Share

Bab 5 : Sekar Di Usir

Author: Senja
last update Last Updated: 2024-05-05 22:17:15

"Kak Seno?" Sania yang tengah menyuap makanannya, berhenti. Ia langsung mencuci tangan lalu berjalan ke arah pintu.

"Sekar, lebih baik kamu selesaikan makanmu. Biar kakak saja yang menyambut kak Seno," tutur Sania lembut seraya tersenyum manis ke arah Sekar. Tapi tatapan matanya tampak lain.

Sekar pun langsung mengangguk lalu pergi meninggalkan keduanya menuju dapur kembali.

Di pertengahan jalan ia bertemu dengan bu Lani yang tampak tergesa menuju depan.

"Sekar cepat bereskan meja makan. Lalu perbaiki tata letaknya. Siapa tahu nak Seno akan mau makan di sini," ujar bu Lani. Sekar pun mengangguk paham.

Sesampainya di meja makan, ia buru-buru melakukan apa yang di perintahkan ibunya.

Setelah meja makan kembali tetata rapi, ia segera beranjak ke dapur untuk membuatkan minum untuk tamu. Kini ia membuatkan tiga cangkir teh hangat.

"Sini biar aku aja yang mengantarkannya," ujar Sania seraya merebut nampan yang ada di tangan Sekar.

"Iya kak," jawab Sekar.

Sania pun segera membawa nampan itu menuju ruang tamu.

"Sepertinya pekerjaanku sudah selesai, lebih baik aku kembali ke kamar untuk istirahat. Lumayan kan, sebelum ibu atau kakak memanggilku kembali," gumam Sekar seraya merentangkan otot-otot di seluruh tubunhnya. Bekerja seharian membuat tubuhnya terasa pegal.

"Silahkan dinikmati, kak. Semoga takarannya pas," ucap Sania setibanya di ruang tamu seraya meletakan tiga cangkir teh di atas meja.

"Begini bu Lani. Di sekitar sini kan tidak ada lagi rumah selain rumah bu Lani. Tadi pagi pas saya sedang berburu kijang, saya tidak sengaja melihat seorang gadis cantik tengah mengambil air di sungai. Karena itu saya berfikir, gadis itu salah satu anggota keluarga ibu. Saya datang kesini bertujuan untuk mengenalnya lebih dekat," tutur Seno.

Penuturan pria muda dihadapannya langsung membuat wajah bu Lani tampak merah padam karena berusaha menahan amarah.

"Sekar!!!" ucapnya geram dalam hati.

"Di sini hanya ada dua gadis, yaitu Sania dan Sekar. Selain itu tidak ada lagi. Sania si cantik jelita dan Sekar si buruk rupa. Mungkin yang nak Seno lihat itu Sania. Kalau tidak, berarti nak Seno salah lihat," jawab bu Lani ramah. Ia berusaha tersenyum semanis mungkin untuk menyembunyikan amarahnya.

Sania sedikit memajukan duduknya. Ia tampak sumringah saat sang ibu memujinya dengan gelar si cantik jelita.

"Tapi saya yakin, bu. Gadis itu bukan Sania. Dan saya juga tidak salah lihat," Seno tetap kekeh dengan apa yang di lihatnya tadi pagi.

"Tapi nak Seno, saya harus mengatakan apa lagi sama nak Seno. Karena memang di sini tidak ada gadis lain selain Sania dan Sekar," tutur bu Lani.

"Baiklah kalau begitu, mungkin ibu benar bahwa gadis itu tidak tinggal di sini. Tapi saya yakin gadis itu ada," ucap Seno. Setelah mengatakan itu, Seno berpamitan. Bu Lina dan Sania mengantarkan samapai depan dengan tetap menampilkan senyuman sebaik mungkin.

Setelah Seno tak terlihat jauh dari pandangan dan tak nampak lagi, baru bu Lina menutup pintu dengan kasar.

'Brakk'

"Kurang ajar tu anak, benar-benar cari masalah!" ucap bu Lani geram.

"Bener banget, bu! Pasti tu si Sekar sengaja, keluar tanpa memakai tempelan. Kesel deh aku jadinya, mana tu kak Seno lihat lagi," tutur Sania kesal.

"Awas saja kamu Sekar! Malam ini pasti akan tidur di luar lagi!"

Keduanya pun berjalan menuju kamar Sekar dengan tergesa.

"Sekar!" teriak bu Lani di ikuti Sania. Sekar yang baru saja akan terlelap untuk tidur siang, terkejut.

