Share

5. Risau

Author: Dea Anggie
last update Last Updated: 2025-03-06 09:31:20

Yuki duduk di kursinya dan memikirkan apa yang baru saja terjadi antara dia dan Cristopher. Sebenarnya dia tidak bermaksud bicara kasar pada Cristopher, tetapi dia tidak punya pilihan lain selain menarik garis tegas. Dia tidak ingin asal berhubungan dengan laki-laki dan hatinya pun masih belum siap usai dikhianati kekasih dan temannya.

"Apa kata-kataku keterlaluan? Dia pasti marah," gumam Yuki.

Yuki menggelengkan kepalanya cepat, "sudahlah. Mau dia marah atau enggak aku nggak peduli. Kalau misal marah terus aku dipecat ya terima aja," batin Yuki.

Yuki mencoba melupakan sesaat apa yang terjadi dan mulai fokus bekerja. Beberapa menit kemudian, satu per satu rekan kerja lain mulai berdatangan. Sampai saat Luna datang dengan membawa hadiah untuk semua rekan satu divisinya. Membuat seluruh ruangan heboh.

"Semuanya, aku bawakan kalian hadiah. Mohon diterima ya," kata Luna dengan tersenyum cantik.

Seorang menerima pemberian Luna, "wah, apa ini?"

"Makasih, Luna."

"Wow, bagus sekali. Makasih, Luna."

Semua orang mendapatkan satu hadiah dari Luna termasuk Yuki. Saat memberikan hadiah ke Yuki, Luna dengan lantang mengatakan jika hadiah itu adalah hadiah untuk merayakan hari bahagianya.

"Aku akan menikah dengan Dion dari divisi produksi. Nanti aku akan mengundang kalian semua," rupanya Luna mencoba memanas-manasi Yuki.

"Saat aku dan Dion menikah nanti, jangan lupa datang ya. Aku menantikan kedatangamu," kata Luna menatap Yuki.

Yuki meletakkan hadiah pemberian Luna di atas meja, "aku pasti akan datang dan memberikan kalian ucapan selamat," jawab Yuki tersenyum cantik.

"Apa kamu sedang kesal sekarang?" tanya Luna.

Yuki tertawa menatap Luna, "hahaha ... apa? Kesal? Aku kesal padamu? Maaf, tapi sepertinya kamu salah paham. Aku sama nggak kesal tuh. Aku justru bersyukur, akhirnya aku tahu seperti apa kalian berdua. Ternyata kalian memang sangat cocok," Yuki sengaja mengatakan sesuatu yang pedas untuk memancing kekesalan Luna.

"Apa maksudmu ngomong gitu, Yuki? Kamu nggak senang kan aku sama Dion mau nikah? Iya kan? Jujur aja deh, nggak usah ngomong yang nggak jelas gitu. Apa kamu masih ngarep balikan sama Dion? Jangan harap! Dion udah nggak punya rasa sama kamu," Luna membalas perkataan Yuki dengan percaya diri.

"Ya, ya, ya. Terserahlah kamu mau ngomong apa. Asal kamu tahu ya, aku nggak pernah ngarep balikan sama Dion tuh. Ngomong-ngomong kalau kamu udah nggak ada urusan balik sana ke mejamu. Aku sibuk. Nggak ada waktu ngeladenin kamu yang nganggur," sahut Yuki yang sudah muak dengan perkataan Luna

Luna tak bisa berkata-kata lagi. Dia langsung pergi meninggalkan Yuki.

Amelia mendekati Yuki, "wah, hebat. Kamu keren," pujinya.

"Apa sih. Gitu aja dibilang keren. Kamu juga kerja sana jangan cuman ngegosip," kata Yuki memperingatkan.

"Beneran nih mereka mau nikah? Hadiah ini sogokan gitu? Dih," ejek Amelia merasa jijik.

Amelia menatap Yuki, "kamu beneran nggak apa-apa, kan?" tanyanya khawatir.

"Nggak apa kok. Ngapain juga aku harus kenapa-kenapa hanya kerena mereka mau nikah. Aku dan Dion udah nggak ada hubungan lagi. Mau Dion nikah sama siapa ya bukan urusanku. Aku udah buang jauh-jauh perasaanku buat dia," jawab Yuki serius.

