Share

Istri 3 Miliar Sang Pewaris
Istri 3 Miliar Sang Pewaris
Penulis: Ainuncepenis

Bab 1 Uang Operasi.

Penulis: Ainuncepenis
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-31 12:18:18

"Nona Greesel, kondisi adik Anda semakin memburuk. Kami harus melakukan operasi sumsum tulang belakang secepatnya."

Ucapan dokter yang baru saja keluar dari ruang UGD membuat gadis berpakaian kucel itu lemas seketika. Air mata jatuh membasahi pipinya yang tampak pucat.

Sesaat yang lalu, adiknya mengalami kecelakaan hingga langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Masih jelas dalam benak Greesel bagaimana tubuh Vano—adiknya yang berusia 10 tahun—berlumuran darah dan tidak sadarkan diri.

"O-operasi, Dokter?" sahut Greesel terbata. Pikirannya langsung kalut. "Kalau memang operasi bisa menyelamatkan nyawa adik saya, maka lakukan saja, Dokter!”

 Namun, pria berjubah putih itu menggeleng samar. “Anda harus menyelesaikan biayanya terlebih dahulu, Nona.”

“Biaya…” ujar Greesel membeku. Matanya yang berair mengerjap beberapa kali. “Be-berapa banyak biaya yang dibutuhkan, Dokter?" tanyanya harap-harap cemas. Ia tak memiliki banyak uang dalam tabungannya saat ini.

 "Untuk donor sendiri kami masih harus mencari yang cocok dan pasti dengan biaya yang cukup mahal. Untuk operasi pasien membutuhkan biaya 120 juta. Tapi itu baru operasi saja, belum yang lainnya," jawab Dokter.

 Deg!

Bagai disambar petir, tubuh Greesel seketika menjadi kaku. Kakinya gemetar kehilangan daya. Jumlah uang sebanyak itu … dari mana ia mendapatkannya?

"Nona Greesel, jika kita tidak melakukan operasi secepatnya, saya khawatir kondisi adik Anda tidak bisa diselamatkan," ujar Dokter, menarik atensi gadis muda di hadapannya.

 "Dokter, kalau begitu cepat lakukan operasi pada adik saya. Saya berjanji akan membayar biaya pengobatan itu secepatnya!" ucap Greesel dengan bibir bergetar.

 Terbayang dalam benak kondisi adiknya yang sedang sekarat, berjuang untuk tetap hidup. Greesel tidak sanggup membayangkan kehilangan satu-satunya keluarga tersisa yang dia punya.

"Maaf Nona, operasi akan dilanjutkan jika biayanya sudah dibayarkan dan semua prosedur sudah dijalankan," jelas Dokter.

"Tolong beri saya waktu, Dokter, saya janji akan membayarnya secepatnya. Tolong selamatkan nyawa adik saya!" pinta Greesel putus asa. Wajahnya sudah basah bersimbah air mata.

 Dokter itu tampak bersimpati. Namun, ia tak bisa melakukan apapun. "Maaf Nona, kami tetap tidak bisa melakukannya karena itu sudah kebijakan di rumah sakit ini. Silakan urus biaya administrasi terlebih dahulu agar operasi bisa dijalankan," jelasnya sekali lagi, lalu pergi meninggalkan Greesel yang tercenung di tempatnya berdiri.

"Dokter..." lirih Greesel. Hatinya benar-benar nelangsa. Dari mana ia bisa mendapatkan uang ratusan juta dalam waktu singkat?!

 Greesel berlutut dengan menutup wajahnya menggunakan kedua tangan. Greesel terisak-isak dalam tangisannya di tengah-tengah beberapa orang yang lewat yang memperhatikan dirinya. Greesel sudah tidak peduli yang menjadi tontonan, dia hanya memikirkan kondisi Vano.

"Hotel!" gumam Greesel yang tiba-tiba kepikiran sesuatu. Greesel tidak menunggu lama, ia langsung berdiri dengan tegak dan berlari menyusuri koridor rumah sakit.

Ia tahu ke mana harus pergi untuk mendapatkan bantuan!

 **

Grand Hotel.

Greesel berdiri dengan kepala tertunduk di depan seorang pria berjas rapi yang berusia sekitar 40 tahun. Pria dengan perut yang sedikit membuncit itu menatapnya dengan ekspresi tak suka.

 "Kamu bilang mau meminjam uang?" tanyanya dengan alis menungkik tajam.