Ia langsung bangkit dari pembaringan.

"Apa yang sudah kamu lakukan lakukan tadi pagi, hah? Kenapa tidak memakai tempelan mu? Kamu sengaja kan, supaya semua orang desa tahu kalau kamu lebih cantik dari Sania, begitu?" teriak bu Lani histeris. Ia segera menjambak rambut Sekar yang tengah berdiri menatapnya bingung.

"Aww, sakit bu! Kenapa ibu menjambak rambut Sekar? Apa salah sekar?" tanya Sekar seraya berusaha melepaskan tangan bu Lani dari rambutnya.

"Ayo bu! Terus bu! Biar si Sekar kapok. Salah siapa juga berani menentang perintah ibu di belakang," Sania menggunakan momen ini untuk mengompori.

Sekar yang tak tahan merasakan sakit di kepalanya langsung mendorong tubuh sang ibu tiri hingga terpental dan membentur pintu.

"Maaf bu, Sekar tidak sengaja melakukannya," ucap Sekar seraya mendekat ke arah sang ibu untuk membantunya berdiri. Tapi sang ibu menghempaskan tangan Sekar.

Setelah berhasil berdiri, bu Lani langsung menyeret Sekar keluar kamar melewati ruang tami. Sesampainya di pintu, ia langsung mendorong tubuh Sekar hingga tersungkur ke tanah.

"Mulai malam ini dan seterusnya, kamu tidur di rumah ini! Terserah kamu mau tidur dimana. Dan jangan sampai kamu berani membuka tempelan di wahah maupin tubuhmu itu! Dan satu lagi, setiap pagi kamu harus datang ke rumah ini untuh membersihkannya. Jika tidak, aku akan menjual rumah peninggalan ayahmu ini, mengerti?"

"Iya bu," jawab Sekar lirih. Air mata tak henti-hentinya mengalir dari pelupuk matanya atas perlakuan sang ibu padanya.

Tidak berselang lama pintu di tutup dengan kasar menimbulkan suara yang begitu keras memekikan telinga.

Sekar segera bangkit seraya menghapus air matanya yang tak jua berhenti jatuh.

Ia berjalan dengan gontai menyusuri jalan setapak menuju hutan, tempat di mana rumah pohonnya berada.

Sedangkan di sebuah rumah pohon, seorang pria tengah memegangi perutnya menahan lapar, Vino hanya makan tadi pagi. Sejak kepergian Sekar karena ada yang memanggilnya, ia belum memakan apapun lagi.

Vino sangat gembira kala ia melihat dari kejauhan, tampak seorang wanita yang tak lain Sekar datang.

"Akhirnya wanita itu datang juga. Aku sudah sangat lapar sekali. Tapi, kenapa rambut dan wajah wanita itu tampak berantakan sekali?" lirih Vino.

Related chapters

  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 6 : Sebuah Rencana

    Kebetulan sekali kamu datang Sekar. Saya sangat lapar," ucap Vino begitu Sekar sampai di hadapan nya. "Ini hutan, banyak sekali buah-buahan yang bisa pak Vino ambil," jawab Sekar seraya berjalan melewati Sekar dengan masih tertunduk lesu. "Ya memang benar. Tapi, pohon nya tinggi-tinggi, harus manjat. Mana bisa saya manjat, kaki saya kan sakit sekali," tukas Vino. Mendengar itu Sekar berbalik menatap Vino lekat seraya bertanya, "Sebenarnya bapak itu tidak bisa memanjat pohon karena sakit atau karena memang enggak bisa?" "Ya ampun Sekar, cuma manjat pohon. Itu mah gampang buat saya, lihat saja nanti pas kaki saya sudah sembuh," jawab Vino penuh percaya diri. "Baiklah, saya akan mengambilkan makanan untuk pak Vino. Pak Vino tunggu sebentar di sini." Sekar pun segera berlalu ke arah belakang rumahnya. Di sana pohon jambu air tampak berbuah lebat. Sekar segera mengambil beberapa buah untuk mengganjal perut. Ia pun tidak lupa memetik beberapa sayuran untuk menu makan malam mereka. "Si

    Last Updated : 2024-05-07
  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 7 : Pernikahan

