Home / Romansa / I Want To Be Playboy / 9. Dia Bukan Si Pria Baik Lagi

Share

9. Dia Bukan Si Pria Baik Lagi

Author: Noe larassati
last update Last Updated: 2021-04-12 15:39:32

Entah sihir jenis apa yang sedang kau gunakan.

Di mataku, apapun yang kau lakukan harus ku maklum kan.

Apapun yang kau buat adalah suatu kebenaran

Aku suka apapun yang kau katakan.

Meski aku tau, itu hanyalah sebuah kebohongan.






Aqila menatap seorang yang dulunya difikir nya baik, tapi sekarang telah berubah menjadi menyeramkan. Entah sudah berapa banyak gadis yang gonta ganti digandeng nya. tadi pagi jalan dengan Devi nanti siangnya bisa jadi jalan dengan sherly.

Dalam jangka tiga bulan saja sudah hampir semua anak kelas 1 habis dipacarinya. Apa dengan begitu dia berfikir dia hebat?. Bukankah itu hanya sebuah tindakan gila!.

"Sudah banyak gadis didatangi nya, tapi dia bahkan tetap tak sekalipun menatap kearahku." Ini lebih gila dari tindakan Deo si playboy newbie itu. Bagaimana bisa ada seorang gadis yang berharap menjadi korban playboy?.

Wilda menyentuhkan tangan kanan pada dahi Aqila. "Panas si emang." Wilda berkata dengan jengah.

Semenjak putus dengan Deo dan melihat Elang bersama Aqila, Wilda mengajak Aqila bersahabat. Kebetulan mereka memang cocok satu sama lain untuk menjadi sahabat.

"Aku harus gimana Wil?" Aqila terdengar putus asa dengan apa yang dikatakan. Putus asa karna belum dapat giliran dipermainkan playboy?.

"Ya ngak harus gimana gimana, perasaan yang mantannya Deo gue? kenapa yang ngak bisa move on elu?" Benar juga, Wilda bahkan tak peduli sedikitpun dengan apa yang diperbuat mantan kekasihnya itu.

"Iyalah, kamu kan nggak bisa move on nya sama Elang!" Skakmat. sebuah kalimat yang biasanya akan membuat Wilda tak bisa berkata kata lagi.

Ya, meski mereka baru berteman sebentar, dua gadis itu saling terbuka satu sama lain. bahkan Aqila kadang membantu Wilda dekat dengan Elang.

"Kenapa diem Wil?" Benar saja, Wilda akan diam seribu bahasa bila diingatkan soal Elang. Dan itu adalah senjata ampuh Aqila untuk menjahili Wilda.

"Lu lihat kesana?" Wilda menunjuk arah taman yang memang bisa dilihat dari rooftop sekolahan, tempat favorit dua sahabat baru itu.

"Deo nyuapin pacar baru nya. Siapa namanya?" Sepertinya Wilda sudah dalam mode on untuk membalas semua kejahilan Aqila.

"Ya mana aku tau, difikir aku tukang sensus daftar pacar Deo apa." Bibir mungilnya mulai mengerucut, sang empu sudah sangat kesal pada kata yang baru saja didengarnya.

"Nah kalo lu mau nyensus, masukin gue dalam daftar paling atas." Wilda sengaja mengibas rambutnya kesamping, hingga mengenai wajah Aqila.

"Iya tau kamu cinta pertamanya, tapi aku kan nanti cinta terakhir nya." Seperti yang diketahui Wilda adalah orang pertama yang menjadi pacar Deo sekaligus pertama kali mematahkan hatinya.

Wilda memandang tak percaya kepada orang disampingnya, segila itu dia pada Deo. "Sebahagia elu aja lah La, lu atur."

"Hari ini bakal ada drama lagi?" Aqila bertanya setelah menenggak sebotol minuman soda yang dari tadi di genggamnya. Untuk mendinginkan diri di suasana terik begini, memang diperlukan minuman yang menyegarkan. Ya meski tak bisa mendinginkan suasana hati.

"Lihat saja." Kedua nya masih asyik memandangi Deo dan pacarnya yang tengah memadu cinta di taman. Seperti menonton suatu pertunjukan.

Benar saja, beberapa menit berlalu,tiba tiba Siska datang dengan tergopoh. Pertunjukan akan benar benar dimulai.

