Share

#44. Sekilas Kecup

Tak perlu waktu berpuluh-puluh jam untuk sampai ke tempat tujuan. Sekitar 3 jam saja kami memakan waktu perjalanan, tanpa macet dan tanpa keluhan panas matahari. Aku yang untung-untungan memilih baju selain hitam, termasuk Orick di sampingku, sehingga tak perlu repot menyalakan suhu ac sampai minus nomornya.

Kemarin, aku pikir Orick akan membawaku berlibur jauh seperti daerah Lombok atau Raja Ampat yang diidam-idamkan oleh setiap wisatawan. Bahkan tak dapat kuhindari bayanganku tentang laut yang biru di daerah Papua itu, mungkin aku bisa menghentikan kinerja otakku hanya untuk menikmati hidup yang sesungguhnya. Namun ternyata, dia membaku menepi di daerah yang sama, yang masih terpaut di benakku; Jakarta yang sesak dan menyebalkan.

Mulanya sih begitu. Tapi setelah berjalan jauh dan tiba di suatu jalan yang mana pesisir pantai terlihat nyata dari kejauhan, rasa kecewaku pada Jakarta perlahan-lahan memudar. Lapas itu habis dimakan pohon kelapa yang rindang. Aku tergiur melihat jejak-jej
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status