 "I-iya, Pak. Saya membutuhkan uang untuk biaya operasi adik saya.”

 "Memang kamu butuh berapa?" tanya pria yang merupakan manager di hotel tersebut. Ia adalah atasan Greesel.

"120 juta, Pak," jawab Greesel, masih dengan kepala tertunduk segan.

 "120 juta?!" pekik pria itu. “Hahaha!” Suara tawanya langsung membahana, membuat Greesel bingung sekaligus merasa terhina.

 "Hey, Greesel! Apa saya tidak salah dengar? Kamu pikir uang segitu nilainya tidak banyak, ha?!” Pria itu menatapnya dengan tatapan merendahkan. “Kamu itu hanya karyawan yang kerjanya bersih-bersih! Kamu mau ganti pakai apa uang sebanyak itu? Kamu kerja 10 tahun saja belum tentu bisa membayar hutang itu!"

Air mata jatuh membasahi pipi gadis itu. Bukannya mendapatkan bantuan, dia malah mendapatkan hinaan.

“Tapi, pak, saya akan berusaha untuk mengembalikannya secepat mungkin!” ujar Greesel, masih berusaha untuk meyakinkan sang manager dan mengharap belas kasihan darinya.

 "Hal itu sangat mustahil! Ck, kamu sudah membuang waktu saya!" ujar pria itu kesal, lalu berbalik dan langsung pergi sambil geleng-geleng kepala.

"Pak, tunggu!" Greesel mencoba untuk menahan pria itu, tetapi tidak dipedulikan.

 "Ya Allah, dari mana lagi aku harus mendapatkan uang?" lirihnya sedih. Kedua bahunya turun. Ia benar-benar merasa putus asa.

 "Kamu butuh uang?"

 Tiba-tiba terdengar sebuah suara lembut, membuat Greesel menoleh ke belakang.

Seorang wanita dengan penampilan yang sangat elegan, berjalan mendekati Greesel dengan kedua tangan dilipat di dada.

 "Bu Gracia…" lirih Greesel, tak percaya dengan apa yang dilihatnya di depan mata. Dia adalah orang yang dihormati oleh semua karyawan di hotel ini karena menjalin kasih dengan pemilik hotel. Walau berita itu belum ada klarifikasi kebenarannya.

"Saya tidak sengaja mendengar pembicaraan kamu dengan manager barusan,” ujar wanita cantik itu dengan ekspresi tak terbaca. “Kamu membutuhkan uang yang banyak untuk biaya operasi adik kamu, bukan begitu?" tanyanya memastikan.

"Be-benar Bu," sahut Greesel dengan kepala tertunduk.

 "Saya akan memberikan kamu uang itu tanpa meminjam, tetapi kamu harus melakukan pekerjaan yang saya inginkan!" kata Gracia tanpa basa-basi.

Kepala Greesel langsung mendongak menatap wanita di hadapannya. Dia tampak kaget mendengar pernyataan dari Gracia.

"Apa yang harus saya kerjakan?" tanyanya. Secercah harap timbul dalam benaknya.

Gadis yang sudah hampir putus asa ini sanggup melakukan apa saja asal bisa mendapatkan uang demi menyelamatkan adiknya.

"Kamu harus menikah dengan Adrian Brawijaya!" jawab Gracia yang seketika membuat Greesel membelalak.

Jantungnya berdebar begitu kencang saat mendapatkan syarat yang menurutnya sangat tidak masuk akal.

"A-Adrian Brawijaya? Bukankah beliau adalah pemilik hotel ini?" tanya Greesel tampak kebingungan. “Dan bukankah beliau—”

"Kamu benar,” sela Gracia. “Kamu cukup menikah dengannya selama satu tahun. Setelah melahirkan anaknya, kalian langsung bercerai," lanjutnya.

"Maksud Ibu?" tanya Greesel yang masih dilanda kebingungan.

"Kalian menikah kontrak dengan nilai yang bukan hanya 120 juta, tetapi 3 miliar. Saya akan berikan setengahnya di awal dan sisanya akan diberikan di akhir setelah kontrak itu berakhir."

Greesel tercengang mendengarnya. "T-tapi itu tidak mungkin Bu! Saya tidak mungkin menikah dengan seorang pimpinan, apalagi beliau adalah kekasih Bu Gracia—”

"Terserah kamu,” sela Gracia, ekspresi wajahnya masih sama datar. “Saya hanya memberimu penawaran, dan saya rasa itu bukan hal yang sulit. Keputusan ada padamu!" tegas wanita itu. Ia tampak tidak ingin basa-basi dan langsung berlalu dari hadapan Greesel.

