Page 4 . A Reason
"Akan kemana kau pergi? Seberapa besar pengorbanan yang akan kau berikan? Tidak ada yang benar-benar mencari sosok pahlawan, apalagi sosok peri. Hanya seseorang yang akan berjuang untuk hidupnya."
***
"Saya akan menjawab pertanyaan Anda sejelas mungkin."Jantungku benar-benar berdebar, bukan, bukan karena aku berubah kesukaan, aku tetap suka perempuan. Tolong jangan salah paham, aku perlu garis bawahi kalimat jangan salah pahamnya.Aku berdebar karena masih tidak percaya dengan apa yang aku lalui kemarin. Aku masih tidak percaya jika aku bisa berdiri dan berbicara langsung dengan salah satu makhluk suci, makhluk yang di ciptakan sang bijaksana.
"Pertama-tama, aku ingin pastikan. Apa kau benar-benar Limmerence?"
Maksudku, aku tidak pernah lihat Limmerence sebelumnya. Apa memang Limmerence itu harus memakai topeng yang terbuat dari kayu untuk menutupi wajah mereka?Atau dia hanya ... iseng saja?
Dan lagi, topengnya berwajah aneh. Warnanya cokelat kemerahan, lalu terlihat seperti wajah yang sedang tersenyum. Sebenarnya tidak ada pahatan senyuman, di bagian bibirnya dibuat berlubang. Namun bisa dilihat dari bentuk kedua matanya yang terpejam.
Tapi terlihat seperti wajah yang sedang mengejek juga, terlihat seperti wajah orang bodoh juga.
Aku sungguh tidak pandai dalam menggambarkan sesuatu, iya, aku juga tidak pandai dalam pelajaran. Tidak perlu diingatkan.
"Saya tidak tahu harus bagaimana. Apa tuan ingin saya meratakan rumah ini dengan kedipan mata? Saya yakin jika hanya Limmerence yang bisa melakukannya."
"Wah! Jadi Anda ini benar-benar Limmerence!? Apa kabar? Maaf saya tidak sopan beberapa saat lalu. Maafkan manusia rendah tidak tahu diri ini."
Aku membungkuk dalam sekali.Ck.Apa dia sudah tahu jika rumah dan uang adalah kelemahan utamaku!?"Saya hanya bercanda, mana mungkin saya bertingkah seperti kriminal jalanan yang suka mengancam seenaknya. Jadi, apa yang ingin tuan tanyakan?"
Boleh tidak aku pukul wajahnya? Sekali saja. Meski aku mati, aku yakin aku akan mati dengan tenang.Hah."Baiklah, yang kedua, bisakah Anda ganti pakaian? Cukup satu orang saja yang melihat Anda tanpa pakaian yang benar. Dan, apa Anda harus pakai topengnya? Maksud saya, itu terlalu mengundang banyak perhatian.""Tuan, tidak perlu sopan pada saya. Bersikap biasa saja, karena bukan saya yang harus tuan hormati. Lalu untuk pakaian, saya tidak tahu jika apa yang saya pakai membawa masalah. Saya tidak keberatan untuk menggantinya, tapi untuk topengnya, saya tidak bisa melepasnya. Ada cerita besar di balik topeng ini, sebenarnya saya ... "
Cerita besar?
Apa ini rahasia? Apa tidak apa-apa aku mendengarkannya?Apa aku membangkitkan masa kelamnya? Atau manusia bersikap buruk padanya? Pada mereka?Atau jangan-jangan, dia seperti pria kelelawar yang memutuskan untuk menyembunyikan identitasnya dan membantu orang lemah setelah mengalami hal buruk dalam hidupnya!?
" ... saya terlalu tampan. Jika saya melepaskan topeng ini, saya akan dikejar-kejar banyak wanita. Saya tidak bisa menjalani hidup dengan normal dan tidak bisa punya privasi."
Apa kau juga mau mengatakan jika kau sering memakai formalin untuk pencuci wajah? Mungkin harusnya memang aku lebih baik mati kemarin."Intinya, saya tidak bisa lepaskan topengnya. Ada lagi yang tuan ingin tanyakan? Tinggi badan atau ukuran saya misalnya?"
Iya, aku butuh tinggi badanmu untuk aku pesankan peti mati lalu mengurungmu di dalamnya. Sabar, sabar diriku yang tampan, makhluk brengsek, maksudku makhluk suci ini hanya suka bercanda.
