Share

Tidak Berdaya

Author: El dvo
last update Last Updated: 2023-07-05 17:05:20

Siang beranjak malam, Aruna termenung seraya mencengkram ponsel.

Baru saja, Aruna mendapat pesan dari Bagas bahwa pria itu tidak bisa kembali ke rumah sakit. Bagas beralasan harus menghadiri pesta bujang yang diadakan oleh teman-teman calon istrinya.

Aruna pun tersenyum getir. Belum apa-apa, Bagas sudah melupakan janjinya. Padahal sebelumnya, Bagas berjanji akan langsung pulang ke rumah sakit setelah acara fitting baju pengantinnya selesai.

'Rupanya ... pesta lajang itu lebih penting bagimu dari pada aku, Bagas. Sungguh terlalu, kamu lebih memilih pergi berpesta dari pada menemaniku yang sedang terbaring sakit,' batin Aruna. Merasa kecewa pada suaminya.

"Nyonya … sudah larut malam. Sebaiknya, anda istirahat."

Aruna melirik Lastri yang dari tadi duduk disampingnya. Terlihat wanita itu menatap sendu padanya. Meski Aruna belum terlalu mengenal Lastri, tapi Aruna bisa menilai Lastri adalah wanita baik.

Dari semenjak Lastri bersamanya, wanita itu tidak banyak bicara. Dia diam menemani Aruna seraya melayaninya. Lastri memberikan Aruna tisu saat menangis, wanita itu juga dengan sigap menawari Aruna duduk saat Aruna terlihat tidak nyaman dengan posisi berbaring. Lastri bahkan memijat kaki Aruna tanpa diminta.

"Aku belum mengantuk," ucap Aruna.

Lastri menghentikan pijatannya pada kaki Aruna. "Anda harus istirahat agar cepat pulih, tadi ibu perawat berpesan begitu."

"Untuk apa aku pulih dengan cepat? Aku sudah tidak memiliki apapun lagi sekarang," balas Aruna.

Lastri diam. Tidak menimpali. Wanita itu kembali memijat kaki Aruna dengan pelan.

Sejenak, keadaan kamar berubah hening. Hanya terdengar suara mesin kulkas dan dispenser yang beroperasi.

"Bi … siapa nama bibi?" tanya Aruna. Sadar dirinya belum tahu nama pelayan yang kini merawatnya.

"Nama saya Lastri, nyonya," jawab Lastri dengan tersenyum tipis diwajahnya.

"Bi Lastri, apa bibi tahu nama calon istri Bagas?"

Lastri tidak menjawab. Wanita itu menunduk.

Aruna tersenyum getir. Menyadari Lastri yang tidak berniat menjawab pertanyaannya. Aruna pun mengalihkan tatapannya ke arah lain. Dia termenung mengingat kejadian buruk yang dialaminya.

"Malam kemarin, saya melihat suami saya bermesraan dengan wanita itu di rumah orang tuanya. Saya yakin, itu bukan pertama kali mereka bertemu. Benarkan Bi?" tanya Aruna seraya kembali melirik Lastri.

Nampak, Lastri masih menundukkan kepala. Tidak berani betatapan langsung dengan Aruna.

"Mamah dan papah memang tidak pernah merestui pernikahan saya dan Bagas. Tapi saya tidak menyangka, Bagas akan tega mengkhianati saya seperti ini. Sebentar lagi, Dia bahkan akan menikahi wanita itu," ucap Aruna seraya terisak.

Lastri pun dengan sigap memberikan tisu, tanpa berucap sepatah katapun.

"Bi … saya hanya ingin tahu identitas calon madu saya. Saya harap, bibi berkenan untuk memberitahu."

Lastri tertegun. Dia nampak bingung. Namun tak lama, wanita itu menjawab.

"Cepat atau lambat, nyonya akan mengetahui calon madu nyonya. Karena itu, lebih baik sekarang nyonya fokus pada kesehatan saja."

