Share

#46. Kelaparan

"Nar, tolong buka pintu balkonnya, aku gerah."

Setelah bermain cukup lama di sana, dan kami berlarian mengejar pedagang balon seperti anak kecil. Aku dan Orick tidak khawatir merasa lapar, serta aku tak khawatir untuk memasak dimari sebab kami di sana sudah makan lebih dulu. Kurang lebih makanan laut dan degan sampai dua batok, perutku terasa begitu kembung. Hingga sekembalinya ke hotel, aku bisa beristirahat dan memanfaatkan waktu untuk keperluan lain.

Sudah cukup lama sedari berhentinya ia bermain volly, namun keringatnya masih terus bercucuran akibat suhu panas di sini yang habis-habisan membakar kami. Aku menuruti perintahnya untuk membuka pintu balkon, dan langsung diserbu angin gelebug dari ketinggian lantai 10.

"Capek banget gila, tapi seru sih." ungkapnya membuat aku terkekeh.

Ya bagaimana tidak lelah? Sedaritadi dia terus mengajakku berlarian di area pesisir sembari melakukan vlog. Belum lagi berlomba membangun istana pasir, dan berakhir karena aku juara, dia sendiri yang mer
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status