Share

Bab 2: Menikah denganku!

Penulis: Suhadii90
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-31 14:18:16

Ancaman itu seketika menghapus harapan terakhir Riana. Ia terdiam, membeku dalam luka yang lebih dalam. Fandy lalu mengangkat bahunya, melempar senyum penuh kemenangan.

“Ambil uang itu dan simpan cerita ini baik-baik. Kamu masih ingin bekerja di sini, bukan?” Dengan santai, ia berbalik dan meninggalkan Riana.

Kini Riana sendiri, di kamar penuh luka dan kepahitan. Tangannya yang gemetar meraih pakaiannya, mengenakan satu per satu dengan pelan, tiap helai terasa menyakitkan. Air mata masih mengalir, jatuh ke tangan yang berusaha meraih kekuatan.

“Ini mungkin nasibku,” bisiknya, penuh kepedihan.

Waktu telah merangkak menuju pukul sepuluh pagi, menjemput Fandy yang baru saja pulang setelah semalaman terjerat di pusaran mabuk.

Wajahnya masih menyiratkan letih, matanya nyaris tertutup sepenuhnya, seakan memprotes dunia yang terlalu terang. Dia menatap kamar dengan pandangan buram sebelum akhirnya melepaskan tubuhnya di atas ranjang, berharap bisa memulihkan diri dari pening di kepalanya.

Sementara itu, di ruang tamu, Yuni, ibunda Fandy, tengah menyambut seorang tamu tak terduga. Ibu Irma, calon besannya, berdiri di ambang pintu, wajahnya terlihat lelah dan sedih, sebuah ekspresi yang jarang ia tunjukkan di hadapan Yuni.

“Bu Irma, tumben ke sini. Ada apa?” Yuni menghampiri Irma dengan senyum yang segera tergantikan oleh tatapan penuh tanda tanya.

“Fandy-nya ada, Bu Yuni?” Suara Irma terdengar parau, hampir berbisik, seolah butuh kekuatan untuk mengeluarkan kata-kata.

Yuni mengangguk pelan, membalas tatapan Irma yang penuh kesedihan. “Sebentar, saya panggilkan Fandy.”

Yuni berjalan dengan langkah cepat menuju kamar Fandy, yang masih terbaring lemas di ranjang. “Fandy, bangun. Calon mertuamu ada di luar. Kelihatannya dia ingin bicara sama kamu.”

Fandy mendesah berat, enggan untuk bangkit, tapi akhirnya berdiri dan mengikutinya. Langkahnya terhuyung menuju ruang tengah, dan di sana, ia menemukan Irma duduk dengan wajah yang sama sekali tak ia duga.

“Ma, nggak sama Citra?” tanyanya, mencoba mengusir kecanggungan. Raut wajah calon mertuanya itu membuat perasaan tidak enak menyergap hatinya.

Irma menggeleng, menatap Fandy dengan tatapan muram. “Sepertinya pernikahan ini harus dibatalkan, Fandy.”

Kalimat itu bagai petir yang menyambar di siang bolong. Fandy dan Yuni serentak menoleh, terkejut tak percaya.

“Apa?! Kenapa, Ma?” Fandy panik, matanya melotot menatap Irma. “Lima hari lagi, Ma! Kenapa tiba-tiba harus dibatalkan?”

Dalam hati, ia mengutuk, merasa kemarahan mendidih karena takut Riana telah mengungkap semuanya kepada keluarga Citra. 'Awas saja kalau ini gara-gara kamu, Riana!' gerutunya dalam hati.

Irma menarik napas dalam-dalam, berusaha meredam emosi. “Kami baru saja memeriksa Citra. Sudah enam bulan ini dia sering mengeluhkan sakit di ulu hatinya. Setelah diperiksa, ternyata ia divonis mengidap kanker hati.”

Sejenak, ruang tamu itu diselimuti keheningan. Fandy termangu, sulit menerima kenyataan yang baru saja disampaikan. “Tidak mungkin… Citra… mana mungkin dia punya penyakit seperti itu!” Kepalanya berguncang perlahan, menolak realitas yang baru saja mendarat.