Aruna kembalikan kata-kata Lastri. "Bibi benar, cepat atau lambat saya memang akan mengetahui calon madu saya. Jadi, apa salahnya jika saya mengetahui itu sekarang?"

"Nyonya …." Lastri menatap Aruna dengan sendu. Merasa iba padanya.

"Saya mohon, Bi. Beritahu saya tentang wanita itu. Saya juga ingin tahu, sudah berapa lama Bagas menjalin hubungan dengannya?"

"Baik kalau itu yang anda inginkan, nyonya. Saya harap, Anda tidak terlalu bersedih," jawab Lastri. Dia pun menceritakan hal yang diketahuinya tentang hubungan Bagas dan Carissa.

Carissa Agnibrata, umur 27 tahun. Carissa adalah seorang desainer. Dia merupakan anak tertua dari Widia dan Kusuma Agnibrata, seorang pengusahaan sukses yang dinobatkan sebagai salah satu konglomerat di Indonesia.

Carissa dan Bagas sempat dijodohkan sebelum Aruna dan Bagas menikah, tapi perjodohan mereka batal karena Bagas lebih memilih menikahi Aruna. Kebetulan, Carissa pun saat itu masih berada di luar negeri untuk meneruskan studinya. Jadi, mereka belum pernah bertemu. Dan beberapa bulan lalu, Carissa kembali ke Indonesia. Dia pun diperkenalkan dengan Bagas.

"Saya kurang tahu, berapa lama Tuan Bagas dan nona Carissa menjalin hubungan. Hanya saja, saya sering melihat Nona Carissa menginap di rumah sejak tiga bulan lalu."

Hancur. Hati Aruna kembali terluka. Aruna pun mencengkeram piyama pasien yang dipakainya.

Tiga bulan lalu adalah awal mula orang tua Bagas meminta Bagas menginap di rumah mereka. Berati, hubungan Bagas dan Carissa sudan berjalan lama dan itu terjalin atas dukung mereka.

"Pantas saja aku sering menemukan hal asing di pakaianmu, Bagas. Ternyata kamu memang sudah menjalin hubungan intim dengan wanita itu," ucap Aruna seraya tersenyum getir. Nampak, Air mata mengalir di wajahnya.

Meski Aruna sudah mempersiapkan diri untuk mendengar cerita tentang perselingkuhan Bagas, tapi Aruna tetap merasakan sakit.

Aruna merasa dipermainkan. Cinta tulusnya pada Bagas dikhianati. Apalagi, sebentar lagi Bagas akan menikahi wanita selingkuhannya dengan resmi, tidak seperti dirinya yang hanya dinikah siri.

Aruna merasa sangat bodoh. Andai dulu dirinya tetap bersikeras untuk tidak menerima lamaran Bagas, mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi.

Sekarang, menyesal pun sudah terlambat. Aruna sadar tidak bisa bercerai dari Bagas dalam keadaan tidak berdaya seperti saat ini. Dia butuh Bagas sebagai satu-satunya keluarganya.

"Kenapa semua terasa begitu menyakitkan?" lirih Aruna sambil meremas dada. Menangis meratapi nasib.

***

Keesokan harinya, waktu beranjak siang. Aruna termenung seraya menatap kosong jam bulat yang terpajang di dinding kamar rawat.

Terlihat jam menunjukkan pukul 11.00. Aruna sedang menunggu kedatangan suaminya untuk mengkonfirmasi semua informasi yang di dapatnya dari Lastri semalam.

Ceklek!

Pintu kamar rawat terbuka. Bagas datang dengan wajah sumringah. Dia pun memberi isyarat pada Lastri untuk keluar kamar. Bagas rindu ingin berduaan dengan Aruna.

"Aruna? Bagaimana keadaanmu, sayang?" panggil Bagas seraya menghampiri tempat tidur istrinya.

Aruna menoleh. Dadanya sesak melihat wajah segar Bagas dengan rambut yang terlihat basah.

Pikiran Aruna pun berkelana. Menebak-nebak hal yang terjadi setelah pesta lajang yang semalam dihadiri suaminya. Aruna yakin, Bagas menghabiskan malam dengan Carissa.