Amelia menganggukkan kepala tanpa berkata apa-apa dan mulai bekerja. Begitu juga Yuki.

***

Siang harinya ...

Karena malas, Yuki memilih untuk tidak pergi makan siang. Saat Yuki membuka laci meja ingin mengambil buku catatannya, dia menemukan sesuatu. Dia melihat ada bungkusan berisikan makanan dan minuman dengan catatan yang menempel pada minuman.

Diambilnya catatan itu dan dibacanya. Yuki terkejut saat melihat isi catatan yang ditulis oleh seseorang dengan inisial C.

"Nona Bar, bagaimanapun pembicaraan kita belum selesai. Aku harap kamu nggak keberatan dengan apa yang kuberikan."

Yuki melihat makanan dan minuman di dalam laci, lalu mengeluarkannya.

"Apa lagi ini? Dia maunya apa sih. Kapan juga dia naruh ini di sini?" batin Yuki.

Yuki melihat sekeliling, di dalam ruangan memang sepi tidak ada orang lain selain dirinya.

"Apa dia datang waktu aku ke kamar mandi?" gumam Yuki.

"Ah, sudahlah. Ngapain juga dipikirin," kata Yuki menggeser makanan dan minuman sedikit ke tepi agar dia bisa melanjutkan pekerjaannya.

Beberapa saat kemudian, saat sedang bekerja, perutnya terasa lapar. Beberapa kali Yuki melirik ke arah bungkusanan makanan yang diberikan Cristopher untuknya. Sampai akhirnya Yuki tak bisa menolak lagi dan memakannya.

"Nggak baik buang-buang makanan, kan. Meski aku nggak seberapa suka sama yang ngasih ini, tapi makanannya kan nggak salah. Selamat makan," batin Yuki dan langsung makan dengan lahap.

Yuki yang sudah kenyang melanjutkan pekerjaan. Makanan dan minuman yang diberikan Cristopher akhirnya hanya tersisa bungkusnya saja.

***

Di ruang CEO ...

Cristopher memeriksa berkas dokumen yang menumpuk di mejanya. Dia berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati dinding kaca, pandangannya langsung tertuju ke luar gedung.

"Kenapa dia menolakku? Apa aku salah kalau mau tanggung jawab?" batin Cristopher bingung.

Terdengar pintu ruangan di ketuk, dan tidak lama pintu terbuka. Thomas masuk, lalu menutup pintu dan berjalan mendekati Cristopher yang masih berdiri menikmati pemandangan luar.

"Pak, ada dokumen yang perlu anda tanda tangani," kata Thomas memberitahu. Meletakkan dokumen di atas meja kerja Cristopher.

"Tom," panggil Cristopher.

"Ya, Pak?" jawab Thomas cepat.

"Apa alasan perempuan menolak laki-laki yang berniat baik?" tanya Cristopher tiba-tiba.

Thomas menyatukan alisnya, "bisa anda jelaskan detailnya?" tanyanya.

"Jadi, ada laki-laki dan perempuan yang sudah bermalam bersama tanpa saling mengenal, ataupun saling memiliki hubungan. Di saat si laki-laki mau tanggung jawab sama si perempuan, si perempuan malah nggak mau dan memilih menjauhi si laki-laki. Bagaimana pendapatmu?" tanya Cristopher yang baru saja menjelaskan.

"Ah, apakah ini cerita tentang anda dan Nona Yuki? Anda ditolak rupanya," sahut Thomas tersenyum seolah sedang mengejek Cristopher.

Cristopher memalingkan pandangan menatap Thomas, "kamu mau dipecat, ya?"

"Ma-maaf, Pak. Tolong jangan marah. Saya akan menyampaikan pendapat saya sekarang. Menurut saya ada kemungkinan memang No ... ah, maksud saya si perempuan memang tidak menyukai an ... maksud saya si laki-laki. Jadi, kejadian itu murni hanya gairah sesaat saja. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk bisa menarik perhatian si perempuan dan meluluhkan hatinya," jelas Thomas.

