Home / Romansa / Hot Night With Boss / 3. Boss Hot Night

Share

3. Boss Hot Night

Author: Dea Anggie
last update Last Updated: 2025-03-06 09:09:41

1 minggu kemudian ...

Rumor tentang Yuki yang dibuat oleh Luna menghilang tanpa jejak, tetapi muncul rumor baru dan masih disangkut pautkan dengan Yuki.

Beredar rumor jika Yuki sebenarnya dicampakkan oleh Dion, dan karena tak terima, Yuki yang marah menyerang Dion dan Luna secara brutal.

Amelia yang mendengar rumor itu langsung memasang badan untuk teman baiknya. Dia menyanggah rumor dan meminta semua orang untuk berhati-hati dalam berbicara dan tidak menyebar berita palsu.

"Dasar orang-orang gila," gerutu Amelia.

Yuki tersenyum, "Sudahlah, Mel. Kenapa juga kamu meladeni mereka. Meski kamu jelasin sampai mulutmu berbuih, kalau mereka nggak mau percaya ya percuma. Mereka pasti hanya akan percaya ucapan orang yang ingin mereka percayai. Semakin kamu tanggepin, mereka semakin menjadi."

"Benar sih, tapi aku greget aja gitu. Pengen rasanya ku lakban mulut mereka semua," sahut Amelia gemas sekaligus geram.

"Oh ya, aku dengar atasan baru kita mau datang ya? Bener nggak sih?" tanya Yuki mengalihkan topik pembicaraan.

"Denger-denger dari kenalanku sih gitu. Perusahaan ini sudah diakuisisi oleh pengusaha asing," jawab Amelia menjelaskan.

"Yah, apapun itu dan siapapun Bosnya, setidaknya kita masih bisa bertahan dan bisa makan," sahut Yuki tersenyum.

"Seratus buatmu sayang," puji Amelia.

Amelia dan Yuki terus membahas tentang atasan baru mereka yang sedang dalam perjalanan menuju perusahaan.

***

Sebuah mobil memasuki lobi dan tidak beberapa lama turun seorang laki-laki tampan dengan stelan jas warna hitam dari dalam mobil.

Laki-laki itu berdiri menatap seluruh gedung yang baru saja dibelinya.

"Berikan laporan yang kuminta," kata laki-laki itu pada sekretarisnya.

Seorang laki-laki mendekat dan menyerahkan sebuah dokumen,"Silakan, Pak."

"Bagaimana menurutmu perusahaan ini?" tanya laki-laki tampan pada sekretarisnya.

"Anda akan tahu jika melihatnya langsung, Pak. Pendapat saya tidaklah terlalu berguna," jawab sekretaris.

"Aku akan meratakan bangunan ini jika tak menguntungkan nantinya," kata laki-laki tampan itu dengan serius.

Sekretaris menatap Bosnya, "kalau demikian kenapa anda repot-repot menerima bangunan ini sebagai jaminan hutang, Pak? Andai saja aku bisa mengatakannya. Jika aku katakan aku akan langsung dikirim ke pedalaman," batin sekretaris.

Laki-laki tampan memberikan dokumen kembali pada sekretarisnya dan tidak beberapa lama seseorang mendekatinya. Seseorang yang mendekat menyapa, lalu langsung memperkenalkan diri.

"Selamat datang, Pak Cristopher. Senang bisa bertemu anda. Saya David," David memperkenalkan diri dan menyapa atasan barunya.

Cristopher menganggukkan kepala perlahan, "Ya, senang bertemu denganmu juga, Pak GM."

"Silakan, Pak. Saya akan mengantar anda ke ruangan anda," kata David dengan ramah dan sopan.

"Kita langsung berkeliling saja," kata Cristopher meminta David mengantarnya berkeliling.

David kaget, "Ya? A-anda mau langsung berkeliling?" tanyanya bingung. Tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Ya, apa ada masalah?" jawab Cristopher yang langsung bertanya balik.

"Ti-tidak, Pak. Mari saya antar," jawab David tersenyum cerah.

David membuka jalan, Cristopher mengikuti dan dibelakang Cristopher ada sekretarisnya yang juga mengikuti.

