Share

6. Menghindar

Penulis: Dea Anggie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-01 08:58:54

Setelah kejadian di ruangan  CEO, Yuki mulai menghindari Cristopher. Saat berpapasan atau tidak sengaja bertemu, Yuki hanya menundukkan kepala sebagai tanda sopan santun, dan berlalu begitu saja tanpa menatap wajah Cristopher. Hal itu membuat Cristopher semakin gelisah.

Cristopher duduk bersandar di sofa ruang kerjanya, "sudah hampir seminggu, saat kami bertemu di lift pun dia hanya menundukkan kepala tanpa melihatku. Apa dia sangat membenciku? Apa yang harus aku lalukan, ya?" batin Cristopher berpikir serius.

Pintu ruangan di ketuk, tidak lama pintu terbuka dan seseorang masuk.

"Tom, apa saja jadwalku hari ini?" tanya Cristopher, mengira seseorang yang datang adalah sekretarisnya, Thomas.

"Maaf, Pak. Saya diminta Pak Thomas mengantarkan dokumen," kata seseorang yang baru masuk ke dalam ruangan. Yang tak lain adalah Yuki.

Yuki yang baru masuk berdiri di belakang Cristopher yang duduk santai di sofa.

Mendengar suara yang dirindukan, membuat Cristopher tersenyum. Dia berpikir dia sedang berhalusinasi mendengar suara Yuki.

"Astaga, sepertinya aku benar-benar gila sampai mendengar suaranya. Apa sebaiknya aku pergi ke dokter, Tom?" Tanya Cristopher.

Cristopher masih belum sadar, jika seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangannya adalah Yuki, bukan Thomas.

"Pak CEO, ini saya, Yuki. Pak Thomas sedang menerima panggilan mendesak dan beliau meminta saya mengantarkan dokumen yang anda minta untuk cepat diantarkan. Saya akan meletakkannya di meja," Yuki menjelaskan apa yang perlu di jelaskan. Dia meletakkan dokumen di atas meja Cristopher.

Mendengar langkah kaki yang berbeda dengan langkah kaki Thomas, Cristopher segera berpaling dan mengikuti arah suara langkah kaki yang didengarnya. Cristopher terkejut saat melihat Yuki meletakkan dokumen di mejanya.

"Yu-yuki," gumam Cristopher melebarkan mata. Dia sungguh tak menduga jika Yuki akan masuk ke ruangannya.

"Jadi tadi memang suara Yuki? astaga, aku kira aku sudah gila karena terus memikirkannya," batin Cristopher lekat menatap Yuki.

Yuki berjalan menjauh dari meja kerja dan langsung berpamitan pergi pada Cristopher.

"Saya permisi, Pak."

Cristopher berdiri, segera berjalan mendekati Yuki dan menahan tangan Yuki agar tak melangkah lebih jauh.

"Tunggu," kata Cristopher.

Yuki menghentikan langkahnya, "ada apa, Pak? Saat ini, saya sedang sibuk. Jika bukan tentang pekerjaan, saya harap anda tak menahan saya lebih lama lagi," kata Yuki dengan nada suara dingin.

"Saya tidak akan menahanmu lebih lama. Saya hanya butuh beberapa menit untuk bicara," kata Cristopher. Berharap Yuki memberinya kesempatan bicara.

"Maaf, Pak. Saya tidak bisa meluangkan waktu. Permisi," tolak Yuki yang langsung menarik tangannya yang dipegang Cristopher.

Sayangnya Yuki menolak pembicaraan di luar topik pekerjaan dan memilih pergi meninggalkan Cristopher.

Lagi-lagi Cristopher hanya bisa diam menatap kepergian Yuki sampai hilang di balik pintu.

Di luar pintu, Yuki langsung  menghela napas lega. Dia memalingkan pandangan menatap ke arah pintu dengan dahi yang berkerut.

"Sebaiknya memang seperti ini," batin Yuki yang langsung pergi.

Yuki berjalan menuju ruangan divisinya, di tengah jalan dia berpapasan dengan Dion. Yuki sedang serius berpikir sampai-sampai tak menyadari keberadaan Dion.

Dion menghentikan langkah kaki dan memalingkan pandangan menatap Yuki yang sedang berjalan, lalu kembali melajutkan langkah kakinya pergi kembali ke ruangan divisinya. Dion cukup terkejut Yuki mengabaikannya, karena biasanya Yuki pasti akan menatapnya dan tersenyum padanya saat tak sengaja bertemu.

