Share

Bab 4 : Kak Seno

Author: Senja
last update Last Updated: 2024-05-04 06:08:52

Setelah Selesai dengan semua tempelan di wajahnya, Sekar mengambil selendang untuk menutupi wajahnya.

Memang saat di siang hari, ia akan menggunakan pakaian besar dan longgar untuk menutupi seluruh badannya di padukan dengan selendang panjang untuk menutupi wajahnya dan hanya menyisakan matanya.

Setelah itu, ia kembali ke kebun dan menyelesaikan pekerjaannya.

"Aku harus memberi makan piaraan ku. Semoga saja, orang asing itu sudah pergi," gumam Sekar seraya melangkah pergi dari rumah ayahnya menuju rumah pohon nya bersenandung ria.

Setelah sampai di depan rumah pohonnya, ia berjalan dengan mengendap-endap ketika masuk ke dalam rumahnya saat menelusuri semua ruangan.

"Syukurlah, ternyata sudah kosong," ucapnya lirih. Sarah pun kembali membersihkan rumah seperti biasanya. Setelah selesai membersihkan rumah,

Ia pun segera menyalakan api di tempat perapian dengan menggunakan percikan batu.

"Sekarang kan enak, lebih seger!" ucap Vino. Ia berjalan untuk kembali pulang dengan kaki pincang.

"Kalau pemiliknya pulang dan aku di usir dari sana, Aku harus pergi kemana? Aku bahkan tidak tahu sekarang ada dimana?" lirih Vino seraya melihat sekeliling yang dipenuhi pohon-pohon besar dan menjulang tinggi.

"Siapa wanita itu? Ya ampun aku merasa mual saat melihat wajahnya," gumam Vino.

Vino semakin mendekat ke arah wanita itu dan,

"Anda siapa?" teriak Sekar. Kayu bakar yang berada di tangannya langsung Sekar gunakan untuk memukul Vino.

"Hey, hey, hey. Apa yang kamu lakukan? Kenapa memukul saya?" teriak Vino mengaduh kesakitan dan berusaha menghindar dari pukulan Sekar.

"Anda pasti orang jahat kan?" tanya Sekar dengan nafas ngos-ngosan ketika Vino berhasil lolos dan menjauh darinya.

"Saya bukan orang jahat!" jawab Vino.

"Lalu?" tanya Sekar penasaran.

Akhirnya Vino menceritakan bagaimana ia bisa ada di rumah Sekar.

"Apakah anda bisa di percaya?" Sekar masih merasa ragu dengan pria dihadapannya.

"Kamu lihat kaki saya? Ini adalah buktinya. Awalnya kaki saya baik-baik saja. Tapi, setelah kecelakaan ini rasanya sakit, dan kaki saya yang sebelah kiri ini tidak bisa digunakan," ujar Vino. Telunjuknya mengarah pada kakinya yang tampak membiru.

"Coba kemari," titah Sekar.

"Tidak mau. Pasti kamu mau mukul saya, kan?" Vino menggelengkan kepalanya.

"Ya tidak mungkin. Ini saya lepaskan kayu bakarnya. Cepat kemari, saya akan mencoba mengobati luka anda."

Akhirnya Vino mengikuti peritah Sekar. Ia mendekat dengan perasaan was-was.

"Jangan takut," ucap Sekar ketika melihat Vino menghampirinya dengan ragu-ragu. Sekar meneliti kaki Vino seraya berkata, "Ini harus segera di obati. Kalau tidak, bisa jadi kamu akan berjalan seperti selama

"Kenapa kamu berkata seperti itu? Apa kamu mencoba menakuti saya?" tanya Vino dengan tatapan menyelidik. Sekar tidak peduli dengan bagaimana Vino menatapnya. Sekar menarik Vino untuk duduk di teras.