Sesuai keinginan Cristopher, David mengajak Cristopher berkeliling dan memperkenalkan pada para pegawai.

Semua orang terkejut begitu tahu atasan baru mereka langsung berkeliling menampakkan diri.

***

Yuki fokus bekerja. Amelia yang baru saja dari luar langsung heboh begitu datang.

"Yuki, Yuki, Yuki ... " panggil Amelia.

"Kenapa lagi?" tanya Yuki malas.

"Pak Bos ... Pak Bos mau datang ke divisi kita," kata Amelia.

"Pak Bos siapa?" tanya Yuki yang masih fokus bekerja.

Amelia memutar kursi Yuki sehingga dia dan Yuki saling berhadapan.

"Pak Bos yang aku ceritain tadi itu lho. Masa iya kamu udah lupa sih. Kamu kan belum nenek-nenek," kata Amelia gemas.

Yuki kembali memutar kursinya, "datang ya datang saja. Aku sibuk, jangan ganggu aku dulu. Kamu juga cepet kerja sana," kata Yuki tak peduli dengan apa yang Amelia katakan.

Amelia menatap Yuki, "dasar gila kerja," ejeknya.

"Memangnya kamu tahu dari mana Pak Bos datang? Meski datang pun kantornya kan di lantai atas, dia pasti akan langsung ke kantornya dan duduk manis. Nggak mungkin Bos repot-repot keliling kantor liatin kita," kata Yuki mengutarakan isi pikirannya.

"Aku lagi di kamar mandi, terus aku denger anak-anak divisi produksi pada ngebahas tentang Pak Bos. Mereka bilang Pak Bos orangnya dingin kayak kulkas empat pintu," jelas Amelia penuh semangat.

Yuki melanjutkan pekerjaannya tanpa menanggapi perkataan Amelia. Baru saja Amelia ingin mengatakan sesuatu lagi, tiba-tiba David masuk dan meminta semua devisi pemasaran berkumpul.

"Semuanya, bisa berkumpul sebentar. Pak CEO kita datang dan ingin menyapa," kata David.

Semua orang berkumpul termasuk Amelia dan Yuki. Cristopher masuk dalam ruangan dan menyapa.

"Halo, senang bertemu dengan kalian semua. Saya Cristopher Owen, CEO baru di perusahaan ini. Semoga kedepannya kita bisa saling bekerja sama," kata Cristopher tegas.

Mendengar suara yang tak asing, membuat Yuki yang tak seberapa memperhatikan langsung penasaran dengan sosok Cristopher. Begitu melihat wajah Cristopher, Yuki langsung membatu.

"Di-dia kan ... ya Tuhan, dia kan laki-laki yang tidur denganku. Ba-bagaimana ini? Dia tidak mungkin mengenalku, kan? Apa aku pura-pura pingsan saja ya sekarang?" batin Yuki panik bercampur khawatir. Dia segera mundur selangkah utuk bersembunyi di belakang Amelia agar tak terlihat.

David memperkenalkan Cristopher kepada kepala divisi pemasaran dan kepala divisi memperkenalkan staf terbaiknya untuk dipamerkan. Kepala divisi memanggil Yuki. Mau tidak mau Yuki berjalan mendekat dengan wajah menunduk menatap lantai.

Cristopher merasa aneh, meminta Yuki mengangkat kepala agar wajahnya bisa terlihat olehnya.

"Maaf, apa kamu bisa mengangkat kepalamu?" tanya Cristopher.

"Ma-maaf, Pak. Saya sedang tidak enak badan dan wajah saya tidak layak dipandang," jawab Yuki yang khawatir kalau-kalau dia dikenali.

Kepala divisi tertawa, "haha, Yuki kami memang pemalu, Pak. Mohon pengertian anda. Namun, saya bisa menjamin pekerjaannya."

Cristopher menganggukkan kepala, "hm, begitu. Baiklah, silakan lanjutkan pekerjaan kalian. Saya mau berkeliling lagi," kata Cristopher yang lagsung pergi.

Begitu Cristopher pergi, Yuki langsung bergegas kembali ke meja kerjanya dan duduk lemas.