***

Cristopher sedang rapat, tetapi pikirannya tidak fokus dengan rapat. Sepanjang rapat berjalan sampai rapat selesai, dia hanya terus memikirkan Yuki.

"Tom, aku mau keluar sebentar. Kalau ada apa-apa hubungi aku," kata Cristopher.

"Anda mau pergi ke mana?" tanya Thomas ingin tahu.

"Nggak jauh kok," jawab Cristopher.

Thomas merasa ada yang aneh dengan Bosnya. Namun, dia tidak bisa untuk bertanya apa hal yang terjadi saat itu karena ada banyak pekerjaan yang sedang menunggunya.

"Hati-hati, Pak. Jika butuh sesuatu segera hubungi saya," kata Thomas. Yang mau tak mau membiarkan Bosnya pergi begitu saja.

"Ok," jawab Cristopher yang langsung pergi meninggalkan Thomas.

Thomas menatap kepergian Cristopher, lalu berbalik dan berjalan pergi ke arah berlawanan untuk kembali ke meja kerjanya dari ruang rapat.

Ditengah perjalanan, Thomas bertemu Yuki dan Amelia yang sedang dalam perjalanan menuju gudang.

Amelia menyapa, "Halo, Pak Thomas."

Begitu juga Yuki, "Halo, Pak."

Yuki dan Amelia menundukkan sedikit kepala sebagai bentuk sopan santun dan formalitas pada Thomas yang jabatannya lebih tinggi.

"Oh, halo kalian berdua. Sedang sibuk ya?" tanya Thomas melihat masing-masing dari Amelia dan Yuki membawa sebuah kotak.

"Begitulah, Pak. Bapak dari rapat ya?" jawab Amelia yang langsung bertanya balik.

"Iya," jawab Thomas tersenyum.

Amelia melihat sekitar, seperti sedang mencari-cari seseorang.

"Pak Thomas sendirian? Di mana Pak CEO?" tanya Amelia ingin tahu.

"Beliau pergi. Entah kenapa suasana hatinya lagi nggak baik," jawab Thomas.

"Oh," gumam Amelia menganggukkan kepala.

Thomas menatap Yuki, "Yuki, ada waktu sebentar? Saya mau ngomong sesuatu," tanya Thomas.

Yuki menatap Amelia, "hm, saya ... " kata Yuki menjeda ucapannya.

Amelia langsung bicara, "Oh, silakan bicara kalian berdua. Yuki, aku duluan ke gudang ya. Mari, Pak."

Amelia pun pergi meninggalkan Yuki dan Thomas berdua saja.

"Ada apa, Pak?" tanya Yuki penasaran kenapa Thomas ingin bicara berdua dengannya.

"Maaf sebelumnya kalau saya menyita waktumu. Ini nggak akan lama. Saya cuma mau tanya, tadi apa ada sesuatu waktu kamu ngantar dokumen ke Pak Cristopher?" tanya Thomas.

"Ma-masalah? Ti-tidak ada hal seperti itu, Pak. Saya mengantarkan dan langsung berpamitan," jawab Yuki sedikit terbata-bata karena tegang.

"Kenapa dia tanya kayak gini? Apa ada sesuatu? Jangan-jangan Pak Cristopher ngomong sesuatu ke Pak Thomas," batin Yuki menduga-duga.

"Ya udah kalau nggak ada apa-apa. Soalnya suasana hati Pak Cristopher agak buruk. Sepanjang rapat beliau nggak fokus. Kayak lagi mikirin sesuatu. Biasanya beliau nggak begini," Thomas mencoba mejelaskan apa yang terjadi dengan Critopher pada Yuki.

"Aduh, apa ini ada hubungannya sama aku? Nggak mungkin, kan? Kenapa coba ada hubungannya. Kita aja nggak ada hubungan apa-apa dan nggak bakalan ada hubungan apa-apa untuk kedepannya," batin Yuki kepikiran.

"Ya, mungkin beliau sedang banyak pikiran. Kita kan nggak tau isi pikiran dan hati orang lain," kata Yuki menanggapi cerita Thomas.

"Iya sih. Ya udah, kamu lanjut kerja aja. Saya juga mau balik ke meja saya," kata Thomas.

