Garden Of Mirror ( OBLIVION )

Garden Of Mirror ( OBLIVION )

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-12
Oleh:  Amelia  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
28Bab
2.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sinopsis

Dunia Sihir

There is two way to approach FEAR : Forget Everything And Run Or Face Everything And Rise Which one did you desire?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Prolog

Topeng Kaca Dunia bergerak lincahBersujud dalam tangis, mengaduhWaktu berkeliling mengedarMencela mana-mana yang tidak senantiasa Tersenyumlah meski langit mencengkramTertawalah meski guntur menangkapTidak mengapa jika kau angkuh, sudah cukup Laksana terang bulanBercahaya lebih dari bintangBerapa lama sosoknya ada, tidak terhingga Kacanya retak, tidak lagi berbentukTopeng kaca agung yang selalu dipujaMenutup wajah, menahan air mata Tidak ada TuhanHanya ada aku dan dosaTerlalu jalang bahkan untuk kata surga Topeng kaca yang retakTidak lagi tersusunMenampakkan manusia dengan sisa napasnya Topeng Kaca Dunia bergerak lincahBersujud dalam tangis, mengaduhWaktu berkeliling mengedarMencela mana-mana yang tidak senantiasa Tersenyumlah meski langit mencengkramTertawalah meski guntur menangkapTidak mengapa jika ka

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
June Lee
arti sebuah perbedaan
2022-03-24 23:17:07
0
28 Bab

Prolog

Topeng Kaca Dunia bergerak lincahBersujud dalam tangis, mengaduhWaktu berkeliling mengedarMencela mana-mana yang tidak senantiasa Tersenyumlah meski langit mencengkramTertawalah meski guntur menangkapTidak mengapa jika kau angkuh, sudah cukup Laksana terang bulanBercahaya lebih dari bintangBerapa lama sosoknya ada, tidak terhingga Kacanya retak, tidak lagi berbentukTopeng kaca agung yang selalu dipujaMenutup wajah, menahan air mata Tidak ada TuhanHanya ada aku dan dosaTerlalu jalang bahkan untuk kata surga Topeng kaca yang retakTidak lagi tersusunMenampakkan manusia dengan sisa napasnya     Topeng Kaca Dunia bergerak lincahBersujud dalam tangis, mengaduhWaktu berkeliling mengedarMencela mana-mana yang tidak senantiasa Tersenyumlah meski langit mencengkramTertawalah meski guntur menangkapTidak mengapa jika ka
Baca selengkapnya

Page one

Spring Roam Sepasang manik itu menatap, pada bunga, pada makhlukBegitu cantik, begitu indahKelopak warna-warni yang dibentuk sempurna menyerupai wajah Daun yang meliuk lembut selembut gerakanSedikit juga tidak membuat penat, terlalu indah Aroma menyebar, semerbak Memenuhi luas padang rumput dengan bunganyaGadis yang seperti bunga, terlalu elok untuk dilewatkan Apa dengan kata?Tidak dengan kata?Semesta mengetahuinya, namun pasang mata hanya tahu ia merampasnya Ia rampas cahaya dari bumiIa rampas hangat dari apiIa rampas kehidupan dari dewiTurun, tenggelam, menghilang Teriakan pecah, gaduh hingga gersangDimana dewi?Tanah retak, angin keringDimana semi? Gelap!Penguasa gelap!Gelap menelan semi, merampas hangatGelap begitu mengasihinya, begitu mencintainyaPada malam, pada kematian, ia hanya mampu mengatakan Para nimfa menangis, meraungMenyesali kepergian
Baca selengkapnya