"Sebutkan beberapa hal itu," tanya Cristopher penasaran.

"Tentu saja anda harus bersikap baik, ramah dan tidak menunjukkan sisi buruk Anda. Lebih tepatnya anda perlu melakukan pendekatan, Pak. Saling mengenal dan perbayak berkomunikasi," jawab Thomas tersenyum lagi.

Cristopher berbalik, berjalan menuju meja kerjanya dan memeriksa dokumen yang baru saja dibawakan oleh Thomas. Setelah memeriksa, Cristopher segera menandatangani dokumen itu dan menyerahkan pada Thomas.

Thomas menerima dokumen dari Cristopher dan langsung pergi meinggalkan ruangan.

Sementara itu Cristopher duduk termenung memikirkan perkataan Thomas.

"Apa aku harus mengikuti perkataan Thomas? Bagaimana caranya  mendekat sementara dia saja menarik batas. Ah, aku benar-benar dibuat gila olehnya," batin Cristopher gelisah.

Cristopher mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Yuki. Namun, panggilan Cristopher diabaikan. Sampai tiga kali Cristopher mencoba menghubungi Yuki, tetapi panggilannya sama sekali tak diterima. Bahkan setelah menunggu selama hampir satu jam, tak ada tanda-tanda telepon balik dari Yuki.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Shafeeya Humairoh
ngga enak ditolak ya chris lanjutkan perjuanganmu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hot Night With Boss   6. Menghindar

    Setelah kejadian di ruangan CEO, Yuki mulai menghindari Cristopher. Saat berpapasan atau tidak sengaja bertemu, Yuki hanya menundukkan kepala sebagai tanda sopan santun, dan berlalu begitu saja tanpa menatap wajah Cristopher. Hal itu membuat Cristopher semakin gelisah.Cristopher duduk bersandar di sofa ruang kerjanya, "sudah hampir seminggu, saat kami bertemu di lift pun dia hanya menundukkan kepala tanpa melihatku. Apa dia sangat membenciku? Apa yang harus aku lalukan, ya?" batin Cristopher berpikir serius.Pintu ruangan di ketuk, tidak lama pintu terbuka dan seseorang masuk."Tom, apa saja jadwalku hari ini?" tanya Cristopher, mengira seseorang yang datang adalah sekretarisnya, Thomas."Maaf, Pak. Saya diminta Pak Thomas mengantarkan dokumen," kata seseorang yang baru masuk ke dalam ruangan. Yang tak lain adalah Yuki.Yuki yang baru masuk berdiri di belakang Cristopher yang duduk santai di sofa. Mendengar suara yang dirindukan, membuat Cristopher tersenyum. Dia berpikir dia sedan

    Last Updated : 2025-04-01
  • Hot Night With Boss   7. Mengabaikan

    Keesokan harinya ... Yuki, Amelia dan dua pegawai baru saja masuk ke dalam lift. Beberapa detik kemudian, Cristopher dan Thomas juga ikut masuk. "Selamat pagi, Pak CEO, Pak Thomas." "Selamat pagi, Pak CEO dan Pak Sekretaris." "Pak CEO, Pak Thomas, selamat pagi." Amelia dan dua pegawai lain menyapa Cristopher dan Thomas. Sedangkan Yuki hanya menundukkan kepala sedikit tanpa mengucap salam. Cristopher melihat sekilas para karyawannya dan menganggukkan kepala tanpa menjawab. Dia berdiri membelakangi para keryawannya. "Selamat pagi juga kalian. Maaf ya, saya dan Pak CEO sedang buru-buru. Jadi kami nggak bisa menunggu lift berikutnya," kata Thomas tersenyum menatap orang-orang di belakangnya. Thomas berdiri tepat di samping Cristopher. Thomas menekan lantai tujuannya dan pintu lift pun tertutup. Lift perlahan berjalan naik. "Kapan lift sebelah akan diperbaiki?" tanya Cristopher pada Thomas. "Oh, saya sudah meminta pihak keamanan mengurusnya. Mungkin nanti," jawab Thomas.

