Gara - Gara Resleting

Gara - Gara Resleting

last updateLast Updated : 2021-08-06
By:  Chanie1001Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.8
34 ratings. 34 reviews
63Chapters
114.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Amora di suruh bundanya untuk mengantarkan kue ke para tetangga. Namun, semua rumah mendadak kosong dan hanya satu rumah yang ada penghuninya. Amora masuk di sambut dengan Junior yang tengah sibuk memasak. Hingga kejadian tidak terduga menimpa mereka, warga menggerebeg mereka dengan dugaan mereka mesum dan itu sungguh meresahkan warga. Junior dan Amora pun di paksa harus menikah bahkan hampir di arak - arak warga. Setelah menikah mereka kembali di kejutkan dengan fakta - fakta baru, posesivenya Junior saat Amora bergoyang diiringi lagu dangdut di kantin sekolah, kecemburuan Junior dan masih banyak lagi bukti kalau cinta di antara mereka sudah tumbuh.

View More

Chapter 1

1. Di Gerebeg Warga

Razelia Amora Rulzain, gadis yang kini memasuki usia 18 tahun, semester akhir di SMA Gelora. Nama panggilannya, Amor atau Amora.

Gadis penyuka lagu dangdut itu kini terlihat asyik dengan cemilan dalam bungkus besar di gendongannya. Langkahnya terus terayun santai melewati rumah - rumah tetangga yang tidak jauh dari rumahnya.

Amora melirik segerombolan laki - laki yang tengah bercanda tawa, di salah satu rumah yang di lewatinya itu. Kepalanya menggeleng samar, mulutnya mengunyah santai.

"Mereka engga ada kapok - kapoknya, udah di grebeg, udah di usir halus sama warga sini, masih aja nongkrong dan minum - minum.." gumamnya dengan memelankan langkahnya, Amora penasaran dengan pemilik rumah itu.

Katanya, tampan melebihi Aliando pada masanya.

Amora menahan nafas, matanya bertemu pandang dengan laki - laki beralis tebal dan berhidung mancung. Sungguh tampan, Amora sampai sulit mendeskripsikannya.

Langkahnya yang terayun pelan kini melangkah lebar setengah berlari, Amora rasanya tertangkap basah.

***

"Amor, banyak banget bunda bikin kue__" Zela menyeka peluh di pelipisnya."bagiin ke tetangga gih, bunda masih harus beresin satu adonan lagi_" lanjutnya dengan tanpa menatap Amora.

Amora yang duduk di kursi bar mini terlihat mendesah malas, dia lebih baik di suruh mencicipi kue - kue itu, bodo amat gendut juga di banding mengunjungi para tetangga.

Apalagi ke rumah pak Burhan, dia akan di jodoh - jodohkan dengan anaknya yang perutnya buncit itu.

"Berapa rumah, bun?" Amora bertanya dengan malas - malasan.

"6 aja kayaknya, bentar bunda kemas dulu__" Zela mulai meraih beberapa wadah."nanti bekasnya minta di ambil lagi, ya?"

Amora mengangguk samar."Iyah, emang selalu begitukan, bun.." balasnya masih tidak bertenaga.

"Hm, oh iyah, beres ini kayaknya bunda harus ke kantor ayah, di rumah sendiri engga papakan?"

Amora mengangguk."Anak bunda yang keren ini pemberani.." bangganya. Zela hanya mengulum senyum geli.

***

Amora menatap wadah - wadah di tangannya, rumah - rumah terdekatnya sedang kosong entah kemana. Semua kompak menghilang.

Amora menatap rumah sepi di depannya, merasa ragu untuk bertamu malam - malam. Rumah itu reputasinya buruk!

"Dari pada ke rumah pak Burhan, dan rumah yang lebih jauh, mending ke sini aja__" gumamnya walau masih tidak yakin."macem - macem tinggal tendang burungnya, yakan?" kekehnya di akhir.

Amora membawa langkahnya melewati gerbang, matanya mengamati bunga - bunga tidak terurus itu dengan kasihan.

Amora berdiri di depan pintu, mengetuknya tanpa ragu. Suara bedebug terdengar dari dalam.

"Masuk!" teriak seseorang dari dalam."buka aja, gue lagi repot.." lanjutnya masih dengan berteriak.

Amora membuka pintu, mencoba tidak berpikir negatif. Amora tidak terlalu percaya gosip juga.

"Ini ada kue__" suara Amora lenyap, tatapannya bertemu dengan laki - laki beralis tebal yang saling menatap 3 bulan lalu."Akh!" Amora refleks menutup mata.

