I Love You, Mr. Brewok

I Love You, Mr. Brewok

last updateHuling Na-update : 2023-02-08
By:  MayhtOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Rating. 1 Rebyu
38Mga Kabanata
3.2Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Synopsis

Terkadang cinta menarik hati kearah yang tak kita duga. Dia menjatuhkan hatimu ketempat yang sepertinya salah. Pada awalnya terasa indah dan bersemangat mengejarnya. Tapi akhirnya saat kita telah sadar bahwa ini tidak semestinya, hanya air mata yang mengiringi hatimu berbicara. Bahkan benak pun enggan memberi kata. Aku jatuh cinta padanya dan bisa menerima dirinya yang berstatus duda. Lalu kuputuskan mengejarnya walau pun pengejaran itu ilegal karena dia adalah dosenku dan aku adalah mahasiswinya. Lebih tepatnya mahasiswi bimbingannya. Di kampusku, dosen dan mahasiswa dilarang memiliki hubungan spesial. DO menjadi salah satu alasan lainnya. Juga hubungannya dengan mantan istrinya. Dipertengahan perjalanan, aku diberi kejutan hingga mengubah perjalanan cintaku. Mungkin semua yang telah terjadi akan semakin menyakitkan bila diteruskan. Tapi apa pun yang kembali mengubah sedemikian hati, berikanlah apa pun yang menjadi kepentingan untuk menghadirkan senyum cinta. Karena semakin cinta menekan, semakin dalam air matamu semakin kau sadar cinta tidak sesederhana mencintai dan dicintai. *Cerita dalam novel ini akan di gambarkan dari berbgai sudut pandang. Sebenarnya ini terjadi karna penulis lebih menyukai tipe menulis yang bebas tanpa ada embel-embel aturan kaku apapun. Aturan natural yang terlihat saat itu saja, penulis lebih menyukai hal yang seperti itu. Intinya, mari, kita siapapun kita, menulis apapun yang kita mau tanpa SARA, dengan kebebasan yang bertanggungjawab. Thank youuu...

view more

Kabanata 1

Kedipan (yang Seharusnya) Mesum

Bagaimana bisa hidup ini berlalu begitu cepat. Masa-masa indah menjadi kenangan. Tangis bayi di kamar persalinan sudah berganti menjadi keluh kesah di masa dewasa. Masa kanak-kanak berganti menjadi kesendirian. Hampir setiap hari keputusan diperlukan. Moment-moment hidup tidak lagi membuat antusias. Perlahan-lahan hidup pun tidak bergerak, hanya dunia yang terus bergerak tidak mau menunggu.

Diantara awal perubahan hingga menuju titik terendah lagi, ada jembatan penghubung. Ada proses berbentuk jembatan menghubungkan awal dan akhir. Di jembatan itulah kehidupan kita yang sebenarnya terjadi. Di jembatan itulah awal mengantar kita ke akhir selangkah-demi selangkah. Awal dan akhir semuanya keputusan Tuhan. Akan tetapi, pilihan tetap di tangan kita sendiri. 

Jembatanku akan kubuka, kuceritakan pada kalian semua. Jembatanku penuh cerita. Jadi, akan kuambil yang terbaik menurutku untuk kuceritakan pada kalian. 

Jembatan itu...telah dibuka....

***

19 tahun lalu di kota Bandung yang dingin dalam sebuah keluarga penuh tawa bahagia, aku lahir sebagai anak tunggal. Awalnya sebagai anak tunggal menyenangkan. Semua perhatian, kasih sayang dan kehidupan orangtuaku hanya tercurah padaku saja. Segala sesuatunya tersedia. MEreka menajdi tamengku di setiap saat. Tetapi, segala sesuatunya dalam hidupku juga hampir selalu diputuskan oleh orangtuaku. Setiap pilihan ada mereka di dalamnya walau aku sendiri sebenarnya bisa memutuskan apa yang kumau. Ini itu mereka pasti tahu. Hampir tidak pernah mereka kelolosan. Hanya sekali saja saat aku memakan permen gulali yang dijual pinggir jalan, itu pun beberapa hari berikutnya gigiku sakit. Untung saja aku tetap bisa menyembunyikan semuanya. Hahaha...