"Namamu Savior? Aku mendengar dua orang kemarin memanggilmu begitu. Dan, bagaimana kau bisa tahu namaku? Ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi? Kenapa orang-orang kemarin mengincar dan mau membunuhku?""Benar, nama yang diberikan pada saya adalah Savior. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, apa tuan bisa melihat tanda di belakang leher Anda?""Di mana?"
Hening.Kami berdiam tanpa suara selama beberapa detik ke depan.Aku sedang meminta penjelasan, apa maksudnya aku harus melepas bola mataku untuk melihat atau aku harus memotong leherku agar bisa kuputar?"Maaf, saya salah bicara. Kita bisa gunakan dua cermin nantinya untuk melihat. Jadi, di belakang leher Anda terdapat sebuah lambang berbentuk lingkaran yang tidak menyatu dengan segitiga di dalamnya. Berwarna hitam kebiruan dan hanya bisa dilihat oleh para Limmerence atau para heirs. Kami menyebutnya, insignia. Itu adalah tanda jika sang bijaksana sudah memilih Anda sebagai penerusnya."Apa? Insi apa?
Bagaimana mungkin sang bijaksana bisa memilih orang payah sepertiku!?Aku tidak benar-benar payah, hanya tidak kompeten saja.Tapi apa ini sungguhan!?
Aku harus bagaimana memangnya!?"Lalu ... ""Pemilihan ini tidak terduga, alasan sejatinya hanya diketahui sang bijaksana. Saya yakin karena hal tidak diduga ini, banyak para heirs tidak puas. Mereka tidak akan pernah berani menyanggah pendapat sang bijaksana, juga tidak berani mendatangi Limmerence secara langsung. Satu-satunya cara yang terpikirkan oleh mereka adalah menghabisi Anda, jika Anda mati, maka pemimpin baru akan dipilih lagi. Saya yakin itu adalah alasannya kenapa mereka menyerang Anda."
"Bagaimana mungkin!? Memangnya aku minta untuk dipilih!? Aku bahkan tidak pernah menjuarai apapun saat lomba! Bagaimana mungkin aku adalah penerus sang bijaksana!?"
"Tuan, tenanglah ... "
"Bagaimana aku bisa tenang!? Aku tidak tahu apa-apa! Aku hanya manusia biasa yang mencoba untuk hidup damai! Aku tidak merokok, aku taat peraturan dan aku tidak buat masalah! Dan kau minta aku untuk tenang saat ada banyak orang-orang yang punya kemampuan tidak masuk akal ingin menghabisiku!?"
"Tuan ... "
"Aku bukan tuanmu! Aku Rayshane! Aku tidak mau jadi pimpinan konyol ini! Aku ... "
Tsiing-Suara desingan tajam ini seketika membuatku tenang. Aku tenang sekarang, sangat tenang. Jadi, ayo turunkan pedangnya anak baik, cukup ujung rambutku saja yang terpotong jadi korban. Tidak perlu leherku."Aku sudah tenang. Maaf aku berlebihan, jadi, apa kita bisa lanjutkan pembicaraannya?""Tuan, yang ingin saya katakan adalah, Anda tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut. Saya akan melindungi dan memastikan keamanan tuan, saya berjanji. Meski saya sedikit terlambat kemarin, tapi saya pastikan tidak ada lagi kejadian seperti kemarin. Namun, saya merasa tuan juga perlu mendapatkan pelatihan perlindungan diri. Sedikit atau banyak, saya yakin tuan memiliki kemampuan yang bisa diasah."
Iya benar, aku punya kemampuan menawar harga barang setengah harga. Apa itu berguna? Jika aku katakan hal ini, apa dia akan memotong lidahku karena dinilai terlalu banyak bicara hal tidak berguna?
"Saya putuskan untuk memulai latihannya hari ini, saya akan mengenalkan Anda apa itu Imajinne dan bagaimana cara mendapat juga menggunakannya. Saya harap Anda siap."Memangnya kalau aku bilang aku tidak siap kau mau terima?
