obat … sudah dipastikan Rania harus turun tangan agar obat itu bisa masuk ke dalam mulut Abrisam.Leon sempat kaget dengan sikap Rania yang bar-bar dan berani melakukan itu pada Leon. Padahal jika dilihat doa sangat kalem dan tidak banyak tingkah. Tapi kali ini sungguh, Leon terkejut dengan sikap Rania yang tadi. Obat itu masuk dengan sempurna di mulut Leon. Bahkan ketika Leon memeluk pinggang wanita itu dan meremas nya, dia sama sekali tidak mer

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-139

    Kembali menebus obat, Rania sudah melihat Leon yang duduk dengan wajah cemberut nya. Wanita itu mendekat, sambil membawa satu kantong plastik berwarna putih gelap dan dia berikan pada Leon. "Ayo sini ponselku." tagih Rania. Leon memberikan ponsel itu dengan cepat. "Maaf." hanya kata itu yang mampu keluar dari bibir Leon. Sungguh, dia sendiri juga tidak tahu kata maaf itu untuk apa. Yang jelas, jika tadi dia tidak mengambil ponsel Rania, mungkin hal ini tidak akan terjadi dengan dirinya. "Gak papa." jawab Rania seadanya, sambil melihat ponselnya yang sepi layaknya kuburan. Abrisam tak menelponnya, begitu juga dengan Bagas yang tak menelponnya balik juga. "Kamu udah gak papa?" Rania menatap Leon dengan tatapan memohon, lebih tepatnya, memastikan jika pria itu baik-baik saja dan tidak ada luka dalam."Aku gak papa. Cuma ini pusing aja kepala aku." Tentu saja pusing, jangankan kebentur motor. Itu jidat kalau kebentur meja atau yang lain aja pusingnya minta ampun, apalagi ini. "Bisa p

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-138

    Lagi, lagi Rania harus kembali berurusan dengan Leon. Entah datangnya dari mana pria itu mendadak muncul di hadapannya layaknya jelangkung. Dan pada akhirnya Rania pun tersenyum paksa sambil menikmati es coklat yang ada di tangannya. "Kita ketemu lagi." katanya dengan penuh percaya diri. "Kebetulan sekali, kamu lagi apa disini?" tanyanya. Ini tidak kebetulan, dimana ada Rania selalu saja ada Leon. Bahkan Rania sempat berpikir jika Leon sekali mengikuti kemanapun Rania pergi. Pergi belanja, pergi ke rumah ayah dan ibunya, atau mungkin pergi kemanapun Rania inginkan dan selalu ada Leon. Sebenarnya dia itu punya kesibukan lainnya tidak sih? Mungkin kalau satu atau dua kali Rania masih bisa memaklumi. Tapi kalau berkali-kali mana bisaaaaa!!! Yang ada Rania mendadak curiga dia menjadi penguntit Rania. Sebenarnya apa yang dia inginkan dari Rania. "Iya kebetulan nya berkali-kali ya." ini bukan sebuah jawaban, tapi sebuah sindiran agar Leon tahu jika apa yang dia lakukan itu salah.

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-137

    Rania meremas kertas yang ada di tangannya, jantungnya kembali berdebar kencang ketika melihat Abrisam dan juga Bagas sedang dalam mode serius. Wanita itu akhirnya membalik badannya dan hendak pergi, mungkin bukan saatnya dia membicarakan hal ini. Tapi … "Nona Rana … " panggilan itu langsung membuat Rania memoleh, dia pun tersenyum ketika Bagas yang memanggilnya. "Mau ada penting dengan Tuan Abri?" ujarnya. Rania menggeleng. "Aku aku ada penting sama kamu." "Sama saya?" beo Bagas menunjuk dirinya sendiri. Abrisam berdehem, dia pun bangkit dari duduknya dan mengambil tongkat miliknya. "Kalau begitu aku pergi dulu." "Mas Abri jangan pergi!!" seru Rania mendadak. "Katanya mau ada penting sama Bagas?" Bukan berarti Abrisam harus pergi kan? Dia hanya meminta bantuan Bagas untuk mengambilkan surat motor milik Gaby. Siang tadi ketika dia mengantar Gaby belanja ada beberapa polisi yang menghentikan banyak pengendara roda dua. Rania pikir apa, taunya malah mereka memberi surat cinta pad

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-136

    Gaby melihat kertas cinta ini dengan pasrah, duit mana lagi nanti untuk mengambil STNK nya. Sedangkan hari ini dia sudah merilis apa saja yang akan dibeli di pusat belanja ini. Tapi yang ada … "Nanti biar aku aja uang ambil. Kan aku yang salah bukan kamu." kata Rania. "Tapi Ran masalahnya itu kan motor aku." Masalah motor siapa itu gak penting. Rania mengambil surat cinta itu dan menyimpannya. Dia akan meminta Bagas untuk mengambil surat ini nanti atau besok, agar bisa diantar ke rumah Gaby dengan cepat. Sekarang yang harus mereka lakukan hanya satu, masuk ke pusat belanja ini dan membeli apapun yang Gaby inginkan. Gaby masih menunjukan wajah cemberut nya, tapi disini Rania mencoba untuk menghibur nya dan mengatakan jika semuanya baik-baik saja. Gaby tidak perlu khawatir atau apapun itu, semuanya akan teratasi dengan benar. Abrisam juga tidak akan marah, siapa tahu saja setelah ini Abrisam mau mengeluarkan surat mengemudi untuk Rania. "Yaudah kalau begitu. Ayo kita belanja." Ber

