Ibu Susu untuk Bayi Kakakku

Ibu Susu untuk Bayi Kakakku

last updateLast Updated : 2024-08-01
By:  SyalvaddOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
17Chapters
1.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Karena bayi kakaknya yang ditinggalkan tak lama setelah kakaknya meninggal, Sarah menganggap bayi itu bagaikan anaknya sendiri. Namun, betapa terkejutnya Sarah ketika mendengar kabar bahwa keponakannya, alergi terhadap susu sapi, dan harus mendapatkan ASI? Karena rasa tak enak, Sarah pun menyetujui untuk menjadi ibu susu untuk sang bayi, dan juga istri sah dari Baskara, suami kakaknya. Namun, bagaimana bisa dirinya menyusui di umurnya yang masih muda, padahal melahirkan pun tak pernah!?

View More

Chapter 1

1. Pinangan Mengejutkan

“Owaa, owaa!”

Suara tangisan bayi seketika mengejutkan seorang wanita yang sedang sibuk melakukan tugasnya. Dengan cepat, wanita itu bergegas untuk menghampiri sumber suara.

Sembari berusaha menenangkannya, Sarah memandang sendu bayi kecil yang tengah berada di dalam gendongannya. Sesekali, wanita itu berusaha menghapus air mata yang berkelinang di pelupuk matanya.

Pasalnya, Sarah tak kuasa kala menatap bayi laki-laki bernama Azka yang baru saja kehilangan ibunya sendiri. Ibu Azka itu adalah kakak dari Sarah, Laras namanya. Sara merasa, sungguh malang nasib Azka sehingga harus tumbuh tanpa seorang ibu di sisinya. Namun, di sisi lain, Sarah juga bangga kepada kakaknya yang rela mempertaruhkan nyawanya dan bahkan ‘menukar’ kehidupannya demi hadirnya seorang malaikat kecil di tengah-tengah keluarga mereka.

“Kalau Azka sudah besar, aunty akan cerita dengan bangganya di hadapan Azka bahwa Azka punya mama yang hebat untuk Azka,” gumam Sarah.

Bayi yang baru berumur 3 minggu itu menggeliat dan mengulas senyuman tipis di wajahnya. Sarah yang melihat itu pun ikut tersenyum, Azka benar-benar seolah bisa mendengar apa yang dikatakan oleh auntynya sehingga dia bisa tersenyum dengan manis seperti ini.

“Azka senang ya, kalau aunty bicarakan mama kamu? Aunty juga rindu sama mamanya Azka.” gumam Sarah lagi.

Berat sebenarnya untuk berada di posisi Sarah. Sarah adalah orang yang paling dan sangat dekat dengan Laras. Bagaimana pun, terlepas dari keduannya yang memang berstatus sebagai adik dan kakak, hubungan keduanya sangat baik dan selalu saling mendukung.

Bagi Sarah, Laras adalah saudaranya, kakaknya, mamanya, kotak curhatnya dan segalanya. Jadi, ketika dikabarkan bahwa Laras meninggal oleh kedua orang tuanya, orang yang paling terpukul di sini adalah Sarah. Dia yang paling histeris ketika sang kakak dimakamkan di tempat terakhirnya, bukan mamanya ataupun Baskara, suami dari Laras.

Sarah mengusap air matanya ketika dia kembali mengingat kenangannya bersama dengan Laras. Meski terasa sedih, Sarah terus berusaha untuk kuat demi menjadi aunty yang baik untuk keponakan pertamanya itu.

Saat sedang fokus menatap Azka, tiba-tiba kedua orang tuanya, bersama dengan keluarga kakak iparnya, datang dan berkumpul di ruang keluarga.

“Sarah, bagaimana Azka? Dia cocok aja sama susu formulanya?” tanya Ayu, ibunya.

“Cocok aja, Bu. Azka gak rewel, anteng dan benar-benar ngerti keadaan rumah,” jawab Sarah sembari tersenyu.

Sejak kepergian kakak kandungnya, Sarah lah yang menjaga Azka. Sarah juga yang mengurus semua keperluan Azka, sehingga Sarah yang selalu ada di samping Azka. Bahkan, dia juga sudah menganggap Azka sebagai anaknya sendiri.

Sementara Baskara, kakak ipar dan juga ayah kandung Azka, biasanya mengunjungi Azka seusai bekerja.