Page two

The Cliffhanger   Matahari tenggelam, tertelan kelam.Mendung dituang tertutup awan datang.Aksara bisu yang digulung hingga tak lagi berseru, mati.Bola mata kaca, bibir merona tak dipulas.Menjerat jiwa tanpa ambang yang jelas, luka.Dia tak mati.Terlepas dari kehidupan keji, terkutuk tanpa belas kasih.Darah merah, ia bukan lagi manusia.Pada tiap-tiap purnama menggoda wanita.Dia inginkan mati.Pemuja dosa yang dambakan nirwana, enggan.Wajah yang terpatri tak lagi tampak.Salah cermin yang sudah retak.Dia tak dapatkan mati.Balok-balok kayu tersusun, rapi.Matanya terlelap dalam peti mati.Bergulir biarkan waktu berputar, tak berani menentang.Tanya yang tak terjawab hingga kehancuran datang.
Baca selengkapnya

Page three

Book 1 "Aku melihatnya sendiri dan itu benar-benar luar biasa! Dia berjalan di dinding gedung begitu saja! Apa dia pria laba-laba yang sedang populer i ... Ray? Kau mendengarkanku, 'kan? 'kan?" Beritahu aku bagaimana caranya agar aku tidak mendengarkanmu saat kau bicara dengan suara yang begitu keras?Beritahu aku bagaimana caranya agar aku bisa melepaskan tanganmu yang sibuk menarik kerah seragamku? Aku tidak mengerti, anak perempuan ini berusaha bicara denganku atau sedang merampok? Kulirik anak perempuan berambut cokelat muda di hadapanku, tatapannya tertuju padaku, penuh curiga. "Dengar, tentang pria laba-laba, 'kan? Aku dengar semuanya dari awal hingga akhir. Karena itu bisa kau ... " Brak- Mejanya.Mejanya retak. Anak perempuan ini memukul meja sampai retak begini, padahal aku yakin meja di sekolah terbuat dari kayu kualitas terbaik.Aku menelan ludah, perlahan menatap ke arah perempuan yang masih berada
Baca selengkapnya

Page four

Page 2 . Savior *** "Apa kalian merasakan kehadirannya?" "Awalnya aku merasa ragu, tapi semakin jelas dan semakin jelas. Ini sudah pasti 'dia', 'dia' yang menghilang dua tahun yang lalu." "Aku mengira dia adalah pemimpin baru kita, dia adalah yang terkuat! Lalu bagaimana bisa ... " "Terlalu banyak rahasia mengelilinginya. Dan hanya dengan menduga-duga, tidak akan membantu apapun. Aku akan mengunjungi pemimpin baru kita, juga bertatap muka dengan Savior." "Callahad, jangan membuat masalah." "Kalian yang hidup dan bercampur dengan manusia, yang membiarkan kekacauan terjadi, tidak berhak memberiku nasihat sama sekali." *** Sialan.Aku tidak menduga aku akan kalah dari penjual daun bawang, bagaimana bisa aku membeli dengan harga semahal ini!? Paman itu sudah memperdayaiku, apalagi
Baca selengkapnya

Page five

Page 3 . New King "Ketika kita bertemu kembali, bagaimana aku harus menghadapimu? Dengan diam, tangisan atau hunusan pedang?"   *** Belum sempat aku mengerjapkan mata pria di sebelahku sudah bergerak secepat angin, penglihatanku tidak bisa menangkap bayangnya, terlalu cepat. Detik berikutnya yang aku dengar adalah suara desingan benda logam seperti memotong udara. Pria dengan badan besar yang menggertak beberapa saat lalu tersungkur menghantam aspal. Pria itu mengerang kesakitan menutupi bagian dadanya dengan sebelah tangan. Darah! Pria berbadan besar itu berdarah!Ada banyak darah yang mengalir dari celah tangannya! Aku tidak tahu harus merasa takut atau merasa lega. Tapi, jika pria aneh maksudku, Limmerence ini tidak datang, pastinya aku yang ada di aspal dengan lumuran darah.   "Saya minta maaf jika saya sedikit keras, tapi saya pastikan kau masih hidup, setidaknya." "
Baca selengkapnya