Gadis itu seketika panik. Ia bingung sekaligus tergiur dengan penawaran yang diberikan. Kapan lagi ia bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat?

Tapi menikah kontrak? Greesel tidak bisa membayangkannya!

Greesel menggigit bibir gelisah. Bayangan Vano yang berlumuran darah kembali terngiang dalam benaknya.

Demi Vano….

Greesel berbalik dan mengejar Gracia yang sudah beberapa langkah di depan. Ia menahan tangan Gracia yang langsung menatapnya.

"Sa-saya terima tawaran Ibu…”

Bersambung

Bab terkait

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 2 Bertemu Adrian.

    "Jika memang saya bisa mendapatkan uang untuk biaya operasi adik saya dengan pekerjaan yang Ibu berikan, maka saya akan bersedia melakukannya," ucap Greesel sembari melepas tangan Gracia."Baiklah,” ujar Gracia sambil tersenyum tipis. “Kalau begitu kamu ikut saya sekarang.” Greesel menganggukkan kepala tanpa banyak tanya dan mengikuti wanita yang sudah berjalan terlebih dahulu itu.Greesel dibawa ke salah satu salon dan butik mewah. Tanpa buang-buang waktu, gadis itu langsung didandani sesuai perintah Gracia, sementara ia duduk di sofa dengan kakinya yang menyilang sembari membaca majalah.Mata Greesel melihat wanita yang baru saja memberikan bantuan itu kepadanya dari bayangan cermin."Aku tidak tahu kenapa Bu Gracia memberikan pekerjaan ini kepadaku. Tetapi aku memang tidak punya pilihan lain," batin Greesel yang terlihat begitu pasrah."Sudah selesai Nona!" ucap wanita yang sejak tadi menata rambutnya. Gracia yang juga mendengar hal itu langsung melihat ke arah Greesel yang berdir

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 3 Mau tidak Mau

    “A-apa? Kamu mengusirku?” tanya Gracia tidak percaya. "Kita belum selesai bicara, Adrian. Kita harus menyelesaikan masalah ini saat ini juga!" "Aku ingin bicara dengan dia!" tegas Adrian sekali lagi."Ya sudah bicara saja. Kenapa harus menyuruhku untuk pergi?" Greesel menelan ludah. Ia benar-benar merasa tidak berdaya karena terjebak di antara sepasang kekasih yang tak sepaham ini. Rasanya, ia ingin pergi saja. Tapi Adrian masih menahan tangannya dengan erat seolah tak akan pernah melepaskannya."Aku bilang keluarlah!" Suara Adrian terdengar menahan amarah, tatapan tajamnya tertuju pada Gracia. "Aku tidak mau! Aku tidak akan pergi sebelum kamu setuju dengan semua ini!" ujar Gracia tetap menolak dengan keras kepala. “Kamu hanya perlu—”"Aku bilang pergi!" bentak Adrian dengan suara yang menggelegar. Tidak hanya Gracia, tapi Greesel juga tersentak kaget. Suasana hening melingkupi mereka selama beberapa detik sampai akhirnya Gracia mendenguskan napas gusar."Baiklah, aku akan keluar

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 4 Setuju Dengan Kontrak

    "A-apa?” Greesel bertanya dengan suara tercekat. Terlalu terkejut dengan ucapan Adrian. Bukankah sesaat yang lalu pria itu menolak keras untuk menikah dengannya? Kenapa tiba-tiba berubah pikiran?! "Kita bicara di dalam," kata Adrian sambil lalu, masuk kembali ke dalam apartemen mewah itu. Sedangkan Greesel tetap bergeming di ambang pintu."Mau sampai kau berdiri di sana?" tegur Adrian membuat Greesel sedikit kaget.Dengan kebingungan, Greesel kembali melangkahkan kakinya mengikuti Adrian ke ruang tamu."Duduklah!" titah Adrian.Seperti robot yang patuh, Greesel pun duduk. Wajahnya tampak bingung dan juga gugup. "Tunggu di sini!" kata Adrian. Sepasang mata Greesel mengikuti kemana pria itu pergi. Adrian ternyata memasuki sebuah ruangan, meninggalkan Greesel sendirian di ruang tamu dengan perasaan gelisah. Gadis itu masih menerka-nerka apa yang akan dilakukan Adrian.Setelah cukup lama menunggu, akhirnya Adrian keluar dari ruangan itu sambil membawa map berwarna biru. Ia duduk di ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 5 Pernikahan

