Share

Page four

Penulis: Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Page 2 . Savior

***

"Apa kalian merasakan kehadirannya?"

"Awalnya aku merasa ragu, tapi semakin jelas dan semakin jelas. Ini sudah pasti 'dia', 'dia' yang menghilang dua tahun yang lalu."

"Aku mengira dia adalah pemimpin baru kita, dia adalah yang terkuat! Lalu bagaimana bisa ... "

"Terlalu banyak rahasia mengelilinginya. Dan hanya dengan menduga-duga, tidak akan membantu apapun. Aku akan mengunjungi pemimpin baru kita, juga bertatap muka dengan Savior."

"Callahad, jangan membuat masalah."

"Kalian yang hidup dan bercampur dengan manusia, yang membiarkan kekacauan terjadi, tidak berhak memberiku nasihat sama sekali."

***

Sialan.

Aku tidak menduga aku akan kalah dari penjual daun bawang, bagaimana bisa aku membeli dengan harga semahal ini!?

Paman itu sudah memperdayaiku, apalagi timunnya terlihat begitu segar dan indah hingga melupakan menawar harga daun bawang.

Hah.

Omong-omong, langitnya terlihat mendung, tapi kenapa hawa di sekitarku terasa panas sekali?

Rasanya ada yang menyalakan api di belakangku, dan sekarang rasanya semakin panas. Mana mungkin ada yang sengaja mau membakarku, 'kan? ... 'kan!?

"Halo *king*!"

*Crashh-*

Bahaya!

Apa itu!?

Siapa pria ini!? Ya Tuhan, badannya besar sekali ... jika, jika dia memelukku dengan sepenuh hati, tubuhku yang kurus ini pasti remuk!

"*Boo*!"

Wa!

*Brak-*

Sakit ... tubuhku membentur batang pohon besar. Harusnya aku berguling ke arah kanan, di sana lapangan kosong, lebih aman. Tapi mau bagaimana lagi, aku hanya bergerak spontan karena terkejut.

"Ternyata pemimpin baru kita manusia lemah ini? Yang benar saja! Bukannya masih lebih bagus aku yang jadi pimpinan jika memang para Limmerence itu sudah tidak peduli lagi?"

Pemimpin? Pemimpin apa yang pria besar ini ucapkan?

Siapa? Yang mana? Di mana? Jika kalian mencari peminpin baru, lalu kenapa malah menyerangku? Ya ampun, tubuhku rasanya sakit sekali. Harusnya aku dengar nasihat guru olahraga untuk terus berlatih jadi kuat seperti laki-laki super.

"Anak ini bahkan lebih bodoh dari yang aku duga, membuatku malas menghadapinya. Kau saja yang habisi, aku pikir tadi kita bisa main-main dengannya. *Mood*-ku sudah hilang."

Menghabisi!?

Perempuan ini ... iya, perempuan, kakak perempuannya cantik sekali. Lihat rambut emasnya yang panjang hingga ke punggung, bola matanya yang jernih seperti lautan, kulit putihnya yang seperti pualam.

Sungguh, kakak ini cantik sekali ... tunggu dulu!

Aku ini sedang dalam keadaan bahaya! Aku bisa mati sungguhan jika kakak berbadan besar dengan rambut seperti sarang lebah ini benar-benar menyerangku!

Tapi salahku apa!?

Kenapa kakak berbadan besar dan kakak perempuan yang benar-benar tipeku ini mengincarku!?

"Maaf, sepertinya kalian salah orang. Aku tidak tahu pemimpin yang kalian bicarakan, jadi, kenapa kalian menyerangku dengan tiba-tiba?"

Ajak bicara dahulu.

Mungkin dengan bicara hingga mencapai satu kesepakatan yang adil dan bijaksana akan membuatku selamat dari kematian, kalau beruntung, aku bisa berkenalan dengan kakak perempuan yang cantik ini.

Apa aku bertingkah keren sebentar? Bukannya perempuan itu suka pria-pria yang bertingkah *cool* seperti ninja berambut bokong ayam itu? Aku masih ingat bagaimana Naya berteriak histeris saat ...

"Omong kosong! Keluarkan senjatamu! Atau kau ini berduel dengan tangan kosong sepertiku!? Keduanya tidak jadi soal! Tapi yang harus kau ingat, aku benci sekali pria yang pura-pura bodoh dan lari dari masalah! Aku akan remukkan tulang-tulangmu itu!"