Irma menatap Fandy dengan penuh simpati, menyadari beratnya pukulan yang harus diterima pemuda itu. “Maaf, Fandy, tapi ini sudah keputusan keluarga kami. Citra harus dibawa ke luar negeri untuk menjalani pengobatan. Kami tidak punya pilihan selain membatalkan pernikahan.”

Setelah mengatakan itu, Irma meminta diri dan pergi, meninggalkan ruangan yang mendadak penuh oleh kecamuk emosi. Fandy termangu, mencoba mencerna kabar yang tak terbayangkan ini.

Tak lama, suara Yuni pecah, menembus sunyi. “Bagaimana ini, Fandy? Undangan sudah disebar, dekorasi dan tempat resepsi sudah seratus persen siap! Mama tidak akan menanggung malu ini! Kamu sendiri yang ingin pesta besar seperti ini! Sekarang Mama harus bilang apa pada semua orang?!”

Fandy mengerutkan alisnya, berusaha menenangkan ibunya yang terlihat kalut.

“Pokoknya Mama tidak mau tahu, kamu harus cari pengantin pengganti sekarang juga!” Yuni menuntut dengan nada tak sabar, matanya berkobar dengan rasa kecewa dan malu yang menumpuk.

Fandy memandang ibunya penuh kebingungan. “Ma, aku hanya ingin menikah dengan Citra. Kalau kita tunggu—”

“Tidak!” potong Yuni tegas. “Keluarga itu sudah mempermalukan kita! Mama tidak peduli dengan penyakitnya! Enak saja, pesta sudah di depan mata, dan mereka malah membatalkan? Ini keterlaluan!”

Yuni langsung menghubungi suaminya, memberitahukan bahwa pernikahan itu batal. Ia menggertakkan gigi, masih tak terima dengan kenyataan ini.

“Papa kamu juga setuju. Kamu harus mencari pengantin pengganti. Cepat, Fandy! Mama tidak mau wajah keluarga ini dipermalukan!”

Kata-kata itu terngiang di benak Fandy, menciptakan konflik batin yang semakin menyiksa. Dalam kekalutannya, tiba-tiba bayangan Riana muncul di pikirannya, wanita yang malam sebelumnya ia tinggalkan di kamar hotel tanpa rasa peduli. Dengan terpaksa, ide itu perlahan-lahan mencuat. Mungkin, ia bisa membuatnya menjadi pengantin pengganti, jika memang ibunya tidak memberi pilihan lain.

Tak menunggu lama, Fandy bergegas kembali ke hotel, berusaha menemukan Riana yang semalam ia tinggalkan dalam kesendirian. Sesampainya di hotel, ia melihat sosok perempuan itu tengah berdiri di lobi, tampak ingin meninggalkan tempat itu, wajahnya masih menyiratkan luka dari peristiwa malam lalu.

Dengan dingin, Fandy menghampirinya. “Menikah denganku,” katanya tanpa basa-basi, tatapan matanya datar dan tak kenal kompromi.

Bab terkait

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 3: Akan Tinggal dengan Pria tidak Tahu Diuntung!

    “Tapi, jangan pernah berharap apa-apa. Kamu hanya akan menjadi pengantin pengganti saja. Dan satu lagi, jangan berharap cinta dariku, karena itu tidak akan pernah terjadi.”Riana memandang Fandy dengan tatapan nanar, kepahitan yang terpancar dari mata perempuan itu menggoreskan luka yang tak terucap. “Lalu, haruskah aku menerima ini dengan senang hati?”Fandy menghela napas, kesal karena merasa tak punya pilihan lain. “Maksudmu apa, bicara seperti itu?”Riana menatap tajam pada Fandy, tatapan datarnya bagai mengiris lapisan harga diri lelaki di depannya. Ia merasa aneh dengan permintaan tiba-tiba itu, tetapi rasa ingin tahu mengalahkan kekalutannya.“Kenapa memilih tanggung jawab? Kamu sendiri yang sudah bilang akan menikah lima hari lagi. Kenapa harus menikahiku?”Seolah mempertahankan sisa harga diri yang mulai meluruh, Fandy menghela napas dalam-dalam, menelan rasa malu yang berusaha disembunyikannya. “Pernikahan itu dibatalkan,” ucapnya, suaranya lirih namun tetap memancarkan kete

