Berawal dari sebuah pertemuan yang selalu menjengkelkan hati, Indriani Putri seorang janda beranak satu dengan seorang pemuda tampan yang baru saja lulus sekolah menengah itu membuat wanita berumur 26 tahun itu, menggelengkan kepalanya melihat kelakukan pemuda yang baru menginjak usia 18 tahun itu, yang jauh dari kata seorang laki-laki 'dewasa' Namun... Takdir berkata lain pemuda itulah yang menjadi hidup seorang Indriani tidak akan lagi menyandang status sebagai seorang janda. "Mbak aku ini sudah besar lho. Mau bukti?" Seringai nakal senyum tersungging di bibir pemuda itu. "Apa nya yang besar? Jempol kaki?!" Sahut Indri dengan sedikit ketus, bisa-bisanya bocah ingusan yang kini adalah suaminya itu menggodanya. "Hahaha." Pemuda bernama Adrian itu tergelak dengan jawaban Indri. "Wah Mbak udah tahu kalau jempol kaki aku gede. Berarti Mbak udah berpengalaman." Goda nya lagi membuat ku menatap tajam padanya. "Kenapa? Mau coba ya sama aku?" Seru nya menyebalkan. "Aku siap kok kapan aja mbak mau." Goda nya lagi. "Mimpi mu!" Ketus Indri seraya pergi. "Halal lho mbak." Teriaknya. "Yukkkk." Ucap nya mengikuti langkah pergi nya Indri.
View MoreSesampainya di depan ruangan El masuk dengan rasa gugup sekaligus senang nya, ia langsung duduk di kursi kepemimpinan dan memutar kursi itu membelakangi Kiara yang dari tadi mengikuti nya.El langsung memegangi dadanya yang berdebar tiga kali lebih cepat saat ini. Wajahnya yang berseri dan bibir nya yang tersenyum di balik sana membuat Kiara mengerutkan kening nya."Sedang apa yang di lakukan pak El, kenapa dia diamkan aku seperti ini? Dia tadi memanggil ku untuk mengikuti nya sekarang malah aku di anggurin seperti ini!" Kesal Kiara karena El tak kunjung menyampaikan apa maksud dia menyuruh Kiara untuk ke ruangannya."Pak Rafael..." Panggil Kiara dengan hati-hati. "Maaf pak tadi bapak panggil saya ke sini untuk apa ya?" Tanyanya dengan sangat hati-hati.Sedangkan El ia masih memegang dadanya itu, ia masih menenangkan hatinya yang kurang ajar nya masih berdebar-debar mengingat kejadian tadi, lalu El pun menyentuh bibirnya yang masih merasakan bagaimana lembut nya
Kiara mengikuti langkah cepat dan lebar pimpinan sekaligus pemilik hotel itu. Langkah cepatnya El membuat Kiara pun menjadi cepat padahal ia saat ini menggunakan sepatu yang berhak cukup tinggi.Ketika mereka melangkahkan kaki, Kiara melihat seorang rekan kerjanya yang sedang mengepel lantai, dan mungkin El tidak memperhatikan nya, maklum saja dia adalah bos untuk apa memperhatikan bawahan nya secara detail."Awas pak El ada genangan a....aaaaaa." Mendengar Kiara berteriak dengan cepat El membalikkan tubuhnya dan dengan refleks menarik pinggang Kiara dengan tangan nya yang akan terjengkang itu. Kiara pun yang merasakan tubuhnya akan terjatuh menjengkang karena licin nya genangan air itu pun tanpa sadar menarik jas yang El kenakan saat ini, sehingga jika di slow motion gerakan mereka terlihat jelas saling tarik menarik, dan pada saat itu El tanpa sengaja mengecup kening Kiara saat Kiara menarik jas El dengan kedua tangan nya sehingga Kiara menabrak dada bidang El itu. S
