Share

DILEMA

Bagai makan buah simalakama

Begitulah kondisiku saat ini

Jujur salah, diam pun rasanya serba salah

Lantas, aku harus apa?

***

Bang Habib masih memandangku lewat pantulan cermin, hingga tatapan kami bersirobok. Mata elang itu seakan mengunci pergerakan sendi di seluruh tubuh ini. Aku tidak dapat bergerak, lidah pun teras kelu. Bahkan, aliran darah seakan berhenti, seiring waktu yang sekaan berhenti berputar.

Bang Habib membalikkan tubuhku, sehingga kami jadi berhadapan dengan jarak dekat. "Kamu hamil, Ra? Jawab Abang!" Dia berteriak dengan napas memburu.

Aku menunduk sembari mengatur debaran jantung, lalu menjawab pertanyaannya dengan merangkai kebohongan lain. "Abang jangan mengada-ngada. Asam lambung Ra naik akhir-akhir ini."

Dia memicingkan mata, lalu menghela napas beberapa kali. Mungkin untuk mengurai emosi yang ada. "Benarkah?" Aku hanya mengangguk menanggapi, tentu saja bibir masih melengkung membentuk senyum tipis.

Sekarang mungkin aku bisa berbohong, tetapi tidak untuk ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status