Share

95. Sebuah Pelukan

“You stupid bastard!” Danish mengumpat dengan gemas.

Setelah mendengar cerita dari Davin—yang duduk termangu seperti beruang bodoh di hadapannya, Danish merasa gemas dan di matanya Davin seperti kerupuk yang dicelupkan ke dalam air.

“Dave, sejak kapan lo jadi bego?” tanya Danish, yang tak mendapat respons apapun dari Davin.

Di dekat pintu keluar ruangan CEO itu, diam-diam Vincent menyetujui makian Danish. Bosnya itu memang cerdas dalam urusan akademik dan bisnis, tapi soal wanita dan cinta dia kalah dari anak SMA yang sedang jadi budak cinta.

“Jadi gini….” Danish menumpukan kedua siku di lutut, mencondongkan badan ke depan seraya menatap Davin serius. “Sekarang, lo posisikan diri lo jadi Jingga. Kira-kira lo bakal marah nggak kalau Jingga langsung percaya pada video rekaman itu tanpa meminta dulu penjelasan dari lo?”

Davin terdiam. Ia membuang muka ke arah dinding kaca. Menghela napas berat. Lalu memejamkan mata saat bayangan ekspresi Jingga yang terlihat panik dan takut malam itu ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (18)
goodnovel comment avatar
Ririn Satkwantono
davin nggk prnh merasakan diolok2 dan diperlakukan nggk.adil.. jd dia nggk peka ke jingga
goodnovel comment avatar
Jasmine Alamanda s
aq ngerti perasaan jingga , karna percaya dirinya sdh hilang , dikira membangun rasa percaya diri tu gampang , jingga tu trauma
goodnovel comment avatar
kak rose
baikan gak ya??
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status