"Padahal aku udah setengah mati ngelupain kejadian itu. Eh, dia malah nongol kayak hantu. Kenapa sih Bos barunya harus dia, kenapa? kenapa?" batin Yuki mengeluh.

Yuki duduk tegap. Menarik napas, lalu mengembuskan napas.

"Tenang, Yuki. Tenang. Dia kan nggak liat mukamu tadi, pasti dia nggak akan ngenalin kamu. Lagian ruangannya di lantai atas, kita nggak akan pernah ketemu. Kecuali aku emang sial aja baru deh ketemu," batin Yuki.

***

Sementara itu di ruangannya, Cristopher duduk diam dan tampak serius memikirkan sesuatu.

"Apa aku salah lihat? Perempuan bernama Yuki dari divisi pemasaran tadi kayak nggak asing. Ah, sial! Apa aku kayak gini gara-gara kepikiran wanita itu ya? Padahal kenal aja enggak, tapi segininya aku mikirin dia. Apa perempuan itu bener-benar gak bisa kutemuin?" batin Cristopher.

"Pak," panggil sekretaris.

Cristopher terkejut, "ah, bisa nggak kamu ketuk pintu dulu, Tom?"

"Pak, saya sudah tiga kali ketuk pintu loh. Bapak ngga jawab-jawab ya saya masuk," jawab Thomas.

"Ada apa?" tanya Cristopher.

"Ini dokumen yang anda minta siapkan," jawab Thomas memberikan sebuah berkas dokumen pada Cristopher.

"Oh, ok. Kamu bisa lanjutkan pekerjaanmu," kata Cristopher.

"Ya, Pak. Saya permisi," pamit Thomas yang langsung pergi meninggalkan ruangan Cristopher.

Cristopher meletakkan dokumen di atas meja dan mengusap kasar wajahnya.

"Aku gak bisa konsentrasi karena terus kepikiran. Entah apa yang buat aku kayak gini. Apa otakku bermasalah?" gumam Cristopher.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Shafeeya Humairoh
yuki....itu ceo baru yg bobok sama kamu semalam kan? makanya kamu nunduk hayoloh dia tersinggung sama kamu krn kamu anggap dia sperti giģòlo
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hot Night With Boss   4. Menarik Batas

    Keesokan harinya ...Yuki berangkat pagi-pagi sekali dengan wajah kusam karena semalaman tidak bisa tidur. Dia terus kepikiran tentang kejadian bodoh yang diperbuatnya pada Bosnya.Yuki melihat pintu lift mulai tertutup, sementara dia berada tak jauh. Dengan cepat Yuki berlari menuju lift."Tunggu," ucap Yuki meminta orang di dalam lift menahan pintu untuknya. Yuki sampai di depan lift, tapi pintu lift sudah tertutup. Namun, sesaat kemudian pintu lift terbuka dan Yuki melihat seseorang yang tak ingin ditemuinya berada di dalam lift.Mata Yuki melebar, "Dia ... ah, sial sekali. kenapa aku malah ketemu sama dia? Aku nggak boleh ketahuan," batin Yuki panik."Tidak masuk?" tanya seseorang di dalam lift, yang adalah Cristopher."Si-silakan anda duluan, Pak CEO. Saya menunggu lift selanjutnya saja," jawab Yuki yang langsung menundukkan kepala menghindari tatapan Cristopher."Masuklah," pinta Cristopher menatap Yuki.Yuki terdiam dan tetap menunduk. Cristopher yang melihat Yuki terdiam kem

    Last Updated : 2025-03-06
  • Hot Night With Boss   5. Risau

    Yuki duduk di kursinya dan memikirkan apa yang baru saja terjadi antara dia dan Cristopher. Sebenarnya dia tidak bermaksud bicara kasar pada Cristopher, tetapi dia tidak punya pilihan lain selain menarik garis tegas. Dia tidak ingin asal berhubungan dengan laki-laki dan hatinya pun masih belum siap usai dikhianati kekasih dan temannya."Apa kata-kataku keterlaluan? Dia pasti marah," gumam Yuki.Yuki menggelengkan kepalanya cepat, "sudahlah. Mau dia marah atau enggak aku nggak peduli. Kalau misal marah terus aku dipecat ya terima aja," batin Yuki.Yuki mencoba melupakan sesaat apa yang terjadi dan mulai fokus bekerja. Beberapa menit kemudian, satu per satu rekan kerja lain mulai berdatangan. Sampai saat Luna datang dengan membawa hadiah untuk semua rekan satu divisinya. Membuat seluruh ruangan heboh."Semuanya, aku bawakan kalian hadiah. Mohon diterima ya," kata Luna dengan tersenyum cantik.Seorang menerima pemberian Luna, "wah, apa ini?""Makasih, Luna.""Wow, bagus sekali. Makasih,

