Tidak lama akhirnya Greesel sampai juga di kediaman orang tuanya. Jalanan masuk menuju rumah Greesel begitu sempit dan juga jalanan yang rusak membuat mobil Gracia bergerak-gerak. "Kamu benaran tinggal di sini?" tanya Gracia yang mengangkat kepala melihat jalanan di depannya yang benar-benar rusak parah. Tempat tinggal Greesel juga sangat kumuh dan mungkin itu pertama kali bagi Gracia melihat tempat seperti itu. "Benar Bu!" jawab Greesel. "Kok bisa sih ada yang tinggal di tempat seperti ini," gumam Gracia yang berbicara pelan. Walau pelan Greesel masih bisa mendengar yang menoleh ke arah Gracia, "Hmmmm, maksud saya. Kamu apa tidak bisa pindah!" Gracia yang menyadari bahwa Greesel mendengar perkataannya langsung merubah kata-kata itu yang takut Greesel tersinggung. Gracia ternyata masih memikirkan perasaan Greesel. Dia memang tidak pernah secara langsung merendahkan atau menghina Greesel. Dia berbeda dengan Adrian yang mungkin sudah berkali-kali merendahkan Greesel. "Adrian
Greesel yang menyelimuti Vano yang sudah tertidur tidak lupa Greesel mencium melembut kening Vano."Makasih Vano sudah sembuh. Kakak akan menjaga kamu lebih baik lagi dan tidak akan membiarkan kamu sakit lagi," ucap Greesel dengan tersenyum.Greesel yang menghela nafas dan langsung pergi yang keluar dari kamar Vano."Greesel ayo kamu makan dulu! Kamu sebelum makan sejak kembali tadi," ajak Asti yang terlihat menyiapkan makanan di meja makan. "Iya Bu," Greesel yang mengangguk dan menghampiri Asti. Greesel yang langsung duduk dan Asti mengambilkan nasi dan lauk dalam piring Greesel."Ibu sangat berharap suatu saat nanti suami kamu bisa bertemu dengan Ibu dan adik kamu," ucap Asti."Nanti kalau tidak sibuk, Greesel akan mencoba mengajak beliau dan semoga beliau mau," jawab Greesel yang memang tidak bisa menjanjikan apa-apa. "Apa jangan-jangan suami kamu memang sengaja tidak ingin datang ke rumah kita. Karena kondisi rumah kita yang seperti ini. Mengingat kamu menikah dengan orang hebat
Setelah mendapatkan pesan dari Adrian yang menyuruh untuk menemui dirinya di depan gang rumah Greesel. Akhirnya Greesel berpamitan dengan orang tuanya. Greesel yang langsung menemui Adrian dalam keadaan hujan-hujan deras dan juga angin yang kencang sampai membuat payung Greesel hampir saja terbang. Untung saja tenaga Greesel masih sangat kuat.Sementara Adrian yang berada di dalam mobil bersandar di jok mobil sembari memijat-mijat kepalanya dengan mata terpejam. Mata Adrian terbuka dan melihat dari kaca spion. Bagaimana Greesel yang berlari yang kesulitan membawa payung itu.Adrian yang tidak tinggal diam yang buru-buru membuka sabuk pengamannya dan langsung keluar dari mobil tanpa menggunakan payung sama sekali. Avian berlari menghampiri Greesel.Payung di pegang Greesel yang ingin terbang membuat Greesel panik dan menahan dengan kuat. Tetapi terlihat tenaganya yang sudah mulai habis yang hampir saja payung itu terbang dan tidak jadi. Karena ada sebuah tangan yang memegangnya dan sia