"Ya, Pak. Saya permisi," jawab Yuki berpamitan dan langsung pergi meninggalkan Thomas untuk menyusul Amelia.

Thomas menatap kepergian Yuki, lalu pergi melanjutkan perjalanan.

"Kok aku masih merasa ada sesuatu. Ah, sudahlah. Nanti juga pasti cerita kalau sudah nggak ketahan," batin Thomas. Yang tahu bagaimana karakter Bossnya.

***

Di gudang ...

Amelia dan Yuki menyusun  dokumen dari kotak ke dalam lemari. Yuki mulai kepikiran dengan cerita Thomas dan memikirkan Cristopher. Sehingga dia tidak fokus saat diajak bicara oleh Amelia.

"Yuki," panggil Amelia.

Amelia menatap Yuki yang diam melamun.

"Yuki," panggil Amelia lagi sembari menepuk bahu Yuki.

"Eh, ah, ya?" jawab Yuki terkejut.

"Mulai deh. Kamu lagi mikirin apa sih sampai ngelamun gitu? Mikirin Dion?" tanya Amelia menerka apa yang Yuki pikirkan.

"Ih, apaan sih. Ngapain juga aku mikirin Dion," jawab Yuki dengan tatapan tajam ke arah Amelia.

"Terus, mikirin apa?" tanya Amelia lagi.

"Nggak mikirin apa-apa kok," jawab Yuki.

"Ya udah kalau gitu. Ayo, kita balik. Kita masih banyak kerjaan," ajak Amelia.

Yuki menganggukkan kepala. Dia mengikuti Amelia yang sudah beranjak. Keduanya pergi meninggalkan gudang untuk kembali ke ruang kerja mereka.

Amelia dan Yuki menunggu di depan pintu lift, dan tidak beberapa lama pintu lift terbuka. Keduanya terkejut saat melihat Cristopher ada di dalam lift. Amelia langsung menundukkan kepala dan menyapa,Yuki ikut menundukkan kepala tanpa bicara.

"Selamat pagi, Pak.

"Ya," jawab Cristopher singkat saat berjalan keluar dari lift.

Cristopher langsung berjalan pergi meninggalkan Amelia dan Yuki.

"Wow, ini yang namanya kulkas empat pintu?" gumam Amelia yang berjalan masuk ke dalam lift.

Yuki menatap kilas ke arah Cristopher yang berjalan menuju ruangannya, lalu berjalan mengikuti Amelia masuk ke dalam lift untuk turun.

"Dingin banget ya," ucap Amelia.

"Apanya?" tanya Yuki.

"Ya Bos kitalah. Apa lagi coba," jawab Amelia.

"Hm," gumam Yuki menanggapi.

"Dia kenapa?" batin Yuki.

Yuki menggelengkan kepala, "Duh, aku mikirin apa sih. Ngapain juga aku penasaran dia kenapa? Mau kenapa-kenapa juga buka urusanmu, Yuki. Lupain aja. Ayo lanjut kerja," batin Yuki lagi.

Yuki merasa ada yang berbeda dari Cristopher yang entah apa. Namun, Yuki lebih memilih untuk mengabaikan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Shafeeya Humairoh
mana lebih dingin dr salju mel
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hot Night With Boss   7. Mengabaikan

    Keesokan harinya ... Yuki, Amelia dan dua pegawai baru saja masuk ke dalam lift. Beberapa detik kemudian, Cristopher dan Thomas juga ikut masuk. "Selamat pagi, Pak CEO, Pak Thomas." "Selamat pagi, Pak CEO dan Pak Sekretaris." "Pak CEO, Pak Thomas, selamat pagi." Amelia dan dua pegawai lain menyapa Cristopher dan Thomas. Sedangkan Yuki hanya menundukkan kepala sedikit tanpa mengucap salam. Cristopher melihat sekilas para karyawannya dan menganggukkan kepala tanpa menjawab. Dia berdiri membelakangi para keryawannya. "Selamat pagi juga kalian. Maaf ya, saya dan Pak CEO sedang buru-buru. Jadi kami nggak bisa menunggu lift berikutnya," kata Thomas tersenyum menatap orang-orang di belakangnya. Thomas berdiri tepat di samping Cristopher. Thomas menekan lantai tujuannya dan pintu lift pun tertutup. Lift perlahan berjalan naik. "Kapan lift sebelah akan diperbaiki?" tanya Cristopher pada Thomas. "Oh, saya sudah meminta pihak keamanan mengurusnya. Mungkin nanti," jawab Thomas.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-01
  • Hot Night With Boss   8. Kesal?

