Bukan Salahku Selingkuh

Bukan Salahku Selingkuh

last updateLast Updated : 2023-08-30
By:  El dvoOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
24Chapters
1.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

"Gas ... kenapa ada kissmark di lehermu?" Aruna Cahyani mengalami kecelakaan setelah melihat Bagas Birendra, suaminya, berselingkuh. Akibat kecelakaan tersebut, Aruna kehilangan calon anak dan divonis tidak bisa mengandung lagi. Aruna pun terpaksa menerima pernikahan kedua Bagas dengan wanita selingkuhannya. Namun lama kelamaan, Aruna merasa diperlakukan tidak adil dalam pernikahan poligami yang dijalaninya. Suatu hari, Aruna mendapati kenyataan tentang identitas orang yang sudah menabraknya. Orang itu merupakan pria kaya sekaligus adik ipar dari suaminya sendiri. Aruna pun memutuskan untuk balas dendam pada suami, keluarganya, dan juga pria yang sudah membuatnya mandul dengan menggoda dan menjalin hubungan terlarang dengan pria tersebut. Bagaimana jika Aruna malah terjerat pesona selingkuhannya sendiri? Akankah Aruna berhasil menuntaskan dendamnya?

View More

Chapter 1

Pengkhianatan

"Gas ... kenapa ada kissmark di lehermu?"

Aruna menghampiri suaminya yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dia berdiri di hadapan Bagas. Memperhatikan baik-baik ruam kemerahan pada samping kanan leher suaminya.

"Kissmark?"

Bagas menghindari tatapan mata dari istrinya. Dia berbalik menghadap cermin. Melihat tanda merah yang Aruna maksud.

"Ini bentol, Runa. Leher ku gatal-gatal," tukas Bagas seraya menggaruk leher.

Aruna menatap curiga suaminya. "Gas ... aku bisa membedakan ruam kemerahan karena dihisap nyamuk dan ruam kemerahan karena dihisap manusia. Jelas-jelas tanda merah di lehermu bekas hisapan manusia."

"Jangan bicara sembarangan, Aruna! Kamu menuduhku selingkuh?"

Aruna merapatkan bibir melihat suaminya yang marah. "Maaf … aku tidak bermaksud menuduh, aku hanya–."

"Curiga?" sela Bagas. Menatap tajam istrinya. Kesal karena bukan sekali dua kali Aruna mencurigainya. "Runa ... kamu jangan terus curiga. Kamu mau aku benar-benar selingkuh? Aku lelah terus kamu curigai."

Aruna diam. Tidak lagi berkata-kata.

Bukan tanpa alasan Aruna menaruh curiga pada Bagas. Akhir-akhir ini, Aruna sering mencium aroma parfum wanita pada kemeja kerja suaminya. Dia juga beberapa kali menemukan bekas lipstik di kerah kemejanya. Karena itu, Aruna curiga Bagas bermain wanita dibelakangnya. Hanya saja Aruna belum memiliki cukup bukti, apalagi Bagas juga selalu berhasil mengelak dengan berbagai alasan.

"Gas ... kalau kamu tidak lagi mencintaiku, lebih baik kita pisah. Aku tidak rela dimadu, apalagi diselingkuhi," ucap Aruna seraya menatap Bagas dengan tegas.

Bagas menatap sendu istrinya. Dia membawa Aruna ke dalam pelukannya. Berusaha menenangkan keresahan hatinya.

"Sayang ... percayalah padaku. Aku hanya mencintaimu. Tidak ada wanita lain dalam hatiku kecuali kamu. Aku hanya milikmu seorang, Runa."

Aruna mengepalkan tangan. Masih ada keraguan dalam hatinya pada Bagas. Namun, Aruna sadar tidak boleh menuduh suaminya sembarang. Akhirnya, Aruna pun membalas pelukan Bagas. Tidak mau ada keributan.

"Aku mempercayaimu, Gas. Tapi entah kenapa, hatiku selalu curiga. Tolong … kamu jaga baik-baik kepercayaanku."