    Last Updated : 2025-03-06
  • Hot Night With Boss   6. Menghindar

    Setelah kejadian di ruangan CEO, Yuki mulai menghindari Cristopher. Saat berpapasan atau tidak sengaja bertemu, Yuki hanya menundukkan kepala sebagai tanda sopan santun, dan berlalu begitu saja tanpa menatap wajah Cristopher. Hal itu membuat Cristopher semakin gelisah.Cristopher duduk bersandar di sofa ruang kerjanya, "sudah hampir seminggu, saat kami bertemu di lift pun dia hanya menundukkan kepala tanpa melihatku. Apa dia sangat membenciku? Apa yang harus aku lalukan, ya?" batin Cristopher berpikir serius.Pintu ruangan di ketuk, tidak lama pintu terbuka dan seseorang masuk."Tom, apa saja jadwalku hari ini?" tanya Cristopher, mengira seseorang yang datang adalah sekretarisnya, Thomas."Maaf, Pak. Saya diminta Pak Thomas mengantarkan dokumen," kata seseorang yang baru masuk ke dalam ruangan. Yang tak lain adalah Yuki.Yuki yang baru masuk berdiri di belakang Cristopher yang duduk santai di sofa. Mendengar suara yang dirindukan, membuat Cristopher tersenyum. Dia berpikir dia sedan

    Last Updated : 2025-04-01
  • Hot Night With Boss   7. Mengabaikan

    Keesokan harinya ... Yuki, Amelia dan dua pegawai baru saja masuk ke dalam lift. Beberapa detik kemudian, Cristopher dan Thomas juga ikut masuk. "Selamat pagi, Pak CEO, Pak Thomas." "Selamat pagi, Pak CEO dan Pak Sekretaris." "Pak CEO, Pak Thomas, selamat pagi." Amelia dan dua pegawai lain menyapa Cristopher dan Thomas. Sedangkan Yuki hanya menundukkan kepala sedikit tanpa mengucap salam. Cristopher melihat sekilas para karyawannya dan menganggukkan kepala tanpa menjawab. Dia berdiri membelakangi para keryawannya. "Selamat pagi juga kalian. Maaf ya, saya dan Pak CEO sedang buru-buru. Jadi kami nggak bisa menunggu lift berikutnya," kata Thomas tersenyum menatap orang-orang di belakangnya. Thomas berdiri tepat di samping Cristopher. Thomas menekan lantai tujuannya dan pintu lift pun tertutup. Lift perlahan berjalan naik. "Kapan lift sebelah akan diperbaiki?" tanya Cristopher pada Thomas. "Oh, saya sudah meminta pihak keamanan mengurusnya. Mungkin nanti," jawab Thomas.

    Last Updated : 2025-04-01
  • Hot Night With Boss   8. Kesal?

    Luna mendatangi tempat Yuki dan Amelia berada dengan segelas air di tangannya. Tanpa ragu-ragu Luna menuang air ke kepala Yuki."Dasar perempuan gila. Rasain nih," kata Luna mengatai Yuki.Yuki terkejut karena kepalanya tiba-tiba basah, saat memalingkan pandangan ke sisi kanan, dia melihat Luna sudah berdiri di sampingnya dengan tatapan mata yang tajam."Apa-apaan ini, Luna?" tanya Yuki, langsung berdiri dari duduknya."Dasar jalang gila! Bisa-bisanya kamu nendang kaki Dion sampai memar. Maksud kamu tuh apa sih? Kamu mau caper?" sentak Luna marah.Yuki memutar bola mata mendengar ocehan Luna yang menuduhnya mencari perhatian dengan tersenyum masam."Caper katamu? Jangan asal nuduh tanpa bukti deh. Aku nendang Dion karena Dion yang mulai duluan," Yuki menyincing lengan pakaiannya sebelah kanan dan menunjukkan luka memar dari cengkraman Dion, "aku sendiri pun dibuat kayak gini sama Dion."Luna melihat luka memar Yuki, "apa sih, cuma memar gitu doang. Itu nggak ada apa-apanya dibandingk