Adrian yang semakin menjadi-jadi dan bahkan dengan sengaja membuat jok mobil itu mundur yang membuat posisi Greesel jauh lebih nyaman dan mempermudah dirinya.Ciuman Adrian yang sudah berpindah ke leher jenjang Greesel dengan memberikan tanda kepemilikan di sana. Greesel hanya memejamkan mata yang pasrah dengan apapun yang dilakukan Adrian yang semakin liar menyentuh tubuhnya.Greesel bisa merasakan suaminya itu sedang dipenuhi dengan gairah. Jadi Greesel hanya pasrah. Gigitan kecil di daun telinga Greesel yang mampu membuat tubuh Greesel merinding yang lagi-lagi hanya merasakan getaran yang tidak dapat dia mengerti."Tu-tuan tunggu!" cegah Greesel yang mendorong sebuah Adrian membuat Adrian menghentikan permainan tersebut.Ditengah gairah yang semakin menjadi-jadi, bisa-bisanya Greesel membuat ulah. Tatapan mata Adrian yang penuh gairah dan sangat sayu yang tampak kecewa dan ingin marah dengan permainan yang dihentikan begitu saja dan nafasnya naik turun. Greesel sampai begitu takut
Akhirnya Adrian menuntaskan hasratnya pada Greesel. Adrian yang menjadi orang pertama yang menyentuh Greesel. Adrian bisa dikatakan sangat beruntung karena wanita yang menjadi istrinya belum pernah dijamah oleh laki-laki lain dan mungkin karena Adrian juga memang tidak pernah menjamah wanita manapun. Jadi dia wajar mendapatkan seorang wanita yang belum pernah disentuh. Malam panas mereka berdua yang berakhir dengan semburan ribuan benih Adrian yang di saluran rahim Greesel dengan harapan. Jika Adrian pasti akan mengharapkan Greesel akan melahirkan keturunannya. Sesuai keinginan Adrian menikah dengan Greesel dan semua itu hanya untuk itu saja. Setelah melakukan malam panas itu. Greesel yang ternyata langsung membersihkan diri di kamar mandi. Greesel yang mandi yang pasti tidak lupa untuk keramas. Setelah mandi, Greesel yang hanya menggunakan jubah mandi berdiri di depan wastafel yang menatap dirinya di cermin. Greesel melihat bercak memerah di lehernya. Perbuatan siapa lagi j
Malam yang sudah terlewatkan dengan pasangan suami istri yang sudah sama-sama bangun. Meraka juga sudah kembali membersihkan diri masing-masing. Adrian yang sebelum itu menyuruh asistennya untuk membawakan pakaian ganti untuk Greesel. Karena memang sangat tidak mungkin Greesel pulang dengan kemeja Adrian.Greesel yang sudah selesai bersih-bersih menuruni anak tangga dengan memakai dress berwarna putih di bawah lututnya. Greesel yang terlihat tampak anggun dan sangat cantik dengan rambut yang dibiarkan digerai. Adrian yang ternyata berada di meja makan yang mendengar suara langkah kaki membuat Adrian menoleh kearah Greesel."Sebelum kembali sebaiknya kita sarapan dulu," ucap Adrian.Greesel menganggukkan kepala yang tetap saja terlihat sangat canggung dan begitu gugup."Kenapa masih berdiri di sana. Ayo cepat, Jangan membuatku terus menunggu," sahut Adrian yang membuat Greesel menganggukkan kepala dan langsung menghampiri Adrian. Mata Greesel melihat ke arah meja makan yang ada nasi
Greesel yang berjalan di koridor Hotel yang memegang dokument surat tanah yang baru saja diberikan Gracia tadi. "Kapan aku bisa melihat rumah yang dikatakan Bu Gracia. Aku juga belum menceritakan semua ini kepada ibu dan aku juga tidak tahu apa ibu akan setuju untuk pindah ke rumah baru atau tidak," batin Greesel yang sebenarnya hadiah yang diberikan Gracia justru menjadi beban untuk dia. Ibunya dan adiknya pasti sudah betah tinggal di rumah lama. Walau rumah itu kecil dan tidak layak huni seperti apa yang dikatakan Gracia. Tetapi mereka memiliki banyak kenangan di sana dan pasti akan sulit untuk meninggalkan kediaman mereka sebelumnya. "Nanti aku akan coba meminta izin pada tuan Adrian, siapa tahu dia mengizinkanku untuk pulang. Lalu aku bisa membicarakan semua ini dengan ibu. Karena tidak mungkin aku membicarakan lewat telepon," batin Greesel dengan menghela nafas yang mengambil keputusan sendiri. "Karena bagaimanapun aku tidak mungkin menolak pemberian dari Bu Gracia. Dia