Sudahlah.Jika aku tidak mati di tangan heirs, sepertinya aku akan mati di tangan Savior. Selamat tinggal matahari, kau akan segera kehilangan manusia cukup tampan yang menyukai kehadiranmu.Page 5 . Power and Mask *The aristocrat mask : The character with the most power, and therefore the object of extreme mockery in the plays. The eyes are painted closed, with deep dark eyebrows and wrinkles surrounding them. The chin is a separate piece from the top of the mask, and the actors can lean forward and back to make the mask smile or frown as needed.* *** Savior memintaku menatapnya dengan fokus dan penuh konsentrasi seolah aku sedang menatap pengumuman pemenang lotere bulan ini. Jangan lihat topengnya Rayshane, lihat apa yang ia lakukan, jangan topengnya atau dia akan membelahmu jadi dua.Perlahan tatapan mataku melebar saat melihat tangan kanannya mengeluarkan gumpalan cahaya berwarna hitam, lalu merambat menyelimuti jemari hingga lengan sampai ke bahu. Sesaat aku berpikir aku sedang melihat jurus petir terkenal ninja mata sebelah itu, ternyata
Page 6 . Neighbor "Jika saat itu aku tidak lari, apa semuanya akan lebih baik? Jika saat itu aku tidak buta, apa kau tidak akan mati?" *** "Apa yang kau sembunyikan? Kau tahu, aku ini bukan orang yang sabar. Jika kau tidak beritahu aku sekarang, aku bisa cari tahu sendiri. Dan itu, akan jadi lebih buruk." Diaval menatapku dengan tatapan seriusnya, aku tahu, bukan aku tidak tahu. Aku lebih dari tahu bagaimana sifat orang ini, aku tahu bagaimana sukanya dia mengurusi urusan orang lain. Bukan, aku bukan sedang menjelek-jelekkannya, aku hanya menjelaskan. Aku menghela napas berat, aku tidak tahu harus mulai dari mana. "Bukan seperti itu, hanya saja, aku masih belum bisa mengatakannya padamu. Aku jelas akan katakan padamu tentang masalah yang aku lalui, tapi tidak sekarang. Aku harap kau mengerti." Aku hanya bisa menundukkan kepala tanpa menatapnya, aku tidak tahu wajah macam apa yang ia tunjukkan
Page 7 . Hideous Man "A Secret, makes a human, human." *** Dalam satu entakkan Diaval sudah bergerak mendekat, mengarahkan moncong senjatanya pada Savior dan menarik pelatuknya. Tidak ada manusia yang bisa menghindar dalam tembakan jarak dekat yang begitu tepat, namun lawan main Diaval kali ini adalah Limmerence. Diaval sudah seharusnya cukup puas ketika badan pelurunya hanya menggores lengan pakaian sang makhluk suci tersebut. Tidak ada aroma mesiu, tidak ada suara bising, karena senjata yang Diaval gunakan bukan senjata api pada umumnya. Savior terkekeh, gerakannya lincah melompat ke belakang hingga mendarat dengan sempurna di atas injakkan yang lebih tinggi. "Lumayan," suaranya berbisik, tapi cukup jelas untuk dibaca Diaval. "Limmerence brengsek yang pintar berkelit, sampai mana kau bisa menghindar!?" Klik-
Page 8 . New Family "Ketika kau merasa asing dengan duniamu. Ketika kau merasa berbeda dengan sesamamu. Ketika kau merasa dunia tidak adil padamu. Apakah dunia yang salah atau hanya kau yang tidak menerima dunia?" *** "Kami bersedia mengadopsinya, dia anak yang manis dan kelihatannya pendiam. Siapa namanya?" "Kami biasa memanggilnya dengan nama Lim, jika kedua orang tua barunya berkehendak memberikan nama baru. Lim juga pasti akan senang." "Baiklah, kami putuskan namanya sekarang adalah Diaval." *** "Bu kepala, apa Anda yakin kita tidak perlu beritahukan pada mereka tentang Lim?" "Tidak apa-apa, mereka akan menyayangi Lim sepenuh hati. Kita bukan merahasiakan kejelekan Lim, hanya merahasiakan tentang Lim yang memiliki kembaran. Meski kita mengatakannya sekalipun, Lim juga tidak mengingat tentang saudaranya. Kenyataan Lim adalah seorang heirs sudah cukup mengejutkan, terlebih
