Home / Rumah Tangga / Istri 3 Miliar Sang Pewaris / Episode 8 Apa Status Sosial Kami Tidak Se jajar.

Share

Episode 8 Apa Status Sosial Kami Tidak Se jajar.

Author: Ainuncepenis
last update Last Updated: 2024-08-19 17:18:17

Sampai akhirnya Greesel memasuki rumah mewah dan luas tersebut. Kepalanya tidak hentinya berkeliling. Harus mengakui takjub dengan kediaman Adrian yang memang seperti istana.

"Silahkan, tuan!" langkah Adrian berhenti di dekat meja makan.

Di sana terlihat Eyang besar dan juga seorang pemuda yang sebaya dengan Adrian.

"Kalian baru sampai?" sapa Eyang.

"Iya!" sahut Adrian datar dan menghampiri meja makan. Mata pria yang duduk di samping Eyang melihat genggaman tangan Adrian dan Greesel.

"Ayo! kita sarapan bersama," sahut Eyang. Pelayan itu yang sudah meninggalkan tempat tersebut.

"Kami tadi sudah sarapan," jawab Adrian yang sepertinya sangat malas bergabung.

'Kenapa tuan Adrian berbohong. Kapan aku sarapan bersama dia,'batin Greesel bingung. Mungkin juga perutnya yang lapar. Karena saat pesta pernikahan dia juga tidak makan dan di tambah lagi dengan tadi pagi yang juga belum memakan apapun.

"Tapi tidak ada salahnya. Kamu dan istri kamu sarapan untuk pertama kali di rumah ini," tegas Eyang. Adrian sepertinya tidak suka jika bergabung dengan pria itu.

"Benar apa yang di katakan Eyang. Kalian berdua jangan terlihat sungkan seperti itu," pria itu baru mengeluarkan suara yang membuat tatapan Adrian melihat serius ke arah pria yang tersenyum itu.

"Duduklah!" titah Eyang.

Mau tidak mau Adrian duduk dan Greesel hanya mengikut saja juga duduk. Sukur-sukur dia memang bisa sarapan agar perutnya tidak keroncong.

Mata Greesel melihat meja makan. Sarapan orang kaya pada umumnya yang penuh dengan jenis roti dan selai dan juga banyak jenis sereal. Tidak seperti Greesel kalau sarapan nasi goreng saja.

"Greesel kamu mau sarapan apa?" tanya Eyang.

Greesel terdiam walau perutnya sangat lapar, tetapi dia sangat sungkan dan juga takut dengan Adrian yang berada di sampingnya yang seperti memperhatikan dirinya sejak tadi.

"Kamu mau coba roti ini?" Eyang yang sangat pengertian langsung meletakkan di atas piring Greesel.

"Sarapanlah!" titah Eyang.

"I-iya Eyang," sahut Greesel dengan gugup.

Sebelum menyentuh roti itu, Greesel memperhatikan bagaimana Eyang dan juga Elang sepupu Adrian yang sarapan dengan elegan dan seperti orang-orang kaya pada umumnya. Hanya makan roti saja harus menggunakan garpu dan pisau tidak langsung di lahap begitu saja.

Elang ternyata memperhatikan gerak-gerik Greesel yang seperti orang Linglung dengan kebingungan.

"Apa kau tidak bisa makan menggunakan pisau?" tanya Elang to the point yang membuat Adrian langsung melihat ke arah Elang.

"Atau kau tidak pernah melihat roti seperti ini?" lanjut Elang dengan pertanyaan yang menyudutkan Greesel yang terkesan sangat meremehkan.

"Bukankah kau bekerja sebagai pelayan hotel di Grand Hotel, seharusnya walau tidak pernah memakannya, bukankah kau pasti sering melihatnya. Karena di hotel mewah milik keluarga ini disediakan makanan seperti ini dan seharusnya itu tidak asing bagimu,"lanjut Elang yang benar-benar meremehkan Greesel.