    Adrian dan Greesel yang masih berada di restaurant itu. Tetapi Eyang yang sudah pamit pulang terlebih dahulu."Dengar. Semua keputusan ada padaku. Kau hanya mengikut saja dengan apa yang sudah di atur," ucap Adrian menegaskan."Ba-baik!" sahut Greesel tergagap. Berada di sekitar pria ini benar-benar membuat nyalinya menciut. Entah bagaimana ia akan bertahan selama satu tahun ke depan."Pertemuan kita sudah cukup. Selanjutnya kita akan bertemu di pernikahan, jadi jangan menimbulkan masalah apapun," tegas Adrian, gegas berdiri dari tempat duduknya hendak pergi."Tunggu!" Greesel tiba-tiba menahan tangan Adrian. Pria itu menatap tangan kecil Greesel, membuat gadis itu lekas melepaskan genggamannya."Maaf!" ucapnya kikuk."Ada apa?" tanya Adrian dengan alis mengerut. Ekspresinya masih sama dingin."Kita sudah menandatangani kontrak pernikahan itu,” ujar Greesel pelan. “A-apa aku boleh meminta uang 120 juta di awal?" tanyanya hati-hati.Dia sudah mengumpulkan keberanian yang luar biasa unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 6 Malam yang tidak jadi.

    Sampai detik berikutnya Adrian yang sudah berada di atas tubuh Greesel, menindih tubuh mungil itu yang membuat Greesel semakin gugup dan refleks memalingkan wajah ke kiri. Dia sangat tidak berani menatap Adrian yang sejak tadi memancarkan aura wajah yang sangat dingin."T- tuan mau apa?" tanya Greesel dengan terbata-bata."Cih! Pertanyaan macam apa itu!" sahut Adrian dengan mendengus kasar yang memperhatikan wajah gugup Greesel yang harus diakui memang sangat cantik."Kau jangan lupa dan pura-pura bodoh. Jika malam ini kau akan berada di bawah kekuasaan ku, bukankah tujuanku menikah dengan mu hanya untuk ini dan kau sudah mendapatkan bayaran pertamamu. Jadi sudah menjadi tugasmu untuk menjalan kewajibanmu," Adrian menjelaskan sekali lagi.Kata-kata yang terdengar dengan suara berat itu cukup membuat Greesel takut, hal ini menjadi yang pertama kali untuknya dan dia juga tidak tahu harus melakukan apa. Dia sudah mendapatkan uang, adiknya di operasi dan mereka sudah menikah. Sebenarnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 7 Ternyata Benar

    Adrian yang terlihat gelisah berdiri di depan pintu kamar dan tidak lama seseorang keluar dari kamar."Bagaimana? tanya Adrian."Nona Greesel yang memang sedang datang bulan dan hal itu juga menyebabkan nyeri pada perutnya," jawab wanita itu.Adrian yang memang tidak percaya sama sekali dengan Greesel dan sampai Adrian membawa Dokter untuk memeriksa kondisi yang sebenarnya Greesel.'Jadi dia benar-benar berhalangan,' batin Gavin yang terlihat masih kesal."Baiklah tuan, kalau begitu saya permisi dulu!" ucap wanita itu. Adrian hanya menganggukkan kepala dan wanita itu langsung pergi.Adrian membuang kasar nafas dengan mengusap kasar wajahnya. Dia masih terlihat begitu frustasi dengan gagalnya malam pertama mereka berdua. Bukan karena Adrian ngebet dengan malam pertama itu. Tetapi Adrian hanya ingin semua berjalan dengan cepat dan tidak ingin waktu terbuang sia-sia.Jika Adrian yang masih frustasi berbeda dengan Greesel yang sudah berganti pakaian dan dia juga sudah mandi. Greesel yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Episode 8 Apa Status Sosial Kami Tidak Se jajar.