"Lima puluh ribu, gue megang Siska lagi." Seakan sedang berada di sebuah Cassino, Wilda menaruhkan uang 50ribunya untuk mendukung Wilda.

"Nggak, gue juga megang Siska!" Aqila tentu saja kapok, sudah sering kalah dari Wilda. Bagaimana tidak? Tiga bulan ini Siska adalah juara bertahan dari perkelahian antar pacar Deo.

"Oke, hari ini kita cukup jadi penonton." Wilda kembali memasukkan popcorn kedalam mulutnya. Sudah benar benar seperti menonton bioskop.

Tak tauapa yang sedang dibicarakan ketiga manusia dibawah sana, dari jarak yang jauh begini mustahil mendengarnya. Yang jelas hanya raut amarah yang terpancar. Hanya beberapa kali saja terkadang terdengar teriakan.

"Jalang!" Entah suara siapa. Bisa saja suara Siska, bisa juga itu suara fara. Wilda dan Aqila  hanya mendengar samar samar.

Adegan berikutnya menunjukkan Siska yang menjambak rambut pendek fara. Tak Terima dengan perlakuan yang diterima Fara balas menjambak rambut Siska. Keduanya saling beradu di taman layaknya sedang bertarung MMA. Tak seorangpun mau mengalah. Seolah akan mendapat hadiah besar.

"Hebat juga Deo, dari disia siain cewek berubah jadi rebutan cewek." Wilda menganga tak percaya apa yang dilihat.

"Dan Deo malah pergi ninggalin mereka berdua." Aqila menyambung kalimat Wilda. Aqila tak habis fikir, dia kira Deo akan memisah kedua perempuan yang tengah berkelahi karna nya. Tapi yang terjadi? Deo justru pergi dengan cueknya tanpa mempedulikan Fara ataupun Siska. Bagaimana kalau dua perempuan itu bertarung sampai mati?. Siapa yang akan bertanggung jawab?.

"Dan lu masih yakin La? mau sama cowok yang begitu? cowok playboy yang nggak punya hati apalagi empati? bukti nyata baru aja lu liat. Oh no no no, bukan baru aja, tapi tiap hari lu liat!" Yang dikatakan Wilda memang benar, lelaki seperti Deo tak pantas lagi ditunggu. Lihatlah caranya memperlakukan perempuan. Sangat tidak pantas.

"Setiap orang bisa berubah kan Wil?" Antara bertanya atau memberi pertanyaan, yang jelas dari sorot matanya terlihat jelas, dia ingin diyakinkan bahwa setiap orang bisa berubah menjadi baik.

"Tapi Deo kebalikanya.Dia berubah dari baik jadi buruk." Seolah tau apa yang difikirkan sahabatnya, Wilda meyakinkan bahwa Deo yang disukai sahabatnya, bukan lagi Deo yang dulu.

"Terus aku musti gimana Wil?"

"Terus terus! Nabrak yang ada kalau terus terus!" Dengan kesal Wilda menjawab, Sahabatnya yang satu ini memang sangat bebal.

"Serius wil!"

"Ya elu mending lupain Deo, dia tu nggak pantes buat elu La! Elu mau jadi kaya tu manusia berdua?. Kaya badut. Berantem cuman demi cowok." Wilda mengucapkanya sambil menunjuk Fara dan Siska yang masih sibuk saling menjambak satu sama lain, bahkan kali ini sampai berguling guling ke tanah.

"Taulah, yaudah ayo masuk kelas." Aqila bangkit dari tempat duduknya, karna sebentar lagi jam istirahat sudah selesai.

Kedua sahabat itu mulai menyusuri lorong sekolahan untuk sampai ke kelasnya. Mereka terlihat asyik dalam topik bahasan mulai dari membahas drama Korea terbaru sampai saling berbagi informasi produk skincare yang dipakai.

*****

"Kak Deo tunggu." Siska dengan rambut awut awutanya menjegal tangan Deo. Bukan hanya rambutnya yang tidak berbentuk, seragam sekolah yang berwarna putih pun sudah berubah kecoklatan karna tanah. Benar benar mirip orang gila.

"Apalagi Siska?" Seperti tak membuat kesalahan, Deo menjawab Siska dengan cueknya.

"Kak Deo kenapa selalu berbuat kaya gini ke aku? Kakak bilang kakak suka sama aku. Sayang sama aku. Tapi kak Deo malah pergi sama wanita wanita lain."