"Tidak ada yang ingin menakut-nakuti anda, pak. Diamlah di sini! Saya akan mencoba membantu," ucap Sekar. Setelah itu, ia pun masuk ke dalam rumah dan tampak tengah mencari sesuatu.

"Nah ketemu," lirihnya setelah menemukan satu botol kecil minyak tanah. Ia pun membawanya ke Vino lalu membalurkan nya.

"Aww, sakit! Apa yang kamu lakukan dengan kaki saya?" teriak Vino seraya memegang kakinya ketika Sekar mulai memijat.

"Tulangnya patah. Jika di biarkan, anda akan mengalami cacat permanen. Maka dari itu, saya akan mencoba membantu anda, pak. Jadi mohon kerja samanya," tutur Sekar. Setelah Sekar rasa cukup, ia pun mulai membalut kaki Vino dengan batang pohon pisang yang bagian dalamnya.

"Hey, tunggu... apa yang kamu lakukan pada kaki saya? Apa itu coba?" tanya Vino panik.

"Tenang pak, ini aman. Dulu kakek saya suka mengobati orang yang kakinya patah. Saya beberapa kali membantunya, jadi saya sedikit mengerti tentang patah tulang," jawab Sekar. Sedangkan tangannya tengah sibuk membalut kaki Vino.

"Nah selesai," ucap Sekar seraya bangkit.

"Kenalkan nama saya Sekar, siapa nama anda?" tanya Sekar seraya melangkah ke arah perapian.

"Namamu Sekar, saya Vino," jawab Vino

"Baiklah pak Vino, apa anda lapar? Saya akan memasak sesuatu untuk anda," tanya Sekar.

"Tentu."

Beberapa menit kemudian, masakan sudah matang. Mereka siap makan bersama.

"Sekar? Di mana kamu?" teriak seorang wanita yang Sekar hafal betul siapa pemiliknya.

"Ya ampun, itu ibu! Aku harus segera pulang. Aku tidak menyangka ibu akan pulang secepat ini," ujar Sekar panik. Ia segera mencuci tangannya lalu pergi tanpa memperdulikan apapun. Vino yang melihat itu merasa heran.

"Jadi Sekar punya rumah yang lain selain ini," batin Vino.

"Iya, Bu," jawab Sekar sesampainya di hadapan sang ibu.

"Darimana aja kamu, hah? Mentang mentang ibu sama kakak kamu sedang tidak ada di rumah, main aja!" bentak sang ibu.

Mendengar omelan ibunya, Sekar hanya bisa menundukkan wajahnya yang tertutup selendang berwarna hitam seraya berkata, "Maafkan Sekar, bu."

"Angkat wajahmu!" perintah sang ibu kemudian. Sekar pun mengangkat wajahnya.

"Bagus! Kamu tidak melewatkan menempelkan tempelan menjijikkan itu dari wajahmu," ucap ibunya seraya menahan perutnya yang tiba-tiba terasa mual. Bu Lani pun memasuki rumah di ikuti Sekar.

"Hari ini kamu enggak usah masak, kami sudah membeli makanan," tutur sang ibu kemudian ketika mereka semua sudah masuk ke dalam rumah.

Bu Lani dan Sania makan dengan lahapnya. sedangkan Sekar, ia tengah berdiri di samping keduanya seperti biasanya, menunggu mereka selesai makan. Kalau ada sisa, ya Sekar bisa makan. Kalau tidak, berarti ia harus mencari makanan lain untuk mengganjal perutnya.

Tok. Tok. Tok. Terdengar suara pintu di ketuk.

"Sebentar biar Sekar buka pintunya," ucap Sekar. Ia pun segera berlalu menuju pintu depan.

"Kak Seno?" ucap Sekar.

"Apa? Kak Seno?" terdengar suara kakak Sekar yang antusias atas kedatangan pria bernama Seno.