Manusia mana yang tidak lari saat bertemu dengan orang yang akan mencelakainya? Memangnya aku ini salah satu dari kumpulan ninja yang aku bicarakan tadi? Sebenarnya apa yang terjadi!? Baik, coba bicara sekali lagi, bahkan aku ditawari hingga tiga kali saat membeli daun bawang tadi.

"Aku sungguh tidak tahu apa yang kalian bicarakan, aku tidak tahu kalian siapa dan kenapa kalian bertindak seperti ini. Aku hanya murid sekolah biasa, aku berkata jujur! Aku tidak mengerti, apalagi kenal dengan peminpin yang kalian ucapkan tadi."

Polisi.

Aku harus panggil polisi, bicara tidak akan menyelamatkan nyawaku yang berharga ini. Dari sini kantor polisinya berjarak dua kilo, kalau lari mungkin bisa. Tidak ada cara lain, pilihanku hanya mencoba lari atau mati sia-sia di sini.

"Kau tidak tahu siapa kami? Raja baru kita ternyata benar-benar tolol! Kami adalah *Heirs*, bukan manusia biasa pada umumnya. Kami mendapatkan kemampuan dari para Limmerence yang hidup bercampur dengan manusia."

"Hentikan Zarkesh, buat apa kau menjelaskan hal seperti itu pada orang yang harus kita habisi? Kau sengaja buang-buang waktu agar aku kelaparan!? Sudah habisi saja lalu kita bisa segera pergi dari sini, sebelum ada yang mengganggu."

Bahkan saat marah kakak ini cantik sekali, aku semakin ... tidak! Tidak boleh begini! Aku ini sedang dalam bahaya!

Baik.

Dalam hitungan ketiga aku akan lari.

Kalau memang aku mati hari ini, apa boleh buat, meski aku belum sempat membaca majalah yang aku curi dari bawah tempat tidur Diaval.

Satu ... tiga!

*Brak!*

Astaga!

Apalagi ini!? Aku menabrak apa!? Keras se ... kali.

"Anda baik-baik saja tuan? Apa saya datang terlambat? Tangan, kaki, kepala, semuanya lengkap. Jadi bisa saya asumsikan tuan baik-baik saja. Mereka cukup bodoh ternyata, dalam waktu sebanyak ini belum juga bertindak. Ini lah alasan kenapa saya benci sekali dengan *superhuman wannabe*."

Pria ini, pria berambut panjang bertopeng dengan pakaian aneh ini yang aku lihat di atap gedung kemarin!

Tidak salah lagi!

Tapi ... dari bicaranya, apa dia sungguhan ingin menyelamatkanku atau apa? Dia berharap tanganku putus satu?

"S ... Savior. Bagaimana mungkin kau bisa ada di sini!? Kau menghilang dua tahun lalu!"

Apa!?

Apa pria aneh di sampingku adalah mantan pacar kakak perempuan ini yang menghilang saat kakak sedang sayang-sayangnya!?

Pria keji tidak tahu malu!

"Jangan percaya begitu saja padanya Soveyn, sejak Savior menghilang, memanya sudah berapa kali kita temui para heirs yang berpura-pura jadi dia? Memangnya aku percaya padamu! Memangnya aku percaya kalau kau adalah Limmerence!?"

Oh bukan.

Ternyata hanya Li .. Limmerence!?

Limmerence yang bertugas melindungi manusia!? Limmerence yang baik hati dan sangat mulia karena sedang menjalankan tugas dari sang bijaksana!?

Aku selamat.

Aku selamat hari ini.

Aku tidak akan mati.

Aku tidak akan lagi meragukan kemuliaan hati mereka, tidak akan lagi beranggapan buruk tentang mereka. Mereka makhluk suci yang berhati sangat lembut dan peduli.

"Saya tidak minta kalian untuk percaya, saya tidak butuh. Tapi maju saja, satu persatu atau keduanya. Mungkin kehilangan satu kaki dan satu tangan bisa membuat kalian sadar siapa yang sedang kalian hadapi ini."

...

Aku tarik kembali kata-kataku barusan.