"Tentu sayang. Aku akan setia padamu. Sekarang tidurlah. Aku harus segera pergi ke rumah mamah. Malam ini, giliranku menginap disana," ucap Bagas sambil melepas pelukannya.

Aruna bergeming. Baru ingat dengan pembagian jatah malam yang harus Bagas lakukan terhadapnya dan orang tuanya.

Berbeda dengan pasangan suami istri lain, dimana seorang suami akan mengajak istri untuk menginap di rumah orang tuanya, Bagas tidak bisa melakukan hal tersebut, karena pintu rumah keluarga Birendra tertutup rapat bagi Aruna.

Aruna Cahyani dan Bagas Birendra menikah tanpa restu orang tua. Aruna dan Bagas sudah menjalin hubungan sejak duduk di bangku SMA. Namun, hubungan mereka ditentang orang tua Bagas, karena latar belakang Aruna yang merupakan seorang yatim piatu.

Tiga tahun lalu, setelah menyelesaikan studi, Bagas nekat menikahi Aruna meski tanpa restu orang tuanya. Selama tiga tahun berumah tangga, kehidupan Aruna dan Bagas baik-baik saja. Namun beberapa bulan ini, ketenangan rumah tangga mereka terganggu, karena orang tua Bagas tiba-tiba meminta Bagas untuk menginap di rumah mereka, dua malam dalam sepekan.

Bagas adalah putra satu-satunya dari pasangan Dewi dan Dimas Birendra. Karena itu, orang tuanya merasa berhak terhadap diri Bagas dan memintanya membagi jatah tidur di rumah mereka.

Aruna sempat menolak. Berat baginya tinggal di rumah sendirian meski hanya dua malam saja, karena Bagas dan Aruna memang belum dikaruniai keturunan. Namun, Bagas berhasil meyakinkan Aruna untuk setuju. Bagas mengatakan, ini kesempatan baginya untuk membujuk kedua orang tuanya agar mau menerima Aruna dalam keluarga besar Birendra. Aruna pun tidak memiliki pilihan, selain mendukung usaha suaminya.

"Hati-hati dijalan," ucap Aruna sambil mengantar Bagas hingga depan teras rumah.

Bagas mengecup kening istrinya, lalu berjalan memasuki mobil. Dia pun melajukan mobil menuju rumah orang tuanya.

"Aku harus memastikan kejujuran Bagas," ucap Aruna, begitu melihat kepergian mobil suaminya.

Aruna selalu merasa gelisah setiap kali ditinggal Bagas menginap di rumah orang tuanya. Dia tidak bisa tidur, apalagi dengan tanda-tanda perselingkuhan yang Aruna dapat akhir-akhir ini. Karena itu, malam ini Aruna memutuskan untuk membuntuti Bagas.

Aruna bergegas masuk ke dalam rumah, mengambil kunci mobil. Dia berjalan menuju mobil miliknya yang dibelikan oleh Bagas, lalu melajukan mobilnya meninggalkan rumah. Menyusul kepergian Bagas.

"Semoga kecurigaanku salah. Aku harap, kamu benar-benar menjaga kepercayaanku padamu, Bagas."

Satu jam kemudian …

Aruna tiba di depan rumah keluarga Birendra. Dia memarkirkan mobilnya di depan pagar. Memperhatikan Bagas yang baru saja turun dari mobil.

"Mas Bagas!"

Deg!

Jantung Aruna berpacu kencang saat mendengar suara wanita memanggil mesra nama suaminya.

Aruna pun tersentak melihat seorang wanita cantik keluar dari rumah keluarga Birendra, lalu berlari memeluk Bagas. Mata Aruna seketika membulat, melihat bagas yang membalas pelukan wanita tersebut dan membiarkannya bergelayut manja pada lengannya.

"Mas ... aku sangat merindukanmu. Kenapa mas datang terlambat?"

Aruna menatap nanar suaminya yang tertawa dipeluk wanita lain. Terlihat Bagas mengecup kening wanita yang memeluknya. Melakukan hal yang sama seperti kebiasaan yang sering Bagas lakukan selama ini padanya.