Page six

Page 4 . A Reason   "Akan kemana kau pergi? Seberapa besar pengorbanan yang akan kau berikan? Tidak ada yang benar-benar mencari sosok pahlawan, apalagi sosok peri. Hanya seseorang yang akan berjuang untuk hidupnya."   *** "Saya akan menjawab pertanyaan Anda sejelas mungkin." Jantungku benar-benar berdebar, bukan, bukan karena aku berubah kesukaan, aku tetap suka perempuan. Tolong jangan salah paham, aku perlu garis bawahi kalimat jangan salah pahamnya. Aku berdebar karena masih tidak percaya dengan apa yang aku lalui kemarin. Aku masih tidak percaya jika aku bisa berdiri dan berbicara langsung dengan salah satu makhluk suci, makhluk yang di ciptakan sang bijaksana.   "Pertama-tama, aku ingin pastikan. Apa kau benar-benar Limmerence?" Maksudku, aku tidak pernah lihat Limmerence sebelumnya. Apa memang Limmerence itu harus memakai topeng yang terbuat dari kayu untuk menutupi waja
Baca selengkapnya

Page seven

Page 5 . Power and Mask *The aristocrat mask : The character with the most power, and therefore the object of extreme mockery in the plays. The eyes are painted closed, with deep dark eyebrows and wrinkles surrounding them. The chin is a separate piece from the top of the mask, and the actors can lean forward and back to make the mask smile or frown as needed.* *** Savior memintaku menatapnya dengan fokus dan penuh konsentrasi seolah aku sedang menatap pengumuman pemenang lotere bulan ini. Jangan lihat topengnya Rayshane, lihat apa yang ia lakukan, jangan topengnya atau dia akan membelahmu jadi dua.Perlahan tatapan mataku melebar saat melihat tangan kanannya mengeluarkan gumpalan cahaya berwarna hitam, lalu merambat menyelimuti jemari hingga lengan sampai ke bahu. Sesaat aku berpikir aku sedang melihat jurus petir terkenal ninja mata sebelah itu, ternyata
Baca selengkapnya

Page eight

Page 6 . Neighbor "Jika saat itu aku tidak lari, apa semuanya akan lebih baik? Jika saat itu aku tidak buta, apa kau tidak akan mati?"   *** "Apa yang kau sembunyikan? Kau tahu, aku ini bukan orang yang sabar. Jika kau tidak beritahu aku sekarang, aku bisa cari tahu sendiri. Dan itu, akan jadi lebih buruk." Diaval menatapku dengan tatapan seriusnya, aku tahu, bukan aku tidak tahu. Aku lebih dari tahu bagaimana sifat orang ini, aku tahu bagaimana sukanya dia mengurusi urusan orang lain. Bukan, aku bukan sedang menjelek-jelekkannya, aku hanya menjelaskan. Aku menghela napas berat, aku tidak tahu harus mulai dari mana. "Bukan seperti itu, hanya saja, aku masih belum bisa mengatakannya padamu. Aku jelas akan katakan padamu tentang masalah yang aku lalui, tapi tidak sekarang. Aku harap kau mengerti." Aku hanya bisa menundukkan kepala tanpa menatapnya, aku tidak tahu wajah macam apa yang ia tunjukkan
Baca selengkapnya

Page nine

Page 7 . Hideous Man "A Secret, makes a human, human." *** Dalam satu entakkan Diaval sudah bergerak mendekat, mengarahkan moncong senjatanya pada Savior dan menarik pelatuknya. Tidak ada manusia yang bisa menghindar dalam tembakan jarak dekat yang begitu tepat, namun lawan main Diaval kali ini adalah Limmerence. Diaval sudah seharusnya cukup puas ketika badan pelurunya hanya menggores lengan pakaian sang makhluk suci tersebut. Tidak ada aroma mesiu, tidak ada suara bising, karena senjata yang Diaval gunakan bukan senjata api pada umumnya. Savior terkekeh, gerakannya lincah melompat ke belakang hingga mendarat dengan sempurna di atas injakkan yang lebih tinggi. "Lumayan," suaranya berbisik, tapi cukup jelas untuk dibaca Diaval. "Limmerence brengsek yang pintar berkelit, sampai mana kau bisa menghindar!?" Klik-
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status