Bab terkait

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page five

    Page 3 . New King "Ketika kita bertemu kembali, bagaimana aku harus menghadapimu? Dengan diam, tangisan atau hunusan pedang?" *** Belum sempat aku mengerjapkan mata pria di sebelahku sudah bergerak secepat angin, penglihatanku tidak bisa menangkap bayangnya, terlalu cepat. Detik berikutnya yang aku dengar adalah suara desingan benda logam seperti memotong udara. Pria dengan badan besar yang menggertak beberapa saat lalu tersungkur menghantam aspal. Pria itu mengerang kesakitan menutupi bagian dadanya dengan sebelah tangan. Darah! Pria berbadan besar itu berdarah!Ada banyak darah yang mengalir dari celah tangannya! Aku tidak tahu harus merasa takut atau merasa lega. Tapi, jika pria aneh maksudku, Limmerence ini tidak datang, pastinya aku yang ada di aspal dengan lumuran darah. "Saya minta maaf jika saya sedikit keras, tapi saya pastikan kau masih hidup, setidaknya." "

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page six

    Page 4 . A Reason "Akan kemana kau pergi? Seberapa besar pengorbanan yang akan kau berikan? Tidak ada yang benar-benar mencari sosok pahlawan, apalagi sosok peri. Hanya seseorang yang akan berjuang untuk hidupnya." *** "Saya akan menjawab pertanyaan Anda sejelas mungkin." Jantungku benar-benar berdebar, bukan, bukan karena aku berubah kesukaan, aku tetap suka perempuan. Tolong jangan salah paham, aku perlu garis bawahi kalimat jangan salah pahamnya. Aku berdebar karena masih tidak percaya dengan apa yang aku lalui kemarin. Aku masih tidak percaya jika aku bisa berdiri dan berbicara langsung dengan salah satu makhluk suci, makhluk yang di ciptakan sang bijaksana. "Pertama-tama, aku ingin pastikan. Apa kau benar-benar Limmerence?" Maksudku, aku tidak pernah lihat Limmerence sebelumnya. Apa memang Limmerence itu harus memakai topeng yang terbuat dari kayu untuk menutupi waja

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page seven

    Page 5 . Power and Mask *The aristocrat mask : The character with the most power, and therefore the object of extreme mockery in the plays. The eyes are painted closed, with deep dark eyebrows and wrinkles surrounding them. The chin is a separate piece from the top of the mask, and the actors can lean forward and back to make the mask smile or frown as needed.* *** Savior memintaku menatapnya dengan fokus dan penuh konsentrasi seolah aku sedang menatap pengumuman pemenang lotere bulan ini. Jangan lihat topengnya Rayshane, lihat apa yang ia lakukan, jangan topengnya atau dia akan membelahmu jadi dua.Perlahan tatapan mataku melebar saat melihat tangan kanannya mengeluarkan gumpalan cahaya berwarna hitam, lalu merambat menyelimuti jemari hingga lengan sampai ke bahu. Sesaat aku berpikir aku sedang melihat jurus petir terkenal ninja mata sebelah itu, ternyata

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page eight

    Page 6 . Neighbor "Jika saat itu aku tidak lari, apa semuanya akan lebih baik? Jika saat itu aku tidak buta, apa kau tidak akan mati?" *** "Apa yang kau sembunyikan? Kau tahu, aku ini bukan orang yang sabar. Jika kau tidak beritahu aku sekarang, aku bisa cari tahu sendiri. Dan itu, akan jadi lebih buruk." Diaval menatapku dengan tatapan seriusnya, aku tahu, bukan aku tidak tahu. Aku lebih dari tahu bagaimana sifat orang ini, aku tahu bagaimana sukanya dia mengurusi urusan orang lain. Bukan, aku bukan sedang menjelek-jelekkannya, aku hanya menjelaskan. Aku menghela napas berat, aku tidak tahu harus mulai dari mana. "Bukan seperti itu, hanya saja, aku masih belum bisa mengatakannya padamu. Aku jelas akan katakan padamu tentang masalah yang aku lalui, tapi tidak sekarang. Aku harap kau mengerti." Aku hanya bisa menundukkan kepala tanpa menatapnya, aku tidak tahu wajah macam apa yang ia tunjukkan

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page nine

    Page 7 . Hideous Man "A Secret, makes a human, human." *** Dalam satu entakkan Diaval sudah bergerak mendekat, mengarahkan moncong senjatanya pada Savior dan menarik pelatuknya. Tidak ada manusia yang bisa menghindar dalam tembakan jarak dekat yang begitu tepat, namun lawan main Diaval kali ini adalah Limmerence. Diaval sudah seharusnya cukup puas ketika badan pelurunya hanya menggores lengan pakaian sang makhluk suci tersebut. Tidak ada aroma mesiu, tidak ada suara bising, karena senjata yang Diaval gunakan bukan senjata api pada umumnya. Savior terkekeh, gerakannya lincah melompat ke belakang hingga mendarat dengan sempurna di atas injakkan yang lebih tinggi. "Lumayan," suaranya berbisik, tapi cukup jelas untuk dibaca Diaval. "Limmerence brengsek yang pintar berkelit, sampai mana kau bisa menghindar!?" Klik-