"Aruna sedikit rewel. Kamu sih ngasih kissmark di leherku. Untung saja, dia percaya ucapanku dan mengijinkan aku pergi."

Air mata aruna menitik melihat kemesraan Bagas dengan wanita yang memeluknya. Tidak menyangka, ternyata selama ini Bagas benar-benar berkhianat.

"Ayo Bagas, ajak Carissa masuk! Kita makan, kalian pasti sudah lapar."

Tangan Aruna terkepal saat melihat orang tua Bagas keluar dari rumah, menyambut kedatangan Bagas tanpa mempermasalahkan posisinya yang sedang merangkul mesra seorang wanita yang bukan istrinya.

Aruna pun sadar, ternyata perselingkuhan Bagas didukung oleh kedua orang tuanya.

"Keterlaluan!"

Brak!

Tiiinnn!

Aruna yang kesal memukul bagian tengah setir mobil, hingga tanpa sengaja menekan klakson. Sontak, perhatian Bagas dan orang tuanya beralih ke luar pagar.

"Aruna?"

Bagas kaget melihat mobil Aruna terparkir di depan rumah. Buru-buru, Bagas melepas wanita yang dirangkulnya, lalu berlari menuju gerbang.

"Runa?"

Menyadari kedatangan Bagas, Aruna segera menyalakan mesin mobil. Bersiap untuk pergi. Aruna tidak mau bertemu suaminya, apalagi bicara dengannya.

"Runa turun! Biar aku jelaskan. Jangan salah paham! Runa?!"

Bagas menggedor kaca mobil. Meminta Aruna untuk mendengar penjelasannya, tapi Aruna segera melajukan mobilnya meninggalkan Bagas.

Buru-buru, Bagas pun berlari menuju mobil untuk mengejar istrinya.

"Mas, kamu mau pergi?"

Wanita yang tadi memeluk Bagas menghampiri Bagas ke mobilnya. Tapi, Bagas tidak mengindahkan. Dia bergegas memacu mobil mengejar kepergian Aruna.

"Mas Bagas, jangan pergi!"

Tin! Tin!

Bagas menekan klakson mobil, begitu berhasil mengejar mobil Aruna. Dia melajukan mobilnya tepat di sebelah mobil istrinya.

"Runa, hentikan mobilmu! Dengar penjelasanku!" teriak Bagas.

Aruna tidak mengindahkan. Dia malah semakin mempercepat laju mobilnya. Nampak, air mata Aruna jatuh dari kedua matanya. Membuat penglihatan Aruna sedikit kabur.

"Runa, pelankan laju mobilmu. Jangan mengebut!"

Bagas khawatir melihat istrinya yang malah menambah kecepatan mobil. Dia pun berusaha mengejar ketertinggalannya seraya berteriak membujuk istrinya agar memelankan laju mobil.

"RUNA AWAS BAHAYA!"

BRAKKK!

TIIINNN!

Bagas tercengang melihat mobil istrinya dihantam mobil lain yang melaju cepat dari arah persimpangan jalan. Sontak, Bagas pun menginjak pedal rem. Menghentikan laju mobil yang dikendarainya.