Saat itu mungkin karna aku masih kecil, masih tinggal bersama mereka. Jadi, secara langsung dan tidak langsung, aku masih bergantung pada mereka. Sekarang setelah seragam putih abu-abu lepas dari kehidupan remajaku, aku akhirnya bisa memutuskan sendiri apa yang inginku kejar. Pertamakalinya dalam hidupku, suaraku tidak dibantah oleh mereka. Mereka melepaskan kekuasaan mereka, tidak mau mencampuri impianku.

Jurusan Arsitektur di salah satu universitas negeri terbaik di Jakarta adalah salah satu pilihan itu. Berasal dari keluarga yang berkecimpung di dunia design dan bangunan sedikit banyaknya menjadi inspirasi untuk terjun kedalam dunia Arsitektur.

Maka ketika namaku tercantum dalam daftar calon mahasiswa yang lulus dalam Universitas ini, aku dan orang tuaku sangat bahagia, mereka bahkan membangga-banggakanku didepan keluarga yang lain. Walau akhirnya harus menerima resiko jauh dari orang tua dan mencoba hidup mandiri di kota Jakarta ini, aku tetap pada pilihanku.

Awalnya mereka sangat berat melepas. Tapi jurus maut rayuan yang sudah kupersiapkan jauh-jauh hari beserta ribuan alasan pendukung lainnya, mereka pada akhirnya menyetujuinya. Aku resmi menjadi anak rantau di Jakarta. Bergabung bersama ribuan mahasiswa-mahasiswi rantau lainnya. Di sinilah awal kehidupan versi dewasa...dimulai.

Khususnya pasti kehidupan percintaanku juga. Mengingat aku belum pernah pacaran sebelumnya, ini pasti perjalanan yang akan menyenangkan. Semuanya serba pertamakali.

***

Pagi ini, hari pertama kuliah secara resmi dimulai setelah melalui MOS berjilid-jilid. Dalam perjanjian antara diri dan komitmenku tadi malam untuk menjadi mahasiswa disiplin yang selalu menebarkan hal-hal positif disetiap langkah, aku sudah merencanakan agar pagi ini menjadi mahasiswi pertama yang hadir di kelas, duduk paling depan, menyetorkan wajah sumringah pada dosen dan tentu saja mencari perhatiannya. Agar kehidupan kuliahku mulus lancar jaya. Itulah pikiran licikku....

Dan....

Disinilah aku sekarang....

Di depan kelas ditemani tatapan mengejek mahasiswa-mahasiswi lainnya dipimpin oleh dosen yang kuperkirakan sudah mempunyai cucu ini. Nafasku masih ngos-ngosan efek lomba lari antara aku dan jarum jam tanganku tadi saat menuju kesini.

Aku harus mengungsi keluar setelah diceramahi dengan kata-kata setajam silet. Sebelumnya aku juga harus mengucapkan janji untuk tidak mengulanginya lagi di depan kelas. Tidak ada bendera putih tidak ada toleransi sebagai sesama makhluk hidup yang sama-sama tidak sempurna. Aku melangkah gontai.

"Bagus. This is my first day and it’s toooooo....awesome"

***

Langkah gontai membawaku sampai di perpustakaan kampus.

Sepi.

Sepi sekali.

Tidak ada terlihat satu manusia pun termasuk penjaga perpustakaannya. Aku tidak tahu apa ada orang di ruangan di balik sekat kayu di depanku sana. Podium kebanggaan setiap penjaga perpustakaan di depan sekat itu pun kosong. Tidak ada orang.

"Hellooo anybody home" teriakku dari pintu perpus.

"Ssstt ini perpustakaan bukan terminal. Pake teriak-teriak segala" Sesosok tubuh gemuk dan gempal muncul dari belakangku, sukses mengagetkan.

"Eh maaf bu. Saya kira tidak ada orang. Soalnya sepi banget"

“Namanya juga perpustakaan, memang kamu kira diskotik?"

"Hehe” aku menggaruk kepala “Kalau begitu saya permisi mau masuk dulu, bu" aku melangkah masuk disertai tajamnya kedua matanya.

Brug!

"Aduh!!!" rasa nyeri membungkus lututku. Aku tidak sengaja menyandung kakiku sendiri.