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page ten

    Page 8 . New Family "Ketika kau merasa asing dengan duniamu. Ketika kau merasa berbeda dengan sesamamu. Ketika kau merasa dunia tidak adil padamu. Apakah dunia yang salah atau hanya kau yang tidak menerima dunia?" *** "Kami bersedia mengadopsinya, dia anak yang manis dan kelihatannya pendiam. Siapa namanya?" "Kami biasa memanggilnya dengan nama Lim, jika kedua orang tua barunya berkehendak memberikan nama baru. Lim juga pasti akan senang." "Baiklah, kami putuskan namanya sekarang adalah Diaval." *** "Bu kepala, apa Anda yakin kita tidak perlu beritahukan pada mereka tentang Lim?" "Tidak apa-apa, mereka akan menyayangi Lim sepenuh hati. Kita bukan merahasiakan kejelekan Lim, hanya merahasiakan tentang Lim yang memiliki kembaran. Meski kita mengatakannya sekalipun, Lim juga tidak mengingat tentang saudaranya. Kenyataan Lim adalah seorang heirs sudah cukup mengejutkan, terlebih

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page eleven

    Page 9 . Callahad "Segelap-gelapnya bayangan, jika tidak ada cahaya. Tak akan ada bayangan." *** Aku mengantuk dan perutku lapar. Kalau saja Savior mendengarkanku lebih awal, aku pasti masih sempat untuk sarapan pagi lebih dulu. Kenapa juga jam pertamanya matematika? Tidak mungkin aku bisa konsentrasi dalam keadaan perut kosong. Aku tidak sedang beralasan, aku mengatakan yang sesungguhnya. "Saya tidak akan biarkan Anda pergi sendiri, ke sekolah sekali pun. Saya akan menempel pada Anda seperti rambut." Kalau ingat kata-katanya lagi aku kembali kesal, hah. Untungnya dia setuju dengan usulan mengawasiku dari jauh. Aku merasa seperti sedang dikejar penagih hutang. "Ray? Sedang memikirkan apa? Wajahmu jadi lebih kusut dibanding sebelumnya." Aku membuka mata dan mendapati sosok mons ... bukan, maksudku sosok gadis tetangga yang juga teman sekelasku, Naya, berdiri di hadapanku

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page twelve

    Page 10 . The Butcher *The Butcher Mask : When lower his head forward, he seems sinister. When tilt his head back, he seems bughouse and insane laugh from the killing. According to the phrenology, angular face is regarded as sturdy body and crooked forehead is regarded as bad temper and cruel mind.* *** Drap-Drap- "Jika kau tidak tunjukkan kemampuanmu, kau akan benar-benar berakhir pada kematian, karena aku tidak punya kesabaran yang tinggi!" Imajinne! Aku harus gunakan Imajinne sekarang! Clang- Hah.Hah. Napasku tercekat di tenggorokan, beriring dengan keringat yang mulai mengalir dari keningku. Aku berhasil menghasilkan senjata, aku tidak tahu ini cukup kuat atau tidak untuk menahan serangannya yang seperti angin. Setidaknya, badan pedang yang kubuat sanggup untuk menghalau tebasannya.

Bab terbaru

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page special

    Di suatu hari tanpa sengaja Di suatu hari tanpa sengaja senja menghampiri kau dan aku.Kau berdiri, tegak kulihat.Aku duduk, gemetar. Di suatu hari tanpa sengaja teriakan itu terdengar.Siapa? Aku jawabmu.Kau takut dan aku ragu. Di suatu hari tanpa sengaja hujan datang.Kau bilang hari akan cerah, kau bilang matahari akan bersinar.Salah, aku yang percaya, bukan kau yang mengatakannya. Di suatu hari tanpa sengaja aku melihatmu berlari.Tidak begitu cepat, tapi tidak kukejar.Ada apa? Bukan begitu.Aku berdiri, gemetar. Di suatu hari tanpa sengaja kita kembali berdiri di tempat yang sama.Angin berbisik, memintaku pergi.Kau duduk, tegap. Di suatu hari tanpa sengaja senja menghampiri kau dan aku.Kau tidak lagi berdiri dan aku tidak lagi duduk.Di tanah lapang, di bawah matahari yang tenggelam.Kau matahari dan aku hujan.