    Last Updated : 2025-04-01
  • Hot Night With Boss   8. Kesal?

    Luna mendatangi tempat Yuki dan Amelia berada dengan segelas air di tangannya. Tanpa ragu-ragu Luna menuang air ke kepala Yuki."Dasar perempuan gila. Rasain nih," kata Luna mengatai Yuki.Yuki terkejut karena kepalanya tiba-tiba basah, saat memalingkan pandangan ke sisi kanan, dia melihat Luna sudah berdiri di sampingnya dengan tatapan mata yang tajam."Apa-apaan ini, Luna?" tanya Yuki, langsung berdiri dari duduknya."Dasar jalang gila! Bisa-bisanya kamu nendang kaki Dion sampai memar. Maksud kamu tuh apa sih? Kamu mau caper?" sentak Luna marah.Yuki memutar bola mata mendengar ocehan Luna yang menuduhnya mencari perhatian dengan tersenyum masam."Caper katamu? Jangan asal nuduh tanpa bukti deh. Aku nendang Dion karena Dion yang mulai duluan," Yuki menyincing lengan pakaiannya sebelah kanan dan menunjukkan luka memar dari cengkraman Dion, "aku sendiri pun dibuat kayak gini sama Dion."Luna melihat luka memar Yuki, "apa sih, cuma memar gitu doang. Itu nggak ada apa-apanya dibandingk

    Last Updated : 2025-04-02
  • Hot Night With Boss   9. Fakta Mengejutkan (1)

    Di sebuah restoran, terlihat Yuki sedang berbincang dengan seorang wanita paruh baya. Wanita paruh baya tersenyum, "Bagaimana kabarmu, Nak?" tanyanya."Baik, tetapi juga buruk. Singkat saja tanpa perlu basa-basi. Kenapa tante minta kita bertemu?" jawab Yuki yang langsung menanyakan tujuan wanita itu memanggilnya datang."Aduh, kenapa kamu seperti ini. Kita kan sudah lama nggak ketemu. Tante kangen sama kamu. Oh, ya. Kenapa bulan ini kamu enggak transfer ke tante? Tante nungguin loh," ucap wanita paruh baya itu sambil terus tersenyum pada Yuki.Yuki tersenyum tipis, "Tante ngajak aku ketemu cuma tanya soal uang?" tanyanya."Iya dong. Kan tante kaget tiba-tiba aja kamu nggak ngirim uang. Biasanya kamu rutin ngirim," wanita itu masih dengan tidak tahu malunya menjawab perkataan Yuki. Padahal Yuki sudah terlihat muak."Apa Dion nggak memberitahu tante?" tanya Yuki menatap wanita paruh baya dihadapannya, yang ternyata adalah Ibu Dion."Memberitahu apa?" tanya wanita paruh baya itu tidak m

    Last Updated : 2025-04-02
  • Hot Night With Boss   10. Fakta Mengejutkan (2)

    Sesampainya di rumah, Dion langsung berteriak memanggil mamanya. "Mama ... " teriak Dion.Seorang pria paruh baya keluar dari sebuah ruangan, "Ada apa, Dion? Kenapa kamu teriak?" tanyanya."Di mana mama, Pa?" tanya Dion menatap papanya. "Papa nggak tahu. Sejak tadi sore pergi belum pulang," jawab papa Dion.Dion yang kesal langsung melempar jasnya ke sofa dan duduk. Dia tak punya pilihan selain menunggu Mamanya pulang untuk minta penjelasan.Papa Dion menghampiri Dion. Duduk di sofa di hadapan Dion. Melihat anaknya tampak tidak baik-baik saja, Papa Dion langsung bertanya apa hal yang sudah terjadi."Ada apa? Apa ada masalah? Wajahmu tampak lg nggak baik-baik aja," tanya papa Dion yang masih ingin tahu."Apa papa juga tahu?" tanya Dion menatap papanya tiba-tiba."Tahu apa? Kamu ngomong yang jelas dong. Jangan buat papa bingung," jawab papa Dion."Papa tahu nggak kalau selama ini Yuki ngirimin uang ke Mama?" tanya Dion memastikan.Papa Dion terkejut, "Hah? Buat apa Yuki ngirim uang ke