    Last Updated : 2025-04-02
  • Hot Night With Boss   9. Fakta Mengejutkan (1)

    Di sebuah restoran, terlihat Yuki sedang berbincang dengan seorang wanita paruh baya. Wanita paruh baya tersenyum, "Bagaimana kabarmu, Nak?" tanyanya."Baik, tetapi juga buruk. Singkat saja tanpa perlu basa-basi. Kenapa tante minta kita bertemu?" jawab Yuki yang langsung menanyakan tujuan wanita itu memanggilnya datang."Aduh, kenapa kamu seperti ini. Kita kan sudah lama nggak ketemu. Tante kangen sama kamu. Oh, ya. Kenapa bulan ini kamu enggak transfer ke tante? Tante nungguin loh," ucap wanita paruh baya itu sambil terus tersenyum pada Yuki.Yuki tersenyum tipis, "Tante ngajak aku ketemu cuma tanya soal uang?" tanyanya."Iya dong. Kan tante kaget tiba-tiba aja kamu nggak ngirim uang. Biasanya kamu rutin ngirim," wanita itu masih dengan tidak tahu malunya menjawab perkataan Yuki. Padahal Yuki sudah terlihat muak."Apa Dion nggak memberitahu tante?" tanya Yuki menatap wanita paruh baya dihadapannya, yang ternyata adalah Ibu Dion."Memberitahu apa?" tanya wanita paruh baya itu tidak m

    Last Updated : 2025-04-02
  • Hot Night With Boss   10. Fakta Mengejutkan (2)

    Sesampainya di rumah, Dion langsung berteriak memanggil mamanya. "Mama ... " teriak Dion.Seorang pria paruh baya keluar dari sebuah ruangan, "Ada apa, Dion? Kenapa kamu teriak?" tanyanya."Di mana mama, Pa?" tanya Dion menatap papanya. "Papa nggak tahu. Sejak tadi sore pergi belum pulang," jawab papa Dion.Dion yang kesal langsung melempar jasnya ke sofa dan duduk. Dia tak punya pilihan selain menunggu Mamanya pulang untuk minta penjelasan.Papa Dion menghampiri Dion. Duduk di sofa di hadapan Dion. Melihat anaknya tampak tidak baik-baik saja, Papa Dion langsung bertanya apa hal yang sudah terjadi."Ada apa? Apa ada masalah? Wajahmu tampak lg nggak baik-baik aja," tanya papa Dion yang masih ingin tahu."Apa papa juga tahu?" tanya Dion menatap papanya tiba-tiba."Tahu apa? Kamu ngomong yang jelas dong. Jangan buat papa bingung," jawab papa Dion."Papa tahu nggak kalau selama ini Yuki ngirimin uang ke Mama?" tanya Dion memastikan.Papa Dion terkejut, "Hah? Buat apa Yuki ngirim uang ke

    Last Updated : 2025-04-03
  • Hot Night With Boss   11. Perhatian dan Pertengkaran

    Malam hari sebelum kejadian, Dion ternyata lebih dulu menghubungi Yuki. Merasa khawatir pada keadaan Dion, Yuki lantas menyusul Dion setelah tahu di mana Dion berada. Saat Yuki ingin membantu Dion yang sedang mabuk berat, tiba-tiba saja Luna muncul dan langsung membantu Dion. Yuki lantas mengurungkan niatnya dan memilih untuk pulang. Sepanjang perjalanan pulang, Yuki merasa sedih. Air matanya menetes begitu saja membasahi kedua pipinya. Aneh memang, kenapa dia harus menangisi laki-laki yang mengkhianatinya? Namun, Yuki tak bisa menepis jika Dion adalah sosok yang amat disayanginya. Yuki menyeka air matanya, "Kamu nggak boleh lemah, Yuki. Beginilah hidup. Nggak semua berjalan sesuai keinginanmu," batinnya. Sesampainya di rumah, Yuki segera meringkas dan memilah semua barang pemberian Dion. Memasukkannya ke dalam kotak besar. Ada beberapa boneka, pakaian, sepatu, bahkan jam tangan pasangan. Ada juga cincin yang Dion berikan sebagai hadiah ulang tahunnya tahun lalu. Tak hanya itu,