Kiara menjamu semua tamu yang hadir dalam penjamuan tersebut, salah satu di antara mereka Kiara mengenalnya ya Kiara melihat Ferdi berada di sana duduk dengan santai nya. "Apa kak Ferdi masih sedang bekerja ya? Oh mungkin kak Ferdi di ajak bos nya kesini karena dia kan bekerja di perusahaan itu." batin Kiara. Dengan sopan dan ramah Kiara bersikap, semua tamu di sana pun sangat bersikap ramah. Kiara yang bertugas menjamu apapun yang mereka butuhkan dari mengambilkan makanan, minuman dan hidangan penutup. Terdengar dari obrolan mereka seperti pertemuan keluarga bukan seperti pertemuan kolega bisnis. Dan alangkah terkejutnya Kiara saat mendengar pemilik itu mengenalkan anaknya kepada semua tamu nya itu, dan anak yang di maksud nya adalah Ferdi kakak kelas Kiara semasa kuliah. Saat Kiara tak sengaja melihat Ferdi, Ferdi pun sedang menatap Kiara dan tersenyum tipis. Kiara membalas senyuman Ferdi kaku. Setelah selesai menjamu keluarga Ferdi yang masih
Setelah kejadian 350 itu terjadi hari hari Kiara jalani dengan ikhlas ya suatu kata yang mudah di ucapkan namun sulit untuk di jalani, tapi mau bagaimana lagi semua sudah terjadi Kiara meyakini bahwa setiap masalah pasti ada solusinya. Ya, solusi yang akan membuat nya susah seumur hidup Kiara. "Kiara" panggil seseorang, Kiara pun membalikkan badan nya untuk mengetahui siapa yang memanggil nya. "Kak Ferdi kakak lagi ngapain disini?" tanya Kiara pada Ferdi "Aku sedang kerja disini itu perusahaan tempat aku bekerja." ucapnya menunjukkan ke arah perusahaan besar dekat hotel Kiara bekerja. "Kak Ferdi kerja di perusahaan itu? Wah keren banget kakak bisa kerja di sana, itu kan perusahaan besar dan gak mudah orang bisa kerja di sana." ucap Kiara kagum. Ferdi hanya tersenyum dengan perkataan Kiara, "Kamu kerja di hotel ini?" tanya Ferdi melihat dari seragam Kiara. Kiara hanya mengangguk membenarkan pertanyaan Ferdi. "Wah kita bisa terus ketemu dong Kiara." cic
"Kamu tidak akan saya pecat, kamu masih bisa bekerja disini dan soal mengganti kerugian nya kamu bisa mencicil nya dengan uang gaji kamu selama kamu mampu." urai El penuh serius. Kiara melongo tidak percaya akan penawaran gila El, bagaimana mungkin uang sebanyak 350 juta di bayar dengan mencicil menggunakan uang gaji nya, bisa-bisa seumur hidup ia harus mencicil nya. "Kalau kamu tidak menerima penawaran saya kamu bisa membayar semua kerugian saya cash sekarang juga!" ancamnya. Kiara semakin melongo tak percaya dari mana ia bisa dapat kan uang sebanyak itu dengan waktu yang sangat cepat. Kiara menghela napas nya berat, "Baiklah pak saya terima penawaran yang pertama saja, saya akan mencicil nya, walaupun seumur hidup saya." ujarnya sendu dan pasrah. "Pilihan pertama lebih baik dari pada pilihan kedua sangat berat." ucap kiara dalam hatinya. "Baiklah kalau begitu, masalah sudah terselesaikan kan jadi mari kita bersalaman." ucapnya El lalu ia pun mengulurkan tan
Di sebuah ruangan El dan Kiara tengah berada, tadi El memerintahkan Kiara untuk mengikuti keruangan nya. El yang duduk di kursi kepemimpinan nya dengan santai sedangkan Kiara berdiri didepan meja El dengan wajah tertunduk, takut dan jantung berdebar kencang yang kini Kiara rasakan. Tangan yang berada di belakang tubuhnya ia remas pertanda bahwa seorang Kiara sedang sangat gugup. Bagaimana tidak gugup, berdua dalam satu ruangan dan sang bos besar sedang menatap secara intens tanpa ada kata-kata. "Ah kenapa pak El hanya diam saja tanpa berbicara, lebih baik aku di marahi oleh nya daripada di tatap seperti itu." batin Kiara dalam hatinya. "Apa aku yang harus lebih dulu berbicara dan minta maaf ya." batin nya takut. "Aku sangat merindukan sosok perempuan yang ada di hadapanku ini, dia sekarang berbeda, sangat cantik dan terlihat lebih dewasa, ingin rasanya aku memeluk nya dengan erat mengobati rasa rindu yang begitu dalam." batin El merindukan. "Maaf pak.