    Luna mendatangi tempat Yuki dan Amelia berada dengan segelas air di tangannya. Tanpa ragu-ragu Luna menuang air ke kepala Yuki."Dasar perempuan gila. Rasain nih," kata Luna mengatai Yuki.Yuki terkejut karena kepalanya tiba-tiba basah, saat memalingkan pandangan ke sisi kanan, dia melihat Luna sudah berdiri di sampingnya dengan tatapan mata yang tajam."Apa-apaan ini, Luna?" tanya Yuki, langsung berdiri dari duduknya."Dasar jalang gila! Bisa-bisanya kamu nendang kaki Dion sampai memar. Maksud kamu tuh apa sih? Kamu mau caper?" sentak Luna marah.Yuki memutar bola mata mendengar ocehan Luna yang menuduhnya mencari perhatian dengan tersenyum masam."Caper katamu? Jangan asal nuduh tanpa bukti deh. Aku nendang Dion karena Dion yang mulai duluan," Yuki menyincing lengan pakaiannya sebelah kanan dan menunjukkan luka memar dari cengkraman Dion, "aku sendiri pun dibuat kayak gini sama Dion."Luna melihat luka memar Yuki, "apa sih, cuma memar gitu doang. Itu nggak ada apa-apanya dibandingk

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02
  • Hot Night With Boss   9. Fakta Mengejutkan (1)

    Di sebuah restoran, terlihat Yuki sedang berbincang dengan seorang wanita paruh baya. Wanita paruh baya tersenyum, "Bagaimana kabarmu, Nak?" tanyanya."Baik, tetapi juga buruk. Singkat saja tanpa perlu basa-basi. Kenapa tante minta kita bertemu?" jawab Yuki yang langsung menanyakan tujuan wanita itu memanggilnya datang."Aduh, kenapa kamu seperti ini. Kita kan sudah lama nggak ketemu. Tante kangen sama kamu. Oh, ya. Kenapa bulan ini kamu enggak transfer ke tante? Tante nungguin loh," ucap wanita paruh baya itu sambil terus tersenyum pada Yuki.Yuki tersenyum tipis, "Tante ngajak aku ketemu cuma tanya soal uang?" tanyanya."Iya dong. Kan tante kaget tiba-tiba aja kamu nggak ngirim uang. Biasanya kamu rutin ngirim," wanita itu masih dengan tidak tahu malunya menjawab perkataan Yuki. Padahal Yuki sudah terlihat muak."Apa Dion nggak memberitahu tante?" tanya Yuki menatap wanita paruh baya dihadapannya, yang ternyata adalah Ibu Dion."Memberitahu apa?" tanya wanita paruh baya itu tidak m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02
  • Hot Night With Boss   10. Fakta Mengejutkan (2)

    Sesampainya di rumah, Dion langsung berteriak memanggil mamanya. "Mama ... " teriak Dion.Seorang pria paruh baya keluar dari sebuah ruangan, "Ada apa, Dion? Kenapa kamu teriak?" tanyanya."Di mana mama, Pa?" tanya Dion menatap papanya. "Papa nggak tahu. Sejak tadi sore pergi belum pulang," jawab papa Dion.Dion yang kesal langsung melempar jasnya ke sofa dan duduk. Dia tak punya pilihan selain menunggu Mamanya pulang untuk minta penjelasan.Papa Dion menghampiri Dion. Duduk di sofa di hadapan Dion. Melihat anaknya tampak tidak baik-baik saja, Papa Dion langsung bertanya apa hal yang sudah terjadi."Ada apa? Apa ada masalah? Wajahmu tampak lg nggak baik-baik aja," tanya papa Dion yang masih ingin tahu."Apa papa juga tahu?" tanya Dion menatap papanya tiba-tiba."Tahu apa? Kamu ngomong yang jelas dong. Jangan buat papa bingung," jawab papa Dion."Papa tahu nggak kalau selama ini Yuki ngirimin uang ke Mama?" tanya Dion memastikan.Papa Dion terkejut, "Hah? Buat apa Yuki ngirim uang ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-03
  • Hot Night With Boss   11. Perhatian dan Pertengkaran

