Share

Bab 2 Bertemu Adrian.

Penulis: Ainuncepenis
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-31 12:25:25

"Jika memang saya bisa mendapatkan uang untuk biaya operasi adik saya dengan pekerjaan yang Ibu berikan, maka saya akan bersedia melakukannya," ucap Greesel sembari melepas tangan Gracia.

"Baiklah,” ujar Gracia sambil tersenyum tipis. “Kalau begitu kamu ikut saya sekarang.”

Greesel menganggukkan kepala tanpa banyak tanya dan mengikuti wanita yang sudah berjalan terlebih dahulu itu.

Greesel dibawa ke salah satu salon dan butik mewah. Tanpa buang-buang waktu, gadis itu langsung didandani sesuai perintah Gracia, sementara ia duduk di sofa dengan kakinya yang menyilang sembari membaca majalah.

Mata Greesel melihat wanita yang baru saja memberikan bantuan itu kepadanya dari bayangan cermin.

"Aku tidak tahu kenapa Bu Gracia memberikan pekerjaan ini kepadaku. Tetapi aku memang tidak punya pilihan lain," batin Greesel yang terlihat begitu pasrah.

"Sudah selesai Nona!" ucap wanita yang sejak tadi menata rambutnya. Gracia yang juga mendengar hal itu langsung melihat ke arah Greesel yang berdiri dari tempat duduknya.

Gracia hanya mengangguk sekilas melihat penampilan Greesel yang sangat berbeda. Seolah wanita kucel yang tadi dibawanya bukan orang yang sama yang berdiri di hadapannya sekarang.

 Greesel tampak cantik menggunakan dress hitam di bawah mata kaki dengan lengan yang diberi organza. Tidak lupa dengan heels tinggi dan gaya rambut yang sangat cocok dengan dress yang digunakannya.

Tak lama kemudian, Greesel dibawa ke salah satu gedung apartemen mewah di tengah kota. Keduanya tiba di depan sebuah unit yang pintunya tertutup rapat.

Tangan Gracia sejak tadi menekan bel sementara Greesel terlihat sangat gugup berdiri di samping wanita yang juga memiliki jabatan cukup tinggi di tempat dia bekerja.

Tidak lama, pintu itu terbuka dan memperlihatkan seorang pria tampan dengan tubuh tegap, berkulit putih, yang menunjukkan aura dingin tetapi sangat berkarismatik. Siapapun yang melihatnya pasti akan langsung terpikat.

Mata indah seperti lautan dalam itu melihat ke arah Gracia yang sekarang tersenyum kepadanya. Lalu, tatapan mata itu berpindah kepada wanita di samping Gracia yang sejak tadi melihat ke lantai. Dia sama sekali tidak berani menatap atasannya itu yang sekali-kali berpapasan di Hotel.

"Sayang!" sapa Gracia yang langsung memeluk pria itu dan tidak lupa cipika-cipiki.

"Siapa dia?" suara itu terdengar sangat berat namun begitu mendebarkan hati.

"Kita masuk dulu!" jawab Gracia.

Adrian Brawijaya bergeser mempersilahkan Gracia memasuki apartemen mewah tersebut. Greesel mengikuti di belakangnya.

Adrian menutup pintu dan sekarang berhadapan dengan dua wanita itu. Ruangan di dalam apartemen itu terlihat sangat luas dengan furniture yang mewah yang pasti dari desain terkenal. Namun, Greesel sama sekali tidak mengangkat kepala untuk mengagumi isi ruangan itu.

"Siapa dia?"

Greesel mendengar Adrian kembali bertanya.

"Dia salah satu karyawan di hotel, bagian bersih-bersih," jawab Gracia dengan singkat.

"Aku tidak membutuhkan pelayan baru di apartemen ini, Gracia. Untuk apa kamu membawa dia ke tempat ini?" tanya Adrian heran.

Padahal, jika dilihat dari penampilan Greesel yang sudah begitu menarik, tidak akan ada yang mengira ia adalah seorang pelayan. Lagipula, mana mungkin Gracia membawa pelayan baru ke tempat itu dengan pakaian elegan seperti ini.

"Aku membawa dia ke sini bukan untuk itu," sahut Gracia.

"Lalu untuk apa?" tanya Adrian.

"Untuk kamu nikahi," jawab Gracia.