    Sampai akhirnya Greesel memasuki rumah mewah dan luas tersebut. Kepalanya tidak hentinya berkeliling. Harus mengakui takjub dengan kediaman Adrian yang memang seperti istana."Silahkan, tuan!" langkah Adrian berhenti di dekat meja makan.Di sana terlihat Eyang besar dan juga seorang pemuda yang sebaya dengan Adrian."Kalian baru sampai?" sapa Eyang."Iya!" sahut Adrian datar dan menghampiri meja makan. Mata pria yang duduk di samping Eyang melihat genggaman tangan Adrian dan Greesel."Ayo! kita sarapan bersama," sahut Eyang. Pelayan itu yang sudah meninggalkan tempat tersebut."Kami tadi sudah sarapan," jawab Adrian yang sepertinya sangat malas bergabung.'Kenapa tuan Adrian berbohong. Kapan aku sarapan bersama dia,'batin Greesel bingung. Mungkin juga perutnya yang lapar. Karena saat pesta pernikahan dia juga tidak makan dan di tambah lagi dengan tadi pagi yang juga belum memakan apapun."Tapi tidak ada salahnya. Kamu dan istri kamu sarapan untuk pertama kali di rumah ini," tegas Eyan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Episode 9 Penjelasan.

    Greesel dan Adrian yang sudah berada di dalam kamar yang disiapkan oleh Eyang. Kamar yang begitu sangat luas dengan tempat tidur king size lemari yang panjang berwarna putih ditambah lagi dengan furniture mewah yang berada di dalam kamar itu dari sofa, televisi, dan yang lainnya. Tidak seperti ruang rumah Adrian saat pertama kali Greesel masuk, yang mana Greesel masih punya kesempatan untuk melihat di sekitarnya, tetapi sekarang justru dia tertunduk berdiri di depan Adrian dengan kedua tangannya yang saling mengatup dengan memencet jarinya. "S-saya benar-benar minta maaf, tuan! dengan apa yang sudah saya lakukan di meja makan tadi," ucapnya terbata. Dia sangat menyadari kesalahan yang sudah membuat malu Adrian. Untung saja Adrian jujur dengan asal usul Greesel. Jadi tidak ada yang harus diperbaiki dan pasti Eyang mengerti. "Kau seharusnya bisa menempatkan dirimu dan jangan membawa tabiatmu ke rumah ini!" tegas Adrian. "Maafkan saya tuan!" Greesel kembali mengucapkan kata maaf

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20

Bab terbaru

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 164

    "Jadi jangn lagi terus membahas masalah ini dengan Elang. Dia tidak tahu apa-apa!" tegas Gracia yang membuat Adrian yang langsung terdiam."Pergi cari istrimu dan jangan kebiasaan main tangan!" ucapnya dengan kesal yang Benar-benar sangat muak dengan Adrian.Adrian yang tidak berbicara apapun langsung pergi dari hadapan Gracia dan sebelum itu dia melihatnya Elang terlebih dahulu.Gracia yang terlihat membuang nafas perlahan ke depan dan langsung menghampiri Elang."Kamu tidak apa-apa?" tanya Gracia dengan wajahnya yang terlihat sangat panik."Pergi begitu saja dan tidak meminta maaf terlebih dahulu. Seenaknya memukulku," kesal Elang."Sudahlah! kamu jangan membahas dia lagi," ucap Gracia yang akhirnya membantu Elang berdiri.Gracia dan Elang yang akhirnya duduk di salah satu bangku yang ada di dekat hotel. Gracia yang mengobati Elang."Apa masih sakit?" tanya Gracia yang membuat Elang menggelengkan kepala."Kamu kembali?" tanya Elang."Aku ada urusan," jawab Gracia."Jadi Greesel meny

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 163

    Adrian hari ini ke hotel karena ada pekerjaan yang harus dia laksanakan. Karena Greesel memilih pergi dari rumah dan akhirnya acara yang sudah disiapkan Eyang tidak terjadi. Eyang tidak bisa melakukan apa-apa karena bukan lagi masalah pernikahan palsu yang direncanakan Adrian dan Greesel.Ini sudah menjadi urusan Greesel atas masa lalu kematian ayahnya yang melibatkan Adrian. Eyang sudah tidak memikirkan bagaimana rasa kecewanya telah ditipu oleh wanita yang sudah dianggap sebagai cucu sendiri.Dia hanya memberikan semangat kepada Adrian untuk menyelesaikan masalahnya dan dia juga berharap agar Greesel bisa kembali ke rumah dan berbicara dengannya. Tetapi apapun yang dilakukan Adrian ternyata tidak membuahkan hasil. Bahkan dia sudah pernah mencoba datang beberapa kali ke rumah Greesel dan Greesel yang tidak membiarkan dirinya untuk bertemu dengan suaminya. Asti juga tidak bisa melakukan apa-apa dan membiarkan Greesel dan Adrian yang menyelesaikan semua masalah mereka yang terpenting

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 162

    Greesel yang sudah berada di rumah Asti dengan Greesel yang berada di atas sofa dengan kepalanya yang di pangkuan Asti. Asti mengusap-usap rambut Greesel yang mencoba untuk menenangkan Greesel yang berbaring di pangkuannya."Ibu tahu apa yang kamu rasakan sayang. Ini memang sangat tidak mudah. Tetapi semua ini sudah menjadi takdir. Tidak ada yang bisa mengubahnya," ucap Asti yang mencoba untuk membuat pengertian."Sejak tadi Greesel menceritakan apa yang terjadi. Ibu tidak bereaksi apapun dan bahkan tidak kaget. Apa jangan-jangan sebenarnya Ibu sudah mengetahui semua ini?" tanya Greesel memastikan."Ibu memang mengetahui apa kaitan Adrian dengan kematian Papa kamu. Saat itu Mama juga kaget dan berpura-pura untuk tidak mengetahuinya. Ibu mencoba mencari tahu dan sepenuhnya bukanlah kesalahan Adrian," jawab Asti."Bagaimana mungkin ini bukan kesalahan dia. Dia seorang bos yang memiliki pendidikan. Dia seharusnya bisa melihat di sekelilingnya, jangan mengambil keputusan atau bertindak de

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 161

    Greesel yang tidak mengatakan apa-apa lagi yang kembali memasukkan pakaian itu ke dalam koper dan bahkan dia sudah selesai melakukannya dan merasa dengan cepat dan menurunkan dari atas ranjang. "Greesel!" Adrian menghentikan istrinya saat ingin pergi. "Kita bisa membicarakan semua ini, aku bisa menjelaskan semua kepada kamu. Aku mohon beri aku kesempatan!" ucap Adrian."Tidak ada kesempatan untuk orang yang sudah menghancurkan hidupku. Kamu adalah laki-laki manipulatif yang pernah aku kenal. Kamu sangat jahat Adrian!" tegas Greesel yang langsung menjatuhkan tangan Adrian begitu saja dan Greesel yang langsung pergi "Greesel tunggu!" Adrian yang tidak mungkin membiarkan Greesel dan langsung menyusul dengan Greesel yang bersusah payah membawa kopernya menuruni anak tangga. "Greesel! aku tidak akan membiarkan kamu pergi kemanapun!" tegas Adrian yang menghalangi jalan Greesel yang sudah berada di bawah anak tangga dengan kedua tangannya yang merentang. "Kamu minggir dari hadapanku sek

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 160

    Greesel yang mencoba untuk menenangkan diri dengan mengatur nafas yang menuruni anak tangga. Greesel melihat ruangan tamu yang luas itu yang sudah siap untuk acara besok. "Semuanya hanya sandiwara. Ini semua hanya topeng dan sama dengan dia yang penuh dengan topeng dan kepalsuan. Dia menipuku," ucap Greesel yang merasa begitu sakit hati."Aku benci semua ini," ucapnya."Nona Greesel!" tegur asisten rumah tangga yang muncul dari belakangnya hal itu membuat Greesel yang langsung mengusap air matanya."Ada apa?" tanya Greesel yang sudah berbalik badan. "Nyonya Ambar berpesan untuk Nona tidur lebih awal. Karena besok acaranya akan di adakan pagi-pagi sekali," ucap Bibi."Lalu Eyang di mana?" tanya Greesel."Nyonya Ambar mengunjungi temannya yang di dekat sini untuk mengundang agar datang ke acara besok," jawab Bibi."Baiklah Nona. Kalau begitu saya kembali bersih-bersih dulu. Saya hanya ingin menyampaikan itu saja," ucap Bibi."Iya," sahut Greesel.**Adrian yang keluar dari kamar mandi

