Share

#49. Aku Tidak Baik-Baik Saja

Hal pertama yang kulakukan setelah Orick mengembalikanku pada rumah, membanting diri ini ke atas kasur dan menangis dalam keadaan lampu padam serta pintu terkunci. Aku menyampirkan selimut ke seluruh tubuhku untuk mengunci segalanya agar tak bercahaya. Ini belum terlalu larut untuk ku-pergi ke alam mimpi, tapi ini cukup larut untuk ukuran Erin yang masih menggedor-gedor pintu kamarku karena mengkhawatirkanku.

"Kak? Kakak baik-baik aja?"

Aku tidak menjawab pertanyaan-nya, hingga wanita itu lelah sendiri dan berpaling dengan kalimat yang lain.

"Kalau ada apa-apa bilang Erin aja, Erin di kamar sebelah."

Tumpah ruah tangisku masih belum berhenti. Bagai keran rusak yang sulit aku senyapkan, alirannya membasahi bantal sampai ke bawah seprai. Rasanya amat nyeri, hingga untuk menarik napas saja aku kesulitan. Entah apa yang ada di dalam tubuhku, mungkinkah ribuan belati menusuk jantung dalam sekali gerakan. Aku tak bisa tersenyum. Untuk sesaat, aku tak bisa tersenyum. Biarlah malam ini menjad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status