Hal itu sangat mengejutkan Adrian. Sepasang matanya langsung menyorot tajam Gracia. Sedangkan Greesel sama sekali tak berani menatap bos besarnya itu.

"Apa katamu?!" pekik Adrian tak percaya. "Kamu gila!"

Gracia lantas menghampiri Adrian dan menarik tangannya agar sedikit menjauh dari Greesel.

Greesel mengangkat sedikit kepalanya dan melirik pasangan yang tengah bersitegang itu dari jarak yang tak begitu jauh dari tempatnya duduk.

"Kenapa Pak Adrian begitu terkejut? Jangan-jangan dia tidak tahu hal ini?’ batin Greesel bertanya-tanya kebingungan. Ia menjadi cemas, apalagi saat melihat ekspresi mengeras di wajah pria tampan itu.

"Apa-apaan kamu!" pekik Adrian melepaskan kasar tangan Gracia.

"Sayang kamu dengarkan aku dulu," ucap Gracia berusaha menjelaskan.

"Apa yang harus aku dengarkan?! Kamu sudah tidak waras!" ujar Adrian sambil melihat ke arah Greesel yang masih tetap diam pada tempatnya.

"Sayang, bukankah kamu harus segera memiliki seorang anak agar kamu bisa mendapatkan hak waris dari Eyang? Ini cara satu-satunya agar kamu bisa memiliki anak dengan menikahi wanita yang aku bawa," jelas Gracia lagi.

Wajah Adrian mengeras. "Aku memang membutuhkan anak sesuai dengan apa yang dikatakan Eyang. Tapi yang harusnya aku nikahi itu kamu, bukan orang lain, apalagi seorang pelayan seperti ini!"

"Tapi aku tidak mungkin menikah dengan kamu!" sahut Gracia.

"Kenapa tidak mungkin?!" suara Adrian terdengar meninggi.

Greesel yang sejak tadi mendengar samar-samar jadi ikut tersentak kaget. Wajah pria tampan berkulit putih itu tampak memerah, memperlihatkan aura kemarahan yang sangat besar. Rahang kokohnya mengeras, membuat urat lehernya tampak menonjol.

Greesel menelan ludah. Ia langsung menundukkan kepalanya saat tak sengaja bertatapan dengan Adrian yang menatapnya tajam.

Pria itu menyergah napas kasar, berusaha mengendalikan diri.

Perasaan Greesel menjadi tidak tenang dan takut. Selain mencemaskan sang adik yang masih berada di rumah sakit dan membutuhkan operasi secepatnya, ia semakin dibuat bimbang dengan keputusannya saat ini. Apakah menikah dengan pria itu adalah pilihan yang tepat?

"Sayang, aku bukan tidak mau menikah dengan kamu. Tapi kamu tahu sendiri kalau aku sedang di puncak karir. Aku terikat kontrak sebagai model internasional dan kamu tahu sendiri jika selama ini itu adalah cita-citaku.”

Greesel mendengar jelas ucapan Gracia. ‘Jadi karena itu…’ pikirnya dalam hati.

“Aku sudah berjuang begitu banyak untuk mendapatkan semua itu dan aku tidak mungkin menyia-nyiakan impianku hanya untuk sebuah pernikahan," ucap Gracia lagi yang mencoba untuk meyakinkan Adrian.

"Alasan kamu sangat tidak masuk akal!" sahut Adrian dengan penuh penekanan.

Posisi Adrian yang sangat tertekan dalam situasi itu. Entah apa yang di pikirkan Gracia sampai mengambil tindakan seperti itu.

"Apa yang aku lakukan ini semuanya demi kebaikan kamu, demi hak kamu untuk mendapatkan warisan. Apa kamu mau melihat semua usaha kamu jatuh kepada orang lain?”

Greesel tak mendengar apapun lagi dari pasangan itu, hingga ia akhirnya mendongak untuk melihat apa yang mereka lakukan.

Betapa terkejutnya ia saat melihat Adrian kini berdiri di hadapannya, menatapnya dengan sorot tajam seolah ingin menerkamnya hidup-hidup.

Suara Adrian terdengar dalam dan penuh penekanan saat berkata, “Tinggalkan kami berdua.”

Greesel lantas berdiri dari sofa dengan jantung berdegup kencang, ia ketakutan. Namun, saat hendak beranjak, Adrian malah menahan pergelangan tangannya dengan erat, membuat Greesel terhenyak.