"ARUNA!"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
24 Chapters
Pengkhianatan
"Gas ... kenapa ada kissmark di lehermu?" Aruna menghampiri suaminya yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dia berdiri di hadapan Bagas. Memperhatikan baik-baik ruam kemerahan pada samping kanan leher suaminya. "Kissmark?" Bagas menghindari tatapan mata dari istrinya. Dia berbalik menghadap cermin. Melihat tanda merah yang Aruna maksud. "Ini bentol, Runa. Leher ku gatal-gatal," tukas Bagas seraya menggaruk leher. Aruna menatap curiga suaminya. "Gas ... aku bisa membedakan ruam kemerahan karena dihisap nyamuk dan ruam kemerahan karena dihisap manusia. Jelas-jelas tanda merah di lehermu bekas hisapan manusia." "Jangan bicara sembarangan, Aruna! Kamu menuduhku selingkuh?" Aruna merapatkan bibir melihat suaminya yang marah. "Maaf … aku tidak bermaksud menuduh, aku hanya–." "Curiga?" sela Bagas. Menatap tajam istrinya. Kesal karena bukan sekali dua kali Aruna mencurigainya. "Runa ... kamu jangan terus curiga. Kamu mau aku benar-benar selingkuh? Aku lelah terus kamu curigai." Arun
last updateLast Updated : 2023-07-03
Read more
Kehilangan Harapan
"Runa … bangun sayang. Tolong buka matamu." Aruna samar-samar mendengar suara Bagas. Dia perlahan membuka mata, lalu melirik Bagas yang duduk di sampingnya. "Bagas?" lirih Aruna. Memanggil nama suaminya. Bagas tersenyum melihat istrinya yang sudah siuman. Dia pun mengecup tangan Aruna yang digenggamnya. "Syukurlah sayang … kamu sudah sadar." Aruna mengernyit begitu mencium bau desinfektan yang sangat menyengat. Matanya menyapu sekeliling. Dilihatnya ruangan serba putih yang kini ditempatinya. Aruna terkesiap saat sadar selang infus terpasang di tangan kirinya. "Dimana aku?" tanya Aruna dengan suara parau. "Kamu ada di rumah sakit, sayang. Semalam, kamu mengalami kecelakaan." "Kecelakaan?" lirih Aruna. Dia memegang kepalanya yang terasa nyeri. Aruna pun sadar ada perban yang melingkar di kepalanya. 'Apa yang terjadi padaku?' batin Aruna seraya berusaha mengingat kejadian yang dialaminya. Aruna buru-buru menarik tangannya dari Bagas, begitu ingat dengan pengkhianatan yang dilak
last updateLast Updated : 2023-07-03
Read more
Keputusan Pahit
"Pergilah! Kami ingin membicarakan masalah pribadi," titah Dewi pada dokter dan perawat yang mengobati Aruna. Dokter dan perawat pun bergegas pergi dari ruang rawat. Meninggalkan Aruna yang masih terpukul dengan kabar buruk yang baru saja di terimanya. "Kamu dengar kata dokter kan Aruna? Saat ini kamu mandul. Kamu tidak bisa memberikan keturunan untuk Bagas. Jadi, lebih baik kamu dan Bagas bercerai saja. Bagas anak kami satu-satunya, kami harus mendapat penerus darinya," ujar Dewi. Menyadarkan Aruna dari pikirannya. Aruna menatap sendu ibu mertuanya. Meski dia sudah terbiasa mendengar kata-kata pedas dari Dewi yang selalu menghina dan merendahkannya, tapi perkataan Dewi kali ini membuat hati Aruna tambah terluka. Sebagai seorang wanita dan ibu, Dewi sungguh tidak berperasaan. Dia tidak sedikitpun menaruh iba pada Aruna yang baru saja kehilangan kandungan. Wanita itu malah memanfaatkan musibah yang menimpa Aruna untuk memisahkan Bagas darinya. "Berapapun uang yang kamu inginkan, ak
last updateLast Updated : 2023-07-03
Read more
Kesepakatan