Related chapters

  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 5 : Sekar Di Usir

    "Kak Seno?" Sania yang tengah menyuap makanannya, berhenti. Ia langsung mencuci tangan lalu berjalan ke arah pintu. "Sekar, lebih baik kamu selesaikan makanmu. Biar kakak saja yang menyambut kak Seno," tutur Sania lembut seraya tersenyum manis ke arah Sekar. Tapi tatapan matanya tampak lain.Sekar pun langsung mengangguk lalu pergi meninggalkan keduanya menuju dapur kembali.Di pertengahan jalan ia bertemu dengan bu Lani yang tampak tergesa menuju depan."Sekar cepat bereskan meja makan. Lalu perbaiki tata letaknya. Siapa tahu nak Seno akan mau makan di sini," ujar bu Lani. Sekar pun mengangguk paham.Sesampainya di meja makan, ia buru-buru melakukan apa yang di perintahkan ibunya.Setelah meja makan kembali tetata rapi, ia segera beranjak ke dapur untuk membuatkan minum untuk tamu. Kini ia membuatkan tiga cangkir teh hangat."Sini biar aku aja yang mengantarkannya," ujar Sania seraya merebut nampan yang ada di tangan Sekar."Iya kak," jawab Sekar.Sania pun segera membawa nampan it

    Last Updated : 2024-05-05
  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 6 : Sebuah Rencana

    Kebetulan sekali kamu datang Sekar. Saya sangat lapar," ucap Vino begitu Sekar sampai di hadapan nya. "Ini hutan, banyak sekali buah-buahan yang bisa pak Vino ambil," jawab Sekar seraya berjalan melewati Sekar dengan masih tertunduk lesu. "Ya memang benar. Tapi, pohon nya tinggi-tinggi, harus manjat. Mana bisa saya manjat, kaki saya kan sakit sekali," tukas Vino. Mendengar itu Sekar berbalik menatap Vino lekat seraya bertanya, "Sebenarnya bapak itu tidak bisa memanjat pohon karena sakit atau karena memang enggak bisa?" "Ya ampun Sekar, cuma manjat pohon. Itu mah gampang buat saya, lihat saja nanti pas kaki saya sudah sembuh," jawab Vino penuh percaya diri. "Baiklah, saya akan mengambilkan makanan untuk pak Vino. Pak Vino tunggu sebentar di sini." Sekar pun segera berlalu ke arah belakang rumahnya. Di sana pohon jambu air tampak berbuah lebat. Sekar segera mengambil beberapa buah untuk mengganjal perut. Ia pun tidak lupa memetik beberapa sayuran untuk menu makan malam mereka. "Si

    Last Updated : 2024-05-07
  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 7 : Pernikahan

    Bu Lina di ikuti putrinya menuju rumah para warga. "para ibu, bapak, cepat keluarlah semuanya! Saya membawa berita besar!" teriak bu Lina. Ia memanggil semua warga supaya keluar dari rumah mereka masing-masing. Semua warga pun berhamburan ke luar rumah guna menghampiri arah suara. "Ada apa bu Lina teriak malam-malam memanggil para warga untuk keluar rumah," tanya bu Mira terlihat panik. Bu Lina menghela nafas sebelum berkata, "Anak tiri saya, si Sekar, ternyata dia punya rumah lain yang berada di hutan!" "Lalu apa masalahnya? Bukankah ibu Lina sering menyuruhnya untuk tidur di luar? Bu Ijah pernah bilang ke saya bahwa ia beberapa kali melihat Sekar tidur di teras rumahnya sendiri. Karena merasa iba, bu Ijah pun mengajak Sekar untuk bermalam di rumahnya!" timpal ibu Ratna yang rumahnya dekat bu Ijah. "Ya ampun bu-ibu, kok malah bahas saya sih! Saya meminta kalian ke sini itu, untuk memberi tahu kalian kalau si Sekar tinggal di rumahnya bersama pria asing! Emangnya ibu sama

    Last Updated : 2024-05-15
  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 8