Mengingat cerita Lastri tentang Bagas dan Carissa yang sudah sering bermalam bersama, tidak menutup kemungkinan tadi malam pun mereka menghabiskan waktu bersama-sama.

"Sayang … semalam kamu pasti menungguku kan? Aku benar-benar minta maaf karena tidak bisa menemanimu. Pesta selesai tengah malam."

Bagas membungkuk hendak mengecup kening istrinya. Namun, Aruna segera memalingkan wajah.

Aruna tidak bisa menahan diri saat mencium bau parfum yang selama ini sering dihirupnya dari kemeja Bagas. Karena itu, dia menghindari kecupan suaminya. Tidak mau disentuh olehnya.

Aruna pun mengepalkan tangan. Meredam rasa marah, kesal, cemburu, sakit, dan pedih yang bergulung menyelimuti hatinya.

Bagas mengernyit mendapati Aruna yang menolak kecupannya. Dia sadar istrinya marah, namun Bagas mengira Aruna marah karena semalam ia tidak menemaninya.

"Runa … semalam aku sungguh tidak bisa menolak permintaan teman-teman Carissa. Aku–."

"Sudah berapa lama kalian saling mengenal, hingga kamu mengenal baik teman-teman wanita itu?"

Related chapters

  • Bukan Salahku Selingkuh    Menantu Tapi Bukan Menantu

    "A-apa maksud kamu?" Bagas menatap bingung Aruna yang malah terlihat semakin marah. Aruna pun menatap tajam suaminya. "Bukan hanya perhatian pada calon istrimu, tapi Kamu juga sangat perhatian pada teman-temannya. Tidak perlu menyembunyikan apapun lagi dariku, Bagas. Aku hanya ingin tahu sudah berapa lama kamu menjalin hubungan dengan wanita itu?" "Aruna. A-Aku-," "Berapa lama?" tegas Aruna. Tanpa menurunkan tatapan tajamnya terhadap Bagas. "Satu bulan? Dua bulan atau tiga bulan? Sudah berapa lama kamu berselingkuh?" Bagas terhenyak. Dia menatap sendu istrinya. Bagas meraih tangan Aruna, lalu menggenggamnya dengan erat. "Maafkan aku, Runa. Lima bulan lalu, mamah mengenalkannya padaku. Saat itu perusahaan kami sedang kolaps. Dan hanya keluarga Carissa yang bisa membantu kami. Aku hanya menjalin hubungan pertemanan dengannya, aku sungguh tidak mengkhianatimu." "Teman selingkuhan maksudmu?" dengus Aruna seraya menghempas tangan suaminya. Dia menatap Bagas dengan nyalang. "Mana ada

    Last Updated : 2023-07-06
  • Bukan Salahku Selingkuh    Rumah Mertua

    Mobil yang Aruna dan ibu mertuanya tumpangi sampai di pekarangan rumah keluarga Birendra. Aruna turun dari mobil dengan dibantu oleh Lastri. Dia pun bergeming melihat rumah besar milik mertuanya. Aruna merasa takjub dengan kemegahan rumah tersebut. Aruna pun kini sadar, alasan orang tua Bagas tidak mau menerimanya sebagai menantu. Dia tersenyum getir menyadari perbedaan antara dirinya dan Bagas. 'Ternyata kita memang beda kasta, Bagas. Kehidupan kita jauh berbeda, bagai langit dan bumi. Namun walau begitu, aku tidak mau menjadi bumi yang bisa kamu injak-injak," batin Aruna. Dewi tertawa melihat Aruna yang melongo. Dia pun mencibir menantunya. "Dasar udik! Pasti kamu baru pertama kali berkunjung ke rumah sebagus ini kan? Lihat, air liurmu sampai menetes. Ck!Ck!Ck! Dasar orang miskin!" Aruna terperanjat mendengar cibiran Ibu mertuanya. Baru sadar Dewi memperhatikannya. Aruna pun hanya bisa diam. Tidak menimpali. Aruna sadar memang baru pertama kali berkunjung ke rumah mewah dan me