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page twenty six

    Page twenty four - Ending "Kenapa kehidupan beranjak dari gelap?""Ia ingin lebih baik, katanya." *** Dua makhluk yang ditinggalkan itu tidak saling bertanya, tidak saling menatap hanya diam menghabiskan waktu di antara mereka. Hingga malam pun terlewat, menjelang pagi dengan matahari yang muncul seolah tidak terjadi apa-apa. Sepasang mata terasa lelah, Limmerence yang ikut berjaga semalaman itu melewatkan salam pertamanya pada pimpinan baru mereka. Tidak apa pikirnya, ia dapat tugas yang lain dari raja. Sementara sepasang mata yang lain tidak mau tertutup, ia tetap memaksa untuk terjaga. Tidak tahu apa dan tidak tahu kenapa, seakan dia yang belum menerima kenyataan yang ada. Benarkah? Benarkah yang terjadi? Ia selalu menanyakan hal yang sama, ia selalu bertanya pada dirinya sendiri tanpa bisa menjawab. "Semuanya sudah berlalu. Sudah lewat, sudah terjadi. Seperti katanya, jika kau memen

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page twenty five

    Page twenty three - In Between "Kenapa kehidupan beranjak dari gelap?""Ia ingin lebih baik, katanya." *** "Aku tidak akan minggir, aku juga tidak akan ragu untuk menghentikanmu. Tuanku sudah memberi perintah, ia yang akan memberi hukuman pada Bellial." Dammian menatap lurus pada sosok yang sama dengannya, sosok Doppelganger, perwujudan dari kekuatan yang di anugerahkan pada Savior dan Bellial. Judas diam, tidak ia menjawab tidak juga ia bergerak seolah ia yang tidak menolak keputusan yang Savior buat. "Judas, aku tahu. Aku tahu kau merasa sedih karena tuanmu, aku tahu kau ingin dia bahagia lebih dari siapa pun. Aku tahu jika kau, benar-benar peduli padanya, tapi jika kau diam, kau tidak akan pernah bisa menyelamatkannya." "Tuanku, tidak seperti tuanmu Dammian. Dia tidak pernah menganggapku sebagai teman atau saudara, dia hanya menganggapku sebagai alat. Aku adalah senjatanya, kekuatannya, hanya itu. Aku t

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page twenty four

    Page twenty two - The Truth "Aku menembakkan peluru ke kepala yang harusnya aku lindungi dengan topi, dan aku membiarkan diriku tertabrak agar aku dibawa lari." *** "Callahad ... " Suara itu terdengar tenang, tidak bernada tinggi tidak juga bernada takut seperti sebelumnya. Seolah yang berdiri di hadapan tiga makhluk tersebut adalah orang yang tidak lagi sama. "Rayshane?" Diaval menatap pria yang ada di hadapannya, memastikan jika pria ini benar-benar saudaranya, benar-benar orang yang ia kenal sejak ia kecil. "Maaf ... saya tidak bermaksud membohongimu selama ini. Tetapi, saya tidak pernah benar-benar berbohong. Saya memperlakukanmu sebagaimana saya, sebagaimana saya yang menjalani kehidupan baru. Saya hanya meminjam nama itu." Pria yang seharusnya ketakutan dan menangis itu kini menatap Diaval dengan tatapan sulitnya, nada bicaranya tenang dan terasa asing untuk Diaval. Sementara makhluk yang Diaval yak

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page twenty three

    Page twenty one - Salvation "Rayshane, kenapa kau ini pelit sekali? Bukankah kalau kau kehabisan uang, kau bisa minta pada heirs brutal itu?" "Aku tidak pelit tapi perhitungan. Coba berkaca, kau itu menghabiskan makanan pokokku untuk satu minggu dalam satu hari!" *** Aku berlari, yang aku tahu aku harus menemukan Callahad. Aku berlari dan tidak sekali pun menoleh ke belakang. Tidak juga kudengarkan teriakan Savior ataupun Diaval yang mencoba menghentikanku. Bagaimana ini?Bagaimana ini? Ada yang tewas, ada yang tiada. Bagaimana ini?Semuanya karena aku, semuanya terjadi karena aku yang tidak berguna. Harusnya aku menyerah saja sejak dulu. Harusnya aku mati saja, harusnya aku saja yang mati. Callahad! Langkah kakiku terhenti, aku hampir tersungkur jika bukan karena Savior yang menangkap salah satu lenganku. Di belakangnya Cassian dan Diaval menyusul. "Tuan ... "