    Sarah melangkah ragu-ragu memasuki area pasar. Semalam ia baru saja di nikahkan paksa. Salah seorang warga yang berjualan di sana dan melihat kehadiran Sekar. "Wah lihatlah Sekar, setelah semalam membuat malu desa, ia ternyata berani juga datang ke pasar!" Mendengar itu Sekar hanya bisa menudukan kepalanya. "Apa aku pulang saja, ya? Tapi bagaimana kalau ibu marah karena aku pulang tanpa membawa pesanannya?" lirih Sekar. "Sekar, selama ini kamu sudah melewati banyak hal yang sulit! Kehilangan ibu, tidak lama kemudian ayah menyusul. Lalu tinggal bersama ibu dan kakak tiri yang memperlakukan kamu denga tidak baik. Percayalah, kamu pasti bisa melewati semua ini!" Sekar berusaha menguatkan dirinya sendiri. Ia pun tetap melangkah menuju penjual ayam potong dan mengabaikan semua orang yang menggunjingnya sepanjang jalan. "Pak, saya beli ayamnya satu kilo," ucap Sekar kepada bapak penjual ayam potong. "Sebentar ya, neng." Bapak itu pun segera memotong beberapa bagian ayam lalu me

    Last Updated : 2024-05-26
  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 1 : Sebuah Tragedi

    "Sekar!!!" teriak seorang wanita dari arah kamar menggema memenuhi seluruh isi rumah. Gadis yang bernama Sekar itu segera berlari menghampiri dengan tergesa-gesa. Padahal saat itu dirinya tengah mencuci pakaian yang sudah menumpuk seperti gunung. "Iya kak, ada apa kakak memanggilku?" tanya Sekar setelah berada di hadapan wanita yang di panggilnya dengan sebutan kakak. "Dasar adik tidak berguna! Selalu saja begitu, lelet!" umpatnya alih alih menjawab Sekar, wanita itu malah mengatai Sekar tidak berguna. Padahal selama ini Sekarlah yang mengurus rumah dan segala kebutuhan semua pengisi rumah. "Hari ini aku akan pergi ke pusat perbelanjaan yang ada di kota bersama ibu. Jadi, kamu bantu aku untuk bersiap-siap. Sekarang siapkan baju terbaikku lalu setrika. pastikan semuanya tampil sempurna!" tutur sang kakak kemudian. Mendengar itu, Sekar hanya mengangguk patuh lalu melakukan apa yang kakaknya perintahkan. Sarah tahu betul pakaian mana yang akan kakanya sukai, karena itu kakaknya

    Last Updated : 2024-04-27
  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 2 : Rumah Pohon.

    "Sial!!!" umpat Vino. Ia pun menambah kecepatan pada mobilnya. Mobil besar di belakang Vino terus saja mengejarnya, meskipun Vino sudah menambah kecepatan pada mobolnya hingga kecepatan penuh, mobil di belakngnya berhasil mengejarnya. "Sepertinya mobil itu telah di modif. Karena itu, ia bisa mengejar mobilku," gumam Vino. Ia tetap berusaha menghindar mobil besar di belakangnya. Tapi naas keberuntungan tidak sedang berpihak padanya, mobil besar di belakangnya berhasil mengejar mobil Vino dan langsung menabrak bagian belakang mobilnya dan membuatnya terlempar jauh jatuh ke jurang. Sopir yang mengemudi mobil besar itu kemudian turun untuk memastikan. Setelah itu, pria misterius itu menelpon seseorang di sebrang sana. "Halo bos. Semuanya sudah selesai. Target kita sudah terjatuh ke jurang bersama dengan mobilnya dan terbawa arus sungai. Tidak memingkinkan untuknya selamat," tutur sang penguntit. "Bagus! Saya akan segrera mentransfer upahmu," jawab seseorang di sebrang sana lalu panggil

    Last Updated : 2024-04-28
  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 3 : Siapa Gadis Itu?