"Ckckckck neng neng...udah teriak-teriak ga jelas, jatuh lagi....kamu itu dari planet mana sih neng???!!!" Ibu gemuk itu menceramahi sambil membantu berdiri.

Hampir saja jantung kami copot, saat sesosok tubuh tiba-tiba sudah berdiri dihadapan kami.

"Astaganaga ular naga panjangnya...astaga pak...anda bikin terkejut saja tiba-tiba sudah ada disitu"

Pria berjambang yang kelihatan sangat mempesona dengan kemeja biru dan celana hitamnya itu pun sedikit tersenyum.

"Maaf bu Nilam, saya sedang buru-buru, dari tadi saya sudah menunggu anda disini. Saya ingin mengambil titipan saya"

"Oh ia titipan...ok ok tunggu sebentar pak" ujarnya sambil tergesa-gesa berlalu.

"Oooh ibu Nilam namanya..."

"Mahasiswa baru?"

"Hmm? Saya maksudnya, pak?"

"Bukan...."

"Trus?"

"Tembok" ujarnya ketus menunjuk tembok dengan dagunya.

"Aiih apa-apaan sih, pak" ujarku sambil memonyongkan bibirku.

Pria itu menoleh dan menatap dengan dinginnya tepat dimataku. Ditengah detak jantungku yang berderam tak terkendali karena tatapan yang tak terduga itu, secara tiba-tiba si bapak dengan dagu dan pipi brewokan itu mengedipkan mata kanannya yang seksi.

Duarrrr!!!!!

Walaupun aku tidak yakin itu kedipan atau apa, tapi terlanjur jantungku meledak seperti kembang api tahun baruan. Mataku hanya bisa berkedap-kedip. Kalau benar itu kedipan, bukankah seharusnya itu adalah hal mesum yang harus kuhindari? Aku terlalu muda untuk dijadikan sasaran kedipan mesum itu. Tapi kenapa aku malah mematung dengan sejuta ledakan kembang api di otakku seperti ini?

“Kamu ga kenal saya, ya?”

Mataku membelalak. Di tengah-tengah kembang api yang berubah menjadi kobaran api itu pertanyaannya terasa sangat janggal. Sudah sangat jelas aku baru pertamakali bertemu dengannya disini. Di tempat ini. Tidak ada satu pun atribut-atribut wajahnya yang bisa kukenali.

"Pak, ini titipannya" Bu Nilam datang menyerahkan buku tebal berwarna coklat kuno dan usang membuyarkan kembang api tahun baruan barusan.

"Terimakasih bu Nilam...saya permisi dulu" pria itu pun melangkah pergi tanpa menoleh padaku yang masih terbakar ini.

"Sama-sama pak..." ibu Nilam tersenyum genit. NAda suaranya juga di buat-buat genit. Ekspresiku seketika berubah menjadi datar kembali.

Demi menenangkan perutku yang sudah bersiap-siap memuntahkan isinya ini, aku mengurungkan niat lebih lama berada disitu. Segera aku permisi melangkah cepat keluar dari situ. Kantin mungkin saja bisa menenangkan pikiran ini.

***

"Hey Muffin!"

Baru 3 langkah dari perpustakaan aku mendengar seseorang memanggil. Ternyata masih ada yang mengenalku si introvert ini.

Muffin??? Nama yg aneh bukan? Yah itu adalah namaku, Muffin Akredita. Entah terinspirasi dari mana orang tuaku menamaiku seperti itu, yang jelas, nama Muffin telah membawaku menjadi orang yang sedikit populer (lebih tepatnya diejek "kue" karena muffin tentu saja adalah sejenis kue). Ejekan itu di mulai saat aku TK. Kepopuleran itu mereda saat memasuki kuliah. Ternyata masih banyak nama-nama aneh mahasiswa lainnya di universitas ini. Itu membuatku lega karena akhirnya beban kepopuleranku berkurang, terkikis oleh mereka-mereka yang bernasib sama.