    Last Updated : 2023-07-07
  • Bukan Salahku Selingkuh    Perasaan Sakit

    Aruna turun dari taksi dengan di dibantu oleh Lastri.Sejenak, dia berdiri di depan hotel. Memperhatikan banner pernikahan yang memuat foto Bagas dan Carissa. Dalam foto tersebut, nampak Bagas dan Carissa saling beradu kening seraya tersenyum. Mereka nampak bahagia.Aruna menarik nafas dalam-dalam. Meringankan rasa sakit yang menyesakkan dada. Hatinya pedih melihat Bagas bermesraan dengan wanita lain. Aruna pun bertanya-tanya, kapan suaminya mengambil foto pernikahan? Apakah saat dirinya dirawat di rumah sakit ataukah dari jauh-jauh hari sebelumnya?"Ternyata, kamu tidak terpaksa menikahi wanita itu Bagas," lirih Aruna sambil masih menatap foto suaminya. "Kamu memang menginginkan pernikahan ini."Senyum bahagia di wajah Bagas menjelaskan isi hati pria itu pada Aruna. Bertahun-tahun menjalin hubungan dengan Bagas membuat Aruna sangat mengenal suaminya. Hingga dengan sekali lihat saja Aruna mengetahui, senyum bahagia Bagas pada foto pernikahannya tidak palsu. "Nyonya, Apa tidak sebai

    Last Updated : 2023-07-10
  • Bukan Salahku Selingkuh    Rencana Licik

    "Aruna?"Tepat ketika Aruna dan Lastri keluar meninggalkan ruang resepsi, Bagas tanpa sengaja melihat ke arah istrinya. Bagas pun kaget mengetahui keberadaan Aruna di pesta pernikahannya. Seketika, senyum di wajah Bagas pun menghilang. 'Bukankah mamah bilang Aruna tidak akan datang? Kenapa dia ada disini?' batin Bagas. Mengingat perkataan ibunya yang mengatakan bahwa Aruna tidak jadi datang ke pesta pernikahan, karena ingin istirahat di rumah. Tadi setelah mengetahui Aruna tidak jadi datang ke pesta pernikahan, Bagas yang sebelumnya sempat khawatir pun merasa lega. Karena itu, sekarang Bagas leluasa melakukan peranannya sebagai mempelai pria dengan mengesampingkan rasa bersalahnya terhadap Aruna. 'Aruna pasti tidak baik-baik saja. Dia pasti sedih melihatku bersama Carissa,' batin Bagas. Menyentak pikirannya yang tercenung karena rasa kaget melihat keberadaan istrinya. 'Aku harus mengejar Aruna.'Bagas melangkah hendak menyusul Aruna. Namun, Carissa dengan cepat merangkul lengan

    Last Updated : 2023-07-11
  • Bukan Salahku Selingkuh    Bukan Mimpi

    Aruna dan Lastri tiba di rumah. Mereka kaget melihat para pelayan di kediaman keluarga Birendra sedang berkumpul di ruang tengah menyaksikan berita tentang pernikahan Bagas dan Carissa bersama-sama. "Lihat, Den Bagas dan Nona Carissa serasi sekali! Den Bagas tampan dan nona Carissa cantik. Mereka pasangan yang sempurna." "Iya betul. Den Bagas memang cocok bersanding dengan Nona Carissa." Aruna mengepalkan tangan. Kesal mendengar celetukan yang diungkapkan para pelayan. Hatinya pun kembali sakit mendapati banyak orang yang mendukung pernikahan Bagas dan Carissa. Padahal Aruna sudah cukup sakit hati mendengar para tamu undangan memuji-muji Bagas dan istri barunya. Dia tidak menyangka, masih harus mendengar pujian tersebut di rumah. "Nyonya … sebaiknya, kita segera pergi ke kamar. Anda harus minum obat," ujar Lastri. Tidak tega melihat Aruna yang kembali sedih karena melihat berita tentang Bagas dan istri barunya.Aruna diam. Tidak menimpali. Ia takut air matanya kembali luruh saat m