    Last Updated : 2025-04-03

Latest chapter

  • Hot Night With Boss   67. Pertemuan Luna dan Lusiana

    Hari pertemuan yang dinantikan akhirnya datang. Luna dan Lusiana bertemu untuk makan malam, sepulang kerja.Luna memperkenalkan diri pada Lusiana. Bersikap ramah dan sopan. Dia tersenyum dengan begitu anggun."Halo, tante. Senang ketemu tante. Saya Luna," sapa Luna."Oh, halo. Saya Lusiana, mamanya Dion. Senang bertemu denganmu," sapa Lusiana tersenyum cantik.Lusiana mempersilakan Luna duduk. Luna duduk berhadapan dengan Lusiana, dan Dion duduk di samping Luna.Tanpa banyak menunggu, Lusiana segera memanggil pelayan dan memesan menu makan malam. "Berapa usiamu, Luna?" tanya Lusiana."25, tante," jawab Luna."Ah, 25 tahun. Tinggal sendiri atau bersama keluarga?" tanya Lusiana lagi."Saya nggak punya keluarga. Saya besar di panti asuhan dan sekarang tinggal sendiri," jawab Luna."Aduh, anak nggak punya orang tua. Gimana bisa sih Dion kenal perempuan kayak gini. Masih mending Yuki," batin Lusiana."Oh, begitu. Pasti sulit ya," kata Lusiana."Nggak juga. Saya sudah terbiasa sendiri dan

  • Hot Night With Boss   66. Pikiran Kalut

    Dion sedang duduk termenung di ruang tamu rumahnya. Dia berpikir tentang apa yang harus dilakukannya dengan Luna yang terus membuatnya sakit kepala. Mamanya yang baru keluar kamar melihat dan langsung bertanya apa hal yang terjadi pada putranya?"Ada apa?" tanya mama Dion duduk di samping Dion. "Mama nggak tidur?" tanya balik Dion, tanpa menjawab pertanyaan dari mamanya. "Mama mau ambil minum, waktu keluar kamar lihat kamu diam melamun. Makanya mama datang dan tanya, kamu kenapa?" jawab mama Dion menjelaskan."Aku nggak apa-apa kok Ma. Mama bisa ninggalin aku sendiri," jawab Dion. Dion dan Mamanya saling Diam. Sampai saat Mama Dion memulai pembicaraan lagi."Mama mau dengar ceritamu. Apa nggak boleh? kamu udah lama nggak cerita-cerita sama mama," pinta Lusiana, Mama Dion."Aku pusing, Ma ... " jawab Dion. "Ya sudah. Kamu cerita sama mama. Ada apa?" tanya Lusiana penasaran. Apa yang membuat anaknya begitu khawatir dan murung. "Aku lagi ada masalah. Mama tau 'kan alasan aku putus

  • Hot Night With Boss   65. Pengantin Baru?

    Saat antri di kasir, Yuki dan Cristopher asik mengobrol. Keduanya bicara dengan berbisik."Pak, dasinya nggak dilonggarin aja? Kan udah nggak di kantor. Mau saya bantu longgarin nggak?" bisik Yuki bertanya."Boleh aja. Tolong ya," bisik Cristopher.Cristopher segera membungkukkan badan dan menundukkan kepala agar Yuki tak perlu berjinjit untuk melonggarkan dasi dan melepas kancing kemejanya. Yuki segera melonggarkan dasi dan melepas kancing kemeja Cistopher. Keduanya sempat bertatapan dan saling tersenyum satu sama lain."Sudah," bisik Yuki."Makasih ya," bisik Cristopher.Karena terlalu asik berbincang, Yuki dan Cristopher sampai di tegur seorang nenek yang sedang mengantri di belakang keduanya."Hei, kalian berdua. Kalian pengantin baru, ya? Mesra-mesranya dilanjut di rumah saja. Bisa tolong maju? Antrian di depan kalian sudah maju," kata si nenek.Yuki dan Cristopher tersentak kaget. Keduanya Saling memandang, lalu bersamaan menatap si nenek."Nenek bicara pada kami?" tanya Yuki.