"Yang pertama Siska. Perempuan perempuan itu cuman temen."

"Temen kakak bilang? mana ada temen semesra itu." Siska memotong perkataan Deo.

"Kedua. Kamu tu crewet Siska, overprotective. Semua yang deket sama aku kamu musuhin. ketiga aku bilang aku sayang dan suka sama kamu kapan? kemarin kan? itu artinya udah lewat! udah masa lalu. Dan hari ini perasaan itu udah benar benar ilang. KITA PUTUS SISKA!" Deo mengucapkanya dengan tersenyum seperti telah meraih sebuah kemenangan. Ya, kemenangan karna berhasil mematahkan hati seseorang.

Kini Deo tau, kenapa banyak orang yang suka menjadi jahat, ternyata menyakiti orang sangat menyenangkan. Dan dia suka itu.

Related chapters

  • I Want To Be Playboy   10. Masih Mengharapkannya

    Aku sedang memantrai diriku sendiri.Memaksa kamu melihatku bukanlah solusi.Aku terus memantrai diriku sendiri.Bahwa biar saja anganku tentangmu hanya akan ada dalam fikir ini.Aku terus memantrai diri sendiriBiar saja bila nanti kau melihatku, pun itu karna memang kau ingini.Aqila merenungi kembali niat hatinya untuk ingin bersama Deo, setelah melihat apa yang dilakukan Deo pada Siska, nyali Aqila tiba tiba saja menciut. Ia tak siap patah hati, apalagi dipatahkan sehina itu.Wilda terus menyenggol bahu Aqila, seperti ada sebuah kode yang ingin disampaikan. "Apa?" Aqila masih tak mengerti apa yang diinginkan sahabatnya itu.Mata Wilda memberi isyarat agar Aqila menoleh kesamping kirinya. "Oh Elang." Kini Aqila tau apa yang dimaksud sahabatnya itu."Elang." Gadis cantik bertubuh mungil itu melambaikan tangan ke Elang, memberi tanda agar Elang mendekat.Dengan senyum sumpringah Elang mendatangi Aqila yang tengah bersama Wilda, dibelakan

    Last Updated : 2021-04-12
  • I Want To Be Playboy   11. Deo Makin Jahat

    Seperti kataku dulu, aku berdiri tepat dibelakangmu.Tak akan jauh dari jangkauan matamu.Kamu tak akan perlu susah payah untuk berlari.Aku bahkan sudah lama menunggu, sembari mengumpulkan titik menjadi satu kalimat cinta untukmu."Yang mana rumah kamu Wil?" Sejak tadi Elang hanya akan bicara bila menanyakan arah. Selain itu tak pernah ada pembicaraan lain, berulang kali Wilda mencoba membuat nya berbincang, sayang, selain hanya iya dan tidak, keheningan lah yang akan menjawab setiap pertanyaan Wilda."Depan lagi, yang cat warna kuning." Wilda menunjukkan arah rumahnya."Yang ini?" Elang memperlambat laju motornya, kali kali saja perkiraanya benar, rumah yang dia maksud benar rumah Wilda, jadi dia tak perlu berhenti mendadak."Iya bener, nggak mampir dulu Lang?" Wilda mencoba menawarkan Elang untuk mas

    Last Updated : 2021-04-12
  • I Want To Be Playboy   12. Dia Menyusun Rencana

    Deo sampai Didepan rumah Aqila ketika hujan juga reda, karna tak membawa jas hujan, keduanya terpaksa membiarkan tubuh basah kuyup."Sampai." Deo menghentikan motornya, menunggu Aqila turun dari jok belakangnya."Makasi ya, ohh ya tunggu sebentar biar aku ambilin jaketnya." Aqila berniat mengambil jaket yang sedari tadi menjadi sumber pembicaraan."Nggak usah, lain kali aja." Deo menahan tangan kanan Aqila. Padahal sedari tadi dirinya sendiri yang mengingatkan tentang jaket."Lain kali?" Aqila mencoba mencerna maksud perkataan Deo. Lain kali? itu artinya Deo ingin menemui Aqila lagi? .Kembali, tak ada jawaban pasti yang diucapkan Deo, "Masuk gih, nanti kamu sakit lagi." Suatu kalimat yang malah terkesan mengalihkan pembicaraan."Oh.. emm." Dengan bibir yang bergetar karna kedinginan Aqila ingin menyampaikan sesuatu pada Deo, tapi rasanya terlalu malu."Nggak usah lain kali aja." Seperti bisa membaca jalan fikiran Aqila , Deo menolak tawaran

