Share

Bab 5 Pernikahan

Adrian dan Greesel yang masih berada di restaurant itu. Tetapi Eyang yang sudah pamit pulang terlebih dahulu.

"Dengar. Semua keputusan ada padaku. Kau hanya mengikut saja dengan apa yang sudah di atur," ucap Adrian menegaskan.

"Ba-baik!" sahut Greesel tergagap. Berada di sekitar pria ini benar-benar membuat nyalinya menciut. Entah bagaimana ia akan bertahan selama satu tahun ke depan.

"Pertemuan kita sudah cukup. Selanjutnya kita akan bertemu di pernikahan, jadi jangan menimbulkan masalah apapun," tegas Adrian, gegas berdiri dari tempat duduknya hendak pergi.

"Tunggu!" Greesel tiba-tiba menahan tangan Adrian. Pria itu menatap tangan kecil Greesel, membuat gadis itu lekas melepaskan genggamannya.

"Maaf!" ucapnya kikuk.

"Ada apa?" tanya Adrian dengan alis mengerut. Ekspresinya masih sama dingin.

"Kita sudah menandatangani kontrak pernikahan itu,” ujar Greesel pelan. “A-apa aku boleh meminta uang 120 juta di awal?" tanyanya hati-hati.

Dia sudah mengumpulkan keberanian yang luar biasa untuk meminta uang itu secepat ini karena memikirkan adiknya yang harus dioperasi.

Mendengar hal itu membuat Adrian mendengus kasar.

"Kau seperti orang tidak punya harga diri yang melakukan segalanya hanya demi uang," desis Adrian, kembali memberikan hinaan dan semakin menganggap remeh gadis di hadapannya ini.

Namun, Greesel tidak peduli bagaimana tanggapan Adrian kepadanya karena yang dia butuhkan hanya uang. Lagipula memang benar, kalau dia menikah karena uang.

"Mana nomor rekeningmu?" tanya Adrian kemudian.

Greesel memberikan ponselnya dengan tangan yang bergetar dan Adrian langsung mengambil cepat dan tanpa basa-basi langsung mentransfer uang itu.

"Aku memberikan 500 juta. Setelah pernikahan, kau akan mendapatkan uang muka yang sudah dijanjikan dalam surat kontrak itu!" tegas Adrian.

Greesel hanya mengangguk. Adrian meletakkan ponsel itu di atas meja dan pergi begitu saja.

Greesel menghela nafas lega. "Aku harus segera ke rumah sakit untuk menyelesaikan semua prosedur operasi," ucap Greesel yang berdiri dari tempat duduknya dan buru-buru keluar dari restaurant itu.

**

Acara pernikahan Adrian dan Greesel akhirnya tiba. Pernikahan mewah itu diadakan di Grand Hotel. Pernikahan yang mengundang banyak kalangan dari rekan-rekan bisnis Adrian, baik dari luar kota maupun dari luar negeri.

Persiapan pernikahan itu memang sangat lancar. Gracia juga hadir di pernikahan sang kekasih. Karena Gracia ingin menyaksikan jika semua idenya berjalan dengan baik.

"Saya terima nikahnya Greesel Adelina binti Antoni dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap Adrian yang mengucapkan ijab kabul dalam satu tarikan nafas.

"Bagaimana saksi?

"Sah!"

"Sah!"

"Alhamdulillah!"

Akhirnya pernikahan Greesel dan Adrian berjalan dengan lancar dan mereka berdua sudah sah menjadi pasangan suami istri.

Seperti pada umumnya pasangan suami istri, Adrian memasangkan cincin pernikahan ke jari manis Greesel.

Greesel mencium punggung tangan sang suami untuk pertama kali. Adrian juga mencium lembut kening Greesel. Mereka berdua juga menandatangani buku pernikahan mereka dan mengambil sedikit foto untuk mengabadikan momen tersebut.

Pernikahan yang mungkin tampak normal di mata orang lain, namun masing-masing mempelai sadar bahwa semua itu hanya sandiwara belaka.

'Mungkin ini sudah menjadi takdirku. Ini hanya 1 tahun dan semua akan berakhir. Yang terpenting Vano sudah dioperasi. Semoga adikku bisa sembuh secepatnya,' batin Greesel, berusaha menghibur diri meskipun wajah murungnya tak bisa lenyap begitu saja.

Sangat bohong jika dia tidak sedih di hari pernikahannya.

Greesel adalah wanita biasa yang mempunyai impian untuk menikah dengan orang yang dia cintai. Bisa memberikan senyum kebahagiaan kepada orang-orang yang hadir di hari pernikahannya.

Namun, semuanya sangat jauh dari impiannya. Dia harus menikah dengan laki-laki yang tidak dia cintai demi uang. Ditambah lagi, dia akan menjalani kehidupannya bersama pria yang sekarang berdiri di sampingnya dengan kontrak yang sudah ditentukan.

Sementara itu, Gracia yang sejak tadi memperhatikan kedua mempelai merasa sedikit cemburu di hatinya. Bagaimanapun pria yang menikah itu adalah kekasihnya.

Tapi ia berusaha menghibur diri. Pernikahan itu hanya untuk sementara saja, setelah Adrian mendapatkan hak sebagai ahli waris, mereka akan kembali bersama dan hidup bahagia selamanya.

Demikian, acara yang diadakan sedari pagi sampai malam hari itu akhirnya selesai.

Greesel kini berada di dalam kamar pengantin yang dipenuhi dengan bunga-bunga, lampu yang tidak terlalu terang dan aroma harum yang tercium di penjuru ruangan.

Suasana yang romantis sangat bertolak belakang itu dengan hatinya yang gelisah.

Krek…

Suara pintu berderit terbuka membuat Greesel langsung menoleh. Ternyata Adrian yang datang, membuat jantung Greesel berdebar dengan kencang. Pria itu menghampiri Greesel dan berdiri di depannya.

Tanpa basa-basi, Adrian mendorong Greesel sampai akhirnya membuat wanita yang penuh dengan rasa gugup itu berbaring di atas ranjang. Adrian yang berdiri tegak tepat di depan Greesel mulai melepas jasnya dengan sorot mata dingin.

Greesel menelan ludah. Apakah Adrian langsung ingin melakukan hal yang harus dia lakukan untuk mendapatkan keturunan darinya?

'A-apa dia akan melakukannya sekarang?' batin Greesel dengan penuh rasa gugup.

Ketakutan dan rasa cemas jelas terpancar di wajahnya yang cantik alami. Tangannya yang gemetar meremas sprei di bawah tubuhnya dengan erat.

“Tu-Tuan Adrian….”

Bersambung......

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status