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page twenty two

    Page twenty - World Behind Aku bertindak terlalu jauh saat mencintaimu, aku bertindak terlalu jauh saat aku mencium tanah yang bekas kau injak, aku bertindak terlalu jauh menunggu mata kita saling menatap. *** Aku masih menunggu Savior, sudah tiga puluh menit berlalu dan dia belum muncul juga. Aku tahu Savior jauh lebih kuat dari Callahad, jadi, tidak mungkin Savior kalah, 'kan? Aku menggigiti bibir bawah karena gugup, mengingat malam semakin gelap dan angin semakin dingin. Aku sengaja fokus menatap dua kakiku, memperhatikan bagaimana bentuk jari kaki, kuku juga sepasang sandal yang sudah aku pakai sejak tiga tahun lalu. Bukan menghemat, tapi sandal ini sandal keberuntungan. Kenapa Savior lama sekali? Apa dia sengaja? Apa dia meninggalkanku karena marah? "Tuan?" Aku terlonjak, hampir saja aku memukul makhluk yang memanggilku dengan balok kayu. "Savior ... hah. Astaga, kau tidak bisa ya muncul dengan normal?

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page twenty one

    Page nineteen - Bellial "Seorang Limmerence tidak dianjurkan untuk menikah. Aku hanya melakukan tugasku, aku tidak bisa." "Aku tidak memintamu menikah dan hidup denganku, aku memiliki calon suami. Aku tahu aku dianggap jelek karena tidak bisa menerima calon suamiku, tapi Bellial, bukankah cinta itu tidak bisa dipaksakan?" *** "Tuan, tuan jangan begini." "Diam! Diam! Diam kataku!" Limmerence yang tengah kehilangan kendalinya tersebut melemparkan barang yang ada di dekatnya, sedikit pun, Judas tidak mengelak. Ia menerima dengan baik setiap kekesalan dan kemarahan tuannya. Ia adalah bagian dari diri tuannya, ia tidak bisa menolak apa-apa yang tuannya berikan termasuk pukulan dan cacian. Sudah dua jam Bellial mengamuk dan berteriak seperti orang gila, sudah dua jam ia melemparkan barang dan senjata pada Judas. Ia terduduk di lantai, wajahnya memerah karena emosi, tapi, tidak ada yang bisa ia lakukan. Bellial merasa lump

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page twenty

    Page eighteen - Hate Tujuan manusia itu sama, meski beberapa di antaranya tidak melalui jalan kebaikan. *** "Tuan." Suara menggema itu menyadarkannya dari lamunan. Pria yang sudah berhari-hari diam ini menoleh pada bagian dari dirinya yang lain, pada kekuatannya, pada lawan dari dirinya, doppelganger miliknya - Dammian. "Kau menemukanku." Pria itu tersenyum tapi tidak terasa tersenyum, hanya otot bibirnya yang ditarik. "Tuan, tuan tidak akan bergerak? Bellial ... " "Aku tahu, aku tahu Bellial mulai bertingkah aneh. Maksudku, dia memang aneh sejak awal aku mengenalnya, he he. Hah. Tapi dia jadi tidak seperti dirinya. Dia tidak mau bercerita padaku tentang apa yang terjadi, meski aku memaksanya, meski aku mengganggunya, dia tetap tidak mau bercerita." "Tuan, sampai kapan tuan akan menutup mata? Sampai kapan tuan akan menganggap semuanya masih bisa diatasi dengan kata? Tuan ingin sampai seperti apa?"

  • Garden Of Mirror ( OBLIVION )   Page nineteen

    Page seventeen - Dried Flower I still remembered we both lived here before. At the time we left from work and met here by sunset.I missed the days but I still remembered the place where we set apart.The hills around were beautiful. But you were gone with the wind. Though we came to the world together, you left already. - Ghost Tales *** " ... vior? Savior? Savior!" Suara nyaring itu seketika membangunkannya dari tidur siang, sepasang mata yang tadinya tengah terpejam dan menikmati embusan angin terbuka paksa untuk melihat siapa yang datang. Pria dengan rambut panjang hitam itu menatap lurus pada seorang gadis, gadis dengan wajah cantiknya yang bersinar seperti matahari. Terlalu terang menurutnya. Si pria masih diam, masih ia menatap pada helai rambut berwarna kayu jati itu diterpa angin, sahabatnya. "Aku mencarimu sejak tadi, ternyata kau ada di sini. Menyebalkan, kau ini meman

DMCA.com Protection Status