    Last Updated : 2023-07-12
  • Bukan Salahku Selingkuh    Janji Manis

    Aruna duduk di depan meja rias. Dia mengoleskan bedak ke wajahnya dengan gerakan lambat. Tidak bersemangat untuk berhias. Aruna yakin, wanita manapun akan enggan berdandan jika berada dalam posisinya sekarang.Dulu, Aruna memang selalu ingin tampil cantik dihadapan Bagas. Meski dalam keadaan sakit atau pun malas, Aruna selalu memaksakan diri untuk berdandan, walau hanya memakai lipstik dan bedak.Namun sekarang, keinginan itu sudah sirna. Aruna tidak lagi peduli dengan penampilannya. Dia sudah terlanjur kecewa pada Bagas yang sudah mengkhianatinya. "Sayang … tersenyumlah! Wajahmu semakin cantik saat tersenyum," pinta Bagas. Melihat ekspresi wajah Aruna yang datar.Aruna mendengus. Bagaimana bisa ia tersenyum saat hatinya menangis. Namun rupanya, Bagas sama sekali tidak menangkap kesedihan yang Aruna rasakan. Pria itu malah mengecupi bahu Aruna seraya bergelayut manja padanya."Aku sangat merindukanmu, sayang."Aruna bergeming. Tidak menjawab. Hatinya terlalu sakit hingga tidak mengi

    Last Updated : 2023-07-15
  • Bukan Salahku Selingkuh    Ingkar Janji

    Lima hari berlalu, waktu terasa berjalan lambat bagi Aruna. Setiap hari, Aruna menanti kepulangan Bagas. Dia ingin segera melakukan terapi untuk kesembuhan kakinya. Setelah hampir dua Minggu menjalani kelumpuhan, Aruna sadar sangat membutuhkan kedua kakinya. Dia ingin melakukan segala aktivitas dengan kakinya sendiri, seperti yang biasanya dilakukan. Aruna merasa tidak enak hati pada Lastri yang selalu mengurusi segala keperluannya. Wanita itu melayani semua kebutuhan Aruna, termasuk membantunya membersihkan diri. Hal pribadi yang bahkan tidak bisa Aruna lakukan sendiri. Hari ini, hari yang dinanti Aruna pun tiba. Bagas dan Carissa akan pulang. Aruna ingat, Bagas mengatakan akan bulan madu lima hari. Artinya, penantian Aruna sudah berakhir. "Nyonya, makan dulu." Lastri masuk ke dalam kamar Aruna dengan membawa nampan di tangannya. Dia pun menyimpan nampan di atas meja, lalu melirik Aruna yang termenung di dekat jendela. Tidak sedikit pun terganggu oleh kehadirannya."Anda harus mi

    Last Updated : 2023-07-17
  • Bukan Salahku Selingkuh    Perbuatan Biadab

    Bagas dan Carissa tiba di Bandara Paris Charles de Gaulle. Begitu keluar dari terminal kedatangan, seorang guide yang merupakan orang suruhan dari ayah Carissa sudah menunggu.Bagas dan Carissa pun menyambut baik orang tersebut. Tanpa membuang waktu, mereka pergi dari Bandara. Ingin segera memulai tur bulan madu. Sepanjang perjalanan, Bagas nampak bahagia. Dia menikmati kebersamaannya dengan Carissa. Namun walau begitu, hati Bagas tetap mengingat istrinya. Bagas bisa tenang menikmati bulan madunya, karena merasa tenang Aruna berada di rumah orang tuanya. Dia yakin, Aruna tidak akan pergi meninggalkannya, apalagi dengan kondisi lumpuh yang dialaminya. "Mas ... kita pergi ke sungai seine dulu, ya. Malam ini kita menginap di kapal pesiar saja. Aku ingin menghabiskan malam di atas sungai," ucap Carissa seraya bergelayut manja di lengan suaminya. Bagas mengangguk. "Terserah kamu saja. Mas ikut maumu." Carissa tersenyum senang. Bahagia karena Bagas tidak banyak mengeluh tentang perjalan