“Mama berterima kasih ya, karena nak Sarah sudah mau mengurus Azka. Baskara benar sedang sibuk akhir-akhir ini. Pekerjaan kantornya terpaksa diabaikan sejak kelahiran Azka dan kematian Laras, jadi dia harus mengurus beberapa pekerjaan yang belum usai sekarang,” ucap mama Mala, orang tua dari kakak iparnya.

“Nggak apa-apa tante, dengan senang hari. Kebetulan, aku juga nggak ada kegiatan di rumah. Dengan adanya Azka, aku jadi nggak ngerasa kesepian. Kalau lagi sendiri dan kesepian, aku selalu ingat kakak soalnya,” jawab Sarah seraya tersenyum manis ke arah mertua dari kakaknya itu.

Bu Ayu tersenyum dan mengelus rambut anak bungsunya itu. Bu Ayu dan bu Mala memang sedang mengadakan makan malam untuk membahas sesuatu yang tak diketahui oleh Sarah. Kemungkinan besar, membahas hal yang ada sangkut pautnya dengan almarhumah kakaknya.

“Nanti malam, Baskara mau ke sini, sekaligus kamu mau membawa Azka untuk menginap di rumah kami untuk beberapa hari ke depan, bagaimana?”

“Baik, Tante. Bagaimana pun juga, Azka ‘kan anak dari mas Baskara dan cucu dari tante. Jadi, aku gak punya hak untuk melarangnya.” jawab Sarah, maniknya sesekali mengarah ke Azka yang berada di pangkuannya.

Mendengar itu, Mala tersenyum dan mengelus punggung Sarah dengan lembut. “Terima kasih ya, dan panggil mama aja, sama seperti yang lainnya. Jangan panggil tante.”

Sarah mengangguk, “Siap, Ma.”

Selanjutnya, mereka mulai terlibat obrolan kecil tentang Azka yang banyak belum mereka ketahui. Sarah yang menceritakan itu semua, hingga tiba-tiba, obrolan mereka terhenti ketika seorang lelaki yang mereka tunggu kehadirannya datang.

Dengan setelan jas berwarna biru dongkernya, pria itu datang sembari menyapa seluruh keluarganya, termasuk Sarah.

“Maaf, saya terlambat, tadi ada sedikit masalah di kantor,” ucapnya seraya tersenyum ke arah semua orang yang berada di ruangan tersebut.

Sarah hanya bisa mengangguk kepada Baskara Atmaja Josephine, kakak iparnya, lelaki yang kini menyandang status duda tinggal mati. Meskipun umurnya yang bisa dibilang sudah tak muda, wajah tampan, rahangnya yang tegas, serta profesinya sebagai CEO di perusahaan turun temurun keluarganya, membuat kakak iparnya itu masih berkharisma.

“Nggak apa-apa, kita juga lagi santai dan nggak terburu-buru. Memangnya, perusahaan lagi sibuk banget ya, Bas?” tanya sang ayah mertua.

“Iya pa, kerjaannya menumpuk karena kemarin banyak yang belum sempat aku kerjakan.” jawab Baskara seraya menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

“Ya sudah, yang penting kamu tetap jaga kesehatan kamu, ya.” timpal Mama Ayu.

Sebagai tanggapan, Baskara hanya menganggukan kepalanya. Justru, pandangan lelaki itu kini beralih pada adik iparnya—lebih tepatnya pada anaknya yang berada di gendongan sang wanita. Sudah dua hari dia tidak berkunjung ke sini karena pekerjaannya yang mengharuskan dirinya untuk lembur, rasa rindu dia kepada anaknya sudah tidak bisa dia tahan.

“Mau gendong mas?” tanya Sarah pada Baskara ketika tersadar manik iparnya terus menatap ke arah Azka yang berada di pangkuannya.

Pertanyaan Sarah membuat Baskara tersenyum, namun, dia menggelengkan kepalanya dengan lembut, “Mas belum bersih-bersih. Nanti aja.”

Sarah mengangguk dan kembali diam seraya menepuk-nepuk pelan bokong Azka yang terlihat terganggu.

“Ma, Pa, aku mau ke atas, ya? Kayanya Azka nggak nyaman kalau tidur dalam posisi gini.”

“Jangan pergi dulu, Sarah. Ada yang ingin kami jelaskan kepada kamu,” ucap ayahnya. Entah mengapa, wajahnya seketika menunjukkan ekspresi yang sangat serius.

Entah mengapa, saat itu, ada perasaan tidak enak yang memenuhi hatinya. “Ada apa, Pa?”