Greesel tertunduk yang tidak tahu harus menjawab apa dan mungkin benar apa yang dikatakan Elang. Dia bahkan menyadari seharusnya menolak untuk sarapan agar tidak mempermalukan dirinya. Karena Adrian saja sejak tadi menolak dan hanya duduk tanpa makan.

"Elang jaga bicara kamu!" tegur Eyang.

Elang mendengus tersenyum yang melihat ke arah Adrian. Adrian sejak tadi hanya diam tetapi ekspresi wajah itu sangat ingin menerkam Elang.

"Tolong layani dia!" titah Eyang pada pelayan yang berjejer di dekat meja makan.

"Baik Nyonya," sahut salah satu pelayan itu.

"Tidak usah, saya tidak sarapan. Perut saya tidak enak," tolak Greesel tiba-tiba.

"Sarapan sudah berada di atas piringmu dan sekarang kau menolaknya. Apa kau ingin menyia-nyiakan makanan?" penolakan yang diberikan Greesel semakin menjadikan senjata untuk Elang semakin merendahkan istri dari sepupunya itu.

"Apa kau harus memaksa orang lain untuk makan!" barulah Adrian berbicara dengan nada terdengar sangat berat.

"Aku tidak memaksa dia untuk makan dan bukankah seharusnya dia menolak sejak tadi jika tidak ingin makan," sahut Elang.

"Sudah-sudah hentikan. Apa-apaan kalian ini yang malah adu mulut. Elang Apa kamu tidak bisa diam!" tegas Eyang yang menegur kedua cucunya itu.

Elang mengangkat kedua bahu dan kembali melanjutkan sarapan yang tertunda.

"Kamu sakit apa Greesel?" tanya Eyang yang tampak khawatir.

"Perut saya nyeri. Karena sedang....."

"Greesel kurang enak badan dan tidak selera untuk makan," sahut Adrian melanjutkan kalimat tersebut.

"Bukannya dia barusan mengatakan perutnya yang sakit," sahut Elang

"Aku tidak harus menjelaskan secara rinci apa yang terjadi pada dia," sahut Adrian sinis.

"Baiklah kalau begitu. Jika kamu membutuhkan Dokter. Kamu bisa langsung berbicara pada Eyang," ucap Eyang.

Greesel menganggukan kepala dan kembali menunduk yang tidak berani menatap orang-orang yang ada di meja makan itu.

"Langsung saja untuk apa Eyang memanggil kami kemari?" tanya Adrian yang sejak tadi sudah muak dengan situasi itu, dia justru ingin pergi cepat-cepat.

"Maaf jika Eyang sudah mengganggu waktu kalian berdua," sahut Eyang.

"Adrian kamu dan Greesel sudah menikah dan Eyang ingin kamu dan Greesel tinggal di rumah ini," tegas Eyang yang membuat Adrian terkejut dengan mata yang membulat sempurna.

"Apa kata Eyang?" tanya Adrian dengan wajah kaget. Adrian sangat berharap jika dia salah dengar.

"Kamu dan Greesel harus tinggal di rumah ini!" tegas Eyang sekali lagi.

"Kenapa kami harus tinggal di rumah ini. Eyang aku memiliki rumah dan aku akan tinggal di rumahku bersama dengan Greesel!" protes Adrian.

Sesuai dengan kontrak yang sudah dituliskan jika mereka hanya perlu tinggal satu malam saja dan setelah itu Greesel akan kembali ke rumahnya dan mereka berdua tidak akan terikat hubungan apa-apa. Jadi jelas apa yang dikatakan Eyang membuat Adrian begitu terkejut. Karena itu sama saja menghancurkan semua rencananya.

"Tapi Eyang ingin kalian berdua tinggal di sini dan Eyang tidak ingin ada protes sama sekali dan termasuk kamu. Rumah ini begitu luas dan kamu sudah menikah. Jadi biarkan cucu menantu Eyang dan kamu sendiri untuk tinggal di rumah ini!" ucap Eyang menegaskan dan tidak ada tawar-menawar.