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 4: Berharap Benih itu tidak Tumbuh

    Lima hari berlalu begitu cepat, membawa Riana pada momen yang tak pernah ia duga akan menjadi bagian dari hidupnya. Ruangan itu dipenuhi suasana khidmat, dengan saksi-saksi yang mengucapkan kata sakral yang menjadi pengesahan bagi apa yang sedang terjadi di hadapan mereka. Namun, ketegangan dalam diri Riana tak mampu meredakan kecanggungan yang membalut suasana.“Saya terima nikah dan kawin, Riana Anggraini binti Padma, dengan mas kawin tersebut, tunai!” Suara lantang Fandy menggema, tegas namun tak mampu menyembunyikan nada malas yang tertahan dalam tiap kata. Mungkin baginya ini hanya formalitas, hanya tanggung jawab yang terpaksa ia emban demi menjaga kehormatan keluarganya.Para saksi pun mengucap “sah” tanpa ragu, tak ada satu pun kesalahan dalam pengucapan yang harus diulang. Dalam sekejap, Riana telah sah menjadi istri Fandy, walau hanya sebagai pengantin pengganti—sekadar pelengkap untuk kebahagiaan orang tua Fandy agar acara pernikahan ini tak perlu dibatalkan.Fandy tak s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 5: Beri Racun saja?

    Fandy melangkah dengan tatapan dingin, mendekati Riana yang kini berdiri kaku di sudut ruangan, tubuhnya merapat ke dinding seolah mencari perlindungan dari ancaman yang membayangi.Bayangannya menjulang, menyelimuti ruang di sekelilingnya dengan ketakutan yang pekat. Sorot matanya tajam, penuh kendali yang tak berbelas kasihan. Riana, yang biasa tampak tegar, kini tak kuasa menahan rasa takutnya.“Apakah kamu lupa kalau kamu sudah menjadi istriku?” tanya Fandy, tangannya bergerak menyentuh dagu Riana, mengangkat wajah perempuan itu agar mata mereka bertemu.“Jangan pernah sentuh aku lagi, Fandy! Kamu tidak pernah menginginkanku jadi istrimu,” desis Riana, suaranya gemetar, namun ada keberanian yang terpendam dalam tatapannya.Namun, tatapan Fandy tak goyah sedikit pun. Ia tersenyum sinis, senyum yang lebih mirip ejekan daripada kasih sayang. “Kamu lupa, Riana? Mahar yang kuberikan bukan sekadar untuk menyenangkan orang tuaku. Aku juga punya hak untuk mendapatkan kesenangan itu,” ucap

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 6: Memberitahu sang Mertua

    Pikiran itu menggelitik benaknya, meluncur seperti bayangan gelap, lahir dari kemarahan yang bergejolak di dadanya terhadap lelaki yang duduk tak sabar di ruang makan.Dengan penuh perasaan bercampur, akhirnya nasi goreng itu selesai. Butuh lima belas menit, waktu yang terasa berjalan lambat. Fandy sudah memasang wajah kesal ketika Riana menyodorkan piring di hadapannya. Tanpa ucapan terima kasih, Fandy mendelik, seperti biasa, tak pernah puas.“Untuk hari ini saja, kamu harus aku suruh dulu. Besok dan seterusnya, tanpa harus aku suruh, sarapan harus sudah tersedia di atas meja makan!” suaranya memerintah, tajam seperti cambuk.Riana mengangguk, kepalanya menunduk. “Ya,” jawabnya, suaranya dingin namun lelah.Tapi, bahkan jawaban singkatnya itu malah memancing emosi Fandy. Wajahnya menegang, seolah selalu ada yang kurang, selalu ada sesuatu dari Riana yang membuatnya murka. Riana merasa seperti menjawab dengan kata yang salah di hadapan penguasa. Namun ia tak gentar, tak lagi tunduk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 7: Penganti Baru?