    Last Updated : 2025-04-03
  • Hot Night With Boss   11. Perhatian dan Pertengkaran

    Malam hari sebelum kejadian, Dion ternyata lebih dulu menghubungi Yuki. Merasa khawatir pada keadaan Dion, Yuki lantas menyusul Dion setelah tahu di mana Dion berada. Saat Yuki ingin membantu Dion yang sedang mabuk berat, tiba-tiba saja Luna muncul dan langsung membantu Dion. Yuki lantas mengurungkan niatnya dan memilih untuk pulang. Sepanjang perjalanan pulang, Yuki merasa sedih. Air matanya menetes begitu saja membasahi kedua pipinya. Aneh memang, kenapa dia harus menangisi laki-laki yang mengkhianatinya? Namun, Yuki tak bisa menepis jika Dion adalah sosok yang amat disayanginya. Yuki menyeka air matanya, "Kamu nggak boleh lemah, Yuki. Beginilah hidup. Nggak semua berjalan sesuai keinginanmu," batinnya. Sesampainya di rumah, Yuki segera meringkas dan memilah semua barang pemberian Dion. Memasukkannya ke dalam kotak besar. Ada beberapa boneka, pakaian, sepatu, bahkan jam tangan pasangan. Ada juga cincin yang Dion berikan sebagai hadiah ulang tahunnya tahun lalu. Tak hanya itu,

    Last Updated : 2025-04-03
  • Hot Night With Boss   12. Ancaman dan Perhatian

    Saat Dion ingin pergi meninggalkan Luna, Luna mengatakan sesuatu yang membuat Dion mengurungkan niatnya untuk pergi.Luna manatap punggung Dion yang membelakanginya, "Nggak cuma kamu yang bisa ngancam, Dion."Dion memegang gagang pintu darurat, "aku nggak peduli ucapanmu," ucap Dion tanpa memalingkan pandangan.Luna tersenyum masam, "wah, kamu sungguh nggak peduli? Meski itu adalah aibmu?" tanya Luna."Apapun itu aku udah bilang aku nggak peduli. Jangan ganggu aku, aku sibuk. Tunggu aku hubungi aja," kata Dion masih tidak mau peduli perkataan Luna."Ok, kita lihat aja. Sampai mana kamu bisa keras kepala dengan ketidakpedulianmu, setelah aku menyebar video kita semalam. Atau aku perlu mempostingnya di grup chat kantor?" Luna mulai menunjukkan taringnya untuk menggigit Dion.Dion berbalik menatap Luna, "apa maksudmu, Luna?" tanyanya dengan raut wajah tak senang.Luna tersenyum, "kenapa? Kamu takut?" ucap Luna merasa puas melihat wajah tidak senang Dion."Video apa yang kamu bicarakan?"

    Last Updated : 2025-04-04
  • Hot Night With Boss   13. Hubungan Kami Sudah Berakhir

    Seminggu telah berlalu, dan minggu berikutnya datang. Dalam seminggu, sudah banyak makanan, minuman, makanan penutup atau snack yang diterima Yuki dari Cristopher. Namun, semuanya diberikan Yuki pada Amelia dengan berbagai macam alasan. Tentu saja Amelia yang awalnya biasa saja akhirnya menaruh rasa curiga dan penasaran akan berbagai macam makanan yang selama ini diterimanya.Amelia menggeser kursinya mendekati Yuki yang sedang duduk menatap layar komputer."Yuki," panggil Amelia."Hm," jawab Yuki."Aku tuh penasaran, tapi ya nggak enak juga mau tanya. Gimana ya?" kata Amelia ragu-ragu."Apa sih? Tanya ya tanya aja, biar nggak penasaran. Kalau enggak ya enggak. Nggak usah bingung dong," sahut Yuki tanpa tahu apa maksud Amelia."Gitu ya, ya udah kalau gitu aku mau tanya nih ... sebenarnya makanan yang kamu kasih ke aku kamu beli atau kamu dapat dari orang? Jawab jujur," tanya Amelia tiba-tiba.Yuki langsung terdiam mendengar pertanyaan Amelia. Namun, dia masih belum bisa mengatakan yan