"Greesel kamu sudah menjadi istri dari Adrian. Jadi kamu harus mengikuti suami kamu. Kamu akan tinggal di sini," tegas Eyang.

Greesel mengangkat kepala dan tidak tahu harus menjawab apa. Dia saja hanya dikendalikan Adrian.

'Apa yang harus aku katakan. Tuan Adrian mengatakan kami akan tinggal berpisah setelah kami menikah dan bagaimana mungkin aku bisa tinggal bersama dengan tuan Adrian dan terlebih lagi tinggal bersama Eyang dan sementara aku juga masih punya keluarga. Aku juga belum menceritakan apa-apa kepada Ibu,' batin Greesel dengan penuh kebingungan. Dia juga terlihat sangat gelisah.

'Sial. Bagaimana ini. Aku tidak mungkin selamanya bersama dia. Belum sampai 24 jam saja aku sudah frustasi. Kenapa justru jalan pernikahan ini malah membuat masalah semakin banyak,' umpat Adrian di dalam hati.

"Apa kalian berdua masih ingin protes?" tanya Eyang yang bergantian melihat Adrian dan Greesel.

Mata Adrian melihat ke arah Elang yang sejak tadi ternyata memperhatikan ekspresi Adrian. Adrian yang merasa diawasi laki-laki itu.

"Baiklah jika itu yang Eyang inginkan, aku akan tinggal di sini bersama dengan Greesel!" tegas Adrian memutuskan.

Greesel terkejut dengan pernyataan yang diberikan Adrian dan semua itu di luar dari kontrak pernikahan mereka berdua. Mulut Greesel yang bergetar ingin sekali bertanya kenapa Adrian menyetujui hal itu tetapi tidak ada keberanian sama sekali untuk berbicara diantara orang-orang itu.

"Bagus Kalau begitu. Eyang akan menyiapkan kamar untuk kalian berdua," sahut Eyang yang terlihat begitu bahagia.

Bersambung

Related chapters

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Episode 9 Penjelasan.

    Greesel dan Adrian yang sudah berada di dalam kamar yang disiapkan oleh Eyang. Kamar yang begitu sangat luas dengan tempat tidur king size lemari yang panjang berwarna putih ditambah lagi dengan furniture mewah yang berada di dalam kamar itu dari sofa, televisi, dan yang lainnya. Tidak seperti ruang rumah Adrian saat pertama kali Greesel masuk, yang mana Greesel masih punya kesempatan untuk melihat di sekitarnya, tetapi sekarang justru dia tertunduk berdiri di depan Adrian dengan kedua tangannya yang saling mengatup dengan memencet jarinya. "S-saya benar-benar minta maaf, tuan! dengan apa yang sudah saya lakukan di meja makan tadi," ucapnya terbata. Dia sangat menyadari kesalahan yang sudah membuat malu Adrian. Untung saja Adrian jujur dengan asal usul Greesel. Jadi tidak ada yang harus diperbaiki dan pasti Eyang mengerti. "Kau seharusnya bisa menempatkan dirimu dan jangan membawa tabiatmu ke rumah ini!" tegas Adrian. "Maafkan saya tuan!" Greesel kembali mengucapkan kata maaf

    Last Updated : 2024-08-20
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 10 Kaget.