“Bukan kau,” ujar Adrian. Ia lantas menoleh pada Gracia sembari berkata. “Tinggalkan aku berdua bersama pelayan ini!” 

Bersambung...

Bab terkait

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 3 Mau tidak Mau

    “A-apa? Kamu mengusirku?” tanya Gracia tidak percaya. "Kita belum selesai bicara, Adrian. Kita harus menyelesaikan masalah ini saat ini juga!" "Aku ingin bicara dengan dia!" tegas Adrian sekali lagi."Ya sudah bicara saja. Kenapa harus menyuruhku untuk pergi?" Greesel menelan ludah. Ia benar-benar merasa tidak berdaya karena terjebak di antara sepasang kekasih yang tak sepaham ini. Rasanya, ia ingin pergi saja. Tapi Adrian masih menahan tangannya dengan erat seolah tak akan pernah melepaskannya."Aku bilang keluarlah!" Suara Adrian terdengar menahan amarah, tatapan tajamnya tertuju pada Gracia. "Aku tidak mau! Aku tidak akan pergi sebelum kamu setuju dengan semua ini!" ujar Gracia tetap menolak dengan keras kepala. “Kamu hanya perlu—”"Aku bilang pergi!" bentak Adrian dengan suara yang menggelegar. Tidak hanya Gracia, tapi Greesel juga tersentak kaget. Suasana hening melingkupi mereka selama beberapa detik sampai akhirnya Gracia mendenguskan napas gusar."Baiklah, aku akan keluar

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 4 Setuju Dengan Kontrak

    "A-apa?” Greesel bertanya dengan suara tercekat. Terlalu terkejut dengan ucapan Adrian. Bukankah sesaat yang lalu pria itu menolak keras untuk menikah dengannya? Kenapa tiba-tiba berubah pikiran?! "Kita bicara di dalam," kata Adrian sambil lalu, masuk kembali ke dalam apartemen mewah itu. Sedangkan Greesel tetap bergeming di ambang pintu."Mau sampai kau berdiri di sana?" tegur Adrian membuat Greesel sedikit kaget.Dengan kebingungan, Greesel kembali melangkahkan kakinya mengikuti Adrian ke ruang tamu."Duduklah!" titah Adrian.Seperti robot yang patuh, Greesel pun duduk. Wajahnya tampak bingung dan juga gugup. "Tunggu di sini!" kata Adrian. Sepasang mata Greesel mengikuti kemana pria itu pergi. Adrian ternyata memasuki sebuah ruangan, meninggalkan Greesel sendirian di ruang tamu dengan perasaan gelisah. Gadis itu masih menerka-nerka apa yang akan dilakukan Adrian.Setelah cukup lama menunggu, akhirnya Adrian keluar dari ruangan itu sambil membawa map berwarna biru. Ia duduk di ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 5 Pernikahan

    Adrian dan Greesel yang masih berada di restaurant itu. Tetapi Eyang yang sudah pamit pulang terlebih dahulu."Dengar. Semua keputusan ada padaku. Kau hanya mengikut saja dengan apa yang sudah di atur," ucap Adrian menegaskan."Ba-baik!" sahut Greesel tergagap. Berada di sekitar pria ini benar-benar membuat nyalinya menciut. Entah bagaimana ia akan bertahan selama satu tahun ke depan."Pertemuan kita sudah cukup. Selanjutnya kita akan bertemu di pernikahan, jadi jangan menimbulkan masalah apapun," tegas Adrian, gegas berdiri dari tempat duduknya hendak pergi."Tunggu!" Greesel tiba-tiba menahan tangan Adrian. Pria itu menatap tangan kecil Greesel, membuat gadis itu lekas melepaskan genggamannya."Maaf!" ucapnya kikuk."Ada apa?" tanya Adrian dengan alis mengerut. Ekspresinya masih sama dingin."Kita sudah menandatangani kontrak pernikahan itu,” ujar Greesel pelan. “A-apa aku boleh meminta uang 120 juta di awal?" tanyanya hati-hati.Dia sudah mengumpulkan keberanian yang luar biasa unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 6 Malam yang tidak jadi.