    Malam hari sebelum kejadian, Dion ternyata lebih dulu menghubungi Yuki. Merasa khawatir pada keadaan Dion, Yuki lantas menyusul Dion setelah tahu di mana Dion berada. Saat Yuki ingin membantu Dion yang sedang mabuk berat, tiba-tiba saja Luna muncul dan langsung membantu Dion. Yuki lantas mengurungkan niatnya dan memilih untuk pulang. Sepanjang perjalanan pulang, Yuki merasa sedih. Air matanya menetes begitu saja membasahi kedua pipinya. Aneh memang, kenapa dia harus menangisi laki-laki yang mengkhianatinya? Namun, Yuki tak bisa menepis jika Dion adalah sosok yang amat disayanginya. Yuki menyeka air matanya, "Kamu nggak boleh lemah, Yuki. Beginilah hidup. Nggak semua berjalan sesuai keinginanmu," batinnya. Sesampainya di rumah, Yuki segera meringkas dan memilah semua barang pemberian Dion. Memasukkannya ke dalam kotak besar. Ada beberapa boneka, pakaian, sepatu, bahkan jam tangan pasangan. Ada juga cincin yang Dion berikan sebagai hadiah ulang tahunnya tahun lalu. Tak hanya itu,

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-03
  • Hot Night With Boss   12. Ancaman dan Perhatian

    Saat Dion ingin pergi meninggalkan Luna, Luna mengatakan sesuatu yang membuat Dion mengurungkan niatnya untuk pergi.Luna manatap punggung Dion yang membelakanginya, "Nggak cuma kamu yang bisa ngancam, Dion."Dion memegang gagang pintu darurat, "aku nggak peduli ucapanmu," ucap Dion tanpa memalingkan pandangan.Luna tersenyum masam, "wah, kamu sungguh nggak peduli? Meski itu adalah aibmu?" tanya Luna."Apapun itu aku udah bilang aku nggak peduli. Jangan ganggu aku, aku sibuk. Tunggu aku hubungi aja," kata Dion masih tidak mau peduli perkataan Luna."Ok, kita lihat aja. Sampai mana kamu bisa keras kepala dengan ketidakpedulianmu, setelah aku menyebar video kita semalam. Atau aku perlu mempostingnya di grup chat kantor?" Luna mulai menunjukkan taringnya untuk menggigit Dion.Dion berbalik menatap Luna, "apa maksudmu, Luna?" tanyanya dengan raut wajah tak senang.Luna tersenyum, "kenapa? Kamu takut?" ucap Luna merasa puas melihat wajah tidak senang Dion."Video apa yang kamu bicarakan?"

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Hot Night With Boss   13. Hubungan Kami Sudah Berakhir

    Seminggu telah berlalu, dan minggu berikutnya datang. Dalam seminggu, sudah banyak makanan, minuman, makanan penutup atau snack yang diterima Yuki dari Cristopher. Namun, semuanya diberikan Yuki pada Amelia dengan berbagai macam alasan. Tentu saja Amelia yang awalnya biasa saja akhirnya menaruh rasa curiga dan penasaran akan berbagai macam makanan yang selama ini diterimanya.Amelia menggeser kursinya mendekati Yuki yang sedang duduk menatap layar komputer."Yuki," panggil Amelia."Hm," jawab Yuki."Aku tuh penasaran, tapi ya nggak enak juga mau tanya. Gimana ya?" kata Amelia ragu-ragu."Apa sih? Tanya ya tanya aja, biar nggak penasaran. Kalau enggak ya enggak. Nggak usah bingung dong," sahut Yuki tanpa tahu apa maksud Amelia."Gitu ya, ya udah kalau gitu aku mau tanya nih ... sebenarnya makanan yang kamu kasih ke aku kamu beli atau kamu dapat dari orang? Jawab jujur," tanya Amelia tiba-tiba.Yuki langsung terdiam mendengar pertanyaan Amelia. Namun, dia masih belum bisa mengatakan yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Hot Night With Boss   14. Penyelamat