Adrian melihat Greesel dengan penuh curiga yang tidak mempercayai sama sekali dengan apa yang di katakan Greesel. "Saya tidak bohong tuan, memang benar tuan," ucap Greesel terbata. "Begitukah!" sahut Adrian tidak percaya. Greesel menganggukkan kepala yang mencoba meyakinkan Adrian. Adrian menghela nafas dan masih saja terlihat kurang percaya dengan apapun yang di katakan Greesel. Apalagi melihat ekspresi wajah Greesel yang terlihat gugup dan sangat jelas menyembunyikan sesuatu. "Tuan kalau begitu saya permisi dulu!" ucap Greesel dengan menundukkan kepala yang berdiri dari tempat duduknya. Dia juga langsung buru-buru pergi. "Kenapa aku tidak percaya dengan apa yang dia katakan. Kenapa aku merasa dia seperti sengaja ingin menggangguku dan Gracia," gumam Adrian. ** Malam ini terlihat Greesel yang tampil cantik menggunakan dress panjang di atas mata kaki yang berwarna navy dengan lengan rempel yang terdapat organza di bagian lengannya itu. Greesel begitu cantik dan anggun yan
Adrian dan Asti yang sekarang sedang membeli lontong sayur. Mereka berdua duduk menunggu penjual membuatkan makanan tersebut karena memang cukup banyak pembeli. "Greesel sangat menyukai makanan....""Lontong sayur," sampung Asti yang mana Adrian tidak dapat mengingat apa jenis makanan itu. "Iya. Benar itu namanya," jawab Adrian."Iya. Ini makanan kesukaan Greesel sejak kecil," jawab Asti."Berarti sayang sekali. Greesel semenjak menikah denganku tidak pernah memakan makanan seperti ini," sahut Adrian."Mungkin saja dan dia pasti sangat senang sekali jika Ibu membelikannya," sahut Asti."Kalau begitu harus beli yang banyak. Aku juga ingin mencoba makanan kesukaan istriku," sahut Adrian."Ini pasti enak sekali dan mudah-mudahan cocok di lidah kamu," sahut Asti. Adrian hanya menganggukkan kepala."Ini juga bukan hanya merupakan makanan kesukaan Greesel. Tetapi ini juga makanan kesukaan almarhum Ayah Greesel," sahut Asti dengan tiba-tiba. Adrian Mendengar hal itu menelan salivanya. "Sa
Pagi-pagi pasangan suami istri itu sudah bangun."Ibu mau ke mana?" tanya Adrian yang melihat asti tampak bersiap-siap."Ibu mau ke pasar. Kebetulan kalian berdua ada di sini dan ibu ingin memasak masakan yang banyak. Karena tadi malam tidak sempat makan," ucap Asti."Ya. Ampun Ibu kebiasaan deh kalau kita berdua datang pasti banyak sekali makanan disuguhkan. Kita sudah seperti tamu jauh saja yang diperlakukan seperti itu," sahut Adara."Memang tidak boleh melakukan seperti itu hah! Apa salahnya menyiapkan banyak menu makanan dan itu mau tamu jauh atau tamu dekat yang terpenting disuguhkan makanan," jawab Asti."Kalau begitu biar saya yang akan menemani Ibu ke pasar,"sahut Adrian tiba-tiba yang membuat Greesel langsung menoleh dengan cepat yang cukup kaget. "Kamu mengantarkan Ibu ke pasar?" tanya Greesel."Mengantarkan dan juga menemani," jawab Adrian. "Adrian. Ibu ke pasar yang ada di dekat sini, pasar yang banyak orang dan juga tempatnya tidak akan sesuai dengan ekspektasi kamu. I