Page 9 . Callahad "Segelap-gelapnya bayangan, jika tidak ada cahaya. Tak akan ada bayangan." *** Aku mengantuk dan perutku lapar. Kalau saja Savior mendengarkanku lebih awal, aku pasti masih sempat untuk sarapan pagi lebih dulu. Kenapa juga jam pertamanya matematika? Tidak mungkin aku bisa konsentrasi dalam keadaan perut kosong. Aku tidak sedang beralasan, aku mengatakan yang sesungguhnya. "Saya tidak akan biarkan Anda pergi sendiri, ke sekolah sekali pun. Saya akan menempel pada Anda seperti rambut." Kalau ingat kata-katanya lagi aku kembali kesal, hah. Untungnya dia setuju dengan usulan mengawasiku dari jauh. Aku merasa seperti sedang dikejar penagih hutang. "Ray? Sedang memikirkan apa? Wajahmu jadi lebih kusut dibanding sebelumnya." Aku membuka mata dan mendapati sosok mons ... bukan, maksudku sosok gadis tetangga yang juga teman sekelasku, Naya, berdiri di hadapanku
Page 10 . The Butcher *The Butcher Mask : When lower his head forward, he seems sinister. When tilt his head back, he seems bughouse and insane laugh from the killing. According to the phrenology, angular face is regarded as sturdy body and crooked forehead is regarded as bad temper and cruel mind.* *** Drap-Drap- "Jika kau tidak tunjukkan kemampuanmu, kau akan benar-benar berakhir pada kematian, karena aku tidak punya kesabaran yang tinggi!" Imajinne! Aku harus gunakan Imajinne sekarang! Clang- Hah.Hah. Napasku tercekat di tenggorokan, beriring dengan keringat yang mulai mengalir dari keningku. Aku berhasil menghasilkan senjata, aku tidak tahu ini cukup kuat atau tidak untuk menahan serangannya yang seperti angin. Setidaknya, badan pedang yang kubuat sanggup untuk menghalau tebasannya.
Page 11 . Intention "Siapa kami sang bijaksana?" "Kalian adalah kekuatanku." "Kenapa kami diciptakan sang bijaksana?" "Melindungi manusia, menjaga manusia." "Kenapa sang bijaksana?" "Itu adalah tugas kalian." "Manusia adalah makhluk congkak yang tidak pernah berterima kasih. Kenapa kami harus melindungi mereka sang bijaksana?" "Bukan tugas kalian untuk menilai manusia. Tapi tugasku." "Mereka tidak pantas dalam lindunganmu, mereka tidak pantas dilindungi. Biarkan aku menghukum mereka." "Bukan tugasmu mengadili mereka, tapi tugasku. Tugasmu hanya menjaga, membimbing dan melindungi mereka, Bellial." *** "Savior. Apa keputusanmu?" "Ini bukan sesuatu yang harus diputuskan sejak awal, sang bijaksana telah memutuskan. Bellial, ia telah mengatakannya padamu dan memberimu pencerahan." "Apa keputusanmu?" "Bellial, sebagai Limmerence adal
Page twelve - One Of A Kind "Adalah kesalahan terbesar manusia menganggap kematian merupakan akhir dari segalanya." *** Aku melirik jam dinding, pukul tujuh tepat. Tidak lama lagi Naya akan datang dan menggedor pintu rumah memastikan aku sudah bangun untuk ke sekolah. Sepertinya aku harus bolos sekolah lagi hari ini, jangan salah sangka, aku tidak senang sama sekali. Kalau bisa memilih, aku lebih suka berada dalam ruang kelas hingga otakku memanas daripada berada di rumah dengan makhluk-makhluk aneh di dalamnya. Bahkan aku sudah pingsan dua kali. Hah. Ini ke sekian kalinya aku menghela napas. Aku tidak tahu seberapa aneh ucapan yang aku lontarkan tadi, apa aku mengatai salah satu dari mereka atau aku malah menyatakan cinta? Aku tidak ingat. Yang jelas saat ini, Callahad terus memperhatikanku sejak aku buka mata. Savior bilang, setelah memberikan perintah aku tertidur dan tidak bangun-bangun meskipun
Di suatu hari tanpa sengaja Di suatu hari tanpa sengaja senja menghampiri kau dan aku.Kau berdiri, tegak kulihat.Aku duduk, gemetar. Di suatu hari tanpa sengaja teriakan itu terdengar.Siapa? Aku jawabmu.Kau takut dan aku ragu. Di suatu hari tanpa sengaja hujan datang.Kau bilang hari akan cerah, kau bilang matahari akan bersinar.Salah, aku yang percaya, bukan kau yang mengatakannya. Di suatu hari tanpa sengaja aku melihatmu berlari.Tidak begitu cepat, tapi tidak kukejar.Ada apa? Bukan begitu.Aku berdiri, gemetar. Di suatu hari tanpa sengaja kita kembali berdiri di tempat yang sama.Angin berbisik, memintaku pergi.Kau duduk, tegap. Di suatu hari tanpa sengaja senja menghampiri kau dan aku.Kau tidak lagi berdiri dan aku tidak lagi duduk.Di tanah lapang, di bawah matahari yang tenggelam.Kau matahari dan aku hujan.