    Riana mengangguk pelan, suaranya mulai pecah. “Dia… salah masuk kamar, Ma. Waktu itu dia mabuk, dan dia… dia tidak peduli dengan keberadaan saya… Saya merasa tak punya pilihan.”Yuni menggenggam tangan Riana, mencoba memahami luka yang baru saja tersingkap. “Oh, Riana… Maafkan Mama karena harus bertanya…”Riana menghela napas kasar, menguatkan diri. “Kalau bukan karena Fandy yang sudah merenggut semuanya dari saya, saya tidak akan menerima pernikahan ini, Ma. “Dengan menikah, setidaknya, kalau suatu hari Fandy kembali pada Citra dan menceraikan saya, status saya jelas. Saya sudah tidak perawan, tapi saya… punya status sebagai wanita yang pernah menikah.”Yuni menarik napas dalam-dalam, memandang Riana dengan raut penuh simpati. “Apa maksudmu bicara begitu, Riana?”Riana menatap Yuni, matanya penuh kepahitan. “Dia akan menceraikan saya, Ma, setelah Citra sembuh dari sakitnya. Saya hanya menjadi bayangan, pengganti sementara di dalam hidupnya. Saya tahu sejak awal.”Yuni memandang Rian

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 8: Statusmu tak Lebih dari Sekadar Istri Pengganti

    “Siapa lagi, kalau bukan Pak Fandy. Kemarin kan dia menikah sama pujaan hatinya,” jawab Vivi tanpa sadar, tak tahu bahwa Riana adalah orang yang dimaksud.Riana hampir ingin tertawa mendengar ucapan Vivi yang polos itu, namun rasa getir dalam hatinya membuatnya hanya tersenyum lemah. “Baiklah, silakan, Vivi,” ujarnya dengan suara yang dipaksakan ceria.‘Rupanya tidak semua orang tahu kalau pengantinnya adalah aku,’ pikir Riana dalam hati. ‘Pengantin pengganti yang terpaksa menerima pernikahan itu karena dia sudah merenggut kesucianku.’Dalam hati, Riana masih merasakan kepedihan yang tak terucapkan. Sekalipun kini menyandang status sebagai istri Fandy, hatinya terasa hampa, seperti jiwanya tak pernah benar-benar menyatu dengan lelaki itu. Dia tak pernah membayangkan bahwa hidupnya akan berakhir dalam ikatan tanpa cinta, namun itulah takdir yang kini ia jalani.Riana berjalan menuju kamar yang harus ia bersihkan. “Aku harus mengunci kamar ini supaya tidak ada yang masuk ke dalam kamar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 9: Ingin punya Cucu

    “Apa yang ingin Mama bicarakan?” tanyanya dengan rasa penasaran yang tertahan.“Datang saja. Banyak hal yang perlu kita bicarakan. Tentunya sangat penting. Mama tunggu jam tujuh malam ini,” jawab Yuni sebelum menutup telepon, meninggalkan kesan misterius yang mencekam.Fandy menghela napas berat dan meletakkan ponselnya di atas meja. Tatapannya kosong, berpikir keras tentang topik apa yang akan dibahas malam ini. Mengalihkan perhatian, ia berbalik ke arah Riana yang berada di ruangan yang sama dengannya.“Kita bicara soal masalah pribadi. Kamu, baru saja bertemu dengan Mama?” tanyanya curiga.Riana, yang sedari tadi terlihat tenang, menggeleng pelan. “Tidak. Memangnya kenapa? Untuk apa aku bertemu dengan Mama kamu? Ada hal yang harus aku lakukan?” tanyanya sambil menatapnya lurus, seolah mempertanyakan kecurigaan Fandy.Fandy mempersempit pandangan matanya, mencoba membaca ekspresi Riana yang terlihat tenang. “Lalu, kenapa Mama ingin bertemu denganku dan ada yang ingin dia bicarakan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 10: Menyiksamu!