    Sampai detik berikutnya Adrian yang sudah berada di atas tubuh Greesel, menindih tubuh mungil itu yang membuat Greesel semakin gugup dan refleks memalingkan wajah ke kiri. Dia sangat tidak berani menatap Adrian yang sejak tadi memancarkan aura wajah yang sangat dingin."T- tuan mau apa?" tanya Greesel dengan terbata-bata."Cih! Pertanyaan macam apa itu!" sahut Adrian dengan mendengus kasar yang memperhatikan wajah gugup Greesel yang harus diakui memang sangat cantik."Kau jangan lupa dan pura-pura bodoh. Jika malam ini kau akan berada di bawah kekuasaan ku, bukankah tujuanku menikah dengan mu hanya untuk ini dan kau sudah mendapatkan bayaran pertamamu. Jadi sudah menjadi tugasmu untuk menjalan kewajibanmu," Adrian menjelaskan sekali lagi.Kata-kata yang terdengar dengan suara berat itu cukup membuat Greesel takut, hal ini menjadi yang pertama kali untuknya dan dia juga tidak tahu harus melakukan apa. Dia sudah mendapatkan uang, adiknya di operasi dan mereka sudah menikah. Sebenarnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 7 Ternyata Benar

    Adrian yang terlihat gelisah berdiri di depan pintu kamar dan tidak lama seseorang keluar dari kamar."Bagaimana? tanya Adrian."Nona Greesel yang memang sedang datang bulan dan hal itu juga menyebabkan nyeri pada perutnya," jawab wanita itu.Adrian yang memang tidak percaya sama sekali dengan Greesel dan sampai Adrian membawa Dokter untuk memeriksa kondisi yang sebenarnya Greesel.'Jadi dia benar-benar berhalangan,' batin Gavin yang terlihat masih kesal."Baiklah tuan, kalau begitu saya permisi dulu!" ucap wanita itu. Adrian hanya menganggukkan kepala dan wanita itu langsung pergi.Adrian membuang kasar nafas dengan mengusap kasar wajahnya. Dia masih terlihat begitu frustasi dengan gagalnya malam pertama mereka berdua. Bukan karena Adrian ngebet dengan malam pertama itu. Tetapi Adrian hanya ingin semua berjalan dengan cepat dan tidak ingin waktu terbuang sia-sia.Jika Adrian yang masih frustasi berbeda dengan Greesel yang sudah berganti pakaian dan dia juga sudah mandi. Greesel yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Episode 8 Apa Status Sosial Kami Tidak Se jajar.

    Sampai akhirnya Greesel memasuki rumah mewah dan luas tersebut. Kepalanya tidak hentinya berkeliling. Harus mengakui takjub dengan kediaman Adrian yang memang seperti istana."Silahkan, tuan!" langkah Adrian berhenti di dekat meja makan.Di sana terlihat Eyang besar dan juga seorang pemuda yang sebaya dengan Adrian."Kalian baru sampai?" sapa Eyang."Iya!" sahut Adrian datar dan menghampiri meja makan. Mata pria yang duduk di samping Eyang melihat genggaman tangan Adrian dan Greesel."Ayo! kita sarapan bersama," sahut Eyang. Pelayan itu yang sudah meninggalkan tempat tersebut."Kami tadi sudah sarapan," jawab Adrian yang sepertinya sangat malas bergabung.'Kenapa tuan Adrian berbohong. Kapan aku sarapan bersama dia,'batin Greesel bingung. Mungkin juga perutnya yang lapar. Karena saat pesta pernikahan dia juga tidak makan dan di tambah lagi dengan tadi pagi yang juga belum memakan apapun."Tapi tidak ada salahnya. Kamu dan istri kamu sarapan untuk pertama kali di rumah ini," tegas Eyan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Episode 9 Penjelasan.

    Greesel dan Adrian yang sudah berada di dalam kamar yang disiapkan oleh Eyang. Kamar yang begitu sangat luas dengan tempat tidur king size lemari yang panjang berwarna putih ditambah lagi dengan furniture mewah yang berada di dalam kamar itu dari sofa, televisi, dan yang lainnya. Tidak seperti ruang rumah Adrian saat pertama kali Greesel masuk, yang mana Greesel masih punya kesempatan untuk melihat di sekitarnya, tetapi sekarang justru dia tertunduk berdiri di depan Adrian dengan kedua tangannya yang saling mengatup dengan memencet jarinya. "S-saya benar-benar minta maaf, tuan! dengan apa yang sudah saya lakukan di meja makan tadi," ucapnya terbata. Dia sangat menyadari kesalahan yang sudah membuat malu Adrian. Untung saja Adrian jujur dengan asal usul Greesel. Jadi tidak ada yang harus diperbaiki dan pasti Eyang mengerti. "Kau seharusnya bisa menempatkan dirimu dan jangan membawa tabiatmu ke rumah ini!" tegas Adrian. "Maafkan saya tuan!" Greesel kembali mengucapkan kata maaf

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 10 Kaget.