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 159

    Greesel yang terdiam terpaku mendengar semua itu. Tubuhnya yang bergetar dengan semua kenyataan itu."Jangan ketakutan seperti ini Adrian. Aku sama sekali tidak memiliki urusan itu kepadamu!" tegas Elang yang langsung melepaskan tangan William dari leher William."Jangan bertingkah seperti ini lagi!" tegas Elang yang langsung pergi memasuki mobilnya.Adrian yang masih terlihat begitu kesal dengan wajahnya yang tampak marah. Adrian yang melihat ke arah pintu rumah yang merasa ada yang memperhatikannya dan ternyata tidak ada orang sama sekali di sana. Ternyata Greesel yang sudah bersembunyi di balik tembok dengan air matanya yang jatuh.Nafasnya naik turun yang tidak percaya dengan apa yang telah dia dengar dengan uraian air mata yang jatuh itu.Greesel memegang tangannya dan mata yang terpejam dengan perasaan yang tidak bisa di jelaskan dengan semua yang terjadi.'Kenapa aku merasa ada orang di sana?' batin William yang terus menatap ke arah tembok.**Krrekkk pintu kamar yang di buka

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 158

    "Kamu tidak mendengarkanku?" tanya Adrian yang menunggu respon istrinya itu."Greesel kamu jangan cemburu hanya karena Anatasya menelponku dan bukankah aku sudah menjelaskan alasannya," bujuk Adrian."Tidak! siapa juga yang cemburu. Siapa juga yang marah," sahut Greesel dengan wajah ketusnya."Lalu apa ini? ekspresi wajah apa ini hah! apa ini namanya tidak cemburu?" tanya Adrian yang memegang dagu istrinya. "Issss apaan sih," kesal Greesel yang menepis tangan suaminya itu. "Jadi benar ini tidak cemburu namanya?" tanya Adrian."Kamu sih, mengangkat telepon wanita lain di depan istri. Mana ada istri yang tidak marah dan kalau dia tidak marah itu baru namanya aneh!" tegas Greesel."Bukankah tadi kamu menyuruhku untuk mengangkatnya?""Kalau disuruh berarti tidak dan bukan malah melakukannya!" tegas Greesel."Jadi benar kata orang-orang, kalau wanita mengiyakan berarti itu tandanya larangan. Huhhhhh, sangat merepotkan sekali, Kenapa banyak sekali PR sebagai laki-laki yang harus memahami

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 157

    Dari kejauhan Adrian yang melihat Elang dan Greesel yang mengobrol dan terlihat begitu serius. "Apa lagi yang dia bicarakan dengan Greesel? kenapa dia selalu saja membuatku marah dan seolah ingin menantangku. Apa tidak bisa dia tidak mengganggu hubunganku dengan Greesel," batin Adrian dengan kesal.Greesel yang melihat ke arah pintu dan sudah melihat suaminya berdiri di sana dengan memperlihatkan ekspresi yang sangat datar. Greesel menelan salivanya melihat hal itu.Tanpa mengatakan apapun kepada Elang yang membuat Greesel langsung pergi dari hadapan Elang yang menghampiri Adrian. Elang juga melihat ke arah tersebut. Elang menghela nafas melihat ekspresi Adrian yang sudah dapat dipastikan salah paham padanya. Elang yang tidak mengatakan apapun langsung pergi yang tidak ingin mencari gara-gara lebih lagi dengan Adrian.Greesel menghampiri suaminya itu."Kamu sudah pulang?" tanya Greesel tersenyum yang menutupi rasa panik di wajahnya, dia tahu Adrian begitu sangat cemburu jika dia be

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 157

    Hari ini Greesel dan Adrian yang akhirnya pulang juga. Sebelum itu mereka berpamitan pada Asti dengan Greesel yang seperti biasa memeluk Asti."Ibu jangan lupa datang ke acara 7 bulanan Greesel yang sudah dipersiapkan Eyang," ucap Greesel mengingatkan."Iya. Greesel Ibu dan Vano pasti datang," jawab Asti."Ya. Sudah kalau begitu kami pergi dulu," ucap Adrian berpamitan. "Iya. Adrian, kamu terus jaga Dan semoga saja semua masalahnya selesai. Ibu pasti akan terus mendoakan kamu," ucap Asti. Adrian yang sangat senang mendapatkan support yang besar dari Asti. Memang suatu keberhasilan karena Asti sudah mengetahui semuanya dan memberikan semangat untuknya.Greesel dan Adrian tidak mengatakan apa-apa lagi yang langsung memasuki mobil. 'Aku benar-benar sangat berharap semuanya baik-baik saja. Semoga saja Greesel bisa menerima semua keadaan ini,' batin Asti dengan penuh harapan.***Adrian yang menyetir dengan menatap lurus ke depan. Greesel yang duduk di sampingnya sembari mengusap-usap pe

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status