    Last Updated : 2021-04-12
  • I Want To Be Playboy   1. Si Pria Baik Hati

    Pepatah mengatakan tetaplah berbuat baik maka kamu akan bertemu orang baik jika tidak. Maka kamu akan ditemukan orang baik. Jika tetap tidak. Kamu lah orang baik itu.Sepertinya itu kata kata terbulsyit yang pernah ku dengar. Menjadi orang baik hanya akan membuatmu di anggap lemah. Sepertinya aku lebih menyukai kata pepatah yang lain "Dunia adalah tempat yang kejam. Hanya ada dua pilihan. Disakiti atau menyakiti!" _Ardeo_*****Aqila PovSeorang remaja lelaki terlihat membelah jalanan yang sedang terguyur hujan. Tak menghiraukan dirinya yang sedang basah kuyup. Dia lebih asyik menyembunyikan buku di dalam jaketnya."Nadine maaf ya telat diluar hujan. Jadi agak macet." Dia terlihat menyerahkan sebuah buku catatan kepada gadis didepanya.Manis sekali. Merelakan diri basah untuk sekedar mengantar buku catatan kekasihnya. Iya kekasihnya. Itu yang ku dengar dari teman teman bimbel.Namanya Ardeo kelas sebelas IPA1. Kudengar dari orang

    Last Updated : 2021-04-12
  • I Want To Be Playboy   2.Dia Akan Menyatakan Cinta?

    Sebenarnya dalam suatu hubungan bukan masalah siapa yang benar siapa yang salah. Hanya saja terkadang sesuatu memang tak cocok mau sekeras apapun kita memaksa. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri.Ini bukan kali pertama aku memperhatikanya. Aku sering melihatnya diam diam. Entahlah sejak pertama melihat dia aku rasa aku menyukainya. Apakah cinta pandangan pertama itu nyata adanya?"Rasanya sangat sakit melihat dia memilih yang lain. Tapi aku bisa apa? bahkan mungkin dia tak menyadari keberadaanku. Menyedihkan."*****Deo PovKelas Sudah ku isi penuh dengan bunga kertas yang kubuat berhari hari. Aku menyulap kelas menjadi meriah dengan bantuan teman temanku. Hari ini akan sangat bersejarah. Aku akan menyatakan perasaanku pada Wilda."Will you marry me?" Ucapku mempraktekkan kata kata yang akan ku ucapkan pada Wilda.Yang sukses dihadiahi jitakan oleh Reno. Temanku yang super nyinyir itu."Lu kata kita mau lamaran? ""Grogi g

    Last Updated : 2021-04-12
  • I Want To Be Playboy   3. Aku Harus Patah Hati?

    Bukankah ini akan sangat menyakitkan? melihat dia yang kau cinta akan menyatakan perasaan pada yang lain? berita buruknya kamu yang harus mengabadikanya."aku bahkan harus tetap tersenyum." Seorang gadis berponi throung bang dengan rambut lurus nya itu berbicara didalam hati . Dengan terus mengabadikan moment yang ada didepanya.*****Elang memasuki kelas yang pintunya masih ditutup. X IPA 1 tertulis dibagian atas pintu."Sorry telat." Elang melakukan highfive dengan ketiga sahabatnya, lalu menyerahkan lima tangkai mawar yang baru saja dicuri olehnya."Kok yang satu beda lang? " Deo menanyakan kenapa ada satu bunga mawar putih diantara 4 mawar merah."Buru buru tadi jadi sedapetnya." Elang menjawab asal."Yaudah buat elu aja ni yang putih. BTW thank you Lang." Deo cengengesan mengucapkanya."Jadi anak durhaka gue Dey, gara gara elu!" Elang duduk di kursi samping Deo."Rekor ni lu mau bikin dosa lang. Hahaha." seperti

    Last Updated : 2021-04-12
  • I Want To Be Playboy   4. Kenapa Harus Dia?