Tanpa memikirkan perasaan Aruna, kesepakatan antara Bagas dan orangtuanya tercapai. Dewi dan Dimas setuju akan memenuhi syarat yang diajukan oleh putra mereka. Orang tua Bagas pun memberitahu, bahwa pernikahan Bagas dan Carissa akan dilaksanakan tiga hari lagi. Mereka meminta Bagas untuk fokus mempersiapkan pernikahan. "Ingat Bagas … Nanti sore, kamu dan Carissa harus pergi ke butik untuk fitting baju pengantin. Kamu tidak boleh terlambat. Jangan permalukan kami di depan orang tua Carissa," ujar Dewi, tanpa mengindahkan keberadaan Aruna yang mendengar perkataannya. Bagas tidak memiliki pilihan. Dia setuju melakukan permintaan orang tuanya. "Bagas akan pergi tepat waktu, asal ada orang yang menemani Aruna di rumah sakit. Bagas tidak tenang meninggalkan Aruna sendirian." "Itu urusan Mamah. Kamu fokus saja pada pernikahanmu dan Carissa," tukas Dewi. Karena tidak ada lagi hal yang harus dibicarakan, Dewi dan Dimas pun bergegas pergi dari kamar rawat. Mereka pergi tanpa sedikitpun bic
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more
Tidak Berdaya
Siang beranjak malam, Aruna termenung seraya mencengkram ponsel. Baru saja, Aruna mendapat pesan dari Bagas bahwa pria itu tidak bisa kembali ke rumah sakit. Bagas beralasan harus menghadiri pesta bujang yang diadakan oleh teman-teman calon istrinya. Aruna pun tersenyum getir. Belum apa-apa, Bagas sudah melupakan janjinya. Padahal sebelumnya, Bagas berjanji akan langsung pulang ke rumah sakit setelah acara fitting baju pengantinnya selesai. 'Rupanya ... pesta lajang itu lebih penting bagimu dari pada aku, Bagas. Sungguh terlalu, kamu lebih memilih pergi berpesta dari pada menemaniku yang sedang terbaring sakit,' batin Aruna. Merasa kecewa pada suaminya. "Nyonya … sudah larut malam. Sebaiknya, anda istirahat." Aruna melirik Lastri yang dari tadi duduk disampingnya. Terlihat wanita itu menatap sendu padanya. Meski Aruna belum terlalu mengenal Lastri, tapi Aruna bisa menilai Lastri adalah wanita baik. Dari semenjak Lastri bersamanya, wanita itu tidak banyak bicara. Dia diam menemani
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more
Menantu Tapi Bukan Menantu
"A-apa maksud kamu?" Bagas menatap bingung Aruna yang malah terlihat semakin marah. Aruna pun menatap tajam suaminya. "Bukan hanya perhatian pada calon istrimu, tapi Kamu juga sangat perhatian pada teman-temannya. Tidak perlu menyembunyikan apapun lagi dariku, Bagas. Aku hanya ingin tahu sudah berapa lama kamu menjalin hubungan dengan wanita itu?" "Aruna. A-Aku-," "Berapa lama?" tegas Aruna. Tanpa menurunkan tatapan tajamnya terhadap Bagas. "Satu bulan? Dua bulan atau tiga bulan? Sudah berapa lama kamu berselingkuh?" Bagas terhenyak. Dia menatap sendu istrinya. Bagas meraih tangan Aruna, lalu menggenggamnya dengan erat. "Maafkan aku, Runa. Lima bulan lalu, mamah mengenalkannya padaku. Saat itu perusahaan kami sedang kolaps. Dan hanya keluarga Carissa yang bisa membantu kami. Aku hanya menjalin hubungan pertemanan dengannya, aku sungguh tidak mengkhianatimu." "Teman selingkuhan maksudmu?" dengus Aruna seraya menghempas tangan suaminya. Dia menatap Bagas dengan nyalang. "Mana ada
last updateLast Updated : 2023-07-06
Read more
Rumah Mertua
Mobil yang Aruna dan ibu mertuanya tumpangi sampai di pekarangan rumah keluarga Birendra. Aruna turun dari mobil dengan dibantu oleh Lastri. Dia pun bergeming melihat rumah besar milik mertuanya. Aruna merasa takjub dengan kemegahan rumah tersebut. Aruna pun kini sadar, alasan orang tua Bagas tidak mau menerimanya sebagai menantu. Dia tersenyum getir menyadari perbedaan antara dirinya dan Bagas. 'Ternyata kita memang beda kasta, Bagas. Kehidupan kita jauh berbeda, bagai langit dan bumi. Namun walau begitu, aku tidak mau menjadi bumi yang bisa kamu injak-injak," batin Aruna. Dewi tertawa melihat Aruna yang melongo. Dia pun mencibir menantunya. "Dasar udik! Pasti kamu baru pertama kali berkunjung ke rumah sebagus ini kan? Lihat, air liurmu sampai menetes. Ck!Ck!Ck! Dasar orang miskin!" Aruna terperanjat mendengar cibiran Ibu mertuanya. Baru sadar Dewi memperhatikannya. Aruna pun hanya bisa diam. Tidak menimpali. Aruna sadar memang baru pertama kali berkunjung ke rumah mewah dan me