Dulu aku suka berandai-andai. Seandainya aku konglomerat, aku berencana mengumpulkan orang-orang yang ebrnasib sama denganku, membuat pesta tujuh hari tujuh malam bersama mereka, atau bila aku punya sihir, aku akan mengubah nama semua orang menjadi seaneh bahkan lebih aneh dari namaku. Kalau perlu, bila aku menjadi presiden aku akan membuat peraturan agar semua bayi yang lahir harus diberi nama lebih aneh dari namaku. Mungkin darah Kim Jong Un sudah mengalir deras di dalam tubuhku ini.

Aku mendapati sesosok tubuh kurus kering berambut hitam legam lurus panjang sedang berlari menuju ke arahku.

"Ariana!!!" aku sedikit berlari menyambutnya. Kami pun menyalurkan rasa rindu lewat pelukan sambil melompat-lompat seperti anak kecil.

"Hey...kemana aja, sih Muffin Akredita...ga pernah ngasih kabar lagi"

Ariana Santosa, adalah sahabatku sejak SMP. Memasuki SMA dia pindah ke Prancis meninggalkanku sendiri dalam sepi dan keheningan malam (abaikan!!!). Sampai SMA kami masih sering saling memberi kabar, tapi sejak memasuki masa UN dan sampai saat sebelum dia menyapaku tadi, kami tak pernah berhubungan lagi. Oh ia dia adalah mantan pacar tetanggaku, mas Panji (aku kira ini tidak terlalu penting).

"Iya...maaf Ri aku sibuk banget. Eh kamu juga kuliah disini?" ucapku setelah kami melepas pelukan kami.

"Cieelah yg calon wanita karier. Ia kuliah disini"

"Hehehe...eh kapan nyampenya?"

"Udah dari beberapa bulan lalu keless"

"Ish... kenapa ga bilang-bilang"

"Nomor & bbmmu ga aktif. Kayanya Inbox f* dan dm twitter plus igmu udah penuh gegara pesan dariku...kamunya aja yang ga peka, wuu..."

"Ia tah? Hehehe maaf-maaf gara-gara ujian aku ga pernah ngisi kuota buat ngecek sosmed lagi. Nomor juga udah ganti" aku menunjukkan cengiran plus penyesalan.

"Hmm...ya udah, berarti sudah jelas, kan, siapa yang ga bisa dihubungi sama sekali.  Eh aku laper nih cari makan, yuk, sambil kangen-kangenan"

"Yukk"

Dengan otakku yang mungkin saat itu sedang  kosong dan tidak berbobot sama sekali, aku pun mengiyakan ajakan best friendku itu tanpa ingat bahwa 1 jam lagi masih ada mata kuliah yang menanti.

Tapi apa kau tahu? Bahwa kebodohan ini adalah awal kedua dari proporsi proses cinta di novel ini. Kau harus meneruskan kegiatanmu membacanya. :).

***

Di sinilah aku lagi...

Di depan kelas yang sama seperti tadi, dengan tatapan dari mahasiwa-mahasiswi lainnya lagi, masih dipimpin oleh satu tatapan dosen juga. Bedanya, dosen kali ini tidak asing. Tatapan dinginnya itu adalah milik pria yang bertemu denganku di perpustakaan tadi. Si pemilik kedipan mesum.

"Keluar!"

"Hah??" teriakku. Buru-buru kututup mulutku yang menganga saat dia semakin menajamkan matanya.

"Keluar...temui saya setelah mata kuliah ini selesai"

Tanpa memperpanjang masalah lagi, aku pun langsung berlari kecil keluar.

Apes untuk kedua kalinya dalam satu hari di hari pertama kuliah. Mahasiswa disiplin apanya? Menebarkan hal-hal positif apanya?. Kuacak-acak rambutku.