"Sorry, gue lagi sibuk__" suaranya begitu merdu dan laki - laki sekali."tangan gue kotor, bau telor sama terigu__simpen aja.." acuhnya lalu kembali menuju dapur.

Amora masih tidak berani menatapnya yang tanpa atasan itu, roti sobeknya takut membuat Amora lupa diri dan memperkosanya.

"Tapi wadahnya mau di ambil balik_" Amora mencoba tenang walau matanya masih bergerak tidak fokus.

"Lo bisa pindahin? Gue masih sibuk_" acuhnya lagi.

Amora mendengus pelan, dengan berani dia meraih wadah. Menuangkan semua kue lalu menoleh padanya yang kini tengah berdiri di belakang Amora, tengah membawa wadah di lemari atas.

Amora menahan nafas, dadanya yang berotot itu ada di depan mata. Amora merasakan panas di wajahnya.

"TUHKAN!"

Suara derap langkah yang banyak mulai terdengar, bisikan - bisikan dan pembicaraan saling bersahutan.

Keduanya menoleh ke arah pintu. Di sana, para tetangga berkumpul dengan wajah dan tatapan seolah menyudutkan. Ucapan mereka terdengar ricuh bahkan di pedengaran keduanya tidak jelas.

"SUDAH - SUDAH, STOP!" bapak kepala penjaga komplek mencoba menghentikan semuanya.

Suara ricuh pun lenyap.

Amora masih tidak mengerti keadaan, kenapa rumah sepi ini menjadi sesak di penuhi orang.

"Junior! Dan kamu Razelia, kalian sudah tertangkap basah melakukan hal mesum. Kami tidak bisa membiarkan warga resah, dengan terpaksa kami akan menikahkan kalian! Kami akan mendesak keluarga dari dua belah pihak untuk melakaukan pernikahan agar tidak terjadi keresahan di sekitar sini!" tegasnya yang di setujui oleh semua, keadaan kembali ricuh.

Amora masih diam dengan tangan gemetar, perasaannya mulai takut. Amora masih tidak mengerti saking syoknya.

Junior menggeram kesal, perasaan dia tidak melakukan hal mesum! Dia sungguh benci dengan semua tetangga di sekitar rumahnya itu.

"STOP! Jangan gila, pak! Saya sedang memasak, dia mengantar kue sialan itu! Di mana letak mesumnya?" teriak Junior dengan emosi.

"Kami melihat kamu merengkuh Razelia tanpa atasan dan lihat resleting kamu terbuka, kami ada bukti rekaman tadi kalau masih mau mengelak!"

Junior menggeram kesal seraya menaikan resletingnya yang tidak tahu diri! Terbuka di saat tidak tepat!

"Lihat! Saya sedang memasak, tangan saya__" sialan, dia sudah mencuci tangan."saya tidak__"

"Seret aja mereka, kita arak keliling komplek! Biar mereka jera dan malu!"

Amora dan Junior kelabakan, semua menyerang dengan menarik dan menyeret mereka keluar rumah.

"SIALAN! Gue ga mesum!" bentak Junior dengan berusaha meronta.

Amora sudah berderai air mata, semua tetangga yang baik padanya kini tidak berpihak bahkan ikut menyeretnya.

Amora bergetar ketakutan, sangat ketakutan. Meminta ampun, memohon untuk di lepaskan masih tidak di hiraukan. Matanya terus berair. Isakan dan raungannya yang sampai ke telinga Junior membuat Junior berhenti meronta.

Tatapannya menatap Amora yang di seret paksa itu. Gadis tidak berdosa itu tidak salah! Semua menyudutkannya tidak masalah, toh laki - laki sebandel apapun tetap bisa menikah. Tapi, beda halnya perempuan! Tercoreng jelek maka akan sulit mendapat jodoh.

Junior menghempas cekalan itu dengan tenaga yang mendadak super. Junior meraih Amora, memeluknya dengan nafas memburu menahan emosi.

Amora bergetar hebat dengan terisak yang semakin meledak. Junior menatap semua mata itu. Menyorot mereka dengan aura kebencian.

"Gue bakal nikahin dia! Dia dan gue bukan binatang, Sialan!" bentaknya tidak punya sopan santun."gue bahkan bakalan pindah dari komplek munafik ini! Kalian seolah suci, kalian seolah engga punya salah, padahal gue tahu, kalian juga selingkuh diem - diem! Masuk ke rumah janda malem - malem!" amuk Junior membabi buta.

Semua diam, tampak saling berbisik dan melempar tatapan jijik. Seolah - olah mereka berdua manusia paling berdosa.