    Setelah membeli roti itu. Greesel yang kembali menghampiri Ibunya yang masih menunggu di luar. "Maaf Greesel lama, Bu!" ucap Greesel. "Tidak apa-apa, Nduk," sahut Asti. "Ini Ibu makan dulu," ucap Greesel yang memberikan roti itu. Asti mengangguk kepala. Wajah Asti masih terlihat tidak tenang yang pasti masih kepikiran dengan pernikahan yang dikatakan Greesel. "Ibu kenapa tidak di makan?" tanya Greesel yang melihat makanan itu tidak di sentuh sama sekali. "Kamu makanlah, Ibu tidak lapar," jawab Asti. "Ada apa, Bu? apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran Ibu?" tanya Greesel. "Ibu hanya khawatir dengan kamu, Ibu tahu. Jika kamu tidak bahagia dengan pernikahanku," ucap Asti. Firasat seorang Ibu memang pasti akan ada ada. Perasannya yang tidak tenang, walau Greesel yang sudah berusaha untuk meyakinkan Asti. "Ibu, harus percaya pada Greesel dan semua akan baik-baik saja. Ibu tidak perlu mengkhawatirkan apapun!" ucap Greesel yang terus meyakinkan. Asti tersenyum dengan meme

    Last Updated : 2024-08-20
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 11 Keputusan Eyang

    Greesel dan Adrian yang sudah kembali di rumah Eyang. Mereka berdua yang memasuki kamar. "Aku akan tidur di ranjang dan kamu di sofa!" tegas Adrian yang langsung menentukan peraturan. Mata Greesel melihat sofa berwarna navy itu. Untuk sofa itu bisa di stel menjadi tempat tidur. Jadi pasti nyaman untuk Greesel. Sofa orang kaya jauh lebih empuk dari pada ranjang di rumahnya "Kau keberatan?" tanya Adrian. "Tidak!" Greesel menjawab dengan cepat sembari menggelengkan kepala. "Aku bahkan tidak mengatakan apa-apa sama sekali," jawab Greesel. "Bagus kalau begitu. Kau memang harus tahu diri dan tahu tempatmu di mana!" tegas Adrian. Greesel hanya mengangguk. "Siap-siaplah! Eyang menunggu kita makan malam!" tegas Adrian yang hendak pergi. "Tunggu sebentar!" Greesel menahan tangan Adrian dan langsung dengan cepat melepasnya yang merasa terlalu lancang. "Aku belum mengambil pakaianku di rumah! kapan aku bisa mengambil pakaianku?" tanya Greesel. "Kau tidak perlu membawa pakaian kotor dan

    Last Updated : 2024-08-21
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 12 Jabatan Baru.

    Adrian berada di dalam kamar yang berdiri di belakang Greesel yang duduk di sofa. Entah apa yang dilakukan Adrian di belakangnya yang terlihat menghubungi seseorang. "Baiklah! aku akan mengatur jadwalnya!" hanya kata itu yang diucapkan Adrian yang terdengar di telinga Greesel. Lalu Adrian mematikan telepon tersebut yang melihat ke arah Greesel yang masih tetap diam dan tidak mengatakan apa-apa. "Kau ikuti semua apa kata Eyang. Jika Eyang menyuruhmu untuk tetap bekerja di Hotel dengan posisi yang Eyang berikan maka terimalah!" tegas Adrian. Greesel hanya menganggukkan kepala. "Sebelum berangkat ke hotel Kau harus bertemu dengan seseorang yang setelah itu baru bekerja!" kata-kata Adrian membuat Greesel menoleh ke arah Adrian. "Se-seorang siapa?" tanya Greesel bingung. "Aku sudah membuat janji dengan salah satu guru yang akan mengajarimu, cara berbicara, cara makan, cara berpenampilan yang layak dan pantas untuk menjadi istriku dan tidak membuatku malu," jawab Adrian. "Maksudnya? a

    Last Updated : 2024-08-22
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 13