***

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

default avatar
Queen giselle
Lanjut dong kak
2022-10-27 13:57:01
0
38 Kabanata
Kedipan (yang Seharusnya) Mesum
Bagaimana bisa hidup ini berlalu begitu cepat. Masa-masa indah menjadi kenangan. Tangis bayi di kamar persalinan sudah berganti menjadi keluh kesah di masa dewasa. Masa kanak-kanak berganti menjadi kesendirian. Hampir setiap hari keputusan diperlukan. Moment-moment hidup tidak lagi membuat antusias. Perlahan-lahan hidup pun tidak bergerak, hanya dunia yang terus bergerak tidak mau menunggu.Diantara awal perubahan hingga menuju titik terendah lagi, ada jembatan penghubung. Ada proses berbentuk jembatan menghubungkan awal dan akhir. Di jembatan itulah kehidupan kita yang sebenarnya terjadi. Di jembatan itulah awal mengantar kita ke akhir selangkah-demi selangkah. Awal dan akhir semuanya keputusan Tuhan. Akan tetapi, pilihan tetap di tangan kita sendiri. Jembatanku akan kubuka, kuceritakan pada kalian semua. Jembatanku penuh cerita. Jadi, akan kuambil yang terbaik menurutku untuk kuceritakan pada kalian. Jembatan itu...telah dibuka....***
last updateHuling Na-update : 2021-07-07
Magbasa pa
Tertidur
Inilah pembelakaanku.Sebenarnya...ditengah-tengah perbincanganku dengan Ariana tadi, aku sudah sadar masih ada 1 Mata Kuliah lagi. Tetapi...saat mendengar curhatan Ariana tentang kedua orang tuanya yang sudah bercerai saat di Prancis, lalu dia lebih memilih kembali ke Indonesia tinggal di rumah neneknya yang tak jauh dari kampus, aku jadi tidak tega meninggalkannya. Setidaknya aku harus menghibur dan memberikan semangat padanya, karena saat dia merasa sangat terpuruk waktu itu aku sebagai sahabatnya tidak ada disampingnya. Barulah, saat temannya mengirimkan pesan bahwa dosen sudah datang, aku bisa melepaskan diri darinya. Tapi itu sudah 35 menit berlalu dari jam Mata kuliah si dosen brewok itu. Maka, sekencang apapun tadi aku berlari tetap saja terlambat.“Hufth...Tapi setidaknya, yah, seharusnya dia bisa menghargai usahaku yang tetap berusaha menghadiri mata kuliahnya. Apalagi aku mahasiswa baru. Harusnya para dosen-dosen itu bisa mentolerirlah. Di
last updateHuling Na-update : 2021-07-08
Magbasa pa
G. Ferdian, M. Ars
 Merantau jauh dari orang tua walau hanya beda provinsi, di satu sisi membuatku senang karna aku bisa bebas menjalani hari-hariku tanpa di awasi oleh orangtua, tanpa pertanyaan ini itu, tanpa larangan ini itu. Di sisi lain, segala sesuatunya benar-benar kulakukan sendiri dari mulai membuat sarapan, membersihkan kosan, mengisi listrik, memperbaiki kalau ada yang rusak dan sebagainya. Semua serba sendiri. Kalau di rumah orang tua dan pembantu sudah siap siaga, di sini tangan dan otakku harus siap siaga mengantisipasi segala sesuatu yang memerlukan perbaikan.Sesekali kalau lagi malas, membeli makan di luar sudah jadi salah satu kebiasaanku. Tak kusangka makanan di warteg, nasi padang, pecel ayam, fried chicken dan jajanan di pinggir jalanan bisa seenak. Selama ini orang tuaku tidak pernah mengizinkanku memakan makanan-makanan itu. Mereka bilang makanan-makanan itu tidak higienis.Kalau dari dulu aku tahu ada makanan seenak itu, aku pasti ti
last updateHuling Na-update : 2021-07-10
Magbasa pa
Ice Wall (Resep Menghadapi Masalah)