    "Baju siapa ini?" Sekar kemudian memeriksa sekeliling. "Si Jago sama Tina? Jangan-jangan itu pencuri ayam seperti yang di bicarakan para warga?" gumam Sekar. Ia kemudian berjalan dengan tergesa-gesa menuju kandang ayam. "Jago? Tina?" panggilnya. Seakan sudah mengerti tuannya memanggilnya, "Kuk-kuruyuk!" kedua ayam itu saling bersahutan. "Untungnya kalian baik-baik aja. Sekar ke dalem dulu ya, sekalian ambil makan buat kalian, Kalian pasti lapar, belum makan siang," tutur Sekar. Ia pun kembali menuju arah pintu. "Krekk," suara pintu terbuka. Alangkah terkejutnya Sekar melihat seorang pria tertidur di atas kursi panjang miliknya yang terbuat dari anyaman rotan. "Siapa orang ini? Kenapa ada di rumah Sekar?" lirih Sekar. "Bangunkan? Jangan?" Sekar terus mengulang-ngulang kata itu. "Gimana kalau orang ini perampok? Sekar takut, Biarin aja lah. Semoga besok udah pergi. Lebih baik Sekar kembali ke rumah ayah," gumam Sekar. Tapi baru saja beberapa langkah ia teringat sesuatu, "Tapi

    Last Updated : 2024-04-30

Latest chapter

  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 8

    Sarah melangkah ragu-ragu memasuki area pasar. Semalam ia baru saja di nikahkan paksa. Salah seorang warga yang berjualan di sana dan melihat kehadiran Sekar. "Wah lihatlah Sekar, setelah semalam membuat malu desa, ia ternyata berani juga datang ke pasar!" Mendengar itu Sekar hanya bisa menudukan kepalanya. "Apa aku pulang saja, ya? Tapi bagaimana kalau ibu marah karena aku pulang tanpa membawa pesanannya?" lirih Sekar. "Sekar, selama ini kamu sudah melewati banyak hal yang sulit! Kehilangan ibu, tidak lama kemudian ayah menyusul. Lalu tinggal bersama ibu dan kakak tiri yang memperlakukan kamu denga tidak baik. Percayalah, kamu pasti bisa melewati semua ini!" Sekar berusaha menguatkan dirinya sendiri. Ia pun tetap melangkah menuju penjual ayam potong dan mengabaikan semua orang yang menggunjingnya sepanjang jalan. "Pak, saya beli ayamnya satu kilo," ucap Sekar kepada bapak penjual ayam potong. "Sebentar ya, neng." Bapak itu pun segera memotong beberapa bagian ayam lalu me

  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 7 : Pernikahan

    Bu Lina di ikuti putrinya menuju rumah para warga. "para ibu, bapak, cepat keluarlah semuanya! Saya membawa berita besar!" teriak bu Lina. Ia memanggil semua warga supaya keluar dari rumah mereka masing-masing. Semua warga pun berhamburan ke luar rumah guna menghampiri arah suara. "Ada apa bu Lina teriak malam-malam memanggil para warga untuk keluar rumah," tanya bu Mira terlihat panik. Bu Lina menghela nafas sebelum berkata, "Anak tiri saya, si Sekar, ternyata dia punya rumah lain yang berada di hutan!" "Lalu apa masalahnya? Bukankah ibu Lina sering menyuruhnya untuk tidur di luar? Bu Ijah pernah bilang ke saya bahwa ia beberapa kali melihat Sekar tidur di teras rumahnya sendiri. Karena merasa iba, bu Ijah pun mengajak Sekar untuk bermalam di rumahnya!" timpal ibu Ratna yang rumahnya dekat bu Ijah. "Ya ampun bu-ibu, kok malah bahas saya sih! Saya meminta kalian ke sini itu, untuk memberi tahu kalian kalau si Sekar tinggal di rumahnya bersama pria asing! Emangnya ibu sama

