Home / Romansa / Hasrat Liar Sang Kakak Ipar / 188. Bertemu Kembali

Share

188. Bertemu Kembali

Author: Merspenstory
last update Last Updated: 2025-04-14 20:06:13

Pagi itu, seisi dunia maya mendidih. Jagat media sosial dipenuhi spekulasi dan teori konspirasi, sementara portal-portal berita online berlomba memuat headline sensasional.

‘Gempar! Roseanna Diduga Lea Rose Thompson, Putri Haram Liam Thompson yang Dikabarkan Meninggal Setahun Lalu’

‘Sosialita Misterius Ternyata Putri Konglomerat? Lea Rose Thompson Muncul Kembali di Hadapan Publik!’

‘Netizen Dibuat Bingung: Kematian Lea Rose Thompson Kini Dipertanyakan!’

Cuplikan video saat Roseanna berdiri di atas panggung pada acara amal malam itu tersebar di berbagai platform. Sorot mata yang sama, postur tubuh, hingga suara lembut yang terdengar saat ia menyampaikan pidato—semuanya dibedah publik. Tak sedikit yang membandingkan wajahnya dengan foto-foto lama Lea semasa hidup, dan sebagian besar sepakat bahwa ini bukan kebetulan.

“Ini benar-benar dia,” seseorang menulis di kolom komentar. “Putri Liam Thompson tidak mati. Dia kembali. Dengan nama baru.”

Mereka yang tahu sejarah keluarga Thompson meng
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   1. Hari Pernikahan - Masuk ke Sarang Serigala

    Di sebuah kamar ganti di ballroom hotel berbintang, Lea Rose berdiri mematung tepat di depan cermin sambil memandangi pantulan dirinya sendiri. Hari ini adalah hari pernikahannya—lebih tepatnya pernikahan yang tidak dia inginkan. Demi menyelamatkan keluarganya dari ambang kebangkrutan, ayahnya tega menjadikan dirinya sebagai sandera untuk keluarga Easton.“Berhentilah berdrama, Lea! Jika kamu ingin menyelamatkan keluarga Thompson dari neraka kehancuran, maka terima saja pernikahan ini dengan lapang dada!”Suara ibu tirinya yang sedari tadi mengawasinya di belakang, seolah peluru yang menembus jantung Lea. Membuat air matanya tak sengaja menetes dari ujung mata dan mengalir di pipi. Bagaimana bisa ia merasa lapang dada?“Tapi, Bu—”“Kita sudah menyepakati hal ini, Lea. Dan kamu sudah setuju untuk menggantikan kakakmu menikah dengan putra kedua keluarga Easton! Sekarang hapus air matamu yang tidak berguna dan keluarlah!” ucap wanita itu sebelum akhirnya menghilang di balik pintu.Lea se

    Last Updated : 2025-01-08
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   2. Pertunjukan Dimulai

    Keesokan paginya, Lea terbangun setelah tak sengaja mendengar suara berisik dari alarm. Dengan mata berat, ia membuka mata dan sebuah pemandangan tak biasa mengejutkan wanita itu. Bagaimana bisa Kayden Easton tidur tepat di sampingnya?!Lea terkejut dan langsung melompat dari tempat tidur, jantungnya berdegup kencang. Ia ingin berteriak, tetapi suaranya seolah tercekat begitu saja. Lea berniat membangunkannya, namun pria itu tiba-tiba membuka matanya.“Apa yang terjadi? Mengapa kamu tidur di ranjangku dan Noah?” tanya Lea panik.Kayden tersenyum miring. “Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kamu lakukan di kamarku?”Lea kembali terkejut. “A-apa? A-aku pikir ini kamar pengantin,” jawabnya dengan suara tergagap.Kayden tertawa pelan. “Jangan bersikap seolah tidak tahu apa-apa. Aku tahu kamu memang sengaja ingin naik ke atas ranjangku, Lea Rose!”Seluruh wajah Lea memerah karena merasa malu sekaligus marah. “Apa maksudmu? Aku sungguh tidak sengaja masuk ke kamar ini!” elaknya.Usai men