    Fandy mendesah. Ia tahu tuntutan ini bukan hanya tentang keinginan Yuni untuk memiliki cucu, tetapi juga usaha sang ibu untuk memaksanya menjauh dari Citra. Yuni ingin ia berhenti mencintai Citra dan fokus pada keluarga baru yang kini ia miliki bersama Riana.“Belajar mencintainya, Fandy. Jangan hanya ingin tidur dengannya saja. Kamu punya hati, gunakan hati itu untuk mencintai istri kamu sendiri,” ucap Yuni dengan nada tajam.“Pernikahan ini memang awalnya hanya untuk mencari pengganti Citra. Tapi, Mama lihat kalau Riana ini jauh lebih baik dari Citra. Dia pun rela menikah denganmu hanya karena tidak punya tempat tinggal.“Lebih baik kamu belajar mencintai istrimu sendiri, Fandy. Karena Mama yakin, kamu masih mencintai perempuan tidak bertanggung jawab itu. Alasan berobat, padahal memang ingin membatalkan pernikahan itu!”Fandy menggeleng tak terima, menatap ibunya dengan wajah terluka. “Kenapa Mama begitu membencinya? Dia lagi sakit, Ma. Harusnya Mama paham dong!” sergahnya, tak rel

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31

Bab terbaru

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 77: Fandy sudah Berubah

    "Kenapa, Viona? Tidak senang kalau Kak Satya mau kembali mencari pasangan?" suara Fandy tiba-tiba memecah lamunannya, nadanya terdengar ringan namun menyentuh tepat di inti pikirannya.Viona menggeleng cepat, hampir seperti gerakan otomatis untuk menyembunyikan kegundahannya. "Nggak," jawabnya dengan senyum tipis yang dipaksakan. "Aku sangat senang sekali karena akhirnya Kak Satya mau membuka hatinya dan mau jatuh cinta lagi.Itu akan menjadi suatu kebahagiaan tersendiri untukku," tambahnya, berusaha meyakinkan bukan hanya Fandy, tapi juga dirinya sendiri.Fandy menyunggingkan senyum tipis, seperti seseorang yang tengah menikmati ironi kehidupan. "Itu sudah menjadi momen paling ditunggu oleh Mama dan Papa. Aku pun tidak tahu siapa orang yang sedang ia usahakan untuk menjadi kekasihnya."Viona menelan salivanya perlahan, matanya melirik ke arah Fandy, mencari petunjuk apakah ada yang dia sembunyikan."Semoga Kak Satya segera menemukan tambatan hatinya," ucapnya lirih, suara itu terdeng

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 76: Harusnya Senang

    Fandy melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu terasa seperti pasir halus yang terus meluncur di dalam jam pasir, tak pernah berhenti, tak pernah kembali. "Sudah sampai kayaknya. Kamu mau ikut atau mau di sini saja?" tanyanya lagi, nadanya datar tapi penuh perhatian."Ikut," jawab Viona dengan cepat, suaranya terdengar seperti bisikan angin yang melintasi celah sunyi."Sudah satu minggu ini aku tidak melihat Mama. Bahkan semenjak menemani Kak Satya di sana pun dia nggak menghubungiku." Matanya menunduk, dan ada bayang kesedihan yang mengintip di balik bulu matanya.Rasanya seperti kehilangan sosok ibu kandung sendiri, Yuni yang biasanya hangat kini terasa jauh, dingin seperti musim dingin di Amerika.Fandy, seolah merasakan getar emosi itu, mengulurkan tangannya dan mengusap lembut lengan istrinya. Sentuhannya seperti sinar matahari pagi, hangat dan menenangkan."Ya sudah, sekarang kita jemput Mama di bandara. Yuk!" katanya dengan senyum kecil yang mencoba mencairka

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 75: Kondisinya Mulai Membaik