Ketika Sarah pikir ayahnya akan bersuara, justru kini ayahnya terdiam. Tak hanya itu, semua orang tampak mengalihkan tatapannya ke arah Baskara. Mereka seolah memberikan kesempatan kepada Baskara untuk menjelaskan sesuatu.

Baskara gugup, dia berusaha menetralkan raut wajahnya. Meski begitu, dia mulai membuka suaranya dan—

“Sarah, apakah kamu bersedia menikah dengan saya dan menjadi ibu untuk Azka?”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
17 Chapters
1. Pinangan Mengejutkan
“Owaa, owaa!” Suara tangisan bayi seketika mengejutkan seorang wanita yang sedang sibuk melakukan tugasnya. Dengan cepat, wanita itu bergegas untuk menghampiri sumber suara.Sembari berusaha menenangkannya, Sarah memandang sendu bayi kecil yang tengah berada di dalam gendongannya. Sesekali, wanita itu berusaha menghapus air mata yang berkelinang di pelupuk matanya.Pasalnya, Sarah tak kuasa kala menatap bayi laki-laki bernama Azka yang baru saja kehilangan ibunya sendiri. Ibu Azka itu adalah kakak dari Sarah, Laras namanya. Sara merasa, sungguh malang nasib Azka sehingga harus tumbuh tanpa seorang ibu di sisinya. Namun, di sisi lain, Sarah juga bangga kepada kakaknya yang rela mempertaruhkan nyawanya dan bahkan ‘menukar’ kehidupannya demi hadirnya seorang malaikat kecil di tengah-tengah keluarga mereka. “Kalau Azka sudah besar, aunty akan cerita dengan bangganya di hadapan Azka bahwa Azka punya mama yang hebat untuk Azka,” gumam Sarah. Bayi yang baru berumur 3 minggu itu menggeliat
last updateLast Updated : 2023-10-28
Read more
2. Alasan Di balik Semuanya?
"Mas?Kamu ini bercanda, ya? Mas ini ada-ada aja. Mana bisa gitu, Mas Baskara," ucapSarah, manik hitamnya membulat.Sarahmasih merasa bahwa apa yang baru saja Baskara katakan kepadanya itu hanyacandaan semata. Bagaimana tidak, Baskara adalah kakak iparnya, dan kini priaitu terang-terangan ingin menjadikan Sarah sebagai istri untuknya dan ibu untukAzka di depan seluruh keluarganya. Padahal, dia adalah adik kandung Laras, istrinyayang baru saja meninggal! Bahkan, tanah kuburannya belum sepenuhnya mengeringsaat ini. Melihatanaknya yang terkejut dengan apa yang dikatakan oleh menantunya, membuat bu Ayumengusap bahu Sarah dengan penuh kelembutan, “Ini sama sekali bukan candaan, Sarah.Baskara masih waras, dan dia memang meminta kamu untuk menjadi istrinya dihadapan mama, papa juga mama dan papa Baskara," ucap mamanya sendiri,seolah tak membantu Sarah mengatasi rasa terkejutnya. Sarahsemakin dibuat bingung, hingga dia tidak bisa mengeluarkan suaranya sedikitpun."Sarah?Kami,
last updateLast Updated : 2023-10-29
Read more
3. Insiden di Kamar Hotel
Sarahtidak menjawab apa yang dikatakan okeh kakak iparnya, Baskara. Sarahlebih memilih untuk membawa langkahnya juga Azka yang berada di pelukannyauntuk masuk ke kamar miliknya. Dia tidak ingin menganggap serius ucapan darikakak iparnya itu yang benar-benar tidak masuk akal. “Akutak ingin ambil pusing, lebih baik aku mengadu pada pria yang kucintai,”gumamnya pelan, tak ingin menganggu bayi yang masih di pelukannya. Malamitu, karena ingin melupakan permintaan tak masuk akal dari kakak iparnya, diamemutuskan untuk menemui kekasihnya. Sarah berjalan ke arah kamarnya untukmenidurkan Azka karena dia akan pergi setelah Azka tertidur. Setelahsemuanya selesai, dia kembali berjalan ke arah box bayi Azka dan mencium keningAzka dengan lembut. "Auntymau pergi dulu ya, Azka yang anteng ya sayang." KeningAzka dikecup pelan oleh Sarah, setelah itu Sarah kemudian mulai pergimeninggalkan kamarnya. Namun,tiba-tiba sebuah suara mengejutkannya. "Mau ke mana, Sar?" Sarahmenghentika
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more
4. Keputusan Sarah