    Yuki kembali ke kantor untuk mengambil ponselnya yang tertinggal. Karena saat pulang Yuki terburu-buru, dia lupa memasukkan ponsel ke dalam tas, dan hanya memasukkan ponsel ke dalam laci meja kerjanya.Di ambilnya ponsel dari dalam laci, lalu dimasukkannya ke dalam tas. Yuki segera pergi meninggalkan ruangan.Dia menunggu lift turun, beberapa saat kemudian pintu lift terbuka dan Yuki melihat ada di Cristopher di dalam lift. Cristopher sendiri terkejut melihat Yuki masih berada di kantor, padahal jam sudah menunjukkan pukul 8 malam."Masuklah," pinta Cristopher."Silakan Pak CEO turun lebih dulu," jawab Yuki. Pintu lift tertutup, dan lift berjalan turun. Yuki seketika menghela napas lega."Wah, bisa-bisanya kita ketamu disaat yang nggak tepat. Untung aja aku minta dia duluan turun," batin Yuki.Yuki melihat lift mulai berjalan naik dari lantai dasar ke lantai tempatnya berada. Begitu lift berhenti dan pintu terbuka, betapa terkejutnya Yuki melihat Cristopher yang masih ada di dalam li

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05

Bab terbaru

  • Hot Night With Boss   72. Berencana Menginap

    Sebelumnya ...Karena keasikan bermain dan lupa waktu, tidak terasa Cristopher dan Yuki tinggal lebih lama dari perkiraan."Gimama ini, Pak? Udah mau malam," kata Yuki panik."Saya juga nggak tahu ini gimana. Kita keasikan main sih," jawab Cristopher."Kalian nggak nginep aja?" tawar Alfred.Yuki menatap Cristopher, keduanya saling bertatapan."Gimana? Mau nginep?" tanya Cristopher pada Yuki."Bapak sendiri gimana? Saya sih nggak masalah nginep. Toh besok hari minggu," jawab Yuki."Saya juga nggak masalah, tapi saya perlu telepon yang jaga Stevy dulu sekalian ngasih tahu Stevy kalau saya nggak bisa jemput dia. Kalau gitu kita nginep aja ya?" jawab Cristopher.Yuki menganggukkan kepala, "iya, Pak.""Jadi nginep? Kalau iya aku sama istriku siapin kamar dan keperluan kalian dulu. Oh ya, mau 1 kamar atau 2 kamar nih?" tanya Alfred."Dua," jawab Yuki."Satu," jawab Cristopher.Dan mereka menjawab di waktu yang bersamaan.Alfred dan Lily saling memandang penuh rasa heran."Aduh, kok. Jawaba

  • Hot Night With Boss   71. Pertemuan Thomas dan Stevano

    Nicholas berjalan mendampingi Thomas menuju ruang khusus yang sudah dipesan Stevano. "Pak, apa sungguh nggaka akan terjadi apa-apa?" tanya Thomas pada Nicholas."Apa maksudmu? Ini hanya makan malam dan Pak Ketua cuma ingin mengobrol santai denganmu," jawab Nicholas.Thomas terdiam, "apa sungguh nggak apa-apa? Kok aku merinding?" batinnya khawatir.Nicholas menghentikan langkah kakinya, "jawab aja sebisamu. Apa yang kamu tahu apa adanya. Tanpa mengurangi atau menambahi. Beliau nggak suka orang yang banyak omong jadi kalau bisa jawabanmu sesuaikan pertanyaan beliau," ucapnya. Memberikan saran untuk Thomas."Oh, kalau seperti itu sama kayak ngadepin Pak Cris dong. Jadi nggak akan ada masalah," batin Thomas."Saya mengerti," jawab Thomas."Bagus. Ayo, nggak baik membiarkan atasan menunggu," kata Nicholas.Keduanya kembai berjalan dan tidak beberapa lama sampai."Tunggu dulu di sini. Aku akan kasih tau kedatanganmu ke beliau," kata Nicholas."Ya," jawab Thomas.Nicholas masuk dalam ruanga

  • Hot Night With Boss   70. Keseruan Akhir Pekan (2)