  • Hot Night With Boss   64. Belanja Bersama

    Yuki dan Cristopher sampai di Giant Market. Supermarket besar super lengkap langganan Yuki."Sering ke sini?" tanya Cristopher.Yuki menganggukkan kepala, "ya, nggak sering juga. Biasa mampir sebulan satu sampai dua kali buat beli kebutuhan harian. Karena menurut saya disini barangnya super lengkap dan lumayan murah. Cocoklah untuk kaum mendang-mending kayak saya," jawabnya.Cristopher menganggukkan kepala, "hm, gitu."Saat Yuki ingin mengambil troli, dia sudah keduluan Cristopher."Aku yang dorong trolinya. Kamu yang pilih-pilih," kata Ceistopher."Ok," jawab Yuki tersenyum senang.Yuki berjalan berkeliling diikuti Cristopher. Diam-diam mata Cristopher menyelisik sekitaran untuk mengamati situasi dan pelayan dari Giant Market. "Silakan dicoba tasternya," kata seorang ibu-ibu pada Yuki dan Cristopher saat keduanya lewat.Yuki mengintip sekilas, "apa ini?" tanyanya."Silakan, Nona. Ini adalah ... produk terbaru dari kami. Ada dua varian rasa, original dan pedas.""Permisi ya," kata Yu

  • Hot Night With Boss   63. Pertengkaran

    Yuki sengaja berlama-lama mengerjakan pekerjaannya. Saat semua teman-temanya sudah bersiap pulang, dia masih sibuk mengetik keyboard dan menatap layar komputer. Saat Amelia mengajak turun bersama, Yuki meminta Amelia pulang duluan karena masih ada sedikit pekerjaan yang akan dilakukannya."Loh, belum selesai? Kayaknya tadi santai-santai, aku kira udah selesai," kata Amelia yang baru selesai bersiap."Iya nih. Tadi ada salah ketik. Hehe ..." jawab Yuki beralasan."Mau aku tungguin, atau dibantu mungkin?" tanya Amelia.Yuki menggelengkan kepala, "e-enggak perlu. Aku kerjain sendiri aja. Kamu bisa pulang dulu," jawabnya tersenyum."Ok, aku duluan kalau gitu. Kamu cepet tuh selesaikan biar bisa pulang. Jangan pulang malam-malam," kata Amelia memperingatkan."Siap, Bu. Hati-hati dijalan ya," kata Yuki."Ya, kamu juga hati-hati pulangnya nanti. Aku pergi dulu. Dah ..." Amelia berpamitan melambaikan tangan pada Yuki."Dah," jawab Yuki. Membalas lambaian tangan Amelia.Amelia pergi setelah be

  • Hot Night With Boss   62. Bagaimana Kabarmu?

    Suasana begitu hening. Papa dan anak hanya saling diam. Sampi sang Papa mulai angkat suara."Bagaimana kabarmu?" tanya Stevano.Cristopher menatap Stevano, "ada angin apa Papa tanya kabarku? Bersikaplah seperti yang biasa Papa lakukan. Nggak usah sok dekat atau sok perhatian," jawab Cristopher."Apa salahnya papa tanya kabarmu?" tanya Stevano."Nggak salah, tapi aneh. Aku dengernya aneh. Papa yang kukenal nggak pernah tuh tanya kabar," jawab Cristopher."Kamu masih nggak berubah ya," kata Stevano."Kenapa harus berubah? Yang membuatku seperti ini 'kan papa sendiri. Cuma papa di dunia ini yang tega membiarkan anaknya sendirian melawan kerasnya hidup di saat anak itu masih membutuhkan sosok Papa dalam hidupnya," sahut Cristopher.Stevano duduk bersandar menatap Cristopher, "Cris ... tahukah kamu? Papa juga dalam keadaan yang sulit setelah kehilangan mamamu. Mamamu itu segalanya buat papa. Mungkin sekarang kamu anggap ucapan papa ini lelucon. Papa yakin, kamu pasti akan merasakannya nant