    Konon katanya cinta adalah bahagia melihat yang dicintainya bahagia, tanpa syarat harus dengan siapa. Ingin sekali mengucapkan kata itu, tapi entah kenapa lidahku mendadak keluAqila tergesa gesa masuk kedalam rumah tanpa mempedulikan keadaan sekitar. Yang ia tau, ia harus segera masuk kamar sebelum bundanya melihat dia sedang menangis."Qila?" Sang ibu menegur anak gadisnya yang masuk kedalam rumah tanpa salam apalagi permisi."Qila capek bun, mau istirahat." Qila terus menaiki tangga tanpa menoleh ke Bundanya."Haduh maaf ya mba Rani, Qila jadi ngak sopan padahal biasanya ngak begitu lho." Ibunda Aqila berusaha menjelaskan pada temannya."Ngapapa mba Aisya, biasa namanya juga anak muda. Suka badmood." kedua teman lama itu tertawa bersama"Iya apalagi Aqila kan sedang masa puber. huh sering dibuat jengkel saya mba." Aisya, Ibunda Aqila membuka sesi curhat siang hari ini."Nah sama ini, anak saya juga sering banget buat jengkel saya, t

    Last Updated : 2021-04-12
  • I Want To Be Playboy   5. kau Berubah

    Sama seperti mawar putih ini, dimatamu aku tak pernah menarik.Sama seperti mawar putih ini, lebih dipilih kau singkirkan.kabar buruknya, kau tetap penghuni tetap hati ini.Gadis bermata sipit itu menuang air kedalam vas berisi setangkai mawar putih."Jangan layu." Ucapnya berbisik pada bunga kesayangannya.*****Deo masih termenung mendengar penuturan dari Wilda, kenapa kekasihnya, ahh mungkin sebentar lagi jadi mantannya, jadi bersikap begini? seingatnya dia tak melakukan kesalahan apapun."Maaf, tapi aku tak mau semakin nyakitin kamu." Wilda kembali menangis. Kenapa dia selalu menangis? baik diawal hubungan atau di akhir hubungan mereka."Kenapa?" Deo hanya mampu menatap nanar seseorang yang ada didepannya. Beberapa detik yang lalu masih berstatus kekasihnya, tapi detik ini hubunganya akan berakhir."Deo maaf, tapi kamu pantes dapet yang lebih baik dari pada aku." Alasan klise. Jadi maksudnya seseorang yang baik tidak boleh dicintai denga

    Last Updated : 2021-04-12

Latest chapter

  • I Want To Be Playboy   12. Dia Menyusun Rencana

    Deo sampai Didepan rumah Aqila ketika hujan juga reda, karna tak membawa jas hujan, keduanya terpaksa membiarkan tubuh basah kuyup."Sampai." Deo menghentikan motornya, menunggu Aqila turun dari jok belakangnya."Makasi ya, ohh ya tunggu sebentar biar aku ambilin jaketnya." Aqila berniat mengambil jaket yang sedari tadi menjadi sumber pembicaraan."Nggak usah, lain kali aja." Deo menahan tangan kanan Aqila. Padahal sedari tadi dirinya sendiri yang mengingatkan tentang jaket."Lain kali?" Aqila mencoba mencerna maksud perkataan Deo. Lain kali? itu artinya Deo ingin menemui Aqila lagi? .Kembali, tak ada jawaban pasti yang diucapkan Deo, "Masuk gih, nanti kamu sakit lagi." Suatu kalimat yang malah terkesan mengalihkan pembicaraan."Oh.. emm." Dengan bibir yang bergetar karna kedinginan Aqila ingin menyampaikan sesuatu pada Deo, tapi rasanya terlalu malu."Nggak usah lain kali aja." Seperti bisa membaca jalan fikiran Aqila , Deo menolak tawaran

  • I Want To Be Playboy   11. Deo Makin Jahat

    Seperti kataku dulu, aku berdiri tepat dibelakangmu.Tak akan jauh dari jangkauan matamu.Kamu tak akan perlu susah payah untuk berlari.Aku bahkan sudah lama menunggu, sembari mengumpulkan titik menjadi satu kalimat cinta untukmu."Yang mana rumah kamu Wil?" Sejak tadi Elang hanya akan bicara bila menanyakan arah. Selain itu tak pernah ada pembicaraan lain, berulang kali Wilda mencoba membuat nya berbincang, sayang, selain hanya iya dan tidak, keheningan lah yang akan menjawab setiap pertanyaan Wilda."Depan lagi, yang cat warna kuning." Wilda menunjukkan arah rumahnya."Yang ini?" Elang memperlambat laju motornya, kali kali saja perkiraanya benar, rumah yang dia maksud benar rumah Wilda, jadi dia tak perlu berhenti mendadak."Iya bener, nggak mampir dulu Lang?" Wilda mencoba menawarkan Elang untuk mas