  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 6 : Sebuah Rencana

    Kebetulan sekali kamu datang Sekar. Saya sangat lapar," ucap Vino begitu Sekar sampai di hadapan nya. "Ini hutan, banyak sekali buah-buahan yang bisa pak Vino ambil," jawab Sekar seraya berjalan melewati Sekar dengan masih tertunduk lesu. "Ya memang benar. Tapi, pohon nya tinggi-tinggi, harus manjat. Mana bisa saya manjat, kaki saya kan sakit sekali," tukas Vino. Mendengar itu Sekar berbalik menatap Vino lekat seraya bertanya, "Sebenarnya bapak itu tidak bisa memanjat pohon karena sakit atau karena memang enggak bisa?" "Ya ampun Sekar, cuma manjat pohon. Itu mah gampang buat saya, lihat saja nanti pas kaki saya sudah sembuh," jawab Vino penuh percaya diri. "Baiklah, saya akan mengambilkan makanan untuk pak Vino. Pak Vino tunggu sebentar di sini." Sekar pun segera berlalu ke arah belakang rumahnya. Di sana pohon jambu air tampak berbuah lebat. Sekar segera mengambil beberapa buah untuk mengganjal perut. Ia pun tidak lupa memetik beberapa sayuran untuk menu makan malam mereka. "Si

  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 5 : Sekar Di Usir

    "Kak Seno?" Sania yang tengah menyuap makanannya, berhenti. Ia langsung mencuci tangan lalu berjalan ke arah pintu. "Sekar, lebih baik kamu selesaikan makanmu. Biar kakak saja yang menyambut kak Seno," tutur Sania lembut seraya tersenyum manis ke arah Sekar. Tapi tatapan matanya tampak lain.Sekar pun langsung mengangguk lalu pergi meninggalkan keduanya menuju dapur kembali.Di pertengahan jalan ia bertemu dengan bu Lani yang tampak tergesa menuju depan."Sekar cepat bereskan meja makan. Lalu perbaiki tata letaknya. Siapa tahu nak Seno akan mau makan di sini," ujar bu Lani. Sekar pun mengangguk paham.Sesampainya di meja makan, ia buru-buru melakukan apa yang di perintahkan ibunya.Setelah meja makan kembali tetata rapi, ia segera beranjak ke dapur untuk membuatkan minum untuk tamu. Kini ia membuatkan tiga cangkir teh hangat."Sini biar aku aja yang mengantarkannya," ujar Sania seraya merebut nampan yang ada di tangan Sekar."Iya kak," jawab Sekar.Sania pun segera membawa nampan it

  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 4 : Kak Seno

    Setelah Selesai dengan semua tempelan di wajahnya, Sekar mengambil selendang untuk menutupi wajahnya. Memang saat di siang hari, ia akan menggunakan pakaian besar dan longgar untuk menutupi seluruh badannya di padukan dengan selendang panjang untuk menutupi wajahnya dan hanya menyisakan matanya. Setelah itu, ia kembali ke kebun dan menyelesaikan pekerjaannya. "Aku harus memberi makan piaraan ku. Semoga saja, orang asing itu sudah pergi," gumam Sekar seraya melangkah pergi dari rumah ayahnya menuju rumah pohon nya bersenandung ria. Setelah sampai di depan rumah pohonnya, ia berjalan dengan mengendap-endap ketika masuk ke dalam rumahnya saat menelusuri semua ruangan. "Syukurlah, ternyata sudah kosong," ucapnya lirih. Sarah pun kembali membersihkan rumah seperti biasanya. Setelah selesai membersihkan rumah, Ia pun segera menyalakan api di tempat perapian dengan menggunakan percikan batu. "Sekarang kan enak, lebih seger!" ucap Vino. Ia berjalan untuk kembali pulang dengan kaki pi

  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 3 : Siapa Gadis Itu?