    Setelah membeli roti itu. Greesel yang kembali menghampiri Ibunya yang masih menunggu di luar. "Maaf Greesel lama, Bu!" ucap Greesel. "Tidak apa-apa, Nduk," sahut Asti. "Ini Ibu makan dulu," ucap Greesel yang memberikan roti itu. Asti mengangguk kepala. Wajah Asti masih terlihat tidak tenang yang pasti masih kepikiran dengan pernikahan yang dikatakan Greesel. "Ibu kenapa tidak di makan?" tanya Greesel yang melihat makanan itu tidak di sentuh sama sekali. "Kamu makanlah, Ibu tidak lapar," jawab Asti. "Ada apa, Bu? apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran Ibu?" tanya Greesel. "Ibu hanya khawatir dengan kamu, Ibu tahu. Jika kamu tidak bahagia dengan pernikahanku," ucap Asti. Firasat seorang Ibu memang pasti akan ada ada. Perasannya yang tidak tenang, walau Greesel yang sudah berusaha untuk meyakinkan Asti. "Ibu, harus percaya pada Greesel dan semua akan baik-baik saja. Ibu tidak perlu mengkhawatirkan apapun!" ucap Greesel yang terus meyakinkan. Asti tersenyum dengan meme

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20

Bab terbaru

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 164

    "Jadi jangn lagi terus membahas masalah ini dengan Elang. Dia tidak tahu apa-apa!" tegas Gracia yang membuat Adrian yang langsung terdiam."Pergi cari istrimu dan jangan kebiasaan main tangan!" ucapnya dengan kesal yang Benar-benar sangat muak dengan Adrian.Adrian yang tidak berbicara apapun langsung pergi dari hadapan Gracia dan sebelum itu dia melihatnya Elang terlebih dahulu.Gracia yang terlihat membuang nafas perlahan ke depan dan langsung menghampiri Elang."Kamu tidak apa-apa?" tanya Gracia dengan wajahnya yang terlihat sangat panik."Pergi begitu saja dan tidak meminta maaf terlebih dahulu. Seenaknya memukulku," kesal Elang."Sudahlah! kamu jangan membahas dia lagi," ucap Gracia yang akhirnya membantu Elang berdiri.Gracia dan Elang yang akhirnya duduk di salah satu bangku yang ada di dekat hotel. Gracia yang mengobati Elang."Apa masih sakit?" tanya Gracia yang membuat Elang menggelengkan kepala."Kamu kembali?" tanya Elang."Aku ada urusan," jawab Gracia."Jadi Greesel meny

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 163

    Adrian hari ini ke hotel karena ada pekerjaan yang harus dia laksanakan. Karena Greesel memilih pergi dari rumah dan akhirnya acara yang sudah disiapkan Eyang tidak terjadi. Eyang tidak bisa melakukan apa-apa karena bukan lagi masalah pernikahan palsu yang direncanakan Adrian dan Greesel.Ini sudah menjadi urusan Greesel atas masa lalu kematian ayahnya yang melibatkan Adrian. Eyang sudah tidak memikirkan bagaimana rasa kecewanya telah ditipu oleh wanita yang sudah dianggap sebagai cucu sendiri.Dia hanya memberikan semangat kepada Adrian untuk menyelesaikan masalahnya dan dia juga berharap agar Greesel bisa kembali ke rumah dan berbicara dengannya. Tetapi apapun yang dilakukan Adrian ternyata tidak membuahkan hasil. Bahkan dia sudah pernah mencoba datang beberapa kali ke rumah Greesel dan Greesel yang tidak membiarkan dirinya untuk bertemu dengan suaminya. Asti juga tidak bisa melakukan apa-apa dan membiarkan Greesel dan Adrian yang menyelesaikan semua masalah mereka yang terpenting