    Last Updated : 2023-07-25

Latest chapter

  • Bukan Salahku Selingkuh    William Agnibrata

    Di rumah sakitWilliam Agnibrata yang sudah sadar sedang melakukan pemeriksaan kesehatan. Beberapa dokter pun bertanya tentang banyak hal padanya. Dokter bertanya tentang nama, keluarga, profesi dan hal terakhir tentang kecelakaan yang William alami. William mampu menjawab semua pertanyaan dokter dengan baik. Dia ingat semua hal tentang dirinya, termasuk kecelakaan yang terjadi padanya. "Syukurlah … Keadaan tuan William baik-baik saja. Kecelakaan yang dialaminya sama sekali tidak mengganggu ingatan tuan William, seperti yang kita takutkan. Tuan William hanya perlu istirahat untuk memulihkan kondisi tubuhnya," ujar salah satu dokter, setelah selesai melakukan pemeriksaan. Widia Agnibrata dan Kusuma Agnibrata pun senang mendengar kabar baik tentang keadaan putra Mereka. Orang tua William tidak menyangka, William yang beberapa Minggu lalu harus menjalani operasi karena pendarahan otak akibat kecelakaan yang dialaminya akan sadar dengan keadaan ingatan utuh. Padahal sebelumnya, Dokt

  • Bukan Salahku Selingkuh    Cinta Buta

    PLAK! Tangan Bagas melayang dan mendarat tepat di wajah Lastri. Membuat tubuh wanita paruh baya itu tersungkur dan menelungkup di atas lantai. Terlihat sebercak darah keluar dari ujung bibir kanan Lastri. Wanita itu pun hanya bisa menunduk sambil terduduk di atas lantai."Beraninya kamu membawa istriku pergi tanpa seizinku!" berang Bagas seraya menunjuk wajah lastri dengan penuh amarah.Bagas marah besar. Tadi, setelah selesai bicara dengan dokter, Bagas kaget mendapati Aruna yang tidak ada di depan ruang dokter. Bagas pun kalang kabut mencari keberadaan istrinya. Dia sudah bertanya pada perawat dan pengunjung yang berada di sana, tapi tidak ada satupun dari mereka yang melihat kepergian Aruna. Setelah Bagas menemukan Aruna dan Lastri yang berada di lobby rumah sakit. Dia pun mengajak mereka pulang. Dan setiba di rumah, Bagas meminta Aruna untuk istirahat di kamar. kini, Bagas pun tengah menuntut penjelasan dari pelayannya. Hanya saja, Bagas tidak bisa menahan emosi, hingga ia sa

  • Bukan Salahku Selingkuh    Menuntut Balas

    Aruna dan Lastri berada di atap bangunan rumah sakit. Terlihat Aruna yang menangis. Meluapkan rasa sedih dan kecewanya karena pengkhianatan Bagas. Aruna meraung seraya memukuli dada. Meratapi kesengsaraan yang dialaminya setelah kecelakaan yang menimpanya.Lastri pun tidak mampu berbuat banyak. Wanita itu hanya diam. Dia berdiri di belakang Aruna seraya menatap iba padanya. "Bi … apa bibi sudah menemukan pria itu?" tanya Aruna. Melirik Lastri dengan berurai air mata. Aruna teringat pada William Agnibrata, pria yang sudah menabrak mobilnya.Lastri pun mengangguk. "Saya sudah menemukan tempat pria itu dirawat, Nyonya. Tapi, saya tidak bisa memastikan langsung keadaannya. Penjagaan di sana sangat ketat. Saya tidak diizinkan untuk mendekat." Aruna mengepalkan tangan. Merasa kesal pada keadaannya. Di saat Aruna harus berjuang mati-matian bertahan di samping Bagas hanya untuk bisa menjalani pengobatan demi mendapatkan kembali kemampuannya dalam berjalan, orang yang sudah membuat Aruna

