Share

Istri Pengganti CEO Arrogant
Istri Pengganti CEO Arrogant
Penulis: Suhadii90

Bab 1: Pria tidak Tahu Diri

“Lepaskan! Aku mohon jangan sentuh aku!”

Pekikan dari seorang wanita bernama Riana Anggraini—perempuan cantik berusia dua puluh enam tahun itu tengah direnggut paksa mahkota sucinya oleh seorang pria mabuk yang rupanya salah memasuki kamar.

“Diam, Sayang. Biasanya kamu tidak pernah menolakku seperti ini.” Fandy Pramudia—pria berusia tiga puluh tahun yang tak lain adalah putra pemilik hotel tersebut tidak sadar, siapa yang tengah dia gauli itu.

“Kenapa sempit sekali,” ucapnya dengan suara paraunya. Namun, lelaki itu terus memaksanya agar masuk. Hingga akhirnya kesucian Riana direnggut oleh pria yang tidak dia kenali itu.

Hanya bisa menjerit, menangis, meraung dan segala kekesalan bersatu dalam dirinya. Riana harus kehilangan mahkota yang selalu ia jaga, yang hanya akan dia berikan kepada suaminya itu rupanya harus hilang di malam itu.

**

Pagi telah menyusup dengan sinarnya yang lembut, namun bagi Riana, sinar itu seolah menyayat, mempertegas jejak kelam yang baru ia lalui.

Udara pagi serasa berat, membungkus tubuhnya yang remuk oleh pergulatan yang hampir dua jam tanpa belas kasih. Tubuhnya bergetar, bukan karena dinginnya pagi, melainkan akibat trauma yang merayap tanpa ampun.

Di sampingnya, terdengar gerakan samar. Fandy, lelaki yang masih tenggelam dalam efek mabuknya, mulai membuka mata, kelopak beratnya mengerjap sebelum akhirnya menatap perempuan yang duduk sambil memeluk lutut, memeluk luka.

“Siapa kamu?” suaranya berat dan rendah, nada keacuhannya mengiris lebih dalam dari apa pun.

Riana menoleh, matanya tajam dan penuh kebencian. Tanpa peringatan, tangan kecilnya melayang, menampar pipi Fandy dengan keras.

Plak! Suara tamparan itu menggema, seolah mengirimkan pesan tentang kehormatan yang telah terkoyak.

“Apa-apaan kamu menamparku?” tanya Fandy, kebingungan bercampur kemarahan. “Siapa kamu, dan kenapa kamu ada di sini?”

Riana menghapus air mata dengan kasar. “Kamu harus bertanggung jawab atas apa yang sudah kamu lakukan! Kamu telah menghancurkan hidupku, merenggut yang bukan milikmu!” suaranya bergetar, tetapi nadanya penuh keberanian.

Fandy hanya tersenyum miring, senyuman yang dingin dan meremehkan. “Mana mungkin aku menyentuh orang yang bahkan tidak kukenal! Jangan buat cerita yang tidak-tidak!”

Riana, dengan napas terengah-engah, menatap Fandy dengan mata penuh kepedihan. “Kamu masuk ke kamarku dalam keadaan mabuk, merusak hidupku. Aku tahu siapa kamu, Fandy!” Dia mengangkat sebuah kartu identitas milik lelaki itu sebagai bukti.

Fandy memandangi sekeliling kamar, kemudian menghela napas seakan mengerti bahwa ini memang salahnya, walau pengakuannya penuh keangkuhan.

“Baiklah, aku minta maaf. Aku salah kamar, aku mabuk. Tapi soal tanggung jawab, maaf, itu tidak bisa kuterima.”

Dengan mudahnya Fandy menolak, menyembunyikan hati yang dingin di balik senyuman miringnya. Sambil mengenakan pakaiannya, ia melirik Riana.

“Anggap saja malam ini kamu telah memuaskan kebutuhanku,” ucapnya sambil melempar beberapa lembar uang di hadapannya. “Sebagai tebusan, terimalah ini. Tanganku sudah terikat, lima hari lagi aku menikah.”

Riana melihat uang itu dengan jijik, kemarahannya berkobar, membuat seluruh tubuhnya bergetar. “Aku bukan perempuan murahan yang akan mengambil uang sebagai tebusan tubuhku!” suaranya pecah, namun setiap katanya penuh ketegasan.

Fandy menatapnya dengan tatapan dingin. “Itu hanya permintaan maaf. Sekarang siapa namamu? Sepertinya kau hanya karyawan di sini.”

Riana mengangkat dagunya. “Ya, aku karyawan di sini, dan aku akan melaporkan ini pada atasan!”

Fandy tertawa rendah, nada tawa yang penuh ejekan. “Kamu akan melapor pada siapa? Pemilik hotel ini?” ia mendekat, tatapannya mencemooh.

“Sayangnya, akulah pemilik hotel ini. Laporkan, jika kau ingin menghabiskan sisa hidupmu melawan kekuatan uang.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status