Baskara datang di waktu yang sangat amat tepat. Dengan emosinya yang melonjak tinggi, Baskara segera berjalan ke arah Andre yang berada di samping Sarah dan tanpa aba-aba memukul dengan brutal wajah, perut hingga bagian tangan Andre.Sarah terkejut! Dia benar-benar tidak menyangka bahwa Baskara akan datang dan menghabisi Andre tepat di wajahnya dan tanpa sadar, air mata Sarah mengalir membasahi wajahnya. Jujur dia—merasa sakit hati dengan perlakuan yang baru saja Andre lakukan kepadanya. “Keparat! Nggak pantas untuk hidup! Mati saja kamu! “Sarah hanya bisa diam dan tidak ada keinginan di dalam dirinya untuk memisahkan perkelahian antara Baskara dengan Andre. Sarah terlalu takut juga terkejut dengan apa yang baru saja terjadi kepada dirinya. “Jangan sekali-sekali sentuh Sarah!” teriak Baskara lantang, kepalan tangannya terus mengeras, menghabisi pria yang telah melecehkan adik iparnya. Bugh!Pukulan terakhir menjadi penutup bagi perkelahian keduanya. Kini, Baskara bisa melihat And
last updateLast Updated : 2023-11-20
Read more
5. Ibu Susu Anak Kakakku
“Sarah, apa maksudmu? Aku memang memintamu untuk menjadi istriku, tapi bukan berarti kamu harus—” Belum sempat Baskara menyelesaikan kalimatnya, ibunya tiba-tiba sudah memotongnya sembari memeluk Sarah.“Pilihan yang bagus, Sarah, terima kasih, Azka pasti akan senang jika kamu menjadi ibu susunya.” Timpal Bu Mala, ibu Baskara.Kali ini, Baskara yang kelabakan mendengar ucapan Sarah. Jelas-jelas, pria itu sendiri yang melihat Sarah yang menolak keras untuk menjadi istrinya. Mengapa kali ini dia berubah pikiran, dan bahkan menawarkan untuk jadi ibu susu untuk anaknya? Namun, yang masih terbesit dalam benaknya adalah, bagaimana bisa Sarah yang masih lajang, dan berumur 20 tahun itu menyusui anaknya? “Ma, tapi bagaimana bisa Sarah menjadi ibu susu untuk Azka? Dia masih muda, dan dia bukan ibu menyusui!” “Bisa. Mama sudah diskusi dengan dokter sebelumnya. Sarah bisa disuntik hormon menyusui, lalu diberikan perangsangan oleh Azka. Kamu ini berpendidikan, masa gitu aja gak tau? Teknologi
last updateLast Updated : 2023-11-20
Read more
6. SAH
Baskara ternyata benar-benar melakukan apa yang dia kafakan kepada Sarah kemarin. Tepat hari ini, dirinya sudah berada di hadapan ayah mertuanya untuk menikahi Sarah, adik iparnya. Di hadpaan dua keluarga inti yang sama-sama ingin menjadi saksi sah-nya hubungan Baskara, Baskara sama sekali tidak merasa gugup atau apapun itu. Dia membawa semuanya dengan santai sekarang. 'Bagaimana para saksi? ''SAH! 'Baskara lega bukan main, dia tersenyum ke arah Sarah yang berada di sampingnya dan terlihat sangat cantik dengan gaun putihnya, " Terima kasih, Sarah." Sarah hanya diam. Dia tidak menjawab ucapan dari Baskara."Dengan ini, kalian sudah sah menjadi sepasang suami istri baik di mata hukum dan agama. Papa meminta kepada kalian berdua untuk menjalani pernikahan ini dengan landasan agama. Kalian harus ingat itu, " nasihat papa Bambang terdengar tegas. " Baik pa. InsyaAllah Baskara akan mengingat itu. " Pernikahan ini berlangsung di kediaman Sarah dan sangat tertutup juga sangat sederhana.
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more
7. Kamu Milik Saya Sarah!
Sarah benar-benar tidak bisa berbuah banyak. Dia hanya diam dan berlindung di balik punggung tegap suaminya yang tiba-tiba datang di depannya untuk melindungi dirinya. Entah apa yang akan dilakukan oleh Andre sehingga kini seluruh keluarga besarnya memusatkan perhatian mereka pada kedatangan Andre dengan teriakan kerasnya. "Ada apa? " tanya Baskara dengan nada tegas khasnya. Baskara memang orang yang fleksibel. Bisa menempatkan dirinya sesuai dengan situasi yang sedang dia hadapi, seperti saat ini. Andre berdeculih pelan, " Belum berpisah dan putus denganku, kamu malah sudah menikah dengan lelaki bajingan ini. Di mana otakmu, Sarah?! " " Apa kamu ingin ikut terlihat bajingan dan pengecut karena mengkhianatiku begitu saja, sama seperti dengan lelaki di depanmu itu Sarah? Apa kau juga tidak ingat bahwa lelaki yang kau nikahi itu adalah suami dari kakakmu yang sudah mati, Sarah?! " Andre terlihat benar-benar sangat marah. Entah dari mana Andre tahu mengetahui terkait pernikahan Sara