  • Bukan Salahku Selingkuh    Tidak Bersisa

    Beberapa jam berlalu sejak Aruna menjalani pemeriksaan. Dia melakukan rontgen dan CT scan untuk mencari tahu penyebab kelumpuhan yang dialaminya.Aruna juga menjalani elektromiografi (EMG), guna memeriksa kontraksi otot-otot anggota gerak bagian bawahnya.Meski saat ini Aruna sama sekali belum dapat menggerakkan bagian bawah tubuhnya, tapi dari hasil pemeriksaan, dokter semakin yakin jika kelumpuhan yang Aruna alami hanya bersifat sementara. "Mari kita lakukan pengobatan dengan obat dan terapi. Saya akan meresepkan obat yang harus nyonya Aruna konsumsi untuk mengurangi peradangan yang terjadi. Dan untuk terapi, kita akan melakukan fisioterapi dan terapi okupasi. Jadwal terapi bisa kalian diskusikan dengan perawat yang bertugas," ujar dokter, setelah memberikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan. Aruna dan Bagas pun mengangguk. Setuju dengan opsi pengobatan yang dokter berikan. Terlihat rasa lega dalam wajah Aruna. Dia merasa senang, karena dokter menjamin dirinya bisa kembali semb

  • Bukan Salahku Selingkuh    Mencari Informasi

    Di dalam ruang pemeriksaan, udara terasa hening dan tenang. Matahari masuk melalui jendela-jendela besar, menyinari ruangan dengan cahaya terang. Pada ranjang pemeriksaan, terlihat Aruna sedang berbaring. Nampak, seorang dokter tengah memeriksa keadaan kakinya. Sedang di sebelah dokter tersebut, terlihat Bagas memperhatikan proses pemeriksaan istrinya. "Sayang sekali, kenapa anda tidak memberikan perawatan intensif terhadap luka istri anda. Jika hal itu dilakukan, mungkin kaki nyonya Aruna tidak akan menjadi kaku seperti ini," tutur dokter seraya merangsang gerakan pada kaki Aruna dengan memukul daerah lututnya. Bagas melirik Aruna. Nampak, wajah Aruna yang terlihat tegang tidak jauh berbeda dengan dirinya. Bagas dan Aruna sama-sama khawatir, karena belum mendapatkan penjelasan pasti tentang cedera kaki yang Aruna alami."Banyak hal yang terjadi setelah kecelakaan. Aruna membutuhkan waktu untuk menenangkan diri, karena itu kami tidak buru-buru mengambil tindakan pengobatan untuk ka

  • Bukan Salahku Selingkuh    Suami Pembohong

    Aruna dan Bagas dalam perjalanan menuju rumah sakit. Nampak, keduanya sama-sama terdiam, Bagas tenggelam dalam pikirannya dan Aruna pun tenggelam dalam pikirannya sendiri. Di kursi belakang, Lastri memperhatikan kedua majikannya. Dia sempat khawatir pada Aruna yang mungkin akan hilang kendali setelah mengetahui kenyataan yang disembunyikan oleh suaminya, tapi dia lega karena ternyata Aruna mampu mengendalikan emosinya dengan baik. "Bagas," panggil Aruna. Memecah keheningan di dalam mobil. Bagas yang sedang menyetir pun menoleh. Dia tersenyum pada Aruna yang ternyata sedang menatapnya. "Kenapa?" Aruna kembali meluruskan pandangan. Menatap jalanan. "Berkendara seperti ini mengingatkanku pada kecelakaan yang aku alami tempo hari." Deg! Bagas dan Lastri sama-sama kaget mendengar Aruna yang tiba-tiba mengungkit kecelakaan yang dialaminya. "Hal itu sudah berlalu, sayang. Seharusnya, kamu tidak perlu lagi mengingat hal buruk itu. Aku tidak mau kamu bersedih," ujar Bagas. Menimpali pe

