Chapter: Bab 31"Kamu belum juga berganti pakaian?" tanya wanita bermasker itu seraya menatap Sarah dari atas sampai bawah. "Maaf, sepertinya saya tidak bisa mengganti pakaian saya saat ini," jawab sarah. "Karena itu saya meminta bantuan mbak ini saja untuk mengantarkannya," lanjutnya lagi. "Maaf mbak, tapi saya masih banyak pekerjaan di belakang," tutur art lalu buru-buru pergi dari hadapan Sarah. "Saya mengerti, kamu tidak bisa memakai satupun pakaian yang ada di sini, kan?" tanya wanita bermasker itu lagi. "Tunggu sebentar," tukas wanita itu. Ia kemudian mengutak-atik ponselnya, lalu memanggil seseorang di sebrang sana. Lalu sedikit menjauh dari arah Sarah berdiri. "Iya, buruan carikan pakaian terbaik yang cocok di padukan dengan hijab." Samar-samar Sarah masih mendengar wanita itu berbicara pada pria di sebrang sana. "Baju terbaik yang cocok di padukan dengan hijab? Apakah itu untukku?" ucap Sarah dalam hati. Tidak lama kemudian, wanita itu menutup telponnya lalu kembali menghampiri
Terakhir Diperbarui: 2024-05-13
Chapter: Bab 30 : Di Villa"Tuan?" Sarah memanggil tuannya ragu-ragu. "Apa lagi Sarah? Haruskah saya memanggil security untuk menyeretmu keluar dari ruangan saya?" Al sepertinya sudah kehabisan kesabaran. Sungguh Al merasakan getaran aneh itu semakin menjadi kala mendengar suara Sarah. "Pintunya tuan, terkunci," lirih Sarah. Mendengar itu, Al menyugar rambutnya kasar. Sesaat kemudian, ia mengutak-atik ponselnya dan pintupun terbuka. Sarah pun segera keluar dari ruang kerja Al. *** "Ya ampu Sarah, kenapa kamu tampak berantakan sekali nak, apa yang telah tuan lakukan padamu? Apa ada yang luka?" mbok Fatma melayangkan pertanyaan beruntun ketika Sarah akan memasuki kamarnya. Ia begitu panik ketika melihat Sarah dengan keadaan yang kacau. "Sarah baik-baik saja, mbok. Sarah hanya butuh istirahat sebentar," jawab Sarah lirih dengan wajah tampak lesu. "Baiklah nak, istirahatlah. Tapi setelah kamu sarapan," tukas mbok Fatma. Ia pun segera bergegas hendak ke dapur. Tapi Sarah mencegahnya, "Tidak mbok, nanti saja
Terakhir Diperbarui: 2024-05-11
Chapter: Bab 29 : Desiran AnehSarah tahu betul wanita di foto itu adalah dirinya."Kenapa kamu masih berdiri di sana? Apa saya memintamu ke sini untuk menjadi pajangan?" suara yang berasal dari pertanyaan Al mengagetkan Sarah hingga ia tergagap."Bukan tuan. Kalau begitu saya permisi," ucap Sarah. Ia pun segera pergi dari ruang kerja Al."Aku yakin sekali, itu adalah foto ku. Pria di foto itu juga, aku merasa pernah bertemu dengannya di suatu tempat. Tapi di mana? Aku yakin, foto itu adalah salah satu alasan di balik kebencian tuan Al padaku," ucap Sarah dalam hati. Ia memikirkan foto yang baru saja di lihatnya sepanjang jalan. "Sarah!" teriak Al. Pagi-pagi sekali Al sudah berteriak memanggil Sarah. Bahkan suaranya memenuhi ruang tamu. Mbok Fatma yang kebetulan sedang memotong sayuran untuk sarapan langsung menghampiri Al."Iya tuan, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya mbok Fatma ketika berada di hadapan Al."Maaf mbok, tolong panggilkan Sarah dan suruh ia untuk datang ke kamar saya," jawab Al. Setelah memberi pe
Terakhir Diperbarui: 2024-05-10