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 162

    Greesel yang sudah berada di rumah Asti dengan Greesel yang berada di atas sofa dengan kepalanya yang di pangkuan Asti. Asti mengusap-usap rambut Greesel yang mencoba untuk menenangkan Greesel yang berbaring di pangkuannya."Ibu tahu apa yang kamu rasakan sayang. Ini memang sangat tidak mudah. Tetapi semua ini sudah menjadi takdir. Tidak ada yang bisa mengubahnya," ucap Asti yang mencoba untuk membuat pengertian."Sejak tadi Greesel menceritakan apa yang terjadi. Ibu tidak bereaksi apapun dan bahkan tidak kaget. Apa jangan-jangan sebenarnya Ibu sudah mengetahui semua ini?" tanya Greesel memastikan."Ibu memang mengetahui apa kaitan Adrian dengan kematian Papa kamu. Saat itu Mama juga kaget dan berpura-pura untuk tidak mengetahuinya. Ibu mencoba mencari tahu dan sepenuhnya bukanlah kesalahan Adrian," jawab Asti."Bagaimana mungkin ini bukan kesalahan dia. Dia seorang bos yang memiliki pendidikan. Dia seharusnya bisa melihat di sekelilingnya, jangan mengambil keputusan atau bertindak de

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 161

    Greesel yang tidak mengatakan apa-apa lagi yang kembali memasukkan pakaian itu ke dalam koper dan bahkan dia sudah selesai melakukannya dan merasa dengan cepat dan menurunkan dari atas ranjang. "Greesel!" Adrian menghentikan istrinya saat ingin pergi. "Kita bisa membicarakan semua ini, aku bisa menjelaskan semua kepada kamu. Aku mohon beri aku kesempatan!" ucap Adrian."Tidak ada kesempatan untuk orang yang sudah menghancurkan hidupku. Kamu adalah laki-laki manipulatif yang pernah aku kenal. Kamu sangat jahat Adrian!" tegas Greesel yang langsung menjatuhkan tangan Adrian begitu saja dan Greesel yang langsung pergi "Greesel tunggu!" Adrian yang tidak mungkin membiarkan Greesel dan langsung menyusul dengan Greesel yang bersusah payah membawa kopernya menuruni anak tangga. "Greesel! aku tidak akan membiarkan kamu pergi kemanapun!" tegas Adrian yang menghalangi jalan Greesel yang sudah berada di bawah anak tangga dengan kedua tangannya yang merentang. "Kamu minggir dari hadapanku sek

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 160

    Greesel yang mencoba untuk menenangkan diri dengan mengatur nafas yang menuruni anak tangga. Greesel melihat ruangan tamu yang luas itu yang sudah siap untuk acara besok. "Semuanya hanya sandiwara. Ini semua hanya topeng dan sama dengan dia yang penuh dengan topeng dan kepalsuan. Dia menipuku," ucap Greesel yang merasa begitu sakit hati."Aku benci semua ini," ucapnya."Nona Greesel!" tegur asisten rumah tangga yang muncul dari belakangnya hal itu membuat Greesel yang langsung mengusap air matanya."Ada apa?" tanya Greesel yang sudah berbalik badan. "Nyonya Ambar berpesan untuk Nona tidur lebih awal. Karena besok acaranya akan di adakan pagi-pagi sekali," ucap Bibi."Lalu Eyang di mana?" tanya Greesel."Nyonya Ambar mengunjungi temannya yang di dekat sini untuk mengundang agar datang ke acara besok," jawab Bibi."Baiklah Nona. Kalau begitu saya kembali bersih-bersih dulu. Saya hanya ingin menyampaikan itu saja," ucap Bibi."Iya," sahut Greesel.**Adrian yang keluar dari kamar mandi