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-135

    Mumpung lagi libur kerja, Gaby meminta Ranka untuk menemaninya belanja. Tentu dengan izin Abrisam, wanita itu sudah menunggu Gaby di depan rumahnya sambil membawa helm. Tersenyum sumringah ketika melihat Gaby dari kejauhan yang terlihat mencolok, Rania pun langsung melambaikan tangannya ke arah Gaby. "Akhirnya sampai juga." keluh Gaby yang terlihat lelah di hadapan Rania. "Mau masuk dulu, Gab? Minum atau apa gitu." tawar Rania. Gaby menggeleng. "Gak deh, nanti kita bisa beli teh cup disana." Rania terkekeh, dia pun langsung duduk di boncengan Gaby dan memakai helmnya dengan benar. Tapi yang ada Gaby malah meminta Rania untuk turun. "Kenapa Gab?" "Bonceng Rania." "Oalah, bilang dong kirain ada apa." Tertawa kecil, Gaby pun menggeser duduknya ke belakang. Hingga Rania duduk di depan dan mulai menjalankan motornya dengan pelan. Untung saja pusat belanja yang ada diskonnya itu tidak jauh dari rumah Rania. Tapi lumayan jauh dari rumah Gaby, yang harus ngebut dulu baru sampai di rum

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-134

    Pertarungan itu begitu panas dan cukup memakan waktu yang cukup lama. Tidak hanya satu atau dua kali, tapi berkali-kali hingga membuat kedua belah pihak merasa lelah dengan nafas yang nyaris putus. Mengabaikan teriakan banyak orang hanya untuk meminta mereka makan malam bersama. Kali ini, ketika mereka turun tak ada satupun lampu yang menyala, tidak ada satu orangpun yang keluar dari kamar mereka. Menutup kembali pintu kamarnya, Rania kembali mendekati Abrisam. "Mas sepi banget." kata Rania berbisik, seolah dia takut jika ada orang lain yang mendengar ucapannya. "Kamu udah turun ke bawah?" Rania menggeleng. "Nggak aku cuma ngintip dari pintu." Abrisam mendengus, harusnya Rania turun kebawah memastikan jika ada orang dibawah sana atau tidak. Atau mungkin … ada makanan malam yang mereka susakan untuk Rania dan juga Abrisam. Tapi nyatanya Rania malah hanya menyembuhkan kepalanya tanpa mau turun ke bawah dan melihat situasi rumah. Rania meringis, dia pun menggunakan baju yang tadi y

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-133

    Setelah minimal, Abrisam kembali ke kamarnya dengan sempoyongan. Bagas menuntunnya dengan hati-hati, sesekali menatap ke arah pintu dan juga sekeliling rumah ini. Memastikan jika Rania tidak ada di rumah. Ini sudah mengurus jam tujuh, dan semua orang pasti akan keluar ruangan mereka hanya untuk makan malam. Buru-buru Bagas meminta Abrisam untuk mandi. Setidaknya, dengan guyuran air dingin mampu membuat kesadaran Abrisam kembali, meskipun tidak seratus persen. Dan lagi, Rania juga tidak akan tahu jika Abrisam baru saja mabuk dengan Bagas. Apalagi selama ini, ketika Abrisam mabuk, dalam posisi Rania sudah terlelap. "Nanti saja, aku mau tidur dulu." kata Abrisam memiringkan tubuhnya di tempat tidur. Baru kali ini dia mencoba minuman baru dan tidak bisa bangun. Bagas menghela nafasnya kasar. "Jangan bergaya!! Kalau Rana datang, dia pasti marah." "Aku harus marah kenapa?" Ucapan itu membuat Bagas mendelik, dia pun menatap pintu kamar ini dan lihat Rania yang baru saja sampai di rumah

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-132

    Rania menghirup aroma satu persatu pewangi ruangan. Dia ingin mencari satu pewangi yang aromanya elegan tapi semerbak. Kali ini, dia berada di salah satu pusat belanjaan. Dia datang seorang diri, karena Bagas cukup sibuk bersama dengan Abrisam. Dua orang itu tak ditemukan berada di rumah, itu sebabnya Rania harus pergi ke sini menggunakan taksi online. Mau bagaimana lagi, jika tidak begini semua cemilan dns juga bahan yang ada di rumah akan habis. Belum lagi, makan makanan yang harus Rania masak besok pagi untuk sarapan dan juga bekal Abrisam. Ya, setelah insiden roti dari karyawan. Rania meminta Abrisam untuk tidak memakan apapun. Rania akan membuatnya sendiri untuk Abrisam, meskipun itu hanya cemilan ringan pun jika salah satu karyawan Abrisam memberinya yang jelas Abrisam dilarang keras untuk memakannya. Dia bisa menerima makanan itu, tapi tidak untuk memakannya. Rania masih sanggup membelikannya untuk Abrisam. Ingat kata mas Abri, dia memberikan kartu itu untuk membeli kebutuhan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status