Chapter: Bab 28 : Sebuah FotoMobil yang di tumpangi Sarah akhirnya sampai di kediaman Al. Begitu ia melangkah memasuki rumah, mbok Fatma langsung menghampiri nya seraya memeluknya. Mbok Fatma tampak menitikkan air mata."Mbok kenapa menangis?" tanya Sarah heran. Ia menepuk pelan punggung mbok Fatma."Tuan Al telah memperlakukan non dengan tidak baik. Tuan bahkan memindahkan non ke kamar gudang dan menjadikan non pelayan seperti kami," tutur mbok Fatma mulai terisak."Terimakasih mbok, atas keprihatinan mbok terhadap Sarah. Tapi percayalah sama Sarah, Sarah baik-baik saja," tutur Sarah seraya tersenyum ke arah mbok Fatma setelah mbok Fatma melerai pelukannya. Mbok Fatma pun mengusap air matanya di bantu Sarah."Jujur saja, Sarah kaget pas tiba tiba mbok meluk Sarah sambil nangis. Sarah khawatir mbok kenapa kenapa," ucap Sarah kemudian. Mbok Fatma pun memapah Sarah menuju kamarnya.Semua menu makan malam telah tersaji di meja makan."Non Sarah, ayo makan malam dulu. Mbok baru saja habis dari kamar tuan. Sepertinya
Terakhir Diperbarui: 2024-05-09
Chapter: Bab 27 : Siapa Dalangnya?Sarah beralih melihat ke arah suara. "Pak Al?" lirih Sarah.**Pria misterius itu segera berlari menuju tempat parkiran. Baru setelah sampai di mobil, pria itu bernapas lega.'Drrtt' ponselnya bergetar tanda panggilan masuk. Pria itu pun segera mengangkatnya.""Hallo bu bos," ucap pria itu begitu panggilan tersambung."Bagaimana Parman? Apa rencanamu sudah berhasil?" tanya wanita di sebrang sana memaanggil pria misterius itu yang ternyata bernama Parman."Maaf bu bos, wanita yang bersama gadis itu selalu berhasil menggagalkan rencana saya," jawab Parman."Tapi bu, kalau saya melakukan rencana saya ketika wanita paruh baya yang menjaganya, kemungkinan besar saya akan berhasil," lanjut Parman lagi."Saya sengaja mengatur semua ini, karena wanita itulah yang di curigai Al. Kalau kamu berhasil mencelakai gadis cilik itu di bawah penjagaan wanita desa itu untuk yang ke sekian kalinya, pasti Al akan mengira bahwa kamu suruhannya," tutur wanita di sebrang sana panjang lebar."Pokoknya bagai
Terakhir Diperbarui: 2024-05-08
Chapter: Bab 26 : PenyelinapSarah kemudian menghampiri Lyla."Cepat sembuh, sayang," tutur Sarah seraya mengusap pucuk kepala Lyla lalu menciumnya."Kakak tinggal beli sarapan dulu ya, sebentat. Soalnya tadi kakak buru-buru jadi belum sempat sarapan," ucap Sarah. Setelah itu, ia beranjak dari samping Lyla. Sarah menutup pintu dengan ruangan Lyla dengan rapat."Hahaha... akhirnya tuh cewe keluar juga. Dasar cewe sialan! Selalu membuat rencana saya gagal semua! Kamu lihat, Kali ini tidak akan ada yang bisa menggagalkan rencana saya. Karena kali ini... " gumam seorang pria seraya keluar dari persembinyiannya. Ia melangkah perlahan ke arah ruangan Lyla berada. Pria itu tampak sudah lengkap dengan pakaian khas perawat. Karena itu, tidak ada yang mencurigainya."Maaf, kamu mau kemana? Bukankah pasien yang di rawat di ruangan ini baru saja selesai pemeriksaan setengah jam yang lalu," ucap salah satu perawat yang tidak sengaja berpapasan dengan pria yang sedang menyamar."Memang benar, tapi dokter meminta saya untuk me
Terakhir Diperbarui: 2024-05-08