  • Hot Night With Boss   61. Anak Vs Papa

    Seorang laki-laki paruh baya sedang melihat sebuah dokumen dan sebuah foto. Disampingnya ada laki-laki sebaya yang merupakan sekretarisnya."Jadi maksudmu, Cris tinggal di apartemen perempuan ini?" tanya laki-laki paruh baya pada sekretarisnya. Menunjuk sebuah foto yang ada di atas meja dihadapannya."Ya, Pak. Informasi yang saya dapat tidak mungkin keliru karena sekretaris Tuan Muda sendiri yang memberitahu saya," jawab sekretaris."Anak yang nggak pernah membuka hati buat siapapun, tiba-tiba mau tinggal bersama perempuan. Apa pemikiranmu sama denganku?" tanya Stevano, yang adalah Papa dari Cristopher."Sepertinya begitu. Kata sekretarisnya, mereka sudah terlibat dalam sebuah hubungan semalam sebelum menjadi atasan dan bawahan di kantor," jawab Nicholas, Sekretaris Stevano."Hubungan semalam? Apa itu namanya, yang biasa dipakai anak zaman sekarang itu loh," kata Stevano berusaha mengingat."One night stand, Pak. Anak muda zaman sekarang menyingkatnya menjadi ONS," jawab Nicholas."Ya

  • Hot Night With Boss   60. Apartemen Yuki (5)

    Keduanya panjang lebar bercerita satu sama lain. Kini tidak ada lagi kesalahpahaman ataupun rahasia diantara mereka. "Saya kok jadi ngatuk ya," ucap Yuki."Nggak boleh tidur, nanti malah bangun kesiangan. Kita lari pagi aja yuk," Cristopher mengajak Yuki olah raga agar tidak mengantuk."Hm, saya malas lari. Gimana dong?" sahut Yuki malas."Nggak boleh males. Olahraga penting buat kesehatan," kata Cristopher."Iya deh iya. Saya ganti baju dulu kalau gitu," jawab Yuki.Yuki segera pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Dan tidak lama keluar setelah ganti pakaian."Bapak nggak ganti?" tanya Yuki menatap Cristooher."Ganti dong," jawab Cristopher.Cristopher segera masuk kamar Yuki dan mengambil pakaian gantinya di koper. Yuki melihat Cristopher hendak berganti pakaian dan segera menawari bantuan."Perlu saya bantu?" tawar Yuki."Nggak usah. Saya bisa sendiri kok, " jawab Cristopher.Yuki melihat Cristopher membuka baju, terlihat tubuh kekar berotot milik Cristopher. Perut seksi

  • Hot Night With Boss   59. Apartemen Yuki (4)

    "Apa sih yang dia pikirkan. Bisa-bisanya gitu dia mencium bibirku mana digigit, ish ... bikin malu aja," batin Yuki semakin malu.Yuki duduk di sofa dengan memegang erat gelas berisi Cokelat panas. Jantungnya masih berdegup kencang. Cristopher duduk di samping Yuki, "kenapa tiba-tiba pergi?" tanyanya."Nggak tau ah. Bapak nakal," jawab Yuki memalingkan pandangan dari Cristopher."Nakal? Oh, yang tadi? Saya kan cuma batuin ngelap bibirmu. Karena tangan saya di gips ya saya pakai bibir saya. Kenapa? Kamu nggak suka saya cium?" tanya Cristopher."Bukannya nggak suka. Saya tuh kaget. Tiba-tiba gitu bapak cium saya. Mana bapak gigit bibir saya," jawab Yuki."Kalau kamu kesal. Kamu boleh bales kok. Saya malah senang," kata Cristopher tersenyum tampan."Wah, nantangin nih orang. Aku gigit balik tau rasa ntar," batin Yuki."Bener nih saya boleh balas? Ntar saya gigit balik bapak jangan protes loh," sahut Yuki menatap Cristopher."Ayo sini," kata Cristopher mendekatkan wajahnya ke wajah Yuki.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status