    Last Updated : 2025-01-08
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   3. Kamu Bisa Saja Melawanku, Tapi Aku Selalu Menang

    “Kak, apa yang kamu lakukan di sini?” Noah menangkap lengan Kayden dengan cepat.Kayden menatap sang adik dengan wajah datar, mengamati dari atas hingga bawah. Penampilannya tampak berantakan, seperti seseorang yang baru saja berpesta sepanjang malam.“Dia ke sini untuk membahas pekerjaan. Kamu tahu ‘kan kalau dia adalah atasanku di kantor?” Lea menjawab sebelum bibir Kayden sempat terbuka.Noah bergumam pelan sambil mengamati keduanya secara bergantian. Pria itu tampak curiga, namun akhirnya mengangguk percaya. “Jadi, apa kalian berdua sudah selesai membahasnya?”Lea mengangguk mengiyakan. “Ya! Kita sudah selesai membahasnya.”Kayden berbalik dan menatap Lea sambil tersenyum tipis. Mata birunya seolah mengisyaratkan sesuatu. Kemudian, ia menarik lengannya dari genggaman Noah dan membuka langkah meninggalkan kamar.Sepeninggal Kayden, Lea hanya diam sambil memperhatikan Noah yang pergi menuju ranjang. Suaminya itu tampak berantakan. Ia bahkan tidur tanpa mengganti pakaiannya.“Berhent

    Last Updated : 2025-01-08
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   4. Honeymoon

    Siang harinya, Lea dan Noah terbang ke Seychelles menaiki jet pribadi keluarga Easton. Setelah 22 jam perjalanan udara, termasuk perjalanan helikopter menuju resort, mereka akhirnya tiba di villa pribadi yang luas dan mewah.“Kamarku berada di lantai satu dan kamarmu di lantai dua,” ucap Noah ketika mereka baru saja tiba di ruang tengah.Melihat Lea menatapnya sambil mematung, Noah kembali berbicara, “Kamu tidak berpikir kita akan tidur di kamar yang sama, bukan? Bulan madu ini kita lakukan untuk tujuan tertentu, tapi kita tidak benar-benar berbulan madu seperti pasangan pada umumnya.”Sebenarnya, tidur di kamar terpisah juga termasuk menguntungkan Lea. Itu artinya tidak ada hal-hal erotis yang akan terjadi pada keduanya, bukan? Lea akan menganggap bulan madu ini sebagai liburan untuk menenangkan diri.“Uhm, kalau begitu bolehkah aku naik ke atas sekarang? Aku ingin beristirahat sebentar,” tanya Lea meminta izin.Noah memasang wajah datar. “Tentu saja. Tidak ada yang melarangmu berist

    Last Updated : 2025-01-08
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   5. Pemandangan Mengejutkan

    Kayden menutup pintu kamar lalu menguncinya. Lea yang melihat hal itu lantas melangkah mundur. Wajahnya panik sekaligus waspada saat pria tinggi itu melangkah mendatanginya.“Berhenti! Jangan mendekatiku!” seru Lea dengan suara tegas. Salah satu tangannya terulur ke depan agar Kayden tidak mendekatinya.Namun, Kayden sama sekali tak menggubris peringatan wanita itu, seolah kata-katanya hanya angin lalu. Kakinya yang panjang melangkah dengan mantap, tatapannya tajam memancarkan aura mengintimidasi, membuat Lea semakin melangkah mundur ketakutan.“Aku mohon, pergilah dari sini sekarang.” Lea menempelkan kedua tangannya. “Noah sedang menungguku di bawah. Kamu bisa lihat sendiri penampilanku sekarang, Noah yang memberikan gaun ini dan menyuruh penata rias datang. Kami akan pergi berkencan. Tolong jangan buat masalah.”Kayden mendadak menghentikan langkahnya. Senyum kecil penuh cemooh tersungging di bibirnya. “Noah?” ulangnya dengan nada sinis. “Kamu benar-benar percaya Noah peduli sejauh