    Pengumuman yang diberikan Eyang cukup mengejutkan semua staf yang termasuk Gracia. Apalagi sebelumnya Adrian tidak mengatakan apa-apa pada dia."Baiklah Saya rasa cukup itu saja yang saya sampaikan pagi hari ini. Saya tidak ingin mengganggu pekerjaan kalian dan kalian boleh kembali bekerja ke tempat masing-masing!" tegas Eyang.Para staf hotel menganggukan kepala dan mulai berbubaran satu persatu. "Greesel Eyang pulang dulu. Kamu sudah mendapatkan pekerjaan kamu dan orang-orang sudah tahu apa tugas kamu. Jadi kamu bisa tanyakan pada manajer pelayan sebelumnya apa saja yang harus kamu pegang dan kamu bisa lanjutkan pekerjaan dia," ucap Eyang."Baik Eyang," sahut Greesel dengan menundukkan kepala. "Kalau begitu selamat untuk bekerja di hari pertama kamu dengan posisi yang baru. Semoga kamu nyaman dengan posisi ini dan kamu bisa semakin berkembang," Eyang dengan tulus yang selalu memberikan semangat untuk Greesel."Makasih Eyang," Greesel hanya menunduk. Eyang tersenyum yang memegang p

    Last Updated : 2024-08-22
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 14 Pertengkaran.

    Greesel tadi tetap pada posisinya yang tetap menunduk dan berdiri di tempatnya dengan jari-jari yang saling memencet. "Aku katakan kepadamu Gracia. Aku tidak pernah mengurus pernikahan ini dan semua Eyang yang mengurus pernikahan ini. Aku menolak juga bahkan tidak bisa!" tegas Adrian dengan suara penuh dengan penekanan. "Kalian berdua sekarang benar-benar kompak ya. Jawaban kalian berdua sama yang tidak bisa menolak apa kata Eyang. Lalu Mau sampai kapan kalian berdua akan terus menuruti semua kemauan Eyang!" tegas Gracia yang bergantian melihat pasangan suami istri itu yang semakin emosi. "Apa maksud mu? Kenapa sekarang kau malah marah-marah seperti ini?" karena kata-kata Gracia membuat Adrian juga tersulut emosi. "Bagaimana aku tidak marah. Jika kamu sangat santai menghadapi semua ini, kamu mengatakan tidak bisa menolak permintaan Eyang. Karena pernikahan yang kamu adakan begitu mewah dan semua orang sekarang tahu jika kamu sudah menikah dengan Greesel dan karena pernikahan

    Last Updated : 2024-08-23
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 15 Shoping Dengan Suami.

    Greesel melakukan les di hari pertamanya dengan guru yang sudah disediakan Adrian guru yang sudah di sediakan Adrian. Guru wanita yang sekitar berusia 30 tahunan itu yang memakai kacamata terlihat elegan dari segi penampilan dan juga pembawaan tubuhnya. Dia benar-benar mengajari Greesel dengan telaten, dari cara berbicara dengan posisi duduk yang tepat, dari cara berjalan, cara berpakaian dan terutama cara makan dengan peralatan sendok yang jenisnya begitu banyak. Greesel mengalami sedikit kesulitan dalam menjalani pelajaran yang menurutnya sangat aneh itu. Dia pikir Dia sudah menjadi wanita anggun selama ini, tetapi ternyata masih sangat jauh dan belum ada apa-apanya. Walau Greesel tidak terlalu menyukai pelajaran itu, tetapi dia berusaha untuk profesional dan mengikuti tahap demi tahap. Sementara Adrian yang memang tidak menemani Greesel dan hanya mengantarkan saja. Jadi pembelajaran itu terbilang sangat privat bersama dengan guru tersebut. "Kamu memotong dengan cara sepert

    Last Updated : 2024-08-24
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 16 Penolakan.