Junior menggendong Amora, membawanya masuk ke dalam mobil. Menyalakan mobil tanpa peduli dengan tubuh atasnya yang tanpa atasan.

Junior mencengkram stir dengan kuat, matanya berkilat emosi. Semua manusia itu memang kotoran! Mereka menyudutkan satu pihak tanpa berkaca dengan perbuatan kotornya sendiri!

Junior menjalankan mobilnya, membuat para warga menepi dengan bersorak. Kalau membunuh bukan kejahatan, Junior akan menabrak mereka semua tadi.

Amora masih terisak dengan penuh luka dan ketakutan. Dadanya kembang kempis menahan sesak di dadanya.

Entah kemana tujuan mereka, yang jelas Junior membawa Amora jauh dari komplek. Keduanya masih sibuk dalam pemikiran masing - masing.

***

"Minum_" Junior memberikan satu botol air putih pada Amora yang sudah tidak menangis namun masih terdengar tersedu - sedu."lo bawa ponsel?" lanjutnya.

Amora meneguknya sedikit lalu menggeleng dengan tanpa berani menatap Junior dengan keadaan kacaunya.

"Lo inget nomor nyokap/bokap?" Junior masih menatap kepala menunduk itu.

"Brian, cuma dia_"

Junior mangut - mangut samar, mungkin pacarnya. Junior menyerahkan ponselnya."Telepon dia, kalo bisa minta nomor nyokap/bokap__" Junior terdiam sesaat."apa lo tahu nyokap/bokap lo dimana sekarang?"

"Kantor." singkat Amora dengan masih sesegukan.

"Kita ke sana.." putus Junior tanpa takut atau malu dengan keadaan kacaunya.

"Jangan__" Amora terisak pelan."mau Brian aja, kita ke apartementnya.." lanjut Amora dengan lirih.

***

Brian menautkan alisnya melihat keadaan kembarannya yang sangat kacau, tatapannya beralih tajam pada sosok yang membuatnya mengeraskan rahang.

"Lo?!" geram Brian dengan membalas tatapan Junior tak kalah tajam.

Junior mengumpat dalam hati, kenapa harus musuh gengnya yang dia temui? Junior merasa semakin emosi!

"Hiks__" Amora memeluk Brian dengan kembali terisak.

Brian masih bersitatap tajam dengan Junior, membiarkan Amora memeluknya.

"Takut__" Amora mengeratkan pelukannya."tolong hiks.." lanjutnya semakin berderai air mata.

"Masuk!" setelah mempersilahkan musuhnya masuk, Brian menggendong Amora, membawanya hingga duduk di sofa.

Biya yang melihat Amora berderai air mata sontak mendekat dan di sambut oleh Amora dengan langsung memeluknya.

Junior melirik Biya, melirik Brian lalu Amora. Dia tidak paham dengan hubungan mereka. Junior pun memutuskan untuk tidak peduli.