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 159

    Greesel yang terdiam terpaku mendengar semua itu. Tubuhnya yang bergetar dengan semua kenyataan itu."Jangan ketakutan seperti ini Adrian. Aku sama sekali tidak memiliki urusan itu kepadamu!" tegas Elang yang langsung melepaskan tangan William dari leher William."Jangan bertingkah seperti ini lagi!" tegas Elang yang langsung pergi memasuki mobilnya.Adrian yang masih terlihat begitu kesal dengan wajahnya yang tampak marah. Adrian yang melihat ke arah pintu rumah yang merasa ada yang memperhatikannya dan ternyata tidak ada orang sama sekali di sana. Ternyata Greesel yang sudah bersembunyi di balik tembok dengan air matanya yang jatuh.Nafasnya naik turun yang tidak percaya dengan apa yang telah dia dengar dengan uraian air mata yang jatuh itu.Greesel memegang tangannya dan mata yang terpejam dengan perasaan yang tidak bisa di jelaskan dengan semua yang terjadi.'Kenapa aku merasa ada orang di sana?' batin William yang terus menatap ke arah tembok.**Krrekkk pintu kamar yang di buka

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 158

    "Kamu tidak mendengarkanku?" tanya Adrian yang menunggu respon istrinya itu."Greesel kamu jangan cemburu hanya karena Anatasya menelponku dan bukankah aku sudah menjelaskan alasannya," bujuk Adrian."Tidak! siapa juga yang cemburu. Siapa juga yang marah," sahut Greesel dengan wajah ketusnya."Lalu apa ini? ekspresi wajah apa ini hah! apa ini namanya tidak cemburu?" tanya Adrian yang memegang dagu istrinya. "Issss apaan sih," kesal Greesel yang menepis tangan suaminya itu. "Jadi benar ini tidak cemburu namanya?" tanya Adrian."Kamu sih, mengangkat telepon wanita lain di depan istri. Mana ada istri yang tidak marah dan kalau dia tidak marah itu baru namanya aneh!" tegas Greesel."Bukankah tadi kamu menyuruhku untuk mengangkatnya?""Kalau disuruh berarti tidak dan bukan malah melakukannya!" tegas Greesel."Jadi benar kata orang-orang, kalau wanita mengiyakan berarti itu tandanya larangan. Huhhhhh, sangat merepotkan sekali, Kenapa banyak sekali PR sebagai laki-laki yang harus memahami

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 157

    Dari kejauhan Adrian yang melihat Elang dan Greesel yang mengobrol dan terlihat begitu serius. "Apa lagi yang dia bicarakan dengan Greesel? kenapa dia selalu saja membuatku marah dan seolah ingin menantangku. Apa tidak bisa dia tidak mengganggu hubunganku dengan Greesel," batin Adrian dengan kesal.Greesel yang melihat ke arah pintu dan sudah melihat suaminya berdiri di sana dengan memperlihatkan ekspresi yang sangat datar. Greesel menelan salivanya melihat hal itu.Tanpa mengatakan apapun kepada Elang yang membuat Greesel langsung pergi dari hadapan Elang yang menghampiri Adrian. Elang juga melihat ke arah tersebut. Elang menghela nafas melihat ekspresi Adrian yang sudah dapat dipastikan salah paham padanya. Elang yang tidak mengatakan apapun langsung pergi yang tidak ingin mencari gara-gara lebih lagi dengan Adrian.Greesel menghampiri suaminya itu."Kamu sudah pulang?" tanya Greesel tersenyum yang menutupi rasa panik di wajahnya, dia tahu Adrian begitu sangat cemburu jika dia be

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 157

    Hari ini Greesel dan Adrian yang akhirnya pulang juga. Sebelum itu mereka berpamitan pada Asti dengan Greesel yang seperti biasa memeluk Asti."Ibu jangan lupa datang ke acara 7 bulanan Greesel yang sudah dipersiapkan Eyang," ucap Greesel mengingatkan."Iya. Greesel Ibu dan Vano pasti datang," jawab Asti."Ya. Sudah kalau begitu kami pergi dulu," ucap Adrian berpamitan. "Iya. Adrian, kamu terus jaga Dan semoga saja semua masalahnya selesai. Ibu pasti akan terus mendoakan kamu," ucap Asti. Adrian yang sangat senang mendapatkan support yang besar dari Asti. Memang suatu keberhasilan karena Asti sudah mengetahui semuanya dan memberikan semangat untuknya.Greesel dan Adrian tidak mengatakan apa-apa lagi yang langsung memasuki mobil. 'Aku benar-benar sangat berharap semuanya baik-baik saja. Semoga saja Greesel bisa menerima semua keadaan ini,' batin Asti dengan penuh harapan.***Adrian yang menyetir dengan menatap lurus ke depan. Greesel yang duduk di sampingnya sembari mengusap-usap pe

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status