    Bukan hanya berbelanja pakaian saja, Adrian juga membawa Greesel untuk membeli sepatu, beli tas dan juga membeli make up. Jika Greesel disuruh memilih. Maka Greesel akan bingung dan tetap mengeluarkan kata yang sama membuat Adrian yang terpaksa harus memilih untuk Greesel. Jadi mau tidak mau Greesel menurut saja.Mereka cukup menghabiskan waktu beberapa jam di Mall dengan belanjaan yang begitu banyak yang memenuhi bagasi mobil dan juga jok belakang. Uang Adrian yang membeli semua itu dan Greesel tidak bisa protes apa-apa sama sekali.Setelah selesai berbelanja Greesel dan Adrian kembali pulang. Mereka yang sampai rumah yang langsung di sambut pelayan dengan buru-buru yang mengeluarkan belanjaan Adrian dan membawa masuk ke dalam rumah. Greesel dan Adrian juga memasuki rumah dan berpapasan dengan Elang. Mata Elang melihat pelayan itu yang mondar-mandir masuk rumah sampai kepalanya membelok. "Wau apa ada yang sedang mendapatkan jackpot berhadiah," ucap Elang dengan nada mengejek."Apa

    Last Updated : 2024-08-25

Latest chapter

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 625

    Karena hubungan Gracia dan Elang yang akhirnya membaik yang sekarang mereka berdua berada di dalam mobil dengan Elang yang menyetir.Elang beberapa kali terus saja curi-curi pandang pada gadis di sebelahnya itu yang takut saja kalau gadis itu tiba-tiba menghilang. Sementara Gracia yang tampak cuek saja. Elang yang tiba-tiba saja sudah menggenggam tangan Gracia membuat Gracia menoleh. Elang tersenyum dan mencium punggung tangan tersebut yang meletakkan di atas pahanya. Gracia respon dengan baik yang tersenyum dengan tingkah Elang yang sepertinya sangat bucin."Kamu sebenarnya ingin membawaku ke mana?" tanya Gracia."Kerumahku," jawab Elang."Untuk apa?" tanya Gracia dengan dahi mengkerut. "Aku ingin membawa kamu kepada Eyang dan akan meminta Eyang untuk menikahkan kita berdua," jawab Elang."Secepat itu?" tanya Gracia yang cukup kaget. "Memang kenapa? apa tidak boleh melakukan hal itu dan kamu masih ragu menikah denganku?" tanya Elang."Bukan seperti itu. Aku hanya merasa kalau Eyan

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 164

    "Jadi jangn lagi terus membahas masalah ini dengan Elang. Dia tidak tahu apa-apa!" tegas Gracia yang membuat Adrian yang langsung terdiam."Pergi cari istrimu dan jangan kebiasaan main tangan!" ucapnya dengan kesal yang Benar-benar sangat muak dengan Adrian.Adrian yang tidak berbicara apapun langsung pergi dari hadapan Gracia dan sebelum itu dia melihatnya Elang terlebih dahulu.Gracia yang terlihat membuang nafas perlahan ke depan dan langsung menghampiri Elang."Kamu tidak apa-apa?" tanya Gracia dengan wajahnya yang terlihat sangat panik."Pergi begitu saja dan tidak meminta maaf terlebih dahulu. Seenaknya memukulku," kesal Elang."Sudahlah! kamu jangan membahas dia lagi," ucap Gracia yang akhirnya membantu Elang berdiri.Gracia dan Elang yang akhirnya duduk di salah satu bangku yang ada di dekat hotel. Gracia yang mengobati Elang."Apa masih sakit?" tanya Gracia yang membuat Elang menggelengkan kepala."Kamu kembali?" tanya Elang."Aku ada urusan," jawab Gracia."Jadi Greesel meny

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 163

    Adrian hari ini ke hotel karena ada pekerjaan yang harus dia laksanakan. Karena Greesel memilih pergi dari rumah dan akhirnya acara yang sudah disiapkan Eyang tidak terjadi. Eyang tidak bisa melakukan apa-apa karena bukan lagi masalah pernikahan palsu yang direncanakan Adrian dan Greesel.Ini sudah menjadi urusan Greesel atas masa lalu kematian ayahnya yang melibatkan Adrian. Eyang sudah tidak memikirkan bagaimana rasa kecewanya telah ditipu oleh wanita yang sudah dianggap sebagai cucu sendiri.Dia hanya memberikan semangat kepada Adrian untuk menyelesaikan masalahnya dan dia juga berharap agar Greesel bisa kembali ke rumah dan berbicara dengannya. Tetapi apapun yang dilakukan Adrian ternyata tidak membuahkan hasil. Bahkan dia sudah pernah mencoba datang beberapa kali ke rumah Greesel dan Greesel yang tidak membiarkan dirinya untuk bertemu dengan suaminya. Asti juga tidak bisa melakukan apa-apa dan membiarkan Greesel dan Adrian yang menyelesaikan semua masalah mereka yang terpenting

