Share

#47. Saung Sunset

"Kan kita bawa makanan juga dari rumah, nggak inget?"

"Nggak."

Aku hanya bisa bergeleng-geleng kepala menanggapinya. Sembari menggigit potongan sandwich, aku membuka satu bungkus kerak telor yang terasa masih panas. Dari harumnya saja sudah menggoda perut menjadi keroncongan. Dan tanpa ragu ku comot beberapa bagian itu.

"Coba, mau lihat hasil jepretannya." Aku berjalan mendekatinya untuk merampas kamera yang tergolek di sisinya.

Bergilir dia kembali beranjak ke depan meja telivisi untuk melahap kerak telor bawaannya. Sementara aku mulai tergugah dengan hasil foto yang dia ambil. Suasana gelap bercampur langit putih, lekas ceruk arunika yang dia ambil dari sudut kiri begitu sempurna. Aku tahu Orick lebih handal dalam persoalan menjepret. Bahkan aku pernah menitahnya untuk memasuki dunia fotografi, lumayan karyanya ini bisa diperjual-belikan. Ah ralat, Orick memang segala bisa dalam segala bidang. Aku kadang bingung, mengapa pria se-sempurna dia harus menyandingiku?

"Hei, kok ngelamun?"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status