    "Jangan bahas apapun tentang Giant Grup. Mengerti?" tulis Cristopher cepat-cepat, lalu mengirimnya pada Alfred.Ponsel alfred berdering, Cristopher dan Alfred saling bertatapan. Dengan cepat Cristopher memberi isyarat agar Alfred segera membaca pesannya. Untungnya Alfred peka dan lansung tau maksufd Cristopher."Maaf ya, sebentar. Ada pesan mendesak yang harus saya baca," kata Alfred.Alfred membaca pesan Cristopher, lalu meletakkan ponselnya di atas meja."Pekerjaanku lancar. Cuma ada masalah dikit. Nantilah aku ceritain lebih jelasnya," kata Cristopher."Oh, ok-ok. Santai saja," jawab Alfred.Lily datang membawa teh dan kudapan."Maaf lama. Walaupun tidak seberapa, tapi mohin dicicipi. Ini produk rumahan penduduk sini," kata Lily."Oh, iya. Makasih," jawab Yuki.Lily duduk di samping suaminya, dan mereka mulai mengobrol. Setelah cukup lama mengobrol, barulah Yuki tahu tempat apa yang dia dan Cristopher kunjungi.Tepat di belakang rumah Alfred, ada dua rumah terpisah yang digunakan A

  • Hot Night With Boss   69. Keseruan Akhir Pekan (1)

    Akhir pekan tiba. Ini pertama kalinnya Cristopher bersantai diakhir pekan karena biasanya dia akan sibuk dengan alat berat di tempat gym. Yuki tak mengizinkan Cristopher melakukan olah raga berat dan hanya diperbolehkan berlari mengelilingi taman dan sekitaran apartemen.Usai olah raga, Cristopher dan Yuki memasak sarapan bersama. Mereka membagi tugas dan saling membantu saat membutuhkan.Karena tidak hati-hati saat bergerak, siku Yuki tidak sengaja menyenggol sebuah mangkuk kaca yang membuat mangkuk kaca jatuh dan pecah."Awas," kata Cristopher.Dengan sigap Cristopher mengangkat tubuh mungil Yuki dan mendudukan Yuki di meja dapur. Agar Yuki tidak mengingak pecahan mangkuk. Segera Cristopher memeriksa kaki Yuki."Ada yang sakit? Kamu kena pecahan kaca?" tanyanya panik.Yuki menggelengkan kepala, "enggak ada yang sakit kok," jawabnya.Melihat kaki Yuki baik-baik saja. Seketika Cristopher menghela napas lega.Melihat Cristopher yang panik dan mengkhawatirkannya, membuat Yuki senang. Ja

  • Hot Night With Boss   68. Perangkap Luna

    Sepanjang perjalanan menuju apartemen Luna, Luna dan Dion hanya saling diam. Merasa ada sesuatu dengan Luna, Dion memberanikan diri bertanya."Ada apa?" tanya Dion."Apanya?" tanya balik Luna."Kamu nggak kayak biasanya. Kenapa diem terus?" tanya Dion lagi."Lagi nggak mood," jawab Luna."Kamu nggak mau cerita?" tanya Dion menatap Luna sekilas, lalu kembali menatap ke depan."Kamu ada ngomong apa sih ke mamamu? Kok kayaknya mamamu itu nggak suka gitu loh sama aku," tanya Luna ingin tahu."Masa sih? Aku nggak ada ngomong apa-apa kok. Aku cuma ngasih tau mama aja kalau mau ada yang kenalan. Terus tanya, mama ada waktu enggak, gitu aja. Nggak yang macem-macem," jawab Dion berbohong. Sebenarnya Dion sudah menceritakan semua keburukan Luna pada Mamanya dan karena itulah Mamanya ingin segera menemui Luna."Beneran? Kamu nggak lagi bohong, 'kan?" tanya Luna ingin jawaban yang jujur dari Dion."Aku enggak bohong, Luna. Serius," jawab Dion dengan penuh keyakinan. "Terus kenapa ya? Kok cara li

  • Hot Night With Boss   67. Pertemuan Luna dan Lusiana

    Hari pertemuan yang dinantikan akhirnya datang. Luna dan Lusiana bertemu untuk makan malam, sepulang kerja.Luna memperkenalkan diri pada Lusiana. Bersikap ramah dan sopan. Dia tersenyum dengan begitu anggun."Halo, tante. Senang ketemu tante. Saya Luna," sapa Luna."Oh, halo. Saya Lusiana, mamanya Dion. Senang bertemu denganmu," sapa Lusiana tersenyum cantik.Lusiana mempersilakan Luna duduk. Luna duduk berhadapan dengan Lusiana, dan Dion duduk di samping Luna.Tanpa banyak menunggu, Lusiana segera memanggil pelayan dan memesan menu makan malam. "Berapa usiamu, Luna?" tanya Lusiana."25, tante," jawab Luna."Ah, 25 tahun. Tinggal sendiri atau bersama keluarga?" tanya Lusiana lagi."Saya nggak punya keluarga. Saya besar di panti asuhan dan sekarang tinggal sendiri," jawab Luna."Aduh, anak nggak punya orang tua. Gimana bisa sih Dion kenal perempuan kayak gini. Masih mending Yuki," batin Lusiana."Oh, begitu. Pasti sulit ya," kata Lusiana."Nggak juga. Saya sudah terbiasa sendiri dan