Adrian mendekati Greesel dengan memegang kedua tangan Greesel."Aku tidak seharusnya bersikap seperti ini kepada kamu. Aku benar-benar minta maaf atas apa yang terjadi. Aku tahu ini semua kesalahanku dan aku terlalu berlebihan berpikir kepada kamu. Greesel aku seperti itu karena aku benar-benar takut kehilangan kamu. Aku tidak ingin kejadian yang pernah terjadi padaku terulang kembali," ucap Adrian yang mengakui semua kebodohannya."Jika kamu percaya padaku! maka kamu tidak takkan pernah ketakutan. Tetapi karena kamu tidak mempercayaiku dan karena itu membuat kamu takut," ucap Greesel."Kamu benar! aku selalu meminta kamu untuk mempercayaiku, tetapi aku sendiri tidak sadar bahwa aku belum menaruh sepenuhnya rasa kepercayaan kepada kamu. Aku seharusnya bisa berpikir lebih bijak dan dewasa lagi agar semua ini tidak terjadi dan kembali lagi semua ini benar-benar kesalahan ku," ucap Adrian dengan tertunduk.Greesel menghela nafas yang memegang kedua pipi suaminya itu dengan mengangkat kep
Hujan deras yang membasahi bumi. Greesel yang berada di kamar yang terlihat bersih-bersih. Mata Greesel melihat ke atas langkah yang terdapat bingkai kecil yang di mana foto dirinya bersama dengan Adrian yang mereka ambil sewaktu mereka berada di rumah itu. Foto itu terlihat manis.Greesel menghela nafas yang mengambil foto tersebut dengan tangannya mengusap bingkai foto itu "Apa tidak bisa semuanya dibicarakan baik-baik dan apa harus kita bertengkar seperti ini dan tidak ada penyelesaian? kamu selalu memintaku untuk percaya kepada kamu dan kamu saja tidak bisa mempercayaiku yang padahal aku sudah menjelaskan semuanya," ucap Greesel dengan tatapan mata yang sendu, dia masih saja kepikiran dengan Adrian dan mungkin jalan pulang ke rumah orang tuanya adalah jalan yang harus diambil Greesel.Dia dan Adrian harus sedikit berjarak untuk meredakan emosi mereka yang tidak kunjung reda."Padahal sudah berjanji untuk menyelesaikan semuanya dan nyatanya janji itu tidak ada. Kamu bahkan tidak p
Greesel yang tidak bicara lagi yang melanjutkan memebereskan pakaian itu. "Jika kamu ingin pulang tempat Ibu. Aku akan mengantar kamu," ucap Adrian. "Tidak perlu!" tolak Greesel. "Greesel ada apa? kenapa tidak perlu. Jika bukan aku yang mengantarkan kamu lalu siapa lagi hah?" tanya Adrian yang nada suaranya yang sudah mulai kesal. Greesel tidak menjawab dan Adrian yang sudah mulai terpancing langsung menghampiri Greesel. "Aku sedang bicara! kamu bisa menghentikan semuanya!" tegas Adrian mengambil apa yang di pegang Greesel. Tetapi Greesel menarik kembali. "Greesel dengarkan aku!" tegas Adrian dengan suara bentakan. "Kau yang berbuat kesalahan dan sekarang kau yang marah!" kesal Adrian yang benar-benar sangat kesal. "Lihat aku jika aku bicara!" tegas Adrian yang lagi-lagi suara itu sedikit membentak. Greesel yang menghentikan pekerjaannya dan menuruti apa yang dikatakan Adrian yang melihat Adrian. Tetapi tatapan mata Greesel yang begitu tajam yang seolah ingin menantang Adria
Lelah menunggu sang suami yang akhirnya membuat Greesel memilih untuk tidur. Tetapi dia belum tidur sama sekali yang hanya berbaring saja dengan gelisah yang masih memikirkan suaminya entah di mana yang belum juga kembali.Sampai Greesel mendengarkan suara kenopi pintu. Greesel dengan buru-buru memiringkan tubuhnya dan meminjamkan matanya. Akhirnya Adrian kembali juga. Saat membuka pintu melihat istrinya yang tertidur. Adrian menghela nafas yang langsung memasuki kamar, menuju lemari yang mengambil pakaian ganti dan langsung menuju kamar mandi. Greesel membuka matanya yang bergerak sedikit yang menoleh ke arah kamar mandi."Dari mana sebenarnya dia? kenapa baru pulang sekarang," gumam Greesel.Tidak ingin ketahuan oleh Adrian membuat Greesel yang mengembalikan posisi seperti semula yang berpura-pura tidur dan tidak lama Adrian keluar dari kamar mandi yang sudah memakai pakaian ganti. Greesel memejamkan matanya yang benar-benar tidak ingin ketahuan sama sekali sampai Greesel merasak