  • Bukan Salahku Selingkuh    Kenyataan yang Terlewat

    Matahari berada di ketinggian langit, kanopi biru cemerlang membentang dari ujung cakrawala satu ke ujung cakrawala lainnya. Dari kejauhan, terlihat hamparan langit tanpa awan membentang seakan tidak ada ujungnya.Aruna tersenyum memperhatikan langit cerah yang dilihatnya. Dia senang, karena setelah sekian lama terkurung dalam kamar, akhirnya bisa menghirup udara segar. Hari ini, Bagas menepati janjinya membawa Aruna terapi ke rumah sakit. Setelah satu Minggu menunggu, akhirnya Aruna akan melakukan terapi untuk kedua kakinya yang lumpuh. "Anda pasti gugup nyonya," ujar Lastri. Mengalihkan perhatian Aruna dari langit yang diperhatikannya. Aruna menoleh pada Lastri yang berdiri di sampingnya. Senyum Aruna pun merekah mendapati ekspresi wajah Lastri yang terlihat tegang. "Aku baik-baik saja. Aku justru tidak sabar ingin segera bertemu dokter," ucap Aruna. Lastri menarik nafas seraya tersenyum kaku. Sadar sikapnya sudah berlebihan, bukan Aruna. "Saya benar-benar gugup, Nyonya. Semog

  • Bukan Salahku Selingkuh    Harus Berpura-pura

    Aruna tersenyum getir. Kata-kata Carissa seolah mempertegas posisinya. Walau Aruna istri pertama, tapi statusnya merupakan istri siri."Aku tahu," ucap Aruna singkat. Carissa tersenyum puas. Karena berhasil membuat wajah Aruna berubah pucat. Dia yakin, Aruna sadar betul dengan posisinya yang lebih unggul. "Maaf sudah mengganggu kalian. Aku akan pergi." Carissa berbalik. Dia mendekati Bagas, lalu tanpa malu melumat bibir suaminya. "Carissa akan bersiap memakai lingerie ini. Mas jangan lama-lama disini," ucapnya dengan nada manja. Aruna memejamkan mata. Tanganny terkepal kuat. Hati Aruna pedih. Bukan karena cemburu, tapi karena Aruna kesal tidak mampu berbuat apapun saat Bagas dan Carissa mempertontonkan kemesraan dihadapannya. "Pergilah!" usir Bagas seraya mendorong tubuh Carissa. Carissa pun tidak menentang. Dia pergi dari kamar Aruna dengan senyum penuh kemenangan. Bagas memegang tangan Aruna. "Maafkan Carissa. Orang tuanya terlalu memanjakan dia. Jadi, Carissa agak sedikit ma

  • Bukan Salahku Selingkuh    Istri Sah Bagas

    Dimas dan Dewi berdiri di depan rumah. Mereka menyambut kepulangan putra dan menantu baru mereka. Dimas dan Dewi pun memeluk Bagas dan Carissa bergantian. Carissa segera memberikan hadiah mahal untuk kedua mertuanya. Sedangkan Bagas bergegas pergi menuju kamarnya. Bagas membuka pintu kamar. Keningnya berkerut saat melihat kamarnya yang ternyata kosong. Bagas pun segera bertanya kepada ibunya. "Mah ... Aruna dimana?" Dewi terkesiap mendengar pertanyaan Bagas. Baru ingat kalau sebelum berangkat bulan madu, Bagas meminta untuk memindahkan Aruna ke kamarnya. "Aruna masih di kamar lamanya. Mamah sudah memintanya pindah, tapi Aruna menolak." Mata Bagas memicing. Tidak begitu saja mempercayai perkataan ibunya. "Mah, jika sampai gara-gara hal ini Aruna kembali marah pada Bagas. Bagas tidak akan tinggal lagi di rumah ini." "Bagas ... Mamah benar-benar sudah menawari Aruna untuk pindah. Hanya saja dia menolak. Su-sungguh!" Dewi berusaha meyakinkan putranya, tapi Bagas tidak mau mendengar

DMCA.com Protection Status