  • Hot Night With Boss   66. Pikiran Kalut

    Dion sedang duduk termenung di ruang tamu rumahnya. Dia berpikir tentang apa yang harus dilakukannya dengan Luna yang terus membuatnya sakit kepala. Mamanya yang baru keluar kamar melihat dan langsung bertanya apa hal yang terjadi pada putranya?"Ada apa?" tanya mama Dion duduk di samping Dion. "Mama nggak tidur?" tanya balik Dion, tanpa menjawab pertanyaan dari mamanya. "Mama mau ambil minum, waktu keluar kamar lihat kamu diam melamun. Makanya mama datang dan tanya, kamu kenapa?" jawab mama Dion menjelaskan."Aku nggak apa-apa kok Ma. Mama bisa ninggalin aku sendiri," jawab Dion. Dion dan Mamanya saling Diam. Sampai saat Mama Dion memulai pembicaraan lagi."Mama mau dengar ceritamu. Apa nggak boleh? kamu udah lama nggak cerita-cerita sama mama," pinta Lusiana, Mama Dion."Aku pusing, Ma ... " jawab Dion. "Ya sudah. Kamu cerita sama mama. Ada apa?" tanya Lusiana penasaran. Apa yang membuat anaknya begitu khawatir dan murung. "Aku lagi ada masalah. Mama tau 'kan alasan aku putus

  • Hot Night With Boss   65. Pengantin Baru?

    Saat antri di kasir, Yuki dan Cristopher asik mengobrol. Keduanya bicara dengan berbisik."Pak, dasinya nggak dilonggarin aja? Kan udah nggak di kantor. Mau saya bantu longgarin nggak?" bisik Yuki bertanya."Boleh aja. Tolong ya," bisik Cristopher.Cristopher segera membungkukkan badan dan menundukkan kepala agar Yuki tak perlu berjinjit untuk melonggarkan dasi dan melepas kancing kemejanya. Yuki segera melonggarkan dasi dan melepas kancing kemeja Cistopher. Keduanya sempat bertatapan dan saling tersenyum satu sama lain."Sudah," bisik Yuki."Makasih ya," bisik Cristopher.Karena terlalu asik berbincang, Yuki dan Cristopher sampai di tegur seorang nenek yang sedang mengantri di belakang keduanya."Hei, kalian berdua. Kalian pengantin baru, ya? Mesra-mesranya dilanjut di rumah saja. Bisa tolong maju? Antrian di depan kalian sudah maju," kata si nenek.Yuki dan Cristopher tersentak kaget. Keduanya Saling memandang, lalu bersamaan menatap si nenek."Nenek bicara pada kami?" tanya Yuki.

  • Hot Night With Boss   64. Belanja Bersama

    Yuki dan Cristopher sampai di Giant Market. Supermarket besar super lengkap langganan Yuki."Sering ke sini?" tanya Cristopher.Yuki menganggukkan kepala, "ya, nggak sering juga. Biasa mampir sebulan satu sampai dua kali buat beli kebutuhan harian. Karena menurut saya disini barangnya super lengkap dan lumayan murah. Cocoklah untuk kaum mendang-mending kayak saya," jawabnya.Cristopher menganggukkan kepala, "hm, gitu."Saat Yuki ingin mengambil troli, dia sudah keduluan Cristopher."Aku yang dorong trolinya. Kamu yang pilih-pilih," kata Ceistopher."Ok," jawab Yuki tersenyum senang.Yuki berjalan berkeliling diikuti Cristopher. Diam-diam mata Cristopher menyelisik sekitaran untuk mengamati situasi dan pelayan dari Giant Market. "Silakan dicoba tasternya," kata seorang ibu-ibu pada Yuki dan Cristopher saat keduanya lewat.Yuki mengintip sekilas, "apa ini?" tanyanya."Silakan, Nona. Ini adalah ... produk terbaru dari kami. Ada dua varian rasa, original dan pedas.""Permisi ya," kata Yu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status