Greesel tadi tetap pada posisinya yang tetap menunduk dan berdiri di tempatnya dengan jari-jari yang saling memencet. "Aku katakan kepadamu Gracia. Aku tidak pernah mengurus pernikahan ini dan semua Eyang yang mengurus pernikahan ini. Aku menolak juga bahkan tidak bisa!" tegas Adrian dengan suara penuh dengan penekanan. "Kalian berdua sekarang benar-benar kompak ya. Jawaban kalian berdua sama yang tidak bisa menolak apa kata Eyang. Lalu Mau sampai kapan kalian berdua akan terus menuruti semua kemauan Eyang!" tegas Gracia yang bergantian melihat pasangan suami istri itu yang semakin emosi. "Apa maksud mu? Kenapa sekarang kau malah marah-marah seperti ini?" karena kata-kata Gracia membuat Adrian juga tersulut emosi. "Bagaimana aku tidak marah. Jika kamu sangat santai menghadapi semua ini, kamu mengatakan tidak bisa menolak permintaan Eyang. Karena pernikahan yang kamu adakan begitu mewah dan semua orang sekarang tahu jika kamu sudah menikah dengan Greesel dan karena pernikahan
Greesel melakukan les di hari pertamanya dengan guru yang sudah disediakan Adrian guru yang sudah di sediakan Adrian. Guru wanita yang sekitar berusia 30 tahunan itu yang memakai kacamata terlihat elegan dari segi penampilan dan juga pembawaan tubuhnya. Dia benar-benar mengajari Greesel dengan telaten, dari cara berbicara dengan posisi duduk yang tepat, dari cara berjalan, cara berpakaian dan terutama cara makan dengan peralatan sendok yang jenisnya begitu banyak. Greesel mengalami sedikit kesulitan dalam menjalani pelajaran yang menurutnya sangat aneh itu. Dia pikir Dia sudah menjadi wanita anggun selama ini, tetapi ternyata masih sangat jauh dan belum ada apa-apanya. Walau Greesel tidak terlalu menyukai pelajaran itu, tetapi dia berusaha untuk profesional dan mengikuti tahap demi tahap. Sementara Adrian yang memang tidak menemani Greesel dan hanya mengantarkan saja. Jadi pembelajaran itu terbilang sangat privat bersama dengan guru tersebut. "Kamu memotong dengan cara sepert
Bukan hanya berbelanja pakaian saja, Adrian juga membawa Greesel untuk membeli sepatu, beli tas dan juga membeli make up. Jika Greesel disuruh memilih. Maka Greesel akan bingung dan tetap mengeluarkan kata yang sama membuat Adrian yang terpaksa harus memilih untuk Greesel. Jadi mau tidak mau Greesel menurut saja.Mereka cukup menghabiskan waktu beberapa jam di Mall dengan belanjaan yang begitu banyak yang memenuhi bagasi mobil dan juga jok belakang. Uang Adrian yang membeli semua itu dan Greesel tidak bisa protes apa-apa sama sekali.Setelah selesai berbelanja Greesel dan Adrian kembali pulang. Mereka yang sampai rumah yang langsung di sambut pelayan dengan buru-buru yang mengeluarkan belanjaan Adrian dan membawa masuk ke dalam rumah. Greesel dan Adrian juga memasuki rumah dan berpapasan dengan Elang. Mata Elang melihat pelayan itu yang mondar-mandir masuk rumah sampai kepalanya membelok. "Wau apa ada yang sedang mendapatkan jackpot berhadiah," ucap Elang dengan nada mengejek."Apa
Hari pertama Greesel bekerja yang pasti sedikit canggung dengan posisi yang baru dan apalagi dia berkomunikasi dengan manajer pelayan Hotel sebelumnya. Karena pria itu mendapatkan tugas untuk menyerahkan pekerjaan yang harus dikerjakan Greesel dan juga punya tanggung jawab untuk mengajari Greesel. Karena Greesel pasti belum paham. "Semuanya ada di dokument ini. Kamu pelajari saja dengan baik!" ucap pria itu. Greesel menganggukkan kepala dan membuka dokumen itu sebentar. "Greesel kamu baru saja meminjam uang kepada saya 120 juta untuk biaya operasi adik kamu dan belum sampai 1 bulan Kamu sudah menikah saja dengan tuan Adrian. Bagaimana bisa hal itu terjadi?" tanya manajer itu dengan sangat penasaran. Greesel hanya melihat manajer yang wajahnya memang penuh rasa ingin tahu yang besar. "Kamu menjebak beliau?" "Atau kamu main dukun?""Kamu pasti sudah main pelet bukan?" mantan manajer hotel itu memberikan tuduhan kepada Greesel."Saya tidak melakukan apa yang Bapak pikirkan," jawab G