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 162

    Greesel yang sudah berada di rumah Asti dengan Greesel yang berada di atas sofa dengan kepalanya yang di pangkuan Asti. Asti mengusap-usap rambut Greesel yang mencoba untuk menenangkan Greesel yang berbaring di pangkuannya."Ibu tahu apa yang kamu rasakan sayang. Ini memang sangat tidak mudah. Tetapi semua ini sudah menjadi takdir. Tidak ada yang bisa mengubahnya," ucap Asti yang mencoba untuk membuat pengertian."Sejak tadi Greesel menceritakan apa yang terjadi. Ibu tidak bereaksi apapun dan bahkan tidak kaget. Apa jangan-jangan sebenarnya Ibu sudah mengetahui semua ini?" tanya Greesel memastikan."Ibu memang mengetahui apa kaitan Adrian dengan kematian Papa kamu. Saat itu Mama juga kaget dan berpura-pura untuk tidak mengetahuinya. Ibu mencoba mencari tahu dan sepenuhnya bukanlah kesalahan Adrian," jawab Asti."Bagaimana mungkin ini bukan kesalahan dia. Dia seorang bos yang memiliki pendidikan. Dia seharusnya bisa melihat di sekelilingnya, jangan mengambil keputusan atau bertindak de

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 161

    Greesel yang tidak mengatakan apa-apa lagi yang kembali memasukkan pakaian itu ke dalam koper dan bahkan dia sudah selesai melakukannya dan merasa dengan cepat dan menurunkan dari atas ranjang. "Greesel!" Adrian menghentikan istrinya saat ingin pergi. "Kita bisa membicarakan semua ini, aku bisa menjelaskan semua kepada kamu. Aku mohon beri aku kesempatan!" ucap Adrian."Tidak ada kesempatan untuk orang yang sudah menghancurkan hidupku. Kamu adalah laki-laki manipulatif yang pernah aku kenal. Kamu sangat jahat Adrian!" tegas Greesel yang langsung menjatuhkan tangan Adrian begitu saja dan Greesel yang langsung pergi "Greesel tunggu!" Adrian yang tidak mungkin membiarkan Greesel dan langsung menyusul dengan Greesel yang bersusah payah membawa kopernya menuruni anak tangga. "Greesel! aku tidak akan membiarkan kamu pergi kemanapun!" tegas Adrian yang menghalangi jalan Greesel yang sudah berada di bawah anak tangga dengan kedua tangannya yang merentang. "Kamu minggir dari hadapanku sek

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 160

    Greesel yang mencoba untuk menenangkan diri dengan mengatur nafas yang menuruni anak tangga. Greesel melihat ruangan tamu yang luas itu yang sudah siap untuk acara besok. "Semuanya hanya sandiwara. Ini semua hanya topeng dan sama dengan dia yang penuh dengan topeng dan kepalsuan. Dia menipuku," ucap Greesel yang merasa begitu sakit hati."Aku benci semua ini," ucapnya."Nona Greesel!" tegur asisten rumah tangga yang muncul dari belakangnya hal itu membuat Greesel yang langsung mengusap air matanya."Ada apa?" tanya Greesel yang sudah berbalik badan. "Nyonya Ambar berpesan untuk Nona tidur lebih awal. Karena besok acaranya akan di adakan pagi-pagi sekali," ucap Bibi."Lalu Eyang di mana?" tanya Greesel."Nyonya Ambar mengunjungi temannya yang di dekat sini untuk mengundang agar datang ke acara besok," jawab Bibi."Baiklah Nona. Kalau begitu saya kembali bersih-bersih dulu. Saya hanya ingin menyampaikan itu saja," ucap Bibi."Iya," sahut Greesel.**Adrian yang keluar dari kamar mandi

