Share

Bab 3

Di dalam vila rumah Keluarga Tan, terasa suasana yang penuh canda dan tawa.

Gita, dengan ekspresi manjanya, memegang lengan ayahnya, Andre Tan, dan dia, dengan genit, berkata, “Ayah belikan saja Mobil Maserati itu untukku. Bagaimanapun, keluarga kita telah menerima puluhan juta dari keluarganya Leo dan kita tidak perlu khawatir tentang uang di masa depan!”

Ayahnya sedang duduk di kursi sambil membaca koran. Setelah mendengar perkataan Gita, dia menoleh dan menatapnya dengan kesal. “Apakah kamu masih menginginkan mobil mewah? Kalau kamu tidak mau menikah dan masuk ke dalam keluarganya Leo, aku tidak habis pikir. Keluarganya Leo sangat kaya, bukankah dengan menikah, semua keinginanmu nanti bisa dituruti?”

Gita, dengan kesalnya, berkata, “Ayah! Leo itu tidak tampan dan kudengar dia memiliki kepribadian yang sangat aneh. Memikirkannya saja membuatku muak setengah mati, keputusanku sudah bulat untuk tidak ingin menikah dengannya! Bukankah Clara, si Bisu itu, yang menikah dengan Leo?”

Setelah beberapa saat, Gita memutar matanya sambil tersenyum licik dan berkata, “Jika dia adalah David, aku mungkin akan bersedia. Aku dengar David bekerja sebagai dokter di Prancis, tampan dan sangat sukses. Aku lumayan tertarik dengannya.”

Bagaimanapun, Gita adalah putri tercinta ayahnya, jadi ayahnya tidak bisa memaksa Gita untuk menikahi seseorang yang tidak Gita sukai, tetapi hal ini malah membuat ayahnya semakin tidak nyaman.

Ayahnya menghela napas dan menyentuh hidung kecil Gita, “David adalah putra dari Amina, bukan pewaris Keluarga Xander. Orang macam apa dia? Selain itu, Leo tidak mudah dibodohi. Jika bukan Clara, ke mana kamu akan pergi mencari seseorang untuk menggantikan posisimu dalam waktu singkat?”

Gita, dengan kesal, berkata, “Tanpa Clara, mungkin akan ada orang lain. Mungkin dia memang ingin sekali menikah dengan Leo dan masuk ke Keluarga Xander! Perempuan bisu, menikah dengan keluarga kaya itu adalah sebuah berkah dalam hidup.”

Ayahnya tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun, hanya dia yang tahu bahwa dia telah menggunakan alasan biaya pengobatan neneknya Clara untuk memaksa Clara menikah dengan Leo.

Tetapi putri kesayangannya tidak perlu tahu akan hal itu.

Walaupun Clara juga putri kandungnya, dia tidak layak dibandingkan dengan Gita, seorang anak yang selalu bersamanya dari masa kanak-kanak dengan seorang anak yang bisu, yang baru dikenalinya, yang dulu tinggal di desa pegunungan terpencil selama bertahun-tahun.

Berbeda dengan Gita, Clara tidak bisa membawa kejayaan bagi keluarganya.

Sang ayah dan putrinya sedang mengobrol asyik ketika tiba-tiba ada telepon dari perusahaan.

Setelah Andre mengangkat telepon, wajahnya tiba-tiba berubah. “Apa katamu? Rantai dana yang ditransfer dari Keluarga Xander kosong? Tidak mungkin!”

Masih berbicara lewat telepon, tidak tahu apa yang sedang dibicarakan, tetapi ekspresi Andre perlahan menjadi serius.

Gita mendekat dan ketika mendengar uang itu tidak ada, wajahnya berubah drastis. “Bagaimana ini,, Ayah?”

Andre mengerutkan keningnya sambil memikirkan sesuatu, menggertakkan gigi dengan penuh rasa kesal seraya berkata, “Leo, bajingan! Beraninya dia mempermainkanku? Aku sudah menikahkan putriku, tetapi dia ternyata mengubah pikirannya!”

“Monster jelek itu sungguh menyebalkan!” seru Andre. Gita merasa lega. ”Untungnya aku tidak jadi menikah dengannya. Bajingan ini tidak bisa dipegang kata-katanya, bukan pria sejati”

Kemudian, Gita menatap ayahnya dan ragu-ragu bertanya, “Ayah, apa yang harus kita lakukan?”

Ayahnya mencoba untuk tenang dan merenung sejenak. “Karena Leo licik, jangan salahkan aku kalau tidak adil. Jangan lupa kalau Clara sudah menjadi anggota dari keluarganya Leo, Keluarga Xander.”

Gita tersenyum melihat ekspresi percaya diri ayahnya.

Sosok seorang ayah selalu punya banyak akal dan Leo hanya pantas untuk dihabisi.

Saat ini, Clara sedang mengepel lantai, sementara Tante Amina duduk di sofa sambil minum teh, menatapnya dengan tatapan anehnya.

“Lap dan keringkan hingga bersih. Sebagai menantu dari keluarga kami, kamu harus terlihat rajin dan berhemat dalam mengurus rumah tangga. Mulai sekarang, kamu harus membersihkan kamar setiap hari. Bibi Diana sudah lumayan tua, jadi kami tidak bisa memberikan semua beban berat pekerjaan rumah kepada dia lagi. Kamu bisa berbagi pekerjaan rumah tangga dengannya kalau kamu mau. Keluarga kami tidak suka dengan istri yang malas,” ujar Tante Amina.

Tante Amina tidak suka dengan perempuan bisu ini, tetapi dia tidak bisa mengusirnya secara terang-terangan. Dia sebenarnya khawatir, hal ini akan mempengaruhi reputasi Keluarga Xander, yang telah dibangun berabad-abad, jadi dia ingin Clara menyerah dan pergi dengan sendirinya. “Tentu saja, jika kamu merasa hal ini menyusahkan, kamu boleh meninggalkan keluarga kami. Baiklah, aku mau pergi sebentar, jadi cepatlah selesaikan pekerjaan rumah dan jangan malas!” ujar Tante Amina.

Setelah selesai berbicara, Tante Amina mengambil tas jalannya dan pergi.

Clara menghela napas lega saat dia melihatnya meninggalkan rumah.

Tante Amina ini terlalu kasar, sungguh melelahkan bersamanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status