"Kenapa bisa dia ada sama lo?" suara Brian mengalun dingin, tatapannya terlihat siap menerkam.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
91%(31)
9
0%(0)
8
6%(2)
7
3%(1)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.8 / 10.0
34 ratings · 34 reviews
Write a review
user avatar
Nanik Dwi Retnoningsih
nungguin sequel aka . .kayanya lebih menarik
2022-09-26 20:06:29
0
user avatar
Murni Aty
thor bikin cerita buat aka, penasaran aku..
2022-05-11 11:20:02
1
user avatar
Choir Chan
ceritanya aka gak ada ini ya?
2022-04-10 07:13:13
0
user avatar
Andrew
menghibur, bisa terlarut dalam cerita susunan dan tata letak bahasa pas, mudah di pahami. kereennn !!
2021-09-20 12:49:34
1
user avatar
Morat Marit
apik baelah
2021-08-17 17:04:48
1
user avatar
Callah
supppeeerrrr keeeerreeennnn....ga bertele2 n always gememezziiinnn
2021-08-07 18:35:22
2
user avatar
Chotenk Anday
i like this story
2021-07-29 20:02:46
1
user avatar
Herlina Yulistiyani
ceritanya bagus
2021-07-27 14:26:11
1
user avatar
Nia Nugroho
bacaan ringan tdk terlalu bertele tele.. bagusss pokoknyaaaa
2021-07-26 09:12:54
1
user avatar
riwidy
Lucu n menghibur, keren Thor
2021-07-12 13:05:07
1
user avatar
Beethoven
............
2021-07-07 09:22:23
2
user avatar
Sherin Eyin
sukaaa deh pokoknya sm cerita amora n junior
2021-07-02 13:24:16
1
user avatar
Smilebabyshops Nathan Yuwono
bagus crita nya. gak terlalu panjang tapi menarik
2021-07-01 08:29:54
1
user avatar
pecintanovel
bagus ceritanya😘😘
2021-06-25 23:19:09
1
user avatar
Nanta Iva
Bagus ceritanya
2021-06-23 14:32:22
1
  • 1
  • 2
  • 3
63 Chapters
1. Di Gerebeg Warga
Razelia Amora Rulzain, gadis yang kini memasuki usia 18 tahun, semester akhir di SMA Gelora. Nama panggilannya, Amor atau Amora.Gadis penyuka lagu dangdut itu kini terlihat asyik dengan cemilan dalam bungkus besar di gendongannya. Langkahnya terus terayun santai melewati rumah - rumah tetangga yang tidak jauh dari rumahnya.Amora melirik segerombolan laki - laki yang tengah bercanda tawa, di salah satu rumah yang di lewatinya itu. Kepalanya menggeleng samar, mulutnya mengunyah santai."Mereka engga ada kapok - kapoknya, udah di grebeg, udah di usir halus sama warga sini, masih aja nongkrong dan minum - minum.." gumamnya dengan memelankan langkahnya, Amora penasaran dengan pemilik rumah itu.Katanya, tampan melebihi Aliando pada masanya.Amora menahan nafas, matanya
last updateLast Updated : 2021-05-06
Read more
2. Lampu Hijau
        Brian memijat pelipisnya, semua yang di jelaskan Junior membuatnya keleyengan. Musuhnya harus menikah dengan kembarannya? Takdir macam apa ini, menggelikan!"Pacar lo ga salah di sini_" Junior menghela nafas kasar."warga di sana aja yang ga ada kerjaan, nyudutin gue di saat paca_""Dia kembaran gue, pacar gue dia!" tunjuk Brian pada Biya dengan ogah - ogahan. Brian sungguh malas bersinggungan dengan Junior.Junior mengerjap, kembaran?"Jadi gimana, Bri? Hiks__" Amora mendekat, memeluk Brian lagi. Mencoba mencari perlindungan."takut, di seret tadi hiks.."Junior menunduk, menghela nafas berat. Junior merasakan berat di kepalanya karena terlalu banyak pik
last updateLast Updated : 2021-05-06
Read more
3. 'Main'
       Amora mengaduk teh manis dengan es batu itu dengan malas. Wajahnya masih terlihat mendung."Mana musik dangdutnya, mor?" tanya Ayu, teman sekelasnya.Amora mendesah pelan."Ha~ ga mood, lain kali_" balasnya tidak bertenaga."Ah ga asyik, kita biasanya paling heboh kalau di kantin.." Ilham berseru kecewa.Amora menghela nafas lelah, tidak bisa berbuat apa - apa selain murung. Untuk berjoget atau bernyanyi dangdut tidak ada gairah."Berat banget ya hidup_" Amor kembali menghela nafas lelah.Ilham memicingkan matanya."Lo kok jadi Dilan?" tanyanya.
last updateLast Updated : 2021-05-06
Read more
4. Amora Sakit
        Junior mengabaikan kericuhan disekitarnya. Tatapannya menatap ke arah meja di mana Amora selalu membuat kehebohan di kantin itu.Junior jadi tidak memiliki hiburan semenjak dia terlibat dengan istrinya itu. Amora seolah berubah, mengikuti statusnya yang berubah."Biduan kita kemana?" Jidan mengedarkan matanya ke arah meja yang berada di barat dan pojok itu."kok meja sana jadi sepi? Cuma ada si banci Surya.." lanjutnya."Dia sakit__" Junior meraih satu bungkus cemilan itu dengan acuh tak acuh."gue gem_" pur sampe tengah malem. Hampir saja, Junior kelepasan."Ha? Apa? Lo tahu dari mana?" Hendry berseru heran di samping Junior yang mulai kembali bisu."Jun, lo deke
last updateLast Updated : 2021-05-06