    Bu Lina di ikuti putrinya menuju rumah para warga. "para ibu, bapak, cepat keluarlah semuanya! Saya membawa berita besar!" teriak bu Lina. Ia memanggil semua warga supaya keluar dari rumah mereka masing-masing. Semua warga pun berhamburan ke luar rumah guna menghampiri arah suara. "Ada apa bu Lina teriak malam-malam memanggil para warga untuk keluar rumah," tanya bu Mira terlihat panik. Bu Lina menghela nafas sebelum berkata, "Anak tiri saya, si Sekar, ternyata dia punya rumah lain yang berada di hutan!" "Lalu apa masalahnya? Bukankah ibu Lina sering menyuruhnya untuk tidur di luar? Bu Ijah pernah bilang ke saya bahwa ia beberapa kali melihat Sekar tidur di teras rumahnya sendiri. Karena merasa iba, bu Ijah pun mengajak Sekar untuk bermalam di rumahnya!" timpal ibu Ratna yang rumahnya dekat bu Ijah. "Ya ampun bu-ibu, kok malah bahas saya sih! Saya meminta kalian ke sini itu, untuk memberi tahu kalian kalau si Sekar tinggal di rumahnya bersama pria asing! Emangnya ibu sama

    Last Updated : 2024-05-15
  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 8

    Sarah melangkah ragu-ragu memasuki area pasar. Semalam ia baru saja di nikahkan paksa. Salah seorang warga yang berjualan di sana dan melihat kehadiran Sekar. "Wah lihatlah Sekar, setelah semalam membuat malu desa, ia ternyata berani juga datang ke pasar!" Mendengar itu Sekar hanya bisa menudukan kepalanya. "Apa aku pulang saja, ya? Tapi bagaimana kalau ibu marah karena aku pulang tanpa membawa pesanannya?" lirih Sekar. "Sekar, selama ini kamu sudah melewati banyak hal yang sulit! Kehilangan ibu, tidak lama kemudian ayah menyusul. Lalu tinggal bersama ibu dan kakak tiri yang memperlakukan kamu denga tidak baik. Percayalah, kamu pasti bisa melewati semua ini!" Sekar berusaha menguatkan dirinya sendiri. Ia pun tetap melangkah menuju penjual ayam potong dan mengabaikan semua orang yang menggunjingnya sepanjang jalan. "Pak, saya beli ayamnya satu kilo," ucap Sekar kepada bapak penjual ayam potong. "Sebentar ya, neng." Bapak itu pun segera memotong beberapa bagian ayam lalu me

    Last Updated : 2024-05-26
  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 1 : Sebuah Tragedi

    "Sekar!!!" teriak seorang wanita dari arah kamar menggema memenuhi seluruh isi rumah. Gadis yang bernama Sekar itu segera berlari menghampiri dengan tergesa-gesa. Padahal saat itu dirinya tengah mencuci pakaian yang sudah menumpuk seperti gunung. "Iya kak, ada apa kakak memanggilku?" tanya Sekar setelah berada di hadapan wanita yang di panggilnya dengan sebutan kakak. "Dasar adik tidak berguna! Selalu saja begitu, lelet!" umpatnya alih alih menjawab Sekar, wanita itu malah mengatai Sekar tidak berguna. Padahal selama ini Sekarlah yang mengurus rumah dan segala kebutuhan semua pengisi rumah. "Hari ini aku akan pergi ke pusat perbelanjaan yang ada di kota bersama ibu. Jadi, kamu bantu aku untuk bersiap-siap. Sekarang siapkan baju terbaikku lalu setrika. pastikan semuanya tampil sempurna!" tutur sang kakak kemudian. Mendengar itu, Sekar hanya mengangguk patuh lalu melakukan apa yang kakaknya perintahkan. Sarah tahu betul pakaian mana yang akan kakanya sukai, karena itu kakaknya

    Last Updated : 2024-04-27
  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 2 : Rumah Pohon.

    "Sial!!!" umpat Vino. Ia pun menambah kecepatan pada mobilnya. Mobil besar di belakang Vino terus saja mengejarnya, meskipun Vino sudah menambah kecepatan pada mobolnya hingga kecepatan penuh, mobil di belakngnya berhasil mengejarnya. "Sepertinya mobil itu telah di modif. Karena itu, ia bisa mengejar mobilku," gumam Vino. Ia tetap berusaha menghindar mobil besar di belakangnya. Tapi naas keberuntungan tidak sedang berpihak padanya, mobil besar di belakangnya berhasil mengejar mobil Vino dan langsung menabrak bagian belakang mobilnya dan membuatnya terlempar jauh jatuh ke jurang. Sopir yang mengemudi mobil besar itu kemudian turun untuk memastikan. Setelah itu, pria misterius itu menelpon seseorang di sebrang sana. "Halo bos. Semuanya sudah selesai. Target kita sudah terjatuh ke jurang bersama dengan mobilnya dan terbawa arus sungai. Tidak memingkinkan untuknya selamat," tutur sang penguntit. "Bagus! Saya akan segrera mentransfer upahmu," jawab seseorang di sebrang sana lalu panggil

    Last Updated : 2024-04-28
  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 3 : Siapa Gadis Itu?

