Share

TRAGEDI MATI LAMPU 2

Sebercanda itu dia bermain dengan hati

Apa dia pikir hatiku ini terminal?

Sebanyak singgah, setelah itu berlalu pergi

Menciptakan kenangan baru yang tertinggal

***

Aku melerai pelukan dan berbalik membelakangi Bang Habib. Mataku liar mencari handuk atau kain apa pun untuk menutup tubuh polos ini. Namun, aku tidak menemukan apa yang aku cari. Di belakang punggung, aku dapat merasakan gerak yang merapat tanpa celah. Diakah?

"A--apa Abang bisa keluar? Ra mau mandi." Berhati-hati aku berkata. Takut dia tersinggung dengan ucapanku. Ya, begitulah aku menjaga perasaan laki-laki yang berdiri di belakang punggungku. Tidak seperti dia, si penabur luka.

Bang Habib masih bergeming, dia pun tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ah, menyapa dia mendadak menjadi patung? Apa karena tubuhku ini? Aku mengumpat di dalam hati. Tidak seharusnya aku takut gelap. Lagian, peristiwa itu sudah lama berlalu, tetapi tetap mempengaruhi alam bawah sadar.

Sebaiknya nanti aku melakukan terapi agar tidak ada kejadian
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status