Ada 3 unsur wajib dalam merancang bangunan. Unsur keindahan, unsur kekuatan dan unsur fungsi bangunan. Simple sekali memang. Seharusnya begitu. Tetapi bila yang menjelaskan itu adalah dia, si Mr. Brewok itu, semuanya memantul setelah menyentuh kulit jidatku. Belum sempat penjelasannya itu di proses di dalam otak, kulitku sudah mengusir mereka semua pergi seakan-akan itu akan membuat hidupku semakin tidak karuan. Tidak ada satu pun penjelasan darinya yang bisa kumengerti. Pikiranku sibuk mencari-cari cara bagaimana caranya menjelaskan semua kesalahpahaman ini. Terutama menjelaskan curhatan colongan di perpustakaan. Hanya mata kuliahnya saja yang membuatku gelisah dan gusar. Padahal sebenarnya tidak ada kesulitan yang berarti. Mata kuliah lain yang bahkan tingkat kesulitannya ada yang jauh lebih tinggi saja masih bisa kukuasai meski megap-megap. Selama 1 bulan ini, di luar semua berjalan normal seperti biasa karena aku juga tidak mau bertemu dan tidak berusaha untuk bertemu dengannya. B
last updateHuling Na-update : 2021-07-19
Magbasa pa
Curhat
"Dia itu duda, Fin. Duda tanpa anak" ujar Ariana. Dia menginap di kosanku. "Ah serius lo? Tau dari mana?" tanyaku tak percaya pada Ariana. "Ya elah semua penghuni kampus juga tahu kali, kecuali elu kayanya" "Ia, tah? Apa karna aku udah terlanjur bete sama dia kali, ya?” “Maybe” “Trus istrinya kemana?" "Nah itu dia, sampai sekarang belum ada yang tau mantan istrinya siapa. Dia baru 2 tahun disini dan waktu dia pindah kesini juga dia udah jadi duda makanya ga banyak yang tau tentang hal yang privasi seperti itu" "Ooo jadi dia baru 2 tahun disini. Trus trus ada gosip-gosip apa lagi tentang dia?" "Hmm...wait...wait...wait...Lo suka, yah, sama dia?" tanya Ariana sambil mengunyah keripik singkong yang kami beli di supermarket tadi sore. “Suka? Sebel sih lebih tepatnya” “Sebel bisa kadi suka loh ujung-ujungnya” “Gila mana mungkinlah. Gue masih kecil, Nana” “Trus emang anak kecil ga boleh suka-sukaan gitu?” “Ya, ga sama dosen juga kali” “Itu kan menurut, lo. Coba deh menurut hati
last updateHuling Na-update : 2021-07-24
Magbasa pa
Simtom Jatuh Cinta
Ada panggilan masuk dari bu Nilam saat aku mengantar Ariana ke pagar kosan. Dia menginap di kosanku lagi setelah kami pergi ke Dufan kemarin. Untung saja Ojek online Ariana sudah menunggu sedari tadi dan tidak perlu menunggu lama aku pun mengangkat panggilan itu. Oh ia aku dan bu Nilam sudah saling mengenal karena sering bolak-balik ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas. Bu Nilam ternyata orang yang ramah dan sangat asyik diajak ngobrol. Semua topik-topik pembicaraan bisa dia ikuti. Dari pembahasan yang sudah ketinggalan jaman hingga yang up to date. Kami berbincang hanya sekali-sekali dan tidak membahas hal-hal privasi. Dari bu Nilam juga aku berkenalan dengan Miss Gracelia Handoko, wanita yang lebih mirip artis dari pada jadi penghuni kampus, juga yang dikabarkan sedang PDKT dengan si Mr. Brewok tentunya. Saat tau dia adalah dosen Bahasa Inggris di fakultas Psikologi aku sempat benar-benar kagum padanya. Tapi, setelah mendengar cerita Ariana, rasa kagumku berkurang begitu saja. Sig
last updateHuling Na-update : 2021-07-29
Magbasa pa
POV : Janji
"Ck!! Ayolah, Fer. Dia itu mahasiswimu. Bahkan belum genap 20 tahun" batin dan otak Ferdi saling beradu pendapat membuat dirinya hanya terpaku. Sementara tangannya mengendalikan setir mobil. Dia tidak menyangka pelukan yang tidak disengaja di perpustakaan tadi bisa mengacaukannya. Dia hanya ingi mencoba akrab dengan Muffin setelah beberapakali pertemuan mereka tidak mulus. Mahasiswinya itu selalu menunjukkan ketidaknyamanan setiap kali mereka bertemu. Dia hanya ingin mencoba menetralkan kembali semuanya. Pelukan itu melebihi ekspektasi. "Fer, kamu kenapa?" tanya Grace pada Ferdian. Bukannya menajwab dia hanya diam tetap berusaha fokus menyetir di tengah-tengah kegaduhan nalarnya. "Fer kenapa sih kok dari tadi diam aja? Lagi mikirin apa, sih?" Grace semakin mendesak, tapi tetap saja ferdi diam dan lebih memilih menyimpan semua fikirannya. Grace yang sudah mengerti bagaimana watak pria disampingnya itu pun berhenti bertanya. Grace membuang wajah kesal keluar jendela mobil. "Grace..."
