Share

13: Takkan Ku Biarkan

Sesampainya di rumah, Hani langsung mengurung dirinya di dalam kamar.

Kemudian, ia duduk di tepi ranjang, seraya melihat kedua telapak tangannya dengan tatapan sendu. Tangan itulah yang tadi ia gunakan untuk mengelus rambut anaknya.

"Kenapa harus begini? Kenapa aku harus mempunyai seorang putra dari seorang b*jing*n sepertinya, ya Allah?."

Tes!

Air mata kepedihan, lagi-lagi lolos membahasi pipinya, tanpa dapat di tahan.

"Aku harus bagaimana, ya Allah? Hiks."

Wajah Hani menunduk dalam. Ia menangis sejadi-jadinya untuk meluapkan rasa sesak di dadanya.

Tidak ada yang tahu sedalam apa rasa bersalah dan luka yang Hani rasakan, sehingga mampu membuat tubuh mungil itu tersentak-sentak karena tangisan.

Tok.. Tok.. Tok...

"Hani! Apakah Bunda boleh masuk ke dalam, Nak?." Teriak Ibu tiri Hani, dari balik pintu kamar.

Buru-buru, Hani langsung menghapus air matanya menggunakan punggung tangannya, lalu kemudian menjawab.. "Boleh, Bund."

Ceklek!

Pintu kamar tersebut mulai ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status