    Last Updated : 2025-01-08
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   6. Pukulan yang Tidak Terduga

    Lea menyipitkan mata, mencoba memastikan bahwa sosok di balkon villa seberang memang Noah. Namun, berapa kali pun ia mengucek matanya, pemandangan itu tak berubah. Lea merasa seperti tersedak udara, ia tidak tahu harus bereaksi bagaimana.Lea memang tak menginginkan pernikahan ini sejak awal. Namun, melihat Noah sedang bercinta dengan wanita lain saat bulan madu mereka, adalah sebuah pukulan yang tidak terduga. Lea merasa sangat kebingungan.“Apa kamu sudah melihatnya?” Suara Kayden terdengar dari arah belakang, memecah keheningan yang sedari tadi membalut Lea.Lea terkesiap dan sontak melangkah mundur dari jendela. Ia berusaha bersikap tenang meski jelas sekali wajahnya tampak kebingungan."Mengapa kamu melakukan ini?” tanya Lea. Mata hazelnya menatap Kayden yang duduk tenang di meja makan.Kayden hanya tersenyum kecil, senyuman yang lebih terasa seperti ejekan. “Duduklah. Sekarang sudah lewat jam makan siang,” ucapnya seolah tak peduli dengan pertanyaan wanita itu.Lea membuka langk

    Last Updated : 2025-01-08
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   7. Kendali dan Perlindungan

    Lea berhasil meloloskan diri dari villa Noah. Ia berlari dengan napas tersengal dan jantung yang berdebar kencang. Setiap langkahnya terasa berat, seolah tanah yang dipijaknya semakin memeluknya dengan kekuatan yang tak terlihat.Tanpa sadar, kakinya membawanya ke arah villa Kayden. Mungkin karena dia butuh tempat yang terasa aman, meskipun dia tahu itu ironis—villa Kayden bukanlah tempat yang akan memberinya perlindungan. Namun ketika ketakutannya semakin meluap, tanpa berpikir panjang ia mengetuk pintu dengan keras.Pintu terbuka dengan cepat dan sosok Kayden muncul di hadapannya. Ekspresinya menunjukkan keterkejutan. “Apa yang terjadi padamu?” tanyanya.Lea tidak menjawab segera. Napasnya masih terengah-engah. "Noah … dia ... dia memukulku," ucapnya dengan suara yang nyaris tak terdengar, namun penuh dengan ketakutan yang tak bisa disembunyikan.Kayden terdiam sejenak, ekspresinya berubah menjadi lebih serius. Dia mengamati Lea dari atas hingga bawah, seolah mencoba memahami lebih

    Last Updated : 2025-01-08
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   8. Kita Harus Berakting

    Keesokan paginya, Lea keluar dari kamar dengan kedua mata sembap karena kurang tidur. Sepanjang malam pikirannya terus dihantui oleh kata-kata Kayden. Ia menghela napas panjang, lalu melangkah keluar kamar dengan langkah hati-hati.“Kamu mau ke mana?”Suara Kayden yang berat membuat Lea terperanjat. Wanita itu sontak menghentikan langkahnya, kemudian berbalik menatap Kayden yang berdiri di ujung lorong. “Ke mana lagi memangnya? Tentu saja aku harus kembali ke villa Noah,” jawabnya dengan nada yang ia paksakan agar terdengar tegas.Kayden mengangguk pelan, kakinya yang panjang perlahan melangkah mendekati Lea yang berdiri mematung. “Rupanya kamu sudah merindukan suamimu yang kejam itu, ya?” ucapnya dengan nada datar, namun sorot matanya tampak menusuk.Wajah Lea langsung berubah masam. “Aku merindukannya atau tidak, itu bukan urusanmu,” balasnya cepat. “Terima kasih sudah menampungku tadi malam,” tambahnya, lalu berbalik hendak melangkah.Namun baru beberapa kali ia melangkah, Kayden t