    "Baju siapa ini?" Sekar kemudian memeriksa sekeliling. "Si Jago sama Tina? Jangan-jangan itu pencuri ayam seperti yang di bicarakan para warga?" gumam Sekar. Ia kemudian berjalan dengan tergesa-gesa menuju kandang ayam. "Jago? Tina?" panggilnya. Seakan sudah mengerti tuannya memanggilnya, "Kuk-kuruyuk!" kedua ayam itu saling bersahutan. "Untungnya kalian baik-baik aja. Sekar ke dalem dulu ya, sekalian ambil makan buat kalian, Kalian pasti lapar, belum makan siang," tutur Sekar. Ia pun kembali menuju arah pintu. "Krekk," suara pintu terbuka. Alangkah terkejutnya Sekar melihat seorang pria tertidur di atas kursi panjang miliknya yang terbuat dari anyaman rotan. "Siapa orang ini? Kenapa ada di rumah Sekar?" lirih Sekar. "Bangunkan? Jangan?" Sekar terus mengulang-ngulang kata itu. "Gimana kalau orang ini perampok? Sekar takut, Biarin aja lah. Semoga besok udah pergi. Lebih baik Sekar kembali ke rumah ayah," gumam Sekar. Tapi baru saja beberapa langkah ia teringat sesuatu, "Tapi

    Last Updated : 2024-04-30
  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 4 : Kak Seno

    Setelah Selesai dengan semua tempelan di wajahnya, Sekar mengambil selendang untuk menutupi wajahnya. Memang saat di siang hari, ia akan menggunakan pakaian besar dan longgar untuk menutupi seluruh badannya di padukan dengan selendang panjang untuk menutupi wajahnya dan hanya menyisakan matanya. Setelah itu, ia kembali ke kebun dan menyelesaikan pekerjaannya. "Aku harus memberi makan piaraan ku. Semoga saja, orang asing itu sudah pergi," gumam Sekar seraya melangkah pergi dari rumah ayahnya menuju rumah pohon nya bersenandung ria. Setelah sampai di depan rumah pohonnya, ia berjalan dengan mengendap-endap ketika masuk ke dalam rumahnya saat menelusuri semua ruangan. "Syukurlah, ternyata sudah kosong," ucapnya lirih. Sarah pun kembali membersihkan rumah seperti biasanya. Setelah selesai membersihkan rumah, Ia pun segera menyalakan api di tempat perapian dengan menggunakan percikan batu. "Sekarang kan enak, lebih seger!" ucap Vino. Ia berjalan untuk kembali pulang dengan kaki pi

    Last Updated : 2024-05-04

Latest chapter

  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 8

    Sarah melangkah ragu-ragu memasuki area pasar. Semalam ia baru saja di nikahkan paksa. Salah seorang warga yang berjualan di sana dan melihat kehadiran Sekar. "Wah lihatlah Sekar, setelah semalam membuat malu desa, ia ternyata berani juga datang ke pasar!" Mendengar itu Sekar hanya bisa menudukan kepalanya. "Apa aku pulang saja, ya? Tapi bagaimana kalau ibu marah karena aku pulang tanpa membawa pesanannya?" lirih Sekar. "Sekar, selama ini kamu sudah melewati banyak hal yang sulit! Kehilangan ibu, tidak lama kemudian ayah menyusul. Lalu tinggal bersama ibu dan kakak tiri yang memperlakukan kamu denga tidak baik. Percayalah, kamu pasti bisa melewati semua ini!" Sekar berusaha menguatkan dirinya sendiri. Ia pun tetap melangkah menuju penjual ayam potong dan mengabaikan semua orang yang menggunjingnya sepanjang jalan. "Pak, saya beli ayamnya satu kilo," ucap Sekar kepada bapak penjual ayam potong. "Sebentar ya, neng." Bapak itu pun segera memotong beberapa bagian ayam lalu me