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 159

    Greesel yang terdiam terpaku mendengar semua itu. Tubuhnya yang bergetar dengan semua kenyataan itu."Jangan ketakutan seperti ini Adrian. Aku sama sekali tidak memiliki urusan itu kepadamu!" tegas Elang yang langsung melepaskan tangan William dari leher William."Jangan bertingkah seperti ini lagi!" tegas Elang yang langsung pergi memasuki mobilnya.Adrian yang masih terlihat begitu kesal dengan wajahnya yang tampak marah. Adrian yang melihat ke arah pintu rumah yang merasa ada yang memperhatikannya dan ternyata tidak ada orang sama sekali di sana. Ternyata Greesel yang sudah bersembunyi di balik tembok dengan air matanya yang jatuh.Nafasnya naik turun yang tidak percaya dengan apa yang telah dia dengar dengan uraian air mata yang jatuh itu.Greesel memegang tangannya dan mata yang terpejam dengan perasaan yang tidak bisa di jelaskan dengan semua yang terjadi.'Kenapa aku merasa ada orang di sana?' batin William yang terus menatap ke arah tembok.**Krrekkk pintu kamar yang di buka

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 158

    "Kamu tidak mendengarkanku?" tanya Adrian yang menunggu respon istrinya itu."Greesel kamu jangan cemburu hanya karena Anatasya menelponku dan bukankah aku sudah menjelaskan alasannya," bujuk Adrian."Tidak! siapa juga yang cemburu. Siapa juga yang marah," sahut Greesel dengan wajah ketusnya."Lalu apa ini? ekspresi wajah apa ini hah! apa ini namanya tidak cemburu?" tanya Adrian yang memegang dagu istrinya. "Issss apaan sih," kesal Greesel yang menepis tangan suaminya itu. "Jadi benar ini tidak cemburu namanya?" tanya Adrian."Kamu sih, mengangkat telepon wanita lain di depan istri. Mana ada istri yang tidak marah dan kalau dia tidak marah itu baru namanya aneh!" tegas Greesel."Bukankah tadi kamu menyuruhku untuk mengangkatnya?""Kalau disuruh berarti tidak dan bukan malah melakukannya!" tegas Greesel."Jadi benar kata orang-orang, kalau wanita mengiyakan berarti itu tandanya larangan. Huhhhhh, sangat merepotkan sekali, Kenapa banyak sekali PR sebagai laki-laki yang harus memahami

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 157

    Dari kejauhan Adrian yang melihat Elang dan Greesel yang mengobrol dan terlihat begitu serius. "Apa lagi yang dia bicarakan dengan Greesel? kenapa dia selalu saja membuatku marah dan seolah ingin menantangku. Apa tidak bisa dia tidak mengganggu hubunganku dengan Greesel," batin Adrian dengan kesal.Greesel yang melihat ke arah pintu dan sudah melihat suaminya berdiri di sana dengan memperlihatkan ekspresi yang sangat datar. Greesel menelan salivanya melihat hal itu.Tanpa mengatakan apapun kepada Elang yang membuat Greesel langsung pergi dari hadapan Elang yang menghampiri Adrian. Elang juga melihat ke arah tersebut. Elang menghela nafas melihat ekspresi Adrian yang sudah dapat dipastikan salah paham padanya. Elang yang tidak mengatakan apapun langsung pergi yang tidak ingin mencari gara-gara lebih lagi dengan Adrian.Greesel menghampiri suaminya itu."Kamu sudah pulang?" tanya Greesel tersenyum yang menutupi rasa panik di wajahnya, dia tahu Adrian begitu sangat cemburu jika dia be

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status