    Last Updated : 2025-04-04

Latest chapter

  • Hot Night With Boss   70. Keseruan Akhir Pekan (2)

    "Jangan bahas apapun tentang Giant Grup. Mengerti?" tulis Cristopher cepat-cepat, lalu mengirimnya pada Alfred.Ponsel alfred berdering, Cristopher dan Alfred saling bertatapan. Dengan cepat Cristopher memberi isyarat agar Alfred segera membaca pesannya. Untungnya Alfred peka dan lansung tau maksufd Cristopher."Maaf ya, sebentar. Ada pesan mendesak yang harus saya baca," kata Alfred.Alfred membaca pesan Cristopher, lalu meletakkan ponselnya di atas meja."Pekerjaanku lancar. Cuma ada masalah dikit. Nantilah aku ceritain lebih jelasnya," kata Cristopher."Oh, ok-ok. Santai saja," jawab Alfred.Lily datang membawa teh dan kudapan."Maaf lama. Walaupun tidak seberapa, tapi mohin dicicipi. Ini produk rumahan penduduk sini," kata Lily."Oh, iya. Makasih," jawab Yuki.Lily duduk di samping suaminya, dan mereka mulai mengobrol. Setelah cukup lama mengobrol, barulah Yuki tahu tempat apa yang dia dan Cristopher kunjungi.Tepat di belakang rumah Alfred, ada dua rumah terpisah yang digunakan A

  • Hot Night With Boss   69. Keseruan Akhir Pekan (1)

    Akhir pekan tiba. Ini pertama kalinnya Cristopher bersantai diakhir pekan karena biasanya dia akan sibuk dengan alat berat di tempat gym. Yuki tak mengizinkan Cristopher melakukan olah raga berat dan hanya diperbolehkan berlari mengelilingi taman dan sekitaran apartemen.Usai olah raga, Cristopher dan Yuki memasak sarapan bersama. Mereka membagi tugas dan saling membantu saat membutuhkan.Karena tidak hati-hati saat bergerak, siku Yuki tidak sengaja menyenggol sebuah mangkuk kaca yang membuat mangkuk kaca jatuh dan pecah."Awas," kata Cristopher.Dengan sigap Cristopher mengangkat tubuh mungil Yuki dan mendudukan Yuki di meja dapur. Agar Yuki tidak mengingak pecahan mangkuk. Segera Cristopher memeriksa kaki Yuki."Ada yang sakit? Kamu kena pecahan kaca?" tanyanya panik.Yuki menggelengkan kepala, "enggak ada yang sakit kok," jawabnya.Melihat kaki Yuki baik-baik saja. Seketika Cristopher menghela napas lega.Melihat Cristopher yang panik dan mengkhawatirkannya, membuat Yuki senang. Ja

  • Hot Night With Boss   68. Perangkap Luna

    Sepanjang perjalanan menuju apartemen Luna, Luna dan Dion hanya saling diam. Merasa ada sesuatu dengan Luna, Dion memberanikan diri bertanya."Ada apa?" tanya Dion."Apanya?" tanya balik Luna."Kamu nggak kayak biasanya. Kenapa diem terus?" tanya Dion lagi."Lagi nggak mood," jawab Luna."Kamu nggak mau cerita?" tanya Dion menatap Luna sekilas, lalu kembali menatap ke depan."Kamu ada ngomong apa sih ke mamamu? Kok kayaknya mamamu itu nggak suka gitu loh sama aku," tanya Luna ingin tahu."Masa sih? Aku nggak ada ngomong apa-apa kok. Aku cuma ngasih tau mama aja kalau mau ada yang kenalan. Terus tanya, mama ada waktu enggak, gitu aja. Nggak yang macem-macem," jawab Dion berbohong. Sebenarnya Dion sudah menceritakan semua keburukan Luna pada Mamanya dan karena itulah Mamanya ingin segera menemui Luna."Beneran? Kamu nggak lagi bohong, 'kan?" tanya Luna ingin jawaban yang jujur dari Dion."Aku enggak bohong, Luna. Serius," jawab Dion dengan penuh keyakinan. "Terus kenapa ya? Kok cara li

  • Hot Night With Boss   67. Pertemuan Luna dan Lusiana

    Hari pertemuan yang dinantikan akhirnya datang. Luna dan Lusiana bertemu untuk makan malam, sepulang kerja.Luna memperkenalkan diri pada Lusiana. Bersikap ramah dan sopan. Dia tersenyum dengan begitu anggun."Halo, tante. Senang ketemu tante. Saya Luna," sapa Luna."Oh, halo. Saya Lusiana, mamanya Dion. Senang bertemu denganmu," sapa Lusiana tersenyum cantik.Lusiana mempersilakan Luna duduk. Luna duduk berhadapan dengan Lusiana, dan Dion duduk di samping Luna.Tanpa banyak menunggu, Lusiana segera memanggil pelayan dan memesan menu makan malam. "Berapa usiamu, Luna?" tanya Lusiana."25, tante," jawab Luna."Ah, 25 tahun. Tinggal sendiri atau bersama keluarga?" tanya Lusiana lagi."Saya nggak punya keluarga. Saya besar di panti asuhan dan sekarang tinggal sendiri," jawab Luna."Aduh, anak nggak punya orang tua. Gimana bisa sih Dion kenal perempuan kayak gini. Masih mending Yuki," batin Lusiana."Oh, begitu. Pasti sulit ya," kata Lusiana."Nggak juga. Saya sudah terbiasa sendiri dan

  • Hot Night With Boss   66. Pikiran Kalut

    Dion sedang duduk termenung di ruang tamu rumahnya. Dia berpikir tentang apa yang harus dilakukannya dengan Luna yang terus membuatnya sakit kepala. Mamanya yang baru keluar kamar melihat dan langsung bertanya apa hal yang terjadi pada putranya?"Ada apa?" tanya mama Dion duduk di samping Dion. "Mama nggak tidur?" tanya balik Dion, tanpa menjawab pertanyaan dari mamanya. "Mama mau ambil minum, waktu keluar kamar lihat kamu diam melamun. Makanya mama datang dan tanya, kamu kenapa?" jawab mama Dion menjelaskan."Aku nggak apa-apa kok Ma. Mama bisa ninggalin aku sendiri," jawab Dion. Dion dan Mamanya saling Diam. Sampai saat Mama Dion memulai pembicaraan lagi."Mama mau dengar ceritamu. Apa nggak boleh? kamu udah lama nggak cerita-cerita sama mama," pinta Lusiana, Mama Dion."Aku pusing, Ma ... " jawab Dion. "Ya sudah. Kamu cerita sama mama. Ada apa?" tanya Lusiana penasaran. Apa yang membuat anaknya begitu khawatir dan murung. "Aku lagi ada masalah. Mama tau 'kan alasan aku putus

  • Hot Night With Boss   65. Pengantin Baru?

    Saat antri di kasir, Yuki dan Cristopher asik mengobrol. Keduanya bicara dengan berbisik."Pak, dasinya nggak dilonggarin aja? Kan udah nggak di kantor. Mau saya bantu longgarin nggak?" bisik Yuki bertanya."Boleh aja. Tolong ya," bisik Cristopher.Cristopher segera membungkukkan badan dan menundukkan kepala agar Yuki tak perlu berjinjit untuk melonggarkan dasi dan melepas kancing kemejanya. Yuki segera melonggarkan dasi dan melepas kancing kemeja Cistopher. Keduanya sempat bertatapan dan saling tersenyum satu sama lain."Sudah," bisik Yuki."Makasih ya," bisik Cristopher.Karena terlalu asik berbincang, Yuki dan Cristopher sampai di tegur seorang nenek yang sedang mengantri di belakang keduanya."Hei, kalian berdua. Kalian pengantin baru, ya? Mesra-mesranya dilanjut di rumah saja. Bisa tolong maju? Antrian di depan kalian sudah maju," kata si nenek.Yuki dan Cristopher tersentak kaget. Keduanya Saling memandang, lalu bersamaan menatap si nenek."Nenek bicara pada kami?" tanya Yuki.

  • Hot Night With Boss   64. Belanja Bersama

    Yuki dan Cristopher sampai di Giant Market. Supermarket besar super lengkap langganan Yuki."Sering ke sini?" tanya Cristopher.Yuki menganggukkan kepala, "ya, nggak sering juga. Biasa mampir sebulan satu sampai dua kali buat beli kebutuhan harian. Karena menurut saya disini barangnya super lengkap dan lumayan murah. Cocoklah untuk kaum mendang-mending kayak saya," jawabnya.Cristopher menganggukkan kepala, "hm, gitu."Saat Yuki ingin mengambil troli, dia sudah keduluan Cristopher."Aku yang dorong trolinya. Kamu yang pilih-pilih," kata Ceistopher."Ok," jawab Yuki tersenyum senang.Yuki berjalan berkeliling diikuti Cristopher. Diam-diam mata Cristopher menyelisik sekitaran untuk mengamati situasi dan pelayan dari Giant Market. "Silakan dicoba tasternya," kata seorang ibu-ibu pada Yuki dan Cristopher saat keduanya lewat.Yuki mengintip sekilas, "apa ini?" tanyanya."Silakan, Nona. Ini adalah ... produk terbaru dari kami. Ada dua varian rasa, original dan pedas.""Permisi ya," kata Yu

  • Hot Night With Boss   63. Pertengkaran

    Yuki sengaja berlama-lama mengerjakan pekerjaannya. Saat semua teman-temanya sudah bersiap pulang, dia masih sibuk mengetik keyboard dan menatap layar komputer. Saat Amelia mengajak turun bersama, Yuki meminta Amelia pulang duluan karena masih ada sedikit pekerjaan yang akan dilakukannya."Loh, belum selesai? Kayaknya tadi santai-santai, aku kira udah selesai," kata Amelia yang baru selesai bersiap."Iya nih. Tadi ada salah ketik. Hehe ..." jawab Yuki beralasan."Mau aku tungguin, atau dibantu mungkin?" tanya Amelia.Yuki menggelengkan kepala, "e-enggak perlu. Aku kerjain sendiri aja. Kamu bisa pulang dulu," jawabnya tersenyum."Ok, aku duluan kalau gitu. Kamu cepet tuh selesaikan biar bisa pulang. Jangan pulang malam-malam," kata Amelia memperingatkan."Siap, Bu. Hati-hati dijalan ya," kata Yuki."Ya, kamu juga hati-hati pulangnya nanti. Aku pergi dulu. Dah ..." Amelia berpamitan melambaikan tangan pada Yuki."Dah," jawab Yuki. Membalas lambaian tangan Amelia.Amelia pergi setelah be

  • Hot Night With Boss   62. Bagaimana Kabarmu?

    Suasana begitu hening. Papa dan anak hanya saling diam. Sampi sang Papa mulai angkat suara."Bagaimana kabarmu?" tanya Stevano.Cristopher menatap Stevano, "ada angin apa Papa tanya kabarku? Bersikaplah seperti yang biasa Papa lakukan. Nggak usah sok dekat atau sok perhatian," jawab Cristopher."Apa salahnya papa tanya kabarmu?" tanya Stevano."Nggak salah, tapi aneh. Aku dengernya aneh. Papa yang kukenal nggak pernah tuh tanya kabar," jawab Cristopher."Kamu masih nggak berubah ya," kata Stevano."Kenapa harus berubah? Yang membuatku seperti ini 'kan papa sendiri. Cuma papa di dunia ini yang tega membiarkan anaknya sendirian melawan kerasnya hidup di saat anak itu masih membutuhkan sosok Papa dalam hidupnya," sahut Cristopher.Stevano duduk bersandar menatap Cristopher, "Cris ... tahukah kamu? Papa juga dalam keadaan yang sulit setelah kehilangan mamamu. Mamamu itu segalanya buat papa. Mungkin sekarang kamu anggap ucapan papa ini lelucon. Papa yakin, kamu pasti akan merasakannya nant

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status