Chapter: Bab 8Sarah melangkah ragu-ragu memasuki area pasar. Semalam ia baru saja di nikahkan paksa. Salah seorang warga yang berjualan di sana dan melihat kehadiran Sekar. "Wah lihatlah Sekar, setelah semalam membuat malu desa, ia ternyata berani juga datang ke pasar!" Mendengar itu Sekar hanya bisa menudukan kepalanya. "Apa aku pulang saja, ya? Tapi bagaimana kalau ibu marah karena aku pulang tanpa membawa pesanannya?" lirih Sekar. "Sekar, selama ini kamu sudah melewati banyak hal yang sulit! Kehilangan ibu, tidak lama kemudian ayah menyusul. Lalu tinggal bersama ibu dan kakak tiri yang memperlakukan kamu denga tidak baik. Percayalah, kamu pasti bisa melewati semua ini!" Sekar berusaha menguatkan dirinya sendiri. Ia pun tetap melangkah menuju penjual ayam potong dan mengabaikan semua orang yang menggunjingnya sepanjang jalan. "Pak, saya beli ayamnya satu kilo," ucap Sekar kepada bapak penjual ayam potong. "Sebentar ya, neng." Bapak itu pun segera memotong beberapa bagian ayam lalu me
Terakhir Diperbarui: 2024-05-26
Chapter: Bab 7 : PernikahanBu Lina di ikuti putrinya menuju rumah para warga. "para ibu, bapak, cepat keluarlah semuanya! Saya membawa berita besar!" teriak bu Lina. Ia memanggil semua warga supaya keluar dari rumah mereka masing-masing. Semua warga pun berhamburan ke luar rumah guna menghampiri arah suara. "Ada apa bu Lina teriak malam-malam memanggil para warga untuk keluar rumah," tanya bu Mira terlihat panik. Bu Lina menghela nafas sebelum berkata, "Anak tiri saya, si Sekar, ternyata dia punya rumah lain yang berada di hutan!" "Lalu apa masalahnya? Bukankah ibu Lina sering menyuruhnya untuk tidur di luar? Bu Ijah pernah bilang ke saya bahwa ia beberapa kali melihat Sekar tidur di teras rumahnya sendiri. Karena merasa iba, bu Ijah pun mengajak Sekar untuk bermalam di rumahnya!" timpal ibu Ratna yang rumahnya dekat bu Ijah. "Ya ampun bu-ibu, kok malah bahas saya sih! Saya meminta kalian ke sini itu, untuk memberi tahu kalian kalau si Sekar tinggal di rumahnya bersama pria asing! Emangnya ibu sama
Terakhir Diperbarui: 2024-05-15
Chapter: Bab 6 : Sebuah RencanaKebetulan sekali kamu datang Sekar. Saya sangat lapar," ucap Vino begitu Sekar sampai di hadapan nya. "Ini hutan, banyak sekali buah-buahan yang bisa pak Vino ambil," jawab Sekar seraya berjalan melewati Sekar dengan masih tertunduk lesu. "Ya memang benar. Tapi, pohon nya tinggi-tinggi, harus manjat. Mana bisa saya manjat, kaki saya kan sakit sekali," tukas Vino. Mendengar itu Sekar berbalik menatap Vino lekat seraya bertanya, "Sebenarnya bapak itu tidak bisa memanjat pohon karena sakit atau karena memang enggak bisa?" "Ya ampun Sekar, cuma manjat pohon. Itu mah gampang buat saya, lihat saja nanti pas kaki saya sudah sembuh," jawab Vino penuh percaya diri. "Baiklah, saya akan mengambilkan makanan untuk pak Vino. Pak Vino tunggu sebentar di sini." Sekar pun segera berlalu ke arah belakang rumahnya. Di sana pohon jambu air tampak berbuah lebat. Sekar segera mengambil beberapa buah untuk mengganjal perut. Ia pun tidak lupa memetik beberapa sayuran untuk menu makan malam mereka. "Si
Terakhir Diperbarui: 2024-05-07