last updateLast Updated : 2023-07-07
Read more
Perasaan Sakit
Aruna turun dari taksi dengan di dibantu oleh Lastri.Sejenak, dia berdiri di depan hotel. Memperhatikan banner pernikahan yang memuat foto Bagas dan Carissa. Dalam foto tersebut, nampak Bagas dan Carissa saling beradu kening seraya tersenyum. Mereka nampak bahagia.Aruna menarik nafas dalam-dalam. Meringankan rasa sakit yang menyesakkan dada. Hatinya pedih melihat Bagas bermesraan dengan wanita lain. Aruna pun bertanya-tanya, kapan suaminya mengambil foto pernikahan? Apakah saat dirinya dirawat di rumah sakit ataukah dari jauh-jauh hari sebelumnya?"Ternyata, kamu tidak terpaksa menikahi wanita itu Bagas," lirih Aruna sambil masih menatap foto suaminya. "Kamu memang menginginkan pernikahan ini."Senyum bahagia di wajah Bagas menjelaskan isi hati pria itu pada Aruna. Bertahun-tahun menjalin hubungan dengan Bagas membuat Aruna sangat mengenal suaminya. Hingga dengan sekali lihat saja Aruna mengetahui, senyum bahagia Bagas pada foto pernikahannya tidak palsu. "Nyonya, Apa tidak sebai
last updateLast Updated : 2023-07-10
Read more
Rencana Licik
"Aruna?"Tepat ketika Aruna dan Lastri keluar meninggalkan ruang resepsi, Bagas tanpa sengaja melihat ke arah istrinya. Bagas pun kaget mengetahui keberadaan Aruna di pesta pernikahannya. Seketika, senyum di wajah Bagas pun menghilang. 'Bukankah mamah bilang Aruna tidak akan datang? Kenapa dia ada disini?' batin Bagas. Mengingat perkataan ibunya yang mengatakan bahwa Aruna tidak jadi datang ke pesta pernikahan, karena ingin istirahat di rumah. Tadi setelah mengetahui Aruna tidak jadi datang ke pesta pernikahan, Bagas yang sebelumnya sempat khawatir pun merasa lega. Karena itu, sekarang Bagas leluasa melakukan peranannya sebagai mempelai pria dengan mengesampingkan rasa bersalahnya terhadap Aruna. 'Aruna pasti tidak baik-baik saja. Dia pasti sedih melihatku bersama Carissa,' batin Bagas. Menyentak pikirannya yang tercenung karena rasa kaget melihat keberadaan istrinya. 'Aku harus mengejar Aruna.'Bagas melangkah hendak menyusul Aruna. Namun, Carissa dengan cepat merangkul lengan
last updateLast Updated : 2023-07-11
Read more
Bukan Mimpi
Aruna dan Lastri tiba di rumah. Mereka kaget melihat para pelayan di kediaman keluarga Birendra sedang berkumpul di ruang tengah menyaksikan berita tentang pernikahan Bagas dan Carissa bersama-sama. "Lihat, Den Bagas dan Nona Carissa serasi sekali! Den Bagas tampan dan nona Carissa cantik. Mereka pasangan yang sempurna." "Iya betul. Den Bagas memang cocok bersanding dengan Nona Carissa." Aruna mengepalkan tangan. Kesal mendengar celetukan yang diungkapkan para pelayan. Hatinya pun kembali sakit mendapati banyak orang yang mendukung pernikahan Bagas dan Carissa. Padahal Aruna sudah cukup sakit hati mendengar para tamu undangan memuji-muji Bagas dan istri barunya. Dia tidak menyangka, masih harus mendengar pujian tersebut di rumah. "Nyonya … sebaiknya, kita segera pergi ke kamar. Anda harus minum obat," ujar Lastri. Tidak tega melihat Aruna yang kembali sedih karena melihat berita tentang Bagas dan istri barunya.Aruna diam. Tidak menimpali. Ia takut air matanya kembali luruh saat m
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status