Greesel yang langsung menyusul suaminya itu ke kamar. Adrian yang tampak begitu kesal dengan berdiri di depan jendela yang berkacak pinggang. "Adrian..." lirih Greesel dengan berdiri di belakang Adrian yang memegang tangan Adrian. Tetapi Greesel di kejutkan dengan Adrian menepis tangan itu."Adrian!" ucap Greesel."Kamu bicara apa dengan dia?" tanya Adrian dengan wajah serius dan mata yang terbuka lebar. Wajahnya terlihat begitu marah sampai memerah."Aku tidak bicara apa pun," jawab Greesel."Lalu kenapa mendekatinya. Aku menyuruh kamu untuk mengambil minum dan bukan bertemu dengannya!" tegas Adrian."Maafkan aku..." lirih Greesel dengan menunduk yang lebih baiknya minta maaf langsung daripada harus mencari pembelaan yang membuat Adrian semakin marah. "Maaf! maaf kamu akan menjadi kebiasaan dan seterusnya kamu akan terus mencari kesempatan untuk berbicara dengannya dan aku tidak tahu sebenarnya apa yang ingin kamu cari tahu dari dia," ucap Adrian dengan kesal."Kamu khawatir jika a
Ternyata pembicaraan Eyang dan Elang yang di dengarkan Greesel."Jadi Elang tidak memberitahu kepada Eyang tentang hubungan kami. Apa maksud dia tidak mengatakan seperti itu," gumam Greesel yang cukup bingung.Greesel yang melihat Eyang yang bergerak membuat Greesel yang langsung buru-buru bersembunyi yang hampir saja ketahuan oleh Eyang yang keluar dari ruangan itu. Greesel menghela nafas yang memegang dadanya yang merasa lega yang tidak ketahuannya."Untung saja Eyang tidak menyadari keberadaanku. Jika dia tahu, aku tidak tahu harus menjelaskan apa kepada Eyang dan mungkin saja Eyang akan salah paham," gumam Greesel yang masih mengatur nafas yang cukup lega.Greesel yang melihat ke arah ruangan Eyang dengan tiba-tiba dia terkejut yang ternyata Elang sudah berdiri di depan ruangan itu dengan kedua tangan yang dilipat di dada dan satu alisnya yang terangkat."Kau seperti melihat hantu saja," ucap Elang."Ti--tidak. Aku tidak....""Kau sedang menguping!" tebak Elang.Greesel dengan ce
"Sekarang sebaiknya kita masuk!" ajak Adrian.Greesel menahan tangan suaminya."Ada apa Greesel?" tanya Adrian."Kamu benar-benar akan melakukan semua ini?"tanya Greesel."Dari pada kamu tidak tenang dan begitu juga dengan aku. Maka aku akan mencari waktu untuk membicarakan semua ini dengan Eyang. Aku yang memulai semua ini dan aku juga yang akan mengakhirinya. Kamu jangan khawatir semua akan baik-baik saja," ucap Adrian meyakinkan Greesel.Greesel tetap saja memperlihatkan wajah murung. Adrian membuang nafas perlahan ke depan dan kemudian memeluk istrinya itu. "Greesel biarkan aku bertanggung jawab untuk semua ini. Aku sekarang punya kewajiban untuk membuat kamu bahagia. Pelan-pelan semua rahasia akan terbongkar. Jadi aku mohon kepada kamu untuk memberiku kesempatan menyelesaikan satu persatu," ucap Adrian.Greesel melonggarkan pelukan itu yang mengangkat kepalanya melihat ke arah Andrian."Kamu mau memberikan kesempatan kepadaku?" tanya Adrian memastikan."Aku percaya pada kamu dan