Page twenty four - Ending "Kenapa kehidupan beranjak dari gelap?""Ia ingin lebih baik, katanya." *** Dua makhluk yang ditinggalkan itu tidak saling bertanya, tidak saling menatap hanya diam menghabiskan waktu di antara mereka. Hingga malam pun terlewat, menjelang pagi dengan matahari yang muncul seolah tidak terjadi apa-apa. Sepasang mata terasa lelah, Limmerence yang ikut berjaga semalaman itu melewatkan salam pertamanya pada pimpinan baru mereka. Tidak apa pikirnya, ia dapat tugas yang lain dari raja. Sementara sepasang mata yang lain tidak mau tertutup, ia tetap memaksa untuk terjaga. Tidak tahu apa dan tidak tahu kenapa, seakan dia yang belum menerima kenyataan yang ada. Benarkah? Benarkah yang terjadi? Ia selalu menanyakan hal yang sama, ia selalu bertanya pada dirinya sendiri tanpa bisa menjawab. "Semuanya sudah berlalu. Sudah lewat, sudah terjadi. Seperti katanya, jika kau memen
Page twenty three - In Between "Kenapa kehidupan beranjak dari gelap?""Ia ingin lebih baik, katanya." *** "Aku tidak akan minggir, aku juga tidak akan ragu untuk menghentikanmu. Tuanku sudah memberi perintah, ia yang akan memberi hukuman pada Bellial." Dammian menatap lurus pada sosok yang sama dengannya, sosok Doppelganger, perwujudan dari kekuatan yang di anugerahkan pada Savior dan Bellial. Judas diam, tidak ia menjawab tidak juga ia bergerak seolah ia yang tidak menolak keputusan yang Savior buat. "Judas, aku tahu. Aku tahu kau merasa sedih karena tuanmu, aku tahu kau ingin dia bahagia lebih dari siapa pun. Aku tahu jika kau, benar-benar peduli padanya, tapi jika kau diam, kau tidak akan pernah bisa menyelamatkannya." "Tuanku, tidak seperti tuanmu Dammian. Dia tidak pernah menganggapku sebagai teman atau saudara, dia hanya menganggapku sebagai alat. Aku adalah senjatanya, kekuatannya, hanya itu. Aku t
Page twenty two - The Truth "Aku menembakkan peluru ke kepala yang harusnya aku lindungi dengan topi, dan aku membiarkan diriku tertabrak agar aku dibawa lari." *** "Callahad ... " Suara itu terdengar tenang, tidak bernada tinggi tidak juga bernada takut seperti sebelumnya. Seolah yang berdiri di hadapan tiga makhluk tersebut adalah orang yang tidak lagi sama. "Rayshane?" Diaval menatap pria yang ada di hadapannya, memastikan jika pria ini benar-benar saudaranya, benar-benar orang yang ia kenal sejak ia kecil. "Maaf ... saya tidak bermaksud membohongimu selama ini. Tetapi, saya tidak pernah benar-benar berbohong. Saya memperlakukanmu sebagaimana saya, sebagaimana saya yang menjalani kehidupan baru. Saya hanya meminjam nama itu." Pria yang seharusnya ketakutan dan menangis itu kini menatap Diaval dengan tatapan sulitnya, nada bicaranya tenang dan terasa asing untuk Diaval. Sementara makhluk yang Diaval yak
Page twenty one - Salvation "Rayshane, kenapa kau ini pelit sekali? Bukankah kalau kau kehabisan uang, kau bisa minta pada heirs brutal itu?" "Aku tidak pelit tapi perhitungan. Coba berkaca, kau itu menghabiskan makanan pokokku untuk satu minggu dalam satu hari!" *** Aku berlari, yang aku tahu aku harus menemukan Callahad. Aku berlari dan tidak sekali pun menoleh ke belakang. Tidak juga kudengarkan teriakan Savior ataupun Diaval yang mencoba menghentikanku. Bagaimana ini?Bagaimana ini? Ada yang tewas, ada yang tiada. Bagaimana ini?Semuanya karena aku, semuanya terjadi karena aku yang tidak berguna. Harusnya aku menyerah saja sejak dulu. Harusnya aku mati saja, harusnya aku saja yang mati. Callahad! Langkah kakiku terhenti, aku hampir tersungkur jika bukan karena Savior yang menangkap salah satu lenganku. Di belakangnya Cassian dan Diaval menyusul. "Tuan ... "
Page twenty - World Behind Aku bertindak terlalu jauh saat mencintaimu, aku bertindak terlalu jauh saat aku mencium tanah yang bekas kau injak, aku bertindak terlalu jauh menunggu mata kita saling menatap. *** Aku masih menunggu Savior, sudah tiga puluh menit berlalu dan dia belum muncul juga. Aku tahu Savior jauh lebih kuat dari Callahad, jadi, tidak mungkin Savior kalah, 'kan? Aku menggigiti bibir bawah karena gugup, mengingat malam semakin gelap dan angin semakin dingin. Aku sengaja fokus menatap dua kakiku, memperhatikan bagaimana bentuk jari kaki, kuku juga sepasang sandal yang sudah aku pakai sejak tiga tahun lalu. Bukan menghemat, tapi sandal ini sandal keberuntungan. Kenapa Savior lama sekali? Apa dia sengaja? Apa dia meninggalkanku karena marah? "Tuan?" Aku terlonjak, hampir saja aku memukul makhluk yang memanggilku dengan balok kayu. "Savior ... hah. Astaga, kau tidak bisa ya muncul dengan normal?