Hari demi hari, Minggu demi Minggu dan sekarang sudah 3 bulan berlalu Kiara bekerja. Dimana Kiara ia di tempatkan bekerja sebagai asisten manager hotel yang bertanggung jawab atas rekan-rekan kerja seperti para karyawan yang bekerja sebagai pelayan, bertanggung jawab atas semua yang harus dilakukan oleh para pelayan atas pelayanan terbaik terhadap para tamu hotel. "Ayok semua karyawan berkumpul semua, bos besar hari ini akan datang." ucap Bu manager pada semua karyawan dengan nada yang sangat tinggi dan penuh emosi. Semua para pekerja dan pelayan disana berkumpul dengan cepat karena terlihat Bu manager nya marah besar seperti nya ada masalah besar, dan dimana bos pemilik hotel yang tidak pernah datang hari ini akan datang bersama sekretaris nya. Semua karyawan kasak kusuk bertanya ada apa tapi tidak ada satu orangpun yang menjawab. Kiara yang sedang di dalam toilet belum mengetahui bahwa semua pekerja harus berkumpul, seorang bos besar pemilik sekaligus pemim
Waktu begitu sangat cepat tak terasa akhirnya Kiara pun tengah lulus kuliah nya di kampus dengan nilai yang lumayan untuk dirinya, jerih payahnya selama ini membuahkan hasil cukup membahagiakan selain ia bisa menyelesaikan pendidikan sarjana nya ia juga bisa menghasilkan uang sendiri untuk biaya pendidikannya. Pagi hari seperti biasa Kiara menyiapkan segala keperluan nya untuk berjualan, merapikan dan menata semua alat-alat dan buah-buahan supaya siap untuk nanti ketika ada pembeli datang. Ketika tengah asyik dengan kegiatannya sebuah panggilan telepon membuat ponselnya berdering sangat keras lalu ia pun mengangkat dan menerima panggilan telepon itu. "Iya selamat pagi juga, benar saya Kiara, ah terimakasih banyak ya." ucap Kiara saat menerima telepon. Setelah selesai panggilan itu Kiara pun tersenyum bahagia karena lamaran yang ia tuju di terima. *** Sore harinya Kiara pulang, ia akan memberi tahu ibu dan ayahnya bahwa dia di panggil o
Ah sial!" Umpat Tristan dengan kesal karena bagian bawah nya di tendang dengan sangat kuat oleh Kiara. Kiara dengan cepat mencari kunci pintu villa itu lalu membuka pintu itu segera, keluar dengan rasa takut di hati nya. "Sialan, Kiara!" Teriak Tristan dengan sangat kesal seraya memegang bagian bawah area terpentingnya itu karena merasa ngilu yang luar biasa. Kiara tidak mempedulikan panggilan Tristan padanya. I
dengan pelan namun terdengar oleh ibunya. Ibu Kiara menghela nafasnya panjang. "Kiara, keluarga kita dengan keluarga mereka sungguh sangat berbeda, kasta dan kehormatan kita sangat jauh dengan mereka. Ibu dan ayah tidak mau kamu sampai tersakiti." Ujar ibu dengan lirih. "Tapi Bu..." Rengek Kiara memohon. "Mereka sangat baik padaku, mereka juga tidak memandang dari segi kekayaan, aku pernah bertemu dengan ibunya kak Rafael." Jelas Kiara salah dengan ucapan ibunya, karena ibunya menilai keluarga El sangat buruk. "Ibu harap kamu bisa mengerti dan patuh akan permintaan ayahmu." Kata ibu seraya pergi meninggalkan Kiara sendiri untuk tidak berdebat dengan putrinya itu. Kiara melihat punggung ibunya yang pergi meninggalkan nya. "Ibu..." Lirih Kiara dengan sendu....
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments