Home / Romansa / Hot Night With Boss / 4. Menarik Batas

Share

4. Menarik Batas

Author: Dea Anggie
last update Last Updated: 2025-03-06 09:23:55

Keesokan harinya ...

Yuki berangkat pagi-pagi sekali dengan wajah kusam karena semalaman tidak bisa tidur. Dia terus kepikiran tentang kejadian bodoh yang diperbuatnya pada Bosnya.

Yuki melihat pintu lift mulai tertutup, sementara dia berada tak jauh. Dengan cepat Yuki berlari menuju lift.

"Tunggu," ucap Yuki meminta orang di dalam lift menahan pintu untuknya. 

Yuki sampai di depan lift, tapi pintu lift sudah tertutup. Namun, sesaat kemudian pintu lift terbuka dan Yuki melihat seseorang yang tak ingin ditemuinya berada di dalam lift.

Mata Yuki melebar, "Dia ... ah, sial sekali. kenapa aku malah ketemu sama dia? Aku nggak boleh ketahuan," batin Yuki panik.

"Tidak masuk?" tanya seseorang di dalam lift, yang adalah Cristopher.

"Si-silakan anda duluan, Pak CEO. Saya menunggu lift selanjutnya saja," jawab Yuki yang langsung menundukkan kepala menghindari tatapan Cristopher.

"Masuklah," pinta Cristopher menatap Yuki.

Yuki terdiam dan tetap menunduk. Cristopher yang melihat Yuki terdiam kembali meminta Yuki untuk masuk ke dalam lift.

"Pilih salah satu, masuk sendiri atau mau saya tarik masuk?" tanya Cristopher dengan nada suara dingin.

Yuki terkejut, "ya? sa-saya masuk sendiri," jawab Yuki.

Yuki berjalan masuk ke dalam lift. Dia berdiri di belakang Cristopher menempel dinding lift. Tak beberapa lama pintu lift langsung tertutup dan lift mulai berjalan naik.

"Kenapa juga dia maksa aku masuk? Mana suaranya ngeri gitu," batin Yuki semakin panik.

Suasana hening, sampai lift berhenti di lantai tujuan Yuki. Pintu lift terbuka dan Yuki langsung bersiap keluar dari lift, tetapi tangan Yuki ditahan oleh Cristopher.

"Nona bar, bisa luangkan waktu sebentar?" tanya Cristopher yang akhirnya mengetahui jika Yuki adalah perempuan di bar yang mengganggunya dan mengacaukan pikirannya akhir-kahir ini.

Deg!

Jantung Yuki berdetak kencang saat Cristopher memanggilnya Nona bar. Itu berarti Cristopher tahu siapa dirinya.

"Dia sudah tahu? Kapan dia tahu?" tanya Yuki dalam hati.

Yuki menatap Cristopher, "ya? anda bicara pada saya?" tanya Yuki yang masih berpura-pura tak mengerti ucapan Cristopher.

Cristopher menutup pintu lift, dan lift berjalan naik ke lantai selanjutnya. Pintu lift terbuka, Cristopher menarik tangan Yuki keluar dari lift dan masuk dalam ruangannya.

Cristopher melepas tangan Yuki, "kenapa kamu menghindari saya, Nona Bar? Bukankah kemarin kamu menundukkan kepala karena tak mau ketahuan?" tanyanya menatap Yuki.

"Saya tidak mengerti maksud anda," jawab Yuki memalingkan pandangan dari Cristopher.

Cristopher tersenyum, lalu memijat pelipisnya pelan. Terlihat jelas kalau Cristopher sudah mulai kesal karena Yuki masih terus berpura-pura tak mengenalnya.

Tidak punya pilihan lain, Cristopher mengeluarkan ponsel dari saku jasnya dan menunjukkan sesuatu pada Yuki.

"Lihat ini," kata Cristopher.

Yuki melihat rekaman CCTV yang memperlihatkan Yuki pergi dari kamar dengan terburu-buru keesokan harinya setelah malamnya bercumbu mesra dengan Cristopher.

"Berakhir sudah. Aku nggak bisa ngelak lagi kalau kayak gini," batin Yuki.

Yuki memegang tangan Cristopher, "maafkan saya, Pak. Sungguh, saya minta maaf. Saya mengakui kesalahan saya," ucap Yuki yang akhirnya mengakui hal bodoh yang dilakukannya.

"Mengaku salah di bagian mananya? Bagian kamu merayu saya, kamu melarikan diri begitu saja setelah menggoda saya, atau kamu yang memberi saya tips seolah saya ini gigolo?" tanya Cristopher memojokkan Yuki.

"Se-semuanya, Pak. Saya mengakui semuanya. Sejujurnya saat bangun saya bingung juga kaget makanya saya melarikan diri. Soal uang, saya kira hanya sebagai biaya ganti rugi karena sudah melakukan hal bodoh pada anda. Maafkan saya," jelas Yuki yang menyesali perbuatannya.

"Terus apa alasan kamu menghindari saya sebenarnya?" tanya Cristopher serius.

"Karena saya takut sekaligus malu," jawab Yuki jujur.

"Kalau saya nggak lihat data semua karyawan, saya nggak akan pernah tahu kalau perempuan yang saya cari-cari sampai kepala saya pusing ada di perusahaan ini. Pantes aja saat saya lihat kamu saya ngerasa nggak asing. Kamu sudah membuat banyak kesalahan, Nona bar. Jadi, bagaimana kamu akan bertanggung jawab? Cristopher menatap Yuki dengan tatapan mata tajam seolah menusuk.

"A-apa yang harus saya lakukan, Pak? Saya akan melakukan semuanya jika itu bisa membuat amarah anda mereda," jawab Yuki serius.

"Saya nggak percaya ucapanmu," jawab Cristopher yang berjalan menuju mejanya.

Cristopher meletakkan ponselnya di meja dan melapas jasnya, lalu menggantungnya.

"Kenapa? Bagian mana dari ucapan saya yang nggak bisa dipercaya?" tanya Yuki berjalan mendekati Cristopher.

Cristopher menatap Yuki, "siapa yang akan percaya ucapan seseorang yang nggak bertanggung jawab. Setelah datang tak diundang, merayu saya, menggoda saya dan setelah mendapatkan semuanya kamu pergi hanya dengan meninggalkan catatan dan uang."

"Saya kan sudah ngaku kalau salah. Memang benar saya pergi dan nggak bertanggung jawab. Bukan berarti saya nggak bisa dipercaya," kata Yuki tak terima dengan perkataan Cristopher.

"Tunggu, sejak tadi bapak terus bilang bertanggung jawab, bertanggung jawab, memangnya apa yang perlu di pertanggung jawabkan oleh saya? Kita kan melakukannya karena kedua pihak setuju," tanya Yuki menatap Cristopher dengan tatapan mata penuh kecurigaan.

"Itukan yang pertama buat saya," jawab Cristopher.

"Itu juga yang pertama buat saya," sahut Yuki.

"Saya tahu itu," sahut Cristopher.

"Lalu? Kenapa anda meminta saya bertanggung jawab? Saya saja tidak meminta bapak untuk bertanggung jawab," Yuki penasaran dengan alasan Cristopher.

"Kalau kamu minta saya akan bertanggung jawab kok. Kan kamunya aja yang langsung pergi," jawab Cristopher.

"Ya? barusan anda bilang apa?" tanya Yuki kaget.

"Apa sih. Kenapa dia ngomong sesuatu hal yang bikin kepikiran? Dasar nggak jelas," batin Yuki.

Cristopher mendekati Yuki, "saya bilang. Saya akan bertanggung jawab kalau kamu memintanya. Sayangnya kamu nggak minta dan malah pergi. Jadi, saya aja yang minta kamu tanggung jawab."

"Pak, bisa nggak bapak lupain aja kejadian itu? Begini, itu ... saat itu saya mabuk dan melakukan hal bodoh yang saya pikirkan karena sedang marah pada seseorang. Kita kan melakukannya atas kemauan bersama. Toh kita nggak saling kenal. Jadi, anggap saja itu semacam one night stand. Saya nggak akan minta bapak bertanggung jawab," Yuki ingin hubungan malam panas diantara dia dan Cristopher dilupakan saja demi kenyamanan bersama.

"Dengan gini dia pasti ngerti kan? Aku sudah tegas bilang nggak butuh dia tanggung jawab. Bukannya dia harusnya seneng nggak perlu repot tanggung jawab?" batin Yuki.

"Saya nggak mau," tolak Cristopher.

Yuki terkejut, "ke-kenapa tidak?" tanyanya.

"Saya berani berbuat saya juga harus berani bertanggung jawab. Saya bukan laki-laki yang nggak tahu malu  yang cuma mencicipi dan pergi gitu aja," jelas Cristopher serius.

"Kalau perempuan itu bukan saya, apakah bapak akan seperti ini?" tanya Yuki ingin tahu apa yang sebenarnya dipikirkan Cristopher.

"Tidak. Saya bukan laki-laki  yang akan tidur dengan sembarang perempuan. Saya melakukannya karena itu kamu," jawab Cristopher.

"Maksud anda? Anda tertarik dengan saya?" tanya Yuki memastikan apa yang dipikirkannya.

"Ya," jawab singkat Cristopher.

Yuki terdiam tak bisa berkata-kata. Dia tak menyangka kalau Cristopher akan berterus terang dan jujur mengakui perasaannya.

"Aduh, kepalaku langsung pusing. Kenapa jadi gini sih?" batin Yuki.

"Saya menghargai pemikiran bapak yang ingin bertanggung jawab. Namun, saya tidak ingin terlibat hubungan apapun dengan bapak kecuali hubungan kerja karena bagaimanapun anda adalah atasan saya. Saya harap anda mengerti dan bisa memahami keputusan saya. Saya masih harus bekerja, Pak. Permisi," Setelah mengutarakan isi pikirannya, Yuki langsung berpamitan dan pergi meninggalkan Cristopher sendiri dalam ruangan.

Cristopher hanya diam menatap kepergian Yuki, lalu tersenyum tipis.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Hot Night With Boss   5. Risau

    Yuki duduk di kursinya dan memikirkan apa yang baru saja terjadi antara dia dan Cristopher. Sebenarnya dia tidak bermaksud bicara kasar pada Cristopher, tetapi dia tidak punya pilihan lain selain menarik garis tegas. Dia tidak ingin asal berhubungan dengan laki-laki dan hatinya pun masih belum siap usai dikhianati kekasih dan temannya."Apa kata-kataku keterlaluan? Dia pasti marah," gumam Yuki.Yuki menggelengkan kepalanya cepat, "sudahlah. Mau dia marah atau enggak aku nggak peduli. Kalau misal marah terus aku dipecat ya terima aja," batin Yuki.Yuki mencoba melupakan sesaat apa yang terjadi dan mulai fokus bekerja. Beberapa menit kemudian, satu per satu rekan kerja lain mulai berdatangan. Sampai saat Luna datang dengan membawa hadiah untuk semua rekan satu divisinya. Membuat seluruh ruangan heboh."Semuanya, aku bawakan kalian hadiah. Mohon diterima ya," kata Luna dengan tersenyum cantik.Seorang menerima pemberian Luna, "wah, apa ini?""Makasih, Luna.""Wow, bagus sekali. Makasih,

    Last Updated : 2025-03-06
  • Hot Night With Boss   6. Menghindar

    Setelah kejadian di ruangan CEO, Yuki mulai menghindari Cristopher. Saat berpapasan atau tidak sengaja bertemu, Yuki hanya menundukkan kepala sebagai tanda sopan santun, dan berlalu begitu saja tanpa menatap wajah Cristopher. Hal itu membuat Cristopher semakin gelisah.Cristopher duduk bersandar di sofa ruang kerjanya, "sudah hampir seminggu, saat kami bertemu di lift pun dia hanya menundukkan kepala tanpa melihatku. Apa dia sangat membenciku? Apa yang harus aku lalukan, ya?" batin Cristopher berpikir serius.Pintu ruangan di ketuk, tidak lama pintu terbuka dan seseorang masuk."Tom, apa saja jadwalku hari ini?" tanya Cristopher, mengira seseorang yang datang adalah sekretarisnya, Thomas."Maaf, Pak. Saya diminta Pak Thomas mengantarkan dokumen," kata seseorang yang baru masuk ke dalam ruangan. Yang tak lain adalah Yuki.Yuki yang baru masuk berdiri di belakang Cristopher yang duduk santai di sofa. Mendengar suara yang dirindukan, membuat Cristopher tersenyum. Dia berpikir dia sedan

    Last Updated : 2025-04-01
  • Hot Night With Boss   7. Mengabaikan

    Keesokan harinya ... Yuki, Amelia dan dua pegawai baru saja masuk ke dalam lift. Beberapa detik kemudian, Cristopher dan Thomas juga ikut masuk. "Selamat pagi, Pak CEO, Pak Thomas." "Selamat pagi, Pak CEO dan Pak Sekretaris." "Pak CEO, Pak Thomas, selamat pagi." Amelia dan dua pegawai lain menyapa Cristopher dan Thomas. Sedangkan Yuki hanya menundukkan kepala sedikit tanpa mengucap salam. Cristopher melihat sekilas para karyawannya dan menganggukkan kepala tanpa menjawab. Dia berdiri membelakangi para keryawannya. "Selamat pagi juga kalian. Maaf ya, saya dan Pak CEO sedang buru-buru. Jadi kami nggak bisa menunggu lift berikutnya," kata Thomas tersenyum menatap orang-orang di belakangnya. Thomas berdiri tepat di samping Cristopher. Thomas menekan lantai tujuannya dan pintu lift pun tertutup. Lift perlahan berjalan naik. "Kapan lift sebelah akan diperbaiki?" tanya Cristopher pada Thomas. "Oh, saya sudah meminta pihak keamanan mengurusnya. Mungkin nanti," jawab Thomas.

    Last Updated : 2025-04-01
  • Hot Night With Boss   8. Kesal?

    Luna mendatangi tempat Yuki dan Amelia berada dengan segelas air di tangannya. Tanpa ragu-ragu Luna menuang air ke kepala Yuki."Dasar perempuan gila. Rasain nih," kata Luna mengatai Yuki.Yuki terkejut karena kepalanya tiba-tiba basah, saat memalingkan pandangan ke sisi kanan, dia melihat Luna sudah berdiri di sampingnya dengan tatapan mata yang tajam."Apa-apaan ini, Luna?" tanya Yuki, langsung berdiri dari duduknya."Dasar jalang gila! Bisa-bisanya kamu nendang kaki Dion sampai memar. Maksud kamu tuh apa sih? Kamu mau caper?" sentak Luna marah.Yuki memutar bola mata mendengar ocehan Luna yang menuduhnya mencari perhatian dengan tersenyum masam."Caper katamu? Jangan asal nuduh tanpa bukti deh. Aku nendang Dion karena Dion yang mulai duluan," Yuki menyincing lengan pakaiannya sebelah kanan dan menunjukkan luka memar dari cengkraman Dion, "aku sendiri pun dibuat kayak gini sama Dion."Luna melihat luka memar Yuki, "apa sih, cuma memar gitu doang. Itu nggak ada apa-apanya dibandingk

    Last Updated : 2025-04-02
  • Hot Night With Boss   9. Fakta Mengejutkan (1)

    Di sebuah restoran, terlihat Yuki sedang berbincang dengan seorang wanita paruh baya. Wanita paruh baya tersenyum, "Bagaimana kabarmu, Nak?" tanyanya."Baik, tetapi juga buruk. Singkat saja tanpa perlu basa-basi. Kenapa tante minta kita bertemu?" jawab Yuki yang langsung menanyakan tujuan wanita itu memanggilnya datang."Aduh, kenapa kamu seperti ini. Kita kan sudah lama nggak ketemu. Tante kangen sama kamu. Oh, ya. Kenapa bulan ini kamu enggak transfer ke tante? Tante nungguin loh," ucap wanita paruh baya itu sambil terus tersenyum pada Yuki.Yuki tersenyum tipis, "Tante ngajak aku ketemu cuma tanya soal uang?" tanyanya."Iya dong. Kan tante kaget tiba-tiba aja kamu nggak ngirim uang. Biasanya kamu rutin ngirim," wanita itu masih dengan tidak tahu malunya menjawab perkataan Yuki. Padahal Yuki sudah terlihat muak."Apa Dion nggak memberitahu tante?" tanya Yuki menatap wanita paruh baya dihadapannya, yang ternyata adalah Ibu Dion."Memberitahu apa?" tanya wanita paruh baya itu tidak m

    Last Updated : 2025-04-02
  • Hot Night With Boss   10. Fakta Mengejutkan (2)

    Sesampainya di rumah, Dion langsung berteriak memanggil mamanya. "Mama ... " teriak Dion.Seorang pria paruh baya keluar dari sebuah ruangan, "Ada apa, Dion? Kenapa kamu teriak?" tanyanya."Di mana mama, Pa?" tanya Dion menatap papanya. "Papa nggak tahu. Sejak tadi sore pergi belum pulang," jawab papa Dion.Dion yang kesal langsung melempar jasnya ke sofa dan duduk. Dia tak punya pilihan selain menunggu Mamanya pulang untuk minta penjelasan.Papa Dion menghampiri Dion. Duduk di sofa di hadapan Dion. Melihat anaknya tampak tidak baik-baik saja, Papa Dion langsung bertanya apa hal yang sudah terjadi."Ada apa? Apa ada masalah? Wajahmu tampak lg nggak baik-baik aja," tanya papa Dion yang masih ingin tahu."Apa papa juga tahu?" tanya Dion menatap papanya tiba-tiba."Tahu apa? Kamu ngomong yang jelas dong. Jangan buat papa bingung," jawab papa Dion."Papa tahu nggak kalau selama ini Yuki ngirimin uang ke Mama?" tanya Dion memastikan.Papa Dion terkejut, "Hah? Buat apa Yuki ngirim uang ke

    Last Updated : 2025-04-03
  • Hot Night With Boss   11. Perhatian dan Pertengkaran

    Malam hari sebelum kejadian, Dion ternyata lebih dulu menghubungi Yuki. Merasa khawatir pada keadaan Dion, Yuki lantas menyusul Dion setelah tahu di mana Dion berada. Saat Yuki ingin membantu Dion yang sedang mabuk berat, tiba-tiba saja Luna muncul dan langsung membantu Dion. Yuki lantas mengurungkan niatnya dan memilih untuk pulang. Sepanjang perjalanan pulang, Yuki merasa sedih. Air matanya menetes begitu saja membasahi kedua pipinya. Aneh memang, kenapa dia harus menangisi laki-laki yang mengkhianatinya? Namun, Yuki tak bisa menepis jika Dion adalah sosok yang amat disayanginya. Yuki menyeka air matanya, "Kamu nggak boleh lemah, Yuki. Beginilah hidup. Nggak semua berjalan sesuai keinginanmu," batinnya. Sesampainya di rumah, Yuki segera meringkas dan memilah semua barang pemberian Dion. Memasukkannya ke dalam kotak besar. Ada beberapa boneka, pakaian, sepatu, bahkan jam tangan pasangan. Ada juga cincin yang Dion berikan sebagai hadiah ulang tahunnya tahun lalu. Tak hanya itu,

    Last Updated : 2025-04-03
  • Hot Night With Boss   12. Ancaman dan Perhatian

    Saat Dion ingin pergi meninggalkan Luna, Luna mengatakan sesuatu yang membuat Dion mengurungkan niatnya untuk pergi.Luna manatap punggung Dion yang membelakanginya, "Nggak cuma kamu yang bisa ngancam, Dion."Dion memegang gagang pintu darurat, "aku nggak peduli ucapanmu," ucap Dion tanpa memalingkan pandangan.Luna tersenyum masam, "wah, kamu sungguh nggak peduli? Meski itu adalah aibmu?" tanya Luna."Apapun itu aku udah bilang aku nggak peduli. Jangan ganggu aku, aku sibuk. Tunggu aku hubungi aja," kata Dion masih tidak mau peduli perkataan Luna."Ok, kita lihat aja. Sampai mana kamu bisa keras kepala dengan ketidakpedulianmu, setelah aku menyebar video kita semalam. Atau aku perlu mempostingnya di grup chat kantor?" Luna mulai menunjukkan taringnya untuk menggigit Dion.Dion berbalik menatap Luna, "apa maksudmu, Luna?" tanyanya dengan raut wajah tak senang.Luna tersenyum, "kenapa? Kamu takut?" ucap Luna merasa puas melihat wajah tidak senang Dion."Video apa yang kamu bicarakan?"

    Last Updated : 2025-04-04

Latest chapter

  • Hot Night With Boss   66. Pikiran Kalut

    Dion sedang duduk termenung di ruang tamu rumahnya. Dia berpikir tentang apa yang harus dilakukannya dengan Luna yang terus membuatnya sakit kepala. Mamanya yang baru keluar kamar melihat dan langsung bertanya apa hal yang terjadi pada putranya?"Ada apa?" tanya mama Dion duduk di samping Dion. "Mama nggak tidur?" tanya balik Dion, tanpa menjawab pertanyaan dari mamanya. "Mama mau ambil minum, waktu keluar kamar lihat kamu diam melamun. Makanya mama datang dan tanya, kamu kenapa?" jawab mama Dion menjelaskan."Aku nggak apa-apa kok Ma. Mama bisa ninggalin aku sendiri," jawab Dion. Dion dan Mamanya saling Diam. Sampai saat Mama Dion memulai pembicaraan lagi."Mama mau dengar ceritamu. Apa nggak boleh? kamu udah lama nggak cerita-cerita sama mama," pinta Lusiana, Mama Dion."Aku pusing, Ma ... " jawab Dion. "Ya sudah. Kamu cerita sama mama. Ada apa?" tanya Lusiana penasaran. Apa yang membuat anaknya begitu khawatir dan murung. "Aku lagi ada masalah. Mama tau 'kan alasan aku putus

  • Hot Night With Boss   65. Pengantin Baru?

    Saat antri di kasir, Yuki dan Cristopher asik mengobrol. Keduanya bicara dengan berbisik."Pak, dasinya nggak dilonggarin aja? Kan udah nggak di kantor. Mau saya bantu longgarin nggak?" bisik Yuki bertanya."Boleh aja. Tolong ya," bisik Cristopher.Cristopher segera membungkukkan badan dan menundukkan kepala agar Yuki tak perlu berjinjit untuk melonggarkan dasi dan melepas kancing kemejanya. Yuki segera melonggarkan dasi dan melepas kancing kemeja Cistopher. Keduanya sempat bertatapan dan saling tersenyum satu sama lain."Sudah," bisik Yuki."Makasih ya," bisik Cristopher.Karena terlalu asik berbincang, Yuki dan Cristopher sampai di tegur seorang nenek yang sedang mengantri di belakang keduanya."Hei, kalian berdua. Kalian pengantin baru, ya? Mesra-mesranya dilanjut di rumah saja. Bisa tolong maju? Antrian di depan kalian sudah maju," kata si nenek.Yuki dan Cristopher tersentak kaget. Keduanya Saling memandang, lalu bersamaan menatap si nenek."Nenek bicara pada kami?" tanya Yuki.

  • Hot Night With Boss   64. Belanja Bersama

    Yuki dan Cristopher sampai di Giant Market. Supermarket besar super lengkap langganan Yuki."Sering ke sini?" tanya Cristopher.Yuki menganggukkan kepala, "ya, nggak sering juga. Biasa mampir sebulan satu sampai dua kali buat beli kebutuhan harian. Karena menurut saya disini barangnya super lengkap dan lumayan murah. Cocoklah untuk kaum mendang-mending kayak saya," jawabnya.Cristopher menganggukkan kepala, "hm, gitu."Saat Yuki ingin mengambil troli, dia sudah keduluan Cristopher."Aku yang dorong trolinya. Kamu yang pilih-pilih," kata Ceistopher."Ok," jawab Yuki tersenyum senang.Yuki berjalan berkeliling diikuti Cristopher. Diam-diam mata Cristopher menyelisik sekitaran untuk mengamati situasi dan pelayan dari Giant Market. "Silakan dicoba tasternya," kata seorang ibu-ibu pada Yuki dan Cristopher saat keduanya lewat.Yuki mengintip sekilas, "apa ini?" tanyanya."Silakan, Nona. Ini adalah ... produk terbaru dari kami. Ada dua varian rasa, original dan pedas.""Permisi ya," kata Yu

  • Hot Night With Boss   63. Pertengkaran

    Yuki sengaja berlama-lama mengerjakan pekerjaannya. Saat semua teman-temanya sudah bersiap pulang, dia masih sibuk mengetik keyboard dan menatap layar komputer. Saat Amelia mengajak turun bersama, Yuki meminta Amelia pulang duluan karena masih ada sedikit pekerjaan yang akan dilakukannya."Loh, belum selesai? Kayaknya tadi santai-santai, aku kira udah selesai," kata Amelia yang baru selesai bersiap."Iya nih. Tadi ada salah ketik. Hehe ..." jawab Yuki beralasan."Mau aku tungguin, atau dibantu mungkin?" tanya Amelia.Yuki menggelengkan kepala, "e-enggak perlu. Aku kerjain sendiri aja. Kamu bisa pulang dulu," jawabnya tersenyum."Ok, aku duluan kalau gitu. Kamu cepet tuh selesaikan biar bisa pulang. Jangan pulang malam-malam," kata Amelia memperingatkan."Siap, Bu. Hati-hati dijalan ya," kata Yuki."Ya, kamu juga hati-hati pulangnya nanti. Aku pergi dulu. Dah ..." Amelia berpamitan melambaikan tangan pada Yuki."Dah," jawab Yuki. Membalas lambaian tangan Amelia.Amelia pergi setelah be

  • Hot Night With Boss   62. Bagaimana Kabarmu?

    Suasana begitu hening. Papa dan anak hanya saling diam. Sampi sang Papa mulai angkat suara."Bagaimana kabarmu?" tanya Stevano.Cristopher menatap Stevano, "ada angin apa Papa tanya kabarku? Bersikaplah seperti yang biasa Papa lakukan. Nggak usah sok dekat atau sok perhatian," jawab Cristopher."Apa salahnya papa tanya kabarmu?" tanya Stevano."Nggak salah, tapi aneh. Aku dengernya aneh. Papa yang kukenal nggak pernah tuh tanya kabar," jawab Cristopher."Kamu masih nggak berubah ya," kata Stevano."Kenapa harus berubah? Yang membuatku seperti ini 'kan papa sendiri. Cuma papa di dunia ini yang tega membiarkan anaknya sendirian melawan kerasnya hidup di saat anak itu masih membutuhkan sosok Papa dalam hidupnya," sahut Cristopher.Stevano duduk bersandar menatap Cristopher, "Cris ... tahukah kamu? Papa juga dalam keadaan yang sulit setelah kehilangan mamamu. Mamamu itu segalanya buat papa. Mungkin sekarang kamu anggap ucapan papa ini lelucon. Papa yakin, kamu pasti akan merasakannya nant

  • Hot Night With Boss   61. Anak Vs Papa

    Seorang laki-laki paruh baya sedang melihat sebuah dokumen dan sebuah foto. Disampingnya ada laki-laki sebaya yang merupakan sekretarisnya."Jadi maksudmu, Cris tinggal di apartemen perempuan ini?" tanya laki-laki paruh baya pada sekretarisnya. Menunjuk sebuah foto yang ada di atas meja dihadapannya."Ya, Pak. Informasi yang saya dapat tidak mungkin keliru karena sekretaris Tuan Muda sendiri yang memberitahu saya," jawab sekretaris."Anak yang nggak pernah membuka hati buat siapapun, tiba-tiba mau tinggal bersama perempuan. Apa pemikiranmu sama denganku?" tanya Stevano, yang adalah Papa dari Cristopher."Sepertinya begitu. Kata sekretarisnya, mereka sudah terlibat dalam sebuah hubungan semalam sebelum menjadi atasan dan bawahan di kantor," jawab Nicholas, Sekretaris Stevano."Hubungan semalam? Apa itu namanya, yang biasa dipakai anak zaman sekarang itu loh," kata Stevano berusaha mengingat."One night stand, Pak. Anak muda zaman sekarang menyingkatnya menjadi ONS," jawab Nicholas."Ya

  • Hot Night With Boss   60. Apartemen Yuki (5)

    Keduanya panjang lebar bercerita satu sama lain. Kini tidak ada lagi kesalahpahaman ataupun rahasia diantara mereka. "Saya kok jadi ngatuk ya," ucap Yuki."Nggak boleh tidur, nanti malah bangun kesiangan. Kita lari pagi aja yuk," Cristopher mengajak Yuki olah raga agar tidak mengantuk."Hm, saya malas lari. Gimana dong?" sahut Yuki malas."Nggak boleh males. Olahraga penting buat kesehatan," kata Cristopher."Iya deh iya. Saya ganti baju dulu kalau gitu," jawab Yuki.Yuki segera pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Dan tidak lama keluar setelah ganti pakaian."Bapak nggak ganti?" tanya Yuki menatap Cristooher."Ganti dong," jawab Cristopher.Cristopher segera masuk kamar Yuki dan mengambil pakaian gantinya di koper. Yuki melihat Cristopher hendak berganti pakaian dan segera menawari bantuan."Perlu saya bantu?" tawar Yuki."Nggak usah. Saya bisa sendiri kok, " jawab Cristopher.Yuki melihat Cristopher membuka baju, terlihat tubuh kekar berotot milik Cristopher. Perut seksi

  • Hot Night With Boss   59. Apartemen Yuki (4)

    "Apa sih yang dia pikirkan. Bisa-bisanya gitu dia mencium bibirku mana digigit, ish ... bikin malu aja," batin Yuki semakin malu.Yuki duduk di sofa dengan memegang erat gelas berisi Cokelat panas. Jantungnya masih berdegup kencang. Cristopher duduk di samping Yuki, "kenapa tiba-tiba pergi?" tanyanya."Nggak tau ah. Bapak nakal," jawab Yuki memalingkan pandangan dari Cristopher."Nakal? Oh, yang tadi? Saya kan cuma batuin ngelap bibirmu. Karena tangan saya di gips ya saya pakai bibir saya. Kenapa? Kamu nggak suka saya cium?" tanya Cristopher."Bukannya nggak suka. Saya tuh kaget. Tiba-tiba gitu bapak cium saya. Mana bapak gigit bibir saya," jawab Yuki."Kalau kamu kesal. Kamu boleh bales kok. Saya malah senang," kata Cristopher tersenyum tampan."Wah, nantangin nih orang. Aku gigit balik tau rasa ntar," batin Yuki."Bener nih saya boleh balas? Ntar saya gigit balik bapak jangan protes loh," sahut Yuki menatap Cristopher."Ayo sini," kata Cristopher mendekatkan wajahnya ke wajah Yuki.

  • Hot Night With Boss   58. Apartemen Yuki (3)

    Yuki tak bisa menolak permintaan Bossnya dan akhirnya tidur di sofa dengan Bossnya. "Ini sempit," keluh Yuki beralasan. Dia tidur membelakangi Cristopher."Jangan banyak beralasan dan cepat tidur. Besok kita masih harus bekerja," sahut Cristopher. "Saya kalau tidur suka guling-guling loh. Nanti bapak kalau kena tendang jangan marah. Kan bapak yang minta saya tidur di sini," kata Yuki."Hm, saya sudah tahu tingkahmu waktu tidur. Nggak usah dijelasin lagi," jawab Cristopher.Yuki mengerutkan dahi, "hah? Sudah tau kataya. Kapan?" batinnya bingung.Seketika Yuki ingat kejadian saat dia bertemu Cristopher pertama kali di bar."Jangan-jangan waktu itu ya? Mati aku," batinnya lagi. Yuki menutup wajahnya dengan kedua tangan karena malu."Apa waktu itu dia kena tendang? Atau dia kena siku? His ... bener-bener deh. Kenapa sih dia harus tau semua sisi burukku. Mau ditaruh mana mukaku ini?" batin Yuki merasa diri sendiri menyedihkan.Tiba-tiba Cristopher melingkarkan tangannya ke perut Yuki. Se

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status