    Last Updated : 2025-01-08

Latest chapter

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   188. Bertemu Kembali

    Pagi itu, seisi dunia maya mendidih. Jagat media sosial dipenuhi spekulasi dan teori konspirasi, sementara portal-portal berita online berlomba memuat headline sensasional.‘Gempar! Roseanna Diduga Lea Rose Thompson, Putri Haram Liam Thompson yang Dikabarkan Meninggal Setahun Lalu’‘Sosialita Misterius Ternyata Putri Konglomerat? Lea Rose Thompson Muncul Kembali di Hadapan Publik!’‘Netizen Dibuat Bingung: Kematian Lea Rose Thompson Kini Dipertanyakan!’Cuplikan video saat Roseanna berdiri di atas panggung pada acara amal malam itu tersebar di berbagai platform. Sorot mata yang sama, postur tubuh, hingga suara lembut yang terdengar saat ia menyampaikan pidato—semuanya dibedah publik. Tak sedikit yang membandingkan wajahnya dengan foto-foto lama Lea semasa hidup, dan sebagian besar sepakat bahwa ini bukan kebetulan.“Ini benar-benar dia,” seseorang menulis di kolom komentar. “Putri Liam Thompson tidak mati. Dia kembali. Dengan nama baru.”Mereka yang tahu sejarah keluarga Thompson meng

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   187. Identitas Baru

    Beberapa hari setelah artikel itu menyebar, Astrid duduk di ruang kerja pribadinya yang tertutup rapat, ditemani oleh asisten barunya, Veronica—seorang wanita elegan dengan kecerdasan tajam yang selalu bisa membedakan antara informasi berharga dan gosip biasa.“Aku butuh seseorang yang bisa membalikkan opini publik,” ucap Astrid dingin. “Bukan pengacara, bukan PR biasa. Aku butuh kekuatan.”Veronica ragu sejenak, lalu membuka tabletnya. Jari-jarinya lincah mengetuk layar sebelum berhenti di sebuah nama.“Ada satu nama yang muncul dalam beberapa lingkaran tertutup. Hanya segelintir orang yang pernah melihatnya langsung. Tapi dia muncul di balik proyek-proyek amal besar dan berpengaruh … juga beberapa kebijakan bisnis pemerintah yang, entah bagaimana, selalu menguntungkan pihak tertentu.” Veronica menoleh. “Namanya Roseanna.”Astrid menyipitkan mata. “Aku belum pernah dengar.”“Wajar. Dia bukan tipe yang suka tampil. Tapi mereka yang pernah bekerja sama dengannya bersumpah dia bisa ‘men

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   186. Perang Dimulai

    Astrid duduk di ruang tamu megah rumahnya, matanya terbakar kemarahan saat ia memandang layar ponsel yang tergenggam erat di tangannya. Berita yang baru saja muncul di media sosial membuat darahnya mendidih. Judul besar itu menyoroti nama keluarganya dengan mencolok.‘Skandal Keuangan Keluarga Thompson: Penggelapan Dana dalam Proyek Pembangunan.’Tangan Astrid gemetar, tapi ia berusaha untuk tetap tenang. Suaminya, Liam Thompson, sering mengingatkan untuk selalu menjaga citra mereka di public, namun apa yang ia lihat sekarang adalah bencana.Berita itu tidak hanya merusak reputasi keluarga, tapi juga mengguncang fondasi kekuasaan yang sudah mereka bangun selama bertahun-tahun.Di layar, sebuah artikel panjang menguraikan bagaimana dana besar yang mereka investasikan dalam proyek pembangunan kota terbarukan ternyata menghilang begitu saja. Beberapa nama terlibat, tetapi nama keluarganya—terutama dirinya—disebutkan dalam konteks yang sangat mencurigakan.“Sialan!” bentaknya marah.Tidak