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh malam, dan gelap malam seperti kain beludru hitam mulai merangkul langit.Angin dingin mengelus lembut kaca jendela, menciptakan alunan samar yang hampir seperti bisikan. Viona dan Fandy baru saja melangkah melewati pintu rumah, membawa aroma samar obat-obatan dari kunjungan mereka ke rumah sakit."Aku buatkan makan malam dulu. Kamu pasti lapar," ucap Fandy seraya membantu Viona duduk di ranjang yang kini terasa seperti singgasana rapuh.Viona menatapnya dengan alis yang terangkat setengah. "Emang bisa masak?" tanyanya, nada skeptisnya seperti jarum yang menusuk kepercayaan diri Fandy."Kamu meremehkan aku?" Fandy mencondongkan tubuhnya ke depan, tatapannya menyusuri wajah Viona seperti seorang pemburu yang menantikan reaksi mangsanya.Dengan cepat, Viona memundurkan wajahnya, seolah hawa panas dari keberadaan Fandy terlalu membakar. "Jangan dekat-dekat, bisa?" katanya, tatapan matanya dingin dan tajam seperti ujung pedang yang baru diasah.Fandy mundu

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 74: Tidak Takut

    Perempuan itu menganggukkan kepalanya dengan pelan. "Baru-baru ini juga, aku tahu kalau Pak Fandy suaminya Viona," ucapnya menjelaskan.Dimas menghela napas kasar seraya menatap Viona yang tampak biasa saja kala Dimas tahu bila dirinya adalah istrinya Fandy. Tentu saja seperti itu sementara dirinya tidak memiliki perasaan apa pun terhadap Dimas.Pria itu lantas tersenyum tipis. Ia hanya bisa pasrah dan menata kembali pikirannya tentang Fandy dan juga Satya yang memang seringkali memanggil Viona."Semoga langgeng, yaa. Dan untuk saat ini, semoga cepat sembuh," ucapnya dengan pelan.Viona menganggukkan kepalanya. "Terima kasih sudah menjenguk.""Sama-sama. Aku pamit ke toilet sebentar, yaa."Maya menganggukkan kepalanya kemudian duduk di samping Viona dan mengulas senyumnya."Dimas, menyukai Viona?" tanya Fandy kepada Maya.Perempuan itu kemudian menolehkan kepalanya dengan pelan kepada Fandy, lalu menganggukkan kepalanya. "Iya,

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 73: Sudah Tahu

    Pria itu menganggukkan kepalanya. “Dia hanya punya teman yang mendirikan hotel di sana. Sekadar membantunya. Yang dia lakukan di sana adalah berobat. Satu tahun menjalani terapy dengan dokter di sini, tidak ada hasil. Akhirnya dokter yang merawat Kak Satya merekomendasikan agar menjalani terapy di Amerika.”Viona menghela napas panjang. “Separah itu rupanya, trauma yang dirasakan oleh Kak Satya,” ucapnya pelan.“Bukan hanya itu, Viona.”Viona menolehkan kepalanya dengan pelan kepada suaminya itu. “Ada lagi?” tanyanya kemudian.“Ya. Pria itu … pria yang berhubungan badan dengan Arumi melakukannya juga pada Kak Satya.”Viona membolakan matanya dengan mulut menganga. “A—apa? Maksud kamu ….”Fandy menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Dia tidak ingin disentuh oleh siapa pun setelah kejadian itu. Hampir satu bulan lamanya mengurung di kamarnya. Samp

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 72: Telah Membohongi Viona

    Sayup-sayup Viona membuka matanya. Ruangan itu terasa asing baginya. Tidak ada siapa pun di sana yang menemaninya. Sembari memegang kepalanya yang terasa pening, perempuan itu mengedarkan pandangannya di sekitaran ruangan tersebut.“Ssst ….” Viona merintih pelan kemudian memegang keningnya yang sudah diperban. “Di mana ini?” tanyanya seraya mengedarkan pandangannya di sekitaran ruangan tersebut.Cklek!Fandy datang menghampiri Viona kemudian dengan cepat duduk di samping perempuan itu. “Sudah siuman, Viona. Bagaimana perasaanmu?” tanyanya dengan pelan.“Kamu habis dari mana?” tanyanya ingin tahu.Fandy menelan salivanya dengan pelan. “Mengurus penerbangan Kak Satya ke Amerika. Kejadian semalam, kamu masih ingat?” tanyanya kemudian.Viona membolakan matanya. “Heuh? Hari ini juga? Memangnya kondisinya sudah baik?” tanyanya kemudian. Ia menganggukkan kepalanya dengan