    "Baju siapa ini?" Sekar kemudian memeriksa sekeliling. "Si Jago sama Tina? Jangan-jangan itu pencuri ayam seperti yang di bicarakan para warga?" gumam Sekar. Ia kemudian berjalan dengan tergesa-gesa menuju kandang ayam. "Jago? Tina?" panggilnya. Seakan sudah mengerti tuannya memanggilnya, "Kuk-kuruyuk!" kedua ayam itu saling bersahutan. "Untungnya kalian baik-baik aja. Sekar ke dalem dulu ya, sekalian ambil makan buat kalian, Kalian pasti lapar, belum makan siang," tutur Sekar. Ia pun kembali menuju arah pintu. "Krekk," suara pintu terbuka. Alangkah terkejutnya Sekar melihat seorang pria tertidur di atas kursi panjang miliknya yang terbuat dari anyaman rotan. "Siapa orang ini? Kenapa ada di rumah Sekar?" lirih Sekar. "Bangunkan? Jangan?" Sekar terus mengulang-ngulang kata itu. "Gimana kalau orang ini perampok? Sekar takut, Biarin aja lah. Semoga besok udah pergi. Lebih baik Sekar kembali ke rumah ayah," gumam Sekar. Tapi baru saja beberapa langkah ia teringat sesuatu, "Tapi

  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 2 : Rumah Pohon.

    "Sial!!!" umpat Vino. Ia pun menambah kecepatan pada mobilnya. Mobil besar di belakang Vino terus saja mengejarnya, meskipun Vino sudah menambah kecepatan pada mobolnya hingga kecepatan penuh, mobil di belakngnya berhasil mengejarnya. "Sepertinya mobil itu telah di modif. Karena itu, ia bisa mengejar mobilku," gumam Vino. Ia tetap berusaha menghindar mobil besar di belakangnya. Tapi naas keberuntungan tidak sedang berpihak padanya, mobil besar di belakangnya berhasil mengejar mobil Vino dan langsung menabrak bagian belakang mobilnya dan membuatnya terlempar jauh jatuh ke jurang. Sopir yang mengemudi mobil besar itu kemudian turun untuk memastikan. Setelah itu, pria misterius itu menelpon seseorang di sebrang sana. "Halo bos. Semuanya sudah selesai. Target kita sudah terjatuh ke jurang bersama dengan mobilnya dan terbawa arus sungai. Tidak memingkinkan untuknya selamat," tutur sang penguntit. "Bagus! Saya akan segrera mentransfer upahmu," jawab seseorang di sebrang sana lalu panggil

  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 1 : Sebuah Tragedi

    "Sekar!!!" teriak seorang wanita dari arah kamar menggema memenuhi seluruh isi rumah. Gadis yang bernama Sekar itu segera berlari menghampiri dengan tergesa-gesa. Padahal saat itu dirinya tengah mencuci pakaian yang sudah menumpuk seperti gunung. "Iya kak, ada apa kakak memanggilku?" tanya Sekar setelah berada di hadapan wanita yang di panggilnya dengan sebutan kakak. "Dasar adik tidak berguna! Selalu saja begitu, lelet!" umpatnya alih alih menjawab Sekar, wanita itu malah mengatai Sekar tidak berguna. Padahal selama ini Sekarlah yang mengurus rumah dan segala kebutuhan semua pengisi rumah. "Hari ini aku akan pergi ke pusat perbelanjaan yang ada di kota bersama ibu. Jadi, kamu bantu aku untuk bersiap-siap. Sekarang siapkan baju terbaikku lalu setrika. pastikan semuanya tampil sempurna!" tutur sang kakak kemudian. Mendengar itu, Sekar hanya mengangguk patuh lalu melakukan apa yang kakaknya perintahkan. Sarah tahu betul pakaian mana yang akan kakanya sukai, karena itu kakaknya

DMCA.com Protection Status