Read more
5. Gara - Gara Goyangan
       Amora menghirup dalam - dalam udara di sekitarnya, suara obrolan, tawa - tawa siswa - siswi dan bau mie ayam beserta teman - temannya membuat Amora menghayati semuanya dengan sedikit lebay karena alasan dalam satu kata, rindu."Maju, lo kenapa berdiri di tengah jalan?" Junior sedikit menabrak bahu Amora dari belakang.Junior berjalan acuh menuju meja yang sering dia tempati, Amora menatap punggung Junior dengan meninju angin."Ngapain? Nangkep lalat, Mor?" suara Surya yang spesial mengalun aduhay di telinga Amora. Ngondek guysMengabaikan celotehannya, Amora merangkul Surya yang baru datang itu, membawanya menuju meja biasa."Dangdutan ga, Mor?" tanya Su
last updateLast Updated : 2021-05-06
Read more
6. Membuka Hati
         Amora mengusap dadanya dengan lega, untung Junior hanya memberi kecupan - kecupan tanpa melanjutkan ke tahap itu. Amora menangkup kedua pipinya yang panas dan memerah itu.Perlakuan Junior hampir saja membuatnya terbang, untung dia sadar cepat."Astaga! Dasar kadal penghisap!" gerutunya seraya mengamati leher dan dadanya di cermin kamar mandi.Amora meringis, dia seperti memiliki penyakit kulit. Dan lebih gawatnya, tanda - tanda itu merambat di lehernya."Nyusahin! Untung ada make up yang bisa nutupin!" gerutunya lagi dengan misuh - misuh.Setelah menyelesaikan mandi sorenya, Amora keluar kamar untuk menenangkan jiwanya seperti biasa.
last updateLast Updated : 2021-05-11
Read more
7. Berjarak
      Amora terisak tersedu - sedu, jantungnya merasa di cabut paksa. Semua karena Brian yang bersimbah darah kini tengah di tangani dokter.Semua begitu cepat, entah apa yang terjadi. Amora hanya tahu kalau geng Junior tidak sehat, mereka mesabotase mobil yang di pakai Brian untuk balapan itu.Amora terus menepis tangan Junior yang berusaha merangkul, menarik lengan atau mengusap pipinya. Amora tidak bisa memaafkannya sebelum kabar Brian baik - baik saja bisa dia dengar."Gue pikir lo udah engga benci sama Brian!" bentak Amora dengan masih tersedu - sedu, tangisannya semakin menjadi - jadi saat ingat begitu banyak darah yang keluar dari beberapa bagian tubuh Brian di depan matanya.Junior menatap lurus Amora. Benar atau salah, pasti istrinya itu tidak akan peduli. Jadi, Junior memilih d
last updateLast Updated : 2021-05-11
Read more
8. Memulai
       Amora mengigit kuku - kuku di jemarinya dengan gelisah, dilema mulai membayangi pikirannya. Haruskah dia mengalah?Brian sudah cukup pulih, pernikahan dengan Biya pun berjalan begitu lancar. Namun, tidak selancar hubungannya bersama Junior yang kini semakin renggang.Amora melirik dua pasang pengantin baru yang hahahihi, asyik berdua seolah dunia milik mereka.Amora berdecak pelan, matanya kembali mengedar dan berlabuh pada dua pasangan pengantin lama. Alias orang tuanya yang tidak tahu malu dengan keriput di sudut matanya ketika tertawa. Romantis memang, tapi Amora merasa mereka tengah mengolok - oloknya.Amora melirik kursi di sampingnya yang kosong. Sudah hampir satu bulan Junior tidak tinggal di rumah, masih marah karena A
last updateLast Updated : 2021-05-11
Read more
9. Di Gempur
      Junior menyandarkan kepalanya di bahu telanjang Amora, keduanya tengah rebahan terlentang setelah menguras tenaga bersama - sama.Junior meraih lengan Amora, meletakannya di kepala."Usap kepala gue, Mor.." pintanya dengan kembali menyamankan posisinya.Amora mengusapnya kaku, pada awalnya. Perlahan mulai biasa. Junior yang keenakan pun hanya bisa memejamkan mata walau tidak tidur."Maaf.." Amora berucap cepat dan pelan.Junior perlahan membuka matanya, mengulas senyum tipis tanpa ingin merespon. Niatnya ingin menjahili Amora.Amora menelan luda
last updateLast Updated : 2021-05-11
Read more
10. Nyicil setelah 'tidur'
"Kabar mengejutkan!" Dito, si pengantar berita atau gosip mulai berseru.Semua sontak menatapnya, bahkan Junior pun menatapnya walau ogah - ogahan. Junior bahkan heran, kenapa bisa Dito begitu update sekali tentang gosip. Tidak laki - laki sekali, malu sama otot."Apa?" Jidan terlihat tertarik sekali.Dito melirik Junior."Dia, mata - mata geng Brian.." tunjuknya dengan dagu.Hendry menatap Junior yang duduk di sampingnya."Serius? Lo_""Bukan gitu!" potong Junior lalu menghela nafas."Terus gimana? Gue butuh penglurusan, ada bukti nyata kalau lo sama Brian dan 2 cewek, bahkan lo keluar dari rumah Brian__" Dito memicingkan matanya penuh selidik.
last updateLast Updated : 2021-05-11
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status