  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 7 : Pernikahan

    Bu Lina di ikuti putrinya menuju rumah para warga. "para ibu, bapak, cepat keluarlah semuanya! Saya membawa berita besar!" teriak bu Lina. Ia memanggil semua warga supaya keluar dari rumah mereka masing-masing. Semua warga pun berhamburan ke luar rumah guna menghampiri arah suara. "Ada apa bu Lina teriak malam-malam memanggil para warga untuk keluar rumah," tanya bu Mira terlihat panik. Bu Lina menghela nafas sebelum berkata, "Anak tiri saya, si Sekar, ternyata dia punya rumah lain yang berada di hutan!" "Lalu apa masalahnya? Bukankah ibu Lina sering menyuruhnya untuk tidur di luar? Bu Ijah pernah bilang ke saya bahwa ia beberapa kali melihat Sekar tidur di teras rumahnya sendiri. Karena merasa iba, bu Ijah pun mengajak Sekar untuk bermalam di rumahnya!" timpal ibu Ratna yang rumahnya dekat bu Ijah. "Ya ampun bu-ibu, kok malah bahas saya sih! Saya meminta kalian ke sini itu, untuk memberi tahu kalian kalau si Sekar tinggal di rumahnya bersama pria asing! Emangnya ibu sama

  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 6 : Sebuah Rencana

    Kebetulan sekali kamu datang Sekar. Saya sangat lapar," ucap Vino begitu Sekar sampai di hadapan nya. "Ini hutan, banyak sekali buah-buahan yang bisa pak Vino ambil," jawab Sekar seraya berjalan melewati Sekar dengan masih tertunduk lesu. "Ya memang benar. Tapi, pohon nya tinggi-tinggi, harus manjat. Mana bisa saya manjat, kaki saya kan sakit sekali," tukas Vino. Mendengar itu Sekar berbalik menatap Vino lekat seraya bertanya, "Sebenarnya bapak itu tidak bisa memanjat pohon karena sakit atau karena memang enggak bisa?" "Ya ampun Sekar, cuma manjat pohon. Itu mah gampang buat saya, lihat saja nanti pas kaki saya sudah sembuh," jawab Vino penuh percaya diri. "Baiklah, saya akan mengambilkan makanan untuk pak Vino. Pak Vino tunggu sebentar di sini." Sekar pun segera berlalu ke arah belakang rumahnya. Di sana pohon jambu air tampak berbuah lebat. Sekar segera mengambil beberapa buah untuk mengganjal perut. Ia pun tidak lupa memetik beberapa sayuran untuk menu makan malam mereka. "Si

  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 5 : Sekar Di Usir

    "Kak Seno?" Sania yang tengah menyuap makanannya, berhenti. Ia langsung mencuci tangan lalu berjalan ke arah pintu. "Sekar, lebih baik kamu selesaikan makanmu. Biar kakak saja yang menyambut kak Seno," tutur Sania lembut seraya tersenyum manis ke arah Sekar. Tapi tatapan matanya tampak lain.Sekar pun langsung mengangguk lalu pergi meninggalkan keduanya menuju dapur kembali.Di pertengahan jalan ia bertemu dengan bu Lani yang tampak tergesa menuju depan."Sekar cepat bereskan meja makan. Lalu perbaiki tata letaknya. Siapa tahu nak Seno akan mau makan di sini," ujar bu Lani. Sekar pun mengangguk paham.Sesampainya di meja makan, ia buru-buru melakukan apa yang di perintahkan ibunya.Setelah meja makan kembali tetata rapi, ia segera beranjak ke dapur untuk membuatkan minum untuk tamu. Kini ia membuatkan tiga cangkir teh hangat."Sini biar aku aja yang mengantarkannya," ujar Sania seraya merebut nampan yang ada di tangan Sekar."Iya kak," jawab Sekar.Sania pun segera membawa nampan it

  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 4 : Kak Seno

    Setelah Selesai dengan semua tempelan di wajahnya, Sekar mengambil selendang untuk menutupi wajahnya. Memang saat di siang hari, ia akan menggunakan pakaian besar dan longgar untuk menutupi seluruh badannya di padukan dengan selendang panjang untuk menutupi wajahnya dan hanya menyisakan matanya. Setelah itu, ia kembali ke kebun dan menyelesaikan pekerjaannya. "Aku harus memberi makan piaraan ku. Semoga saja, orang asing itu sudah pergi," gumam Sekar seraya melangkah pergi dari rumah ayahnya menuju rumah pohon nya bersenandung ria. Setelah sampai di depan rumah pohonnya, ia berjalan dengan mengendap-endap ketika masuk ke dalam rumahnya saat menelusuri semua ruangan. "Syukurlah, ternyata sudah kosong," ucapnya lirih. Sarah pun kembali membersihkan rumah seperti biasanya. Setelah selesai membersihkan rumah, Ia pun segera menyalakan api di tempat perapian dengan menggunakan percikan batu. "Sekarang kan enak, lebih seger!" ucap Vino. Ia berjalan untuk kembali pulang dengan kaki pi

  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 3 : Siapa Gadis Itu?