  • I Want To Be Playboy   10. Masih Mengharapkannya

    Aku sedang memantrai diriku sendiri.Memaksa kamu melihatku bukanlah solusi.Aku terus memantrai diriku sendiri.Bahwa biar saja anganku tentangmu hanya akan ada dalam fikir ini.Aku terus memantrai diri sendiriBiar saja bila nanti kau melihatku, pun itu karna memang kau ingini.Aqila merenungi kembali niat hatinya untuk ingin bersama Deo, setelah melihat apa yang dilakukan Deo pada Siska, nyali Aqila tiba tiba saja menciut. Ia tak siap patah hati, apalagi dipatahkan sehina itu.Wilda terus menyenggol bahu Aqila, seperti ada sebuah kode yang ingin disampaikan. "Apa?" Aqila masih tak mengerti apa yang diinginkan sahabatnya itu.Mata Wilda memberi isyarat agar Aqila menoleh kesamping kirinya. "Oh Elang." Kini Aqila tau apa yang dimaksud sahabatnya itu."Elang." Gadis cantik bertubuh mungil itu melambaikan tangan ke Elang, memberi tanda agar Elang mendekat.Dengan senyum sumpringah Elang mendatangi Aqila yang tengah bersama Wilda, dibelakan

  • I Want To Be Playboy   9. Dia Bukan Si Pria Baik Lagi

    Entah sihir jenis apa yang sedang kau gunakan.Di mataku, apapun yang kau lakukan harus ku maklum kan.Apapun yang kau buat adalah suatu kebenaranAku suka apapun yang kau katakan.Meski aku tau, itu hanyalah sebuah kebohongan.Aqila menatap seorang yang dulunya difikir nya baik, tapi sekarang telah berubah menjadi menyeramkan. Entah sudah berapa banyak gadis yang gonta ganti digandeng nya. tadi pagi jalan dengan Devi nanti siangnya bisa jadi jalan dengan sherly.Dalam jangka tiga bulan saja sudah hampir semua anak kelas 1 habis dipacarinya. Apa dengan begitu dia berfikir dia hebat?. Bukankah itu hanya sebuah tindakan gila!."Sudah banyak gadis didatangi nya, tapi dia bahkan tetap tak sekalipun menatap kearahku." Ini lebih gila dari tindakan Deo si playboy newbie itu. Bagaimana bisa ada seorang gadis yang

  • I Want To Be Playboy   8. Pelangi Di Hati

    Kamu harus cepat datang sebelum aku lelah menunggu.Kamu harus sampai sekarang sembelum aku membeku.Atau setidaknya kamu bahkan harus tau aku ada.Bagaimana mungkin bisa kamu tak tau? padahal kau yang membuat pelangi dihatiku.Seorang siswa sekolah menengah atas terlihat buru buru mendatangi sekolah. Hari ini ada ulangan dan dia sudah telat lima menit. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.05 WIB."Kiri Pak!" Gadis bernama Aqila itu berteriak pada kondektur bus, yang sebenarnya tak jauh dari tempatnya berdiri."Kiri pir supir." Kondektur memberi kode dengan mengetuk bagian atap bus."Hati hati neng." Kondektur memperingatkan Aqila yang terlihat berlari sejak turun dari bus.Hari ini ayahnya tak bisa mengantar kesekolah jadi ia harus naik bus, untuk pertama kalinya. Karna