Chapter: Bab 5 : Sekar Di Usir "Kak Seno?" Sania yang tengah menyuap makanannya, berhenti. Ia langsung mencuci tangan lalu berjalan ke arah pintu. "Sekar, lebih baik kamu selesaikan makanmu. Biar kakak saja yang menyambut kak Seno," tutur Sania lembut seraya tersenyum manis ke arah Sekar. Tapi tatapan matanya tampak lain.Sekar pun langsung mengangguk lalu pergi meninggalkan keduanya menuju dapur kembali.Di pertengahan jalan ia bertemu dengan bu Lani yang tampak tergesa menuju depan."Sekar cepat bereskan meja makan. Lalu perbaiki tata letaknya. Siapa tahu nak Seno akan mau makan di sini," ujar bu Lani. Sekar pun mengangguk paham.Sesampainya di meja makan, ia buru-buru melakukan apa yang di perintahkan ibunya.Setelah meja makan kembali tetata rapi, ia segera beranjak ke dapur untuk membuatkan minum untuk tamu. Kini ia membuatkan tiga cangkir teh hangat."Sini biar aku aja yang mengantarkannya," ujar Sania seraya merebut nampan yang ada di tangan Sekar."Iya kak," jawab Sekar.Sania pun segera membawa nampan it
Terakhir Diperbarui: 2024-05-05
Chapter: Bab 4 : Kak SenoSetelah Selesai dengan semua tempelan di wajahnya, Sekar mengambil selendang untuk menutupi wajahnya. Memang saat di siang hari, ia akan menggunakan pakaian besar dan longgar untuk menutupi seluruh badannya di padukan dengan selendang panjang untuk menutupi wajahnya dan hanya menyisakan matanya. Setelah itu, ia kembali ke kebun dan menyelesaikan pekerjaannya. "Aku harus memberi makan piaraan ku. Semoga saja, orang asing itu sudah pergi," gumam Sekar seraya melangkah pergi dari rumah ayahnya menuju rumah pohon nya bersenandung ria. Setelah sampai di depan rumah pohonnya, ia berjalan dengan mengendap-endap ketika masuk ke dalam rumahnya saat menelusuri semua ruangan. "Syukurlah, ternyata sudah kosong," ucapnya lirih. Sarah pun kembali membersihkan rumah seperti biasanya. Setelah selesai membersihkan rumah, Ia pun segera menyalakan api di tempat perapian dengan menggunakan percikan batu. "Sekarang kan enak, lebih seger!" ucap Vino. Ia berjalan untuk kembali pulang dengan kaki pi
Terakhir Diperbarui: 2024-05-04
Chapter: Bab 3 : Siapa Gadis Itu?"Baju siapa ini?" Sekar kemudian memeriksa sekeliling. "Si Jago sama Tina? Jangan-jangan itu pencuri ayam seperti yang di bicarakan para warga?" gumam Sekar. Ia kemudian berjalan dengan tergesa-gesa menuju kandang ayam. "Jago? Tina?" panggilnya. Seakan sudah mengerti tuannya memanggilnya, "Kuk-kuruyuk!" kedua ayam itu saling bersahutan. "Untungnya kalian baik-baik aja. Sekar ke dalem dulu ya, sekalian ambil makan buat kalian, Kalian pasti lapar, belum makan siang," tutur Sekar. Ia pun kembali menuju arah pintu. "Krekk," suara pintu terbuka. Alangkah terkejutnya Sekar melihat seorang pria tertidur di atas kursi panjang miliknya yang terbuat dari anyaman rotan. "Siapa orang ini? Kenapa ada di rumah Sekar?" lirih Sekar. "Bangunkan? Jangan?" Sekar terus mengulang-ngulang kata itu. "Gimana kalau orang ini perampok? Sekar takut, Biarin aja lah. Semoga besok udah pergi. Lebih baik Sekar kembali ke rumah ayah," gumam Sekar. Tapi baru saja beberapa langkah ia teringat sesuatu, "Tapi
Terakhir Diperbarui: 2024-04-30