    "Baju siapa ini?" Sekar kemudian memeriksa sekeliling. "Si Jago sama Tina? Jangan-jangan itu pencuri ayam seperti yang di bicarakan para warga?" gumam Sekar. Ia kemudian berjalan dengan tergesa-gesa menuju kandang ayam. "Jago? Tina?" panggilnya. Seakan sudah mengerti tuannya memanggilnya, "Kuk-kuruyuk!" kedua ayam itu saling bersahutan. "Untungnya kalian baik-baik aja. Sekar ke dalem dulu ya, sekalian ambil makan buat kalian, Kalian pasti lapar, belum makan siang," tutur Sekar. Ia pun kembali menuju arah pintu. "Krekk," suara pintu terbuka. Alangkah terkejutnya Sekar melihat seorang pria tertidur di atas kursi panjang miliknya yang terbuat dari anyaman rotan. "Siapa orang ini? Kenapa ada di rumah Sekar?" lirih Sekar. "Bangunkan? Jangan?" Sekar terus mengulang-ngulang kata itu. "Gimana kalau orang ini perampok? Sekar takut, Biarin aja lah. Semoga besok udah pergi. Lebih baik Sekar kembali ke rumah ayah," gumam Sekar. Tapi baru saja beberapa langkah ia teringat sesuatu, "Tapi

  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 2 : Rumah Pohon.

    "Sial!!!" umpat Vino. Ia pun menambah kecepatan pada mobilnya. Mobil besar di belakang Vino terus saja mengejarnya, meskipun Vino sudah menambah kecepatan pada mobolnya hingga kecepatan penuh, mobil di belakngnya berhasil mengejarnya. "Sepertinya mobil itu telah di modif. Karena itu, ia bisa mengejar mobilku," gumam Vino. Ia tetap berusaha menghindar mobil besar di belakangnya. Tapi naas keberuntungan tidak sedang berpihak padanya, mobil besar di belakangnya berhasil mengejar mobil Vino dan langsung menabrak bagian belakang mobilnya dan membuatnya terlempar jauh jatuh ke jurang. Sopir yang mengemudi mobil besar itu kemudian turun untuk memastikan. Setelah itu, pria misterius itu menelpon seseorang di sebrang sana. "Halo bos. Semuanya sudah selesai. Target kita sudah terjatuh ke jurang bersama dengan mobilnya dan terbawa arus sungai. Tidak memingkinkan untuknya selamat," tutur sang penguntit. "Bagus! Saya akan segrera mentransfer upahmu," jawab seseorang di sebrang sana lalu panggil

  • Istri Buruk Rupa Milik CEO Lumpuh   Bab 1 : Sebuah Tragedi

    "Sekar!!!" teriak seorang wanita dari arah kamar menggema memenuhi seluruh isi rumah. Gadis yang bernama Sekar itu segera berlari menghampiri dengan tergesa-gesa. Padahal saat itu dirinya tengah mencuci pakaian yang sudah menumpuk seperti gunung. "Iya kak, ada apa kakak memanggilku?" tanya Sekar setelah berada di hadapan wanita yang di panggilnya dengan sebutan kakak. "Dasar adik tidak berguna! Selalu saja begitu, lelet!" umpatnya alih alih menjawab Sekar, wanita itu malah mengatai Sekar tidak berguna. Padahal selama ini Sekarlah yang mengurus rumah dan segala kebutuhan semua pengisi rumah. "Hari ini aku akan pergi ke pusat perbelanjaan yang ada di kota bersama ibu. Jadi, kamu bantu aku untuk bersiap-siap. Sekarang siapkan baju terbaikku lalu setrika. pastikan semuanya tampil sempurna!" tutur sang kakak kemudian. Mendengar itu, Sekar hanya mengangguk patuh lalu melakukan apa yang kakaknya perintahkan. Sarah tahu betul pakaian mana yang akan kakanya sukai, karena itu kakaknya

DMCA.com Protection Status