Adrian yang terlihat sedang berada di kamar yang duduk di sofa dengan menyusun berkas-berkas yang baju baru saja dia periksa. Adrian merasa ada seseorang yang berdiri di sampingnya yang membuat dia menoleh ke samping dan yang benar saja itu adalah Greesel yang berdiri dengan kedua tangan yang sejajar di pahanya saling memencet carinya. "Ada apa?" tanya Adrian. "A-apa aku boleh pulang?" tanya Greesel. "Kau mau pulang! Addrian bertanya kembali dengan Greesel menganggukkan kepalanya. "Apa aku tidak salah dengar dengan apa yang kau katakan. Kau belum juga berada satu minggu di rumah ini dan kau sudah mau pulang saja," sahut Adrian kesal. "A--aku ingin melihat kondisi...." "Apapun itu pulang dan tidak ada alasan untuk pulang," takut Adrian yang memotong kalimat yang belum selesai yang keluar dari mulut Greesel. "Tapi...." "Tidak ada tapi-tapian. Jangan semua keinginanmu harus terpenuhi dan jangan kau katakan ini kepada Eyang. Jika kamu mengatakan ini pada Eyang maka Eyang ak
Setelah berciuman beberapa menit akhirnya dengan perlahan Adrian melepas ciuman itu. Mata mereka berdua sama-sama perlahan terbuka dengan hembusan nafas yang saling menerpa satu sama lain. Nafas keduanya yang terlihat naik turun dengan mata yang tetap saling melihat satu sama lain dengan perasaan jantung yang berdebat semakin kencang. Perlahan tangan Adrian terlepas dari pipi Greesel dengan. 2 Bola mata itu masih menatap Greesel yang memperhatikan wajah itu yang seolah meneliti wajah cantik itu. "Lain kali jangan melakukan hal ini. Kamar ini bukan hanya milikmu saja. Jadi jangan masuk sembarangan ke dalam kamar ini dan juga kamar mandi. Gunakan tanganmu agar bisa memastikan ada orang apa tidak," ucap Adrian dengan suara berat memberikan ingat kepada Greesel. "Kau mengerti?" tanya Adrian. Greesel menganggukkan kepala. "Bagus kalau begitu!" ucap Adrian yang langsung berlalu dari hadapan Greesel. Adrian yang tidak mengatakan apa-apa lagi kepada Greesel dan Greesel yang baru bisa
"Tuan lepaskan saya!" "Tuan!" Greesel yang kesakitan di tarik kedalam kamar oleh Adrian. Begitu sampai kamar Adrian menutup pintu kamar dengan keras dan melepaskan tangan Greesel kasar yang membuat tubuh Greesel hampir saja terjatuh.Greesel tidak tahu apa kesalahannya yang membuat Adrian begitu kesal. Sampai menariknya begitu kasar dengan mengusap pergelangan tangan yang cukup memerah itu akibat ulah Adrian."Kamu dengar tadi saat di meja makan hah! dia akan menikah dan akan mempunyai anak. Lalu kamu sampai detik ini belum melaksanakan tugasmu. Aku sudah mengeluarkan banyak uang dan waktu untuk. Tatapi semua sia-sia!" Adrian ternyata marah karena hal itu. "Tetapi bukan saya tidak mau melaksanakan kewajiban saya ada juga bukan mau mundur hal itu. Tetapi...." "Jangan beralasan terus," sahut Adrian yang memotong kata-kata Greesel."Di mana-mana wanita datang bulan itu hanya 1 Minggu dan kau sudah satu minggu lebih tetapi masih diam saja seolah ingin membuatku lupa!" tegas Adrian yang
Tidak lama akhirnya Greesel sampai juga di kediaman orang tuanya. Jalanan masuk menuju rumah Greesel begitu sempit dan juga jalanan yang rusak membuat mobil Gracia bergerak-gerak. "Kamu benaran tinggal di sini?" tanya Gracia yang mengangkat kepala melihat jalanan di depannya yang benar-benar rusak parah. Tempat tinggal Greesel juga sangat kumuh dan mungkin itu pertama kali bagi Gracia melihat tempat seperti itu. "Benar Bu!" jawab Greesel. "Kok bisa sih ada yang tinggal di tempat seperti ini," gumam Gracia yang berbicara pelan. Walau pelan Greesel masih bisa mendengar yang menoleh ke arah Gracia, "Hmmmm, maksud saya. Kamu apa tidak bisa pindah!" Gracia yang menyadari bahwa Greesel mendengar perkataannya langsung merubah kata-kata itu yang takut Greesel tersinggung. Gracia ternyata masih memikirkan perasaan Greesel. Dia memang tidak pernah secara langsung merendahkan atau menghina Greesel. Dia berbeda dengan Adrian yang mungkin sudah berkali-kali merendahkan Greesel. "Adrian