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   185. Langkah Awal

    Setelah itu, Lea kembali naik ke kamarnya dan berpakaian. Ia merias wajahnya sedikit, lalu berjalan keluar menuju kamar seseorang. Langkahnya berhenti tepat di depan pintu bercat cokelat gelap.Ia mengetuknya pelan, namun tegas.Tak lama kemudian, pemilik kamar membukakan pintu dan berdiri dengan tubuh tegap.“Aku butuh bantuanmu,” kata Lea tanpa basa-basi.Kening Silas mengernyit sebentar sebelum ia mengangguk dan mempersilakan Lea masuk. “Bicarakan di dalam.”Lea melangkah masuk dan berhenti di depan ranjang besar milik pria itu. Wajahnya serius. Tak ada keraguan di matanya.“Bantu aku membalas dendam,” ucapnya mantap. “Kata Rhael, kamu orang yang bisa membantuku untuk hal seperti ini.”Silas menutup pintu, lalu bersandar pada dinding dengan ekspresi datar. “Aku tidak suka terlibat dalam urusan yang tidak jelas. Siapa yang ingin kamu balas?”“Astrid Galen.”Mata Silas sedikit menyipit. “Siapa dia?”“Ibu tiriku,” jawab Lea tanpa ragu. “Dan dalang di balik kecelakaan yang menimpaku. D

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   184. Kamar yang Terhubung

    Lea baru saja selesai mandi ketika menyadari sesuatu yang aneh—rak handuk di dalam kamar mandinya kosong. Ia mengernyit. Handuk yang selalu tergantung di sana—handuk yang selalu ia pakai—tidak ada.Tatapannya tiba-tiba beralih ke pintu kayu kecil di sudut kamar mandi. Pintu itu sempat ia perhatikan saat pertama kali menempati kamar ini, tapi belum pernah ia buka. Julianne sempat menyebut bahwa kamar ini dulunya milik Silas saat remaja. Sejenak, Lea jadi penasaran. Kira-kira apa yang tersembunyi di balik pintu kayu itu.Perlahan, ia mendorong daun pintu yang tidak dikunci. Di baliknya, sebuah ruang baca mungil terbentang—berdebu, tapi masih tertata rapi. Di tengah ruangan itu, Silas berdiri membelakangi pintu, sedang mengelap tangannya dengan ….Itu handuknya!Lea terdiam di ambang pintu, mengenakan jubah mandi tipis, rambutnya masih basah menetes. “Itu milikku.”Silas menoleh. Sekilas tampak terkejut, tapi ekspresinya segera kembali tenang. “Aku kira ini handuk bersih. Kupikir ruang

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   183. Sampai Waktunya Tiba, Tunggu Aku Kembali

    Keesokan paginya, aroma masakan memenuhi seluruh penjuru rumah. Julianne bangun lebih awal dari biasanya dan menghabiskan waktu berjam-jam di dapur, menyiapkan berbagai hidangan hangat untuk menyambut kepulangan putra sulung Indi. Di meja makan, piring-piring terisi penuh—roti panggang, salad, potongan buah segar, dan tumisan sayur favorit Silas.Mereka semua sudah duduk mengelilingi meja. Rhael tampak santai dengan rambut acak-acakan khas bangun tidur, sementara Silas mengambil tempat di seberang Lea. Posturnya tegap, sikapnya tenang, dan sejak awal sarapan pandangan matanya hampir tak pernah berpaling dari wanita di hadapannya.Julianne menyendokkan salad ke piring Lea, lalu tersenyum hangat. “Sayang, kamu sudah bertemu Silas? Dia kakaknya Rhael. Baru pulang tadi malam.”Lea membenarkan posisi duduknya sebelum mengangguk sopan. “Sudah. Kami sempat bertemu tadi malam dan berkenalan,” ujarnya singkat.Senyum Julianne melebar. “Bagus. Kalian akan tinggal serumah, jadi akan lebih nyaman

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   182. Saudara Baru, Lagi?