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more
8. Induksi Laktasi
Saling menggenggam tangan dan memberikan kekuatan satu sama lain, itulah yang tengah dilakukan oleh Baskara dan Sarah saat ini. Baskara tengah menguatkan Sarah yang tebgah menjalani proses induksi laktasi. Di mana proses tersebut sebentar lagi akan mengubah diri Sarah entah dalam waktu dekat atau dalam waktu lama. "Semuanya sudah selesai. Ibu Sarah bisa dipindahkan ke ruang rawat biasa untuk dipantau keadaannya, " ucap sang dokter yang baru saja menangani proses induksi laktasi kepada Sarah. "Kamu hebat, " puji Baskara tepat di samping telinga milik Sarah. Sarah tidak menjawabnya. Dia hanya tersenyum untuk merespon ucapan dari sang suami. Suami yang tidak meninggalkan dirinya sedetik pun sejak dirinya melakukan induksi satu jam yang lalu. Sarah saat ini sudah berada di ruang perawatan. Di mana ruangan tersebut menyatu dengan ruangan di mana Azka sedang di rawat juga. Baskara memang meminta untuk pihak rumah sakit menyatukan ruangan keduanya untuk memantau perkembangan istri dan ana
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more
9. Romantisnya Baskara
Setalah satu minggu di rawat di rumah sakit, akhirnya Azka diperbolehkan pulang oleh dokter karena keadaannya yang mulai stabil dan-- asi Sarah yang mulai keluar. Meski baru sedikit dan mungkin hanya mendapatkan setengah botol dalam satu hari, itu sudah perkembangan yang pesat bukan? Mungkin, total lima hari dari hari di mana Sarah melakukan induksi laktasi, semuanya mulai berjalan baik dan kondusif saat ini. Pulang dari rumah sakit, Sarah dan Azka sudah menempati rumah milik Baskara, kepala keluarga mereka. Rumah baru yang disiapkan okeh Baskara untuk memulai hidup baru dengan istri juga anaknya saat ini. "Kenapa harus ngambil rumah ini mas? Bukannya rumah yang kemarin masih bagus ya? Atau buat investasi aja? " tanya Sarah. Baskara yang sedang menyesap kopinya pun mulai membuka suaranya, " Nggak. Aku emang janji kalau Azka udah pulang sama kamu aku mau beli rumah baru buat kita tinggal. Ya, emang itung-itung investasi si. Tapi, lebih ke pengen membangun kisah baru aja di kehidupan
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more
10. Asinya, Udah Banyak Mas!
Sesuai dengan apa yang dikatakan okeh Baskara, akhirnya Sarah dan Baskara memutuskan untuk berbelanja kebutuhan rumah mereka. Kebutuhan di sini seperti bahan makanan dan juga barang-barang rumah tangga yang belum ada di rumah mereka. Istilahnya, Baskara dan Sarah hanya melengkapi kekurangannya saja. " Buah-buahannya taruh di kursi kedua aja. Di samping car seat Azka," ucap Sarah ketika Baskara menyimpan buah yang mereka beli ke nagasi mobil mereka. Baskara mengangguk dan mulai menyimpan buah tersebut di samping car seat Azka yang tertidur pulas. "Kamu duduk di depan aja, Azkanya tidur ini. " "Iya."Sarah segera berjalan dan membuka pintu samping kemudi mobil Baskara. Lalu dia duduk dengan rapih dan memakai safety beltnya, selanjutnya Baskara masuk dan mengambil posisi duduk di balik kemudi dan di samping suaminya untuk selanjutnya melajukan mobilnya meninggalkan halaman supermarket tersebut. Di perjalanan menuju ke kediaman mereka, tidak ada percakapan diantara keduanya. Baik Sar
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status