  • I Want To Be Playboy   7.Aku Kenapa Kenapa

    -Mau sampai kapan kamu sadar? ada seseorang yang bahkan rela menjaga kamu dengan sepenuh hatinya?.Kenapa kamu justru terus memilih untuk terluka? apa tersakiti itu begitu menyenangkan?.Coba lah lihat kebelakang sebentar, aku ada tepat disitu- Aqila-Gadis bernama Aqila lebih memilih terus menyemprot setangkai mawarnya dengan air dari pada menganti bajunya."Ckk.. kenapa layu?" Mungkin jika ada orang yang melihat dia berbicara dengan setangkai mawar akan menganggapnya gila. Lagi pula bagaimana tidak layu? itu hanya setangkai mawar tanpa akar. Harusnya dia menanam saja bila ingin bunganya terus mekar."Tidak mungkin dibuang. Ini dari Deo" Kini malah dia memeluk vas bunga nya."Aku ada ide." Entah apa yang akan dilakukan. Ia justru mencabut bunga mawar dan bergegas pergi.Susah memang membaca fikiran orang yang tengah BUCIN.*****Sejak kejadian tempo hari Deo dan Sthephani memang semakin dekat. Sthephani yang agak sedikit agresif ag

  • I Want To Be Playboy   6.Lihatlah Aku sekali Saja

    -Aku baru saja akan mendekat, tapi entah kenapa antara kau dan aku seperti ada sekat.Sejak kau memilih dia, aku lebih memilih membunuh perasaanku. Membiarkanya menguap dan perlahan menghilang-Aqila lebih memilih menjauh dari dua orang didepanya yang sedang terlibat obrolan. Lagi pula untuk apa juga disana? tidak akan dianggap juga."Lukanya tak parah kan?" Sthep memegang lutut Deo yang masih terbungkus perbank."Aaa ya jangan di pegang juga!" Deo meneriaki wanita didepanya. Bagaimanapun lututnya sedang terluka, kenapa dia main pegang pegang. Lutut dan hatinya kini sama sama sakit."Kamu udah putus kan sama Wilda?" Tanpa basa basi Sthep menanyakan hal se sensitif itu pada orang yang baru saja patah hati. Meski blak blakan adalah karakternya, apa tidak ada cara lain untuk bertanya?."Bagus lah. Dia memang tak pantas buat kamu." Bahkan belum sempat Deo menjawab tapi Sthep kembali menyambung percakapan."Kenapa bicara begitu? buk

  • I Want To Be Playboy   5. kau Berubah

    Sama seperti mawar putih ini, dimatamu aku tak pernah menarik.Sama seperti mawar putih ini, lebih dipilih kau singkirkan.kabar buruknya, kau tetap penghuni tetap hati ini.Gadis bermata sipit itu menuang air kedalam vas berisi setangkai mawar putih."Jangan layu." Ucapnya berbisik pada bunga kesayangannya.*****Deo masih termenung mendengar penuturan dari Wilda, kenapa kekasihnya, ahh mungkin sebentar lagi jadi mantannya, jadi bersikap begini? seingatnya dia tak melakukan kesalahan apapun."Maaf, tapi aku tak mau semakin nyakitin kamu." Wilda kembali menangis. Kenapa dia selalu menangis? baik diawal hubungan atau di akhir hubungan mereka."Kenapa?" Deo hanya mampu menatap nanar seseorang yang ada didepannya. Beberapa detik yang lalu masih berstatus kekasihnya, tapi detik ini hubunganya akan berakhir."Deo maaf, tapi kamu pantes dapet yang lebih baik dari pada aku." Alasan klise. Jadi maksudnya seseorang yang baik tidak boleh dicintai denga

  • I Want To Be Playboy   4. Kenapa Harus Dia?

    Konon katanya cinta adalah bahagia melihat yang dicintainya bahagia, tanpa syarat harus dengan siapa. Ingin sekali mengucapkan kata itu, tapi entah kenapa lidahku mendadak keluAqila tergesa gesa masuk kedalam rumah tanpa mempedulikan keadaan sekitar. Yang ia tau, ia harus segera masuk kamar sebelum bundanya melihat dia sedang menangis."Qila?" Sang ibu menegur anak gadisnya yang masuk kedalam rumah tanpa salam apalagi permisi."Qila capek bun, mau istirahat." Qila terus menaiki tangga tanpa menoleh ke Bundanya."Haduh maaf ya mba Rani, Qila jadi ngak sopan padahal biasanya ngak begitu lho." Ibunda Aqila berusaha menjelaskan pada temannya."Ngapapa mba Aisya, biasa namanya juga anak muda. Suka badmood." kedua teman lama itu tertawa bersama"Iya apalagi Aqila kan sedang masa puber. huh sering dibuat jengkel saya mba." Aisya, Ibunda Aqila membuka sesi curhat siang hari ini."Nah sama ini, anak saya juga sering banget buat jengkel saya, t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status