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 71: Penyakit Satya Kambuh

    Di sisi lain ruangan, Satya tetap sibuk dengan rekaman yang terus diputar. Satu demi satu wajah muncul di layar, menjadi saksi atas rahasia gelap yang tersembunyi di balik tirai tebal hotel ini. Satya menghela napas kasar, jemarinya mengepal erat hingga buku-bukunya memutih.“Kebanyakan pada shift malam,” gumamnya lirih. Tatapannya kembali tertuju pada Viona, yang tak sadar dirinya menjadi pusat kekacauan ini.“Viona, perempuan baik-baik seperti kamu, ikut tercoreng namanya hanya karena ulah segelintir karyawan yang rela memberikan tubuhnya pada pria haus birahi.”Ia menutup wajah dengan kedua tangannya, merasakan campuran lelah, marah, dan getir yang tak kunjung sirna. Saat ia menghela napas panjang, senyum lirih muncul di sudut bibirnya—bukan senyum kebahagiaan, melainkan semacam harapan samar yang ia tujukan untuk perempuan itu.‘Semoga kejadian ini tidak pernah terulang lagi, Viona.’ Kalimat itu menggema dalam hatinya, sebuah janji tak terucap yang ia titipkan pada dirinya sendiri

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 70: Terlalu Berlebihan

    Maya menelan salivanya pelan, matanya menyipit seolah mencoba membaca pikiran Dimas. Setelah beberapa detik terdiam, ia berkata dengan nada yang lebih serius, “Tidak mungkin, Dimas.” Suaranya tegas namun tetap lembut.“Pak Satya hanya membela mana yang benar. Kalau bukan Viona yang difitnah, siapa pun yang ada di posisi itu pasti akan dibelanya. Dia punya hati dan perasaan, Dimas. Dia tidak pernah membiarkan ketidakadilan terjadi di depan matanya.”Dimas mendesah panjang, seolah membiarkan kata-kata Maya meresap ke dalam benaknya. “Tapi di hotel lain, biasanya karyawan yang seperti Viona sudah pasti dipecat, apalagi kalau ada masalah dengan tamu. Pak Satya malah turun tangan sendiri. Itu yang bikin aku heran,” gumamnya pelan, suaranya hampir tenggelam oleh desau pendingin ruangan.“Itu karena Pak Satya bukan bos biasa,” sahut Maya dengan mata yang berbinar penuh keyakinan. “Dia tahu betul apa yang terjadi, Dimas. Dia membela Viona karena dia tahu gadis itu hampir diperkosa. Apa kamu k

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 69: Kecurigaan Dimas

    Satya hanya menghela napas panjang, tangannya terangkat untuk menggaruk alis. Ia tidak terpengaruh oleh provokasi murah itu, tetapi kejengahan jelas terlihat di wajahnya.Dalam hatinya, ia sempat merenung. Fandy mungkin seperti itu. Tapi aku? Tidak. Bahkan menyentuh perempuan saja aku sudah tidak sanggup.Pandangan Satya melirik Viona yang duduk diam di sudut ruangan, matanya penuh luka yang tersembunyi. Tapi kenapa dengan Viona semuanya terasa baik-baik saja? Apakah aku sudah sembuh? Pikirannya berputar, mencari jawaban atas perasaan yang tiba-tiba muncul.Namun ia segera membuang jauh pikiran itu. Viona adalah adik iparnya, dan Fandy sudah berjanji akan menjadi suami yang baik untuknya—meski semua itu sekarang tampak seperti janji kosong.Lima belas menit berlalu, sirine polisi terdengar dari luar. Orang-orang di hotel mulai berkerumun, bisik-bisik memenuhi lorong. Banyak yang mengira bahwa Viona-lah yang akan dibawa ke kantor polisi.“Selamat malam,” sapa seorang petugas, suaranya

DMCA.com Protection Status