Share

Bab 23

Nisa mengulurkan upah Maya untuk hari ini.

"Makasih, Mbak."

"Hati - hati, May!" setelah memastikan Maya sudah naik ke boncengan suami yang menjemputnya, Nisa masuk ke dalam rumah. Warung Nisa sekarang ada di depan rumah atau menjadi bagian dari rumahnya.

"Ibu, Saya pulang dulu, Bu." pamit Rasya.

"kok pulang?"

"Ada perlu sebentar. Nanti Saya balik lagi, kok." Nisa melihat mata Rasya yang merah. Sepertinya ia menyembunyikan sesuatu.

Lagi - lagi Nisa merasa tidak enak. Ia juga mencium bau alkohol dari mulut Rasya.

"Kamu minum, ya?" selidik Nisa. Rasya menunduk. Semua yang bekerja di empang tau kalau Iman dan Nisa melarang mereka minum minuman keras di area pemencingan.

"Kalian mau mabok di mana - mana terserah! Yang penting jangan di empang Aku!" begitu tegas Iman. Nisa bersyukur, sejelek - jeleknya Iman, ia tidak pernah mau menyentuh barang haram itu. Tidak seperti Bang Mumu dan bang Edi.

"Maaf Bu, Saya sedikit pusing."

"Rasya, kalau pusing itu minum obat, bukan minum itu!"

"Saya p
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status