Page nineteen - Bellial "Seorang Limmerence tidak dianjurkan untuk menikah. Aku hanya melakukan tugasku, aku tidak bisa." "Aku tidak memintamu menikah dan hidup denganku, aku memiliki calon suami. Aku tahu aku dianggap jelek karena tidak bisa menerima calon suamiku, tapi Bellial, bukankah cinta itu tidak bisa dipaksakan?" *** "Tuan, tuan jangan begini." "Diam! Diam! Diam kataku!" Limmerence yang tengah kehilangan kendalinya tersebut melemparkan barang yang ada di dekatnya, sedikit pun, Judas tidak mengelak. Ia menerima dengan baik setiap kekesalan dan kemarahan tuannya. Ia adalah bagian dari diri tuannya, ia tidak bisa menolak apa-apa yang tuannya berikan termasuk pukulan dan cacian. Sudah dua jam Bellial mengamuk dan berteriak seperti orang gila, sudah dua jam ia melemparkan barang dan senjata pada Judas. Ia terduduk di lantai, wajahnya memerah karena emosi, tapi, tidak ada yang bisa ia lakukan. Bellial merasa lump
Page eighteen - Hate Tujuan manusia itu sama, meski beberapa di antaranya tidak melalui jalan kebaikan. *** "Tuan." Suara menggema itu menyadarkannya dari lamunan. Pria yang sudah berhari-hari diam ini menoleh pada bagian dari dirinya yang lain, pada kekuatannya, pada lawan dari dirinya, doppelganger miliknya - Dammian. "Kau menemukanku." Pria itu tersenyum tapi tidak terasa tersenyum, hanya otot bibirnya yang ditarik. "Tuan, tuan tidak akan bergerak? Bellial ... " "Aku tahu, aku tahu Bellial mulai bertingkah aneh. Maksudku, dia memang aneh sejak awal aku mengenalnya, he he. Hah. Tapi dia jadi tidak seperti dirinya. Dia tidak mau bercerita padaku tentang apa yang terjadi, meski aku memaksanya, meski aku mengganggunya, dia tetap tidak mau bercerita." "Tuan, sampai kapan tuan akan menutup mata? Sampai kapan tuan akan menganggap semuanya masih bisa diatasi dengan kata? Tuan ingin sampai seperti apa?"
Page seventeen - Dried Flower I still remembered we both lived here before. At the time we left from work and met here by sunset.I missed the days but I still remembered the place where we set apart.The hills around were beautiful. But you were gone with the wind. Though we came to the world together, you left already. - Ghost Tales *** " ... vior? Savior? Savior!" Suara nyaring itu seketika membangunkannya dari tidur siang, sepasang mata yang tadinya tengah terpejam dan menikmati embusan angin terbuka paksa untuk melihat siapa yang datang. Pria dengan rambut panjang hitam itu menatap lurus pada seorang gadis, gadis dengan wajah cantiknya yang bersinar seperti matahari. Terlalu terang menurutnya. Si pria masih diam, masih ia menatap pada helai rambut berwarna kayu jati itu diterpa angin, sahabatnya. "Aku mencarimu sejak tadi, ternyata kau ada di sini. Menyebalkan, kau ini meman