    Sudah satu bulan berlalu sejak insiden terakhir, dan hubungan Lea dengan Rhael perlahan membaik. Sikap saudara tirinya itu tak lagi sedingin es seperti dulu. Ucapannya pun tak setajam biasanya. Meski masih ada jarak yang terasa, setidaknya mereka mulai bisa menghabiskan waktu bersama tanpa saling menghindar.Malam itu, mereka duduk santai di ruang keluarga, menonton film aksi yang tengah populer. Makanan ringan berserakan di atas meja—semuanya hasil pesan online yang ditangani langsung oleh Rhael. Lea sesekali tertawa kecil melihat ekspresi tegang Rhael saat adegan penuh ledakan muncul di layar.“Aku ke dapur sebentar. Jus-ku habis,” ujar Lea sambil bangkit, membawa gelas kosongnya.“Ambilkan aku air juga kalau kamu sempat,” sahut Rhael santai tanpa mengalihkan pandangannya dari layar.Lea mengangguk dan melangkah ringan menuju dapur. Tapi baru saja ia melintasi ambang ruangan, langkahnya mendadak terhenti. Matanya membelalak saat melihat seorang pria asing berdiri di depan kulkas, se

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   181. Red Velvet, Kopi, dan Saudara Tiri Menyebalkan

    Lea melangkah keluar dari ruang pemeriksaan dengan napas sedikit terengah. Dokter mengatakan kondisinya membaik, meskipun tekanan psikisnya belum sepenuhnya stabil. Tubuhnya memang tidak memar sebanyak dulu, tapi pikirannya masih rapuh. Ia mendapati Rhael duduk menyandar di bangku, kakinya disilangkan dan earphone sudah kembali menggantung di leher. Matanya menatap layar ponsel tanpa ekspresi, seolah dunia tidak menarik selain apa pun yang sedang ia baca. “Sudah selesai?” tanya Rhael tanpa menoleh. Lea mengangguk kecil. “Ya.” Rhael bangkit, lalu memasukkan ponsel ke saku jaketnya. “Bagus. Ayo pulang. Aku lapar.” Namun sebelum langkah mereka benar-benar bergerak ke pintu keluar, Lea berhenti. Ia menatap Rhael yang kini berdiri sedikit di depan. “Aku ingin mampir dulu,” ucapnya pelan. Rhael mengerutkan dahi. “Mampir?” sahutnya heran. “Ada kafe di dua blok dari sini. Aku ingin makan cake.” “Cake?” ulang Rhael, nadanya terdengar mengejek. “Kamu baru saja dicek karena trauma, dan s

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   180. Berburu Tanpa Ampun

    Untuk sesaat, Kayden membeku. Pandangannya tak berubah, tapi tubuhnya menegang. Ia memutar tubuhnya perlahan dan menatap Jonas tajam.“Di mana dia?” Suaranya dalam dan mendesak.“Lokasinya di dekat tempat parkir bandara lama, kira-kira satu jam dari sini. Tim sedang menuju ke sana.”“Kita ke sana sekarang,” ucap Kayden tanpa ragu.Mereka melangkah tergesa menuju mobil yang diparkir sembarangan di seberang jalan, di bawah rindangnya pohon yang daunnya berguguran tertiup angin.Begitu pintu mobil terbuka, Kayden langsung masuk ke kursi penumpang dan membanting pintunya dengan suara berat. Jonas menyusul, lalu menyalakan mesin tanpa bicara, seolah ikut larut dalam ketegangan yang memenuhi udara.Untuk beberapa detik, suara angin dan ombak dari kejauhan jadi satu-satunya yang terdengar.Lalu…Mesin mobil menderu kencang memecah keheningan pagi itu. Ban berdecit ringan saat mobil melaju meninggalkan tepi teluk.Beberapa menit berlalu dalam diam sebelum akhirnya Kayden bertanya, “Seberapa j

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status