last updateHuling Na-update : 2021-08-01
Magbasa pa
PKM Modus
Hari-hari dikampus pun semakin indah setelah insiden romantis pelukan yang tidak sengaja itu. Angan-anganku berubah untuk bisa selalu bertemu dengannya setiap kali melangkahkan kaki di lingkungan kampus. Terkadang aku nekat untuk hanya sekedar lewat didepan ruangannya, tentunya setelah mempersiapkan alasan-alasan yang konkrit bila bertemu seseorang atau bahkan bila kebetulan bertemu dengannya saat melakukan aksi itu. Aku tau ini semua salah juga berlebihan. Aku tau dengan mengejarnya seperti ini takkan mengubah kata-kata DO di urutan-urutan efek cinta ini. Tapi kata hatikulah yang selalu mendorongku. Bila hampir semua orang membenci hari Senin, aku justru sebaliknya, hari Senin adalah hari favoriteku. Kalau saja semua hari berubah menjadi hari Senin pasti aku sangat-sangat bahagia. Kenapa? Karena di hari Senin tepatnya mata kuliah jam kedua adalah mata kuliahnya Pak Ferdi. Bila seluruh mahasiswa membenci dosen yang disiplin juga dosen yang tak pernah absen, itu tidak berlaku padaku. M
last updateHuling Na-update : 2021-08-09
Magbasa pa
Kesempatan Kedua
“Ck! Apa yang harus kukakukan bila dia benar-benar datang kesini? PKM? Kuharap itu hanya alasan. Kuharap kau tidak melakukannya dan kuharap pelukan yang tidak sengaja itu tidak mempengaruhimu. Kalau kau benar-benar terpengaruh, aku takut. Takut itu akan melukaimu. Tidak ada alasan untuk memberimu kesempatan di hatiku ini. Selain itu aku tidak yakin apa kau bisa menerima....” Trrt...trrrt....trrttrrt Getaran handphone membuyarkan lamunan Ferdian. Dia bangkit dari tempat tidurnya mengambil hanpdhone di atas meja rias putih. "Halo Fer, ini aku Grace. Aku ganti nomor. Besok aku akan mampir ke rumahmu. Aku lagi belajar masak resep masakan yang baru. Aku mau kau orang yang pertama yang mencicipinya. Ok. Bye" sambungan telepon diputus tanpa meminta persetujuan dari Ferdi. Ferdi hanya bisa tersenyum atas tingkahnya itu. Kalau sudah sangat bersemangat, dia tidak akan pernah mau kompromi dengan hal-hal lain. Itulah Grace. Wajah semangat Grace selalu bisa menaikkan mood Ferdian. Dari dulu samp
last updateHuling Na-update : 2021-08-11
Magbasa pa
Penolakan Halus
Ting...tong...ting...tong.... Ini sudah ketiga kalinya aku membunyikan bel. "Selamat pagi pak, saya Muffin mahasiswa bimbingan bapak, saya datang karena ingin mendiskusikan PKM yang kemarin pak" teriakku dari luar pagar kayu setinggi bahu. Aku sampai harus berjinjit agar bisa leluasa melihat kedalam. Ting...tong...ting...tong.... Kupencet lagi bel berbentuk kubus berwarna coklat antik di tiang penopang pintu pagar. Lagi-lagi tidak ada jawaban. Jangan-jangan si Mr. Brewok itu tidak ada dirumah. Trus kemana? Ke kampus tidak mungkin. Ini kan hari Sabtu. Aku sudah cek jadwalnya. hari ini dia tidak ada jadwal mengajar, rapat dan lain-lain. Dia benar-benar free. Seharusnya. Atau jangan-jangan dia masih tidur? Kulihat jam tanganku. Astaganaga, ini kan masih jam setengah tujuh. OMG!!! Aku pun membalikkan badan berjingkat pelan-pelan. Aku harus segera pergi dari sini sebelum suara bel dan teriakanku tadi membuatnya terbangun. Bisa kubayangkan bila itu terjadi sudah pasti akan kena semprot
last updateHuling Na-update : 2021-08-13
Magbasa pa
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status