Game Begin

Game Begin

Oleh:  TeamArt Studios  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat
24Bab
4.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Aku terbangun tanpa identitas di sebuah laboratorium tak bernama. Hanys dua hal yang kuketahui mengenai tempat ini, yakni ... tempat ini berbahaya dan hanya dengan 'bermain' barulah aku bisa keluar. Entah apa yang terjadi di luar sana, yang jelas ... aku harus keluar untuk mencari tahu siapa diriku ... dan bagaimana aku bisa berada di tempat jahanam ini?!

Lihat lebih banyak
Game Begin Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Sri Mulyani
ceritanya menyeramkan sekaligus menegangkan.. tapi sayang, mahal sekali bayarannya..
2021-10-07 20:58:59
0
user avatar
Maula Faza
Apakah akan ada season 2? atau sequel dan semacamnya dari cerita ini?(∵)? Semangat terus, Kak!
2021-09-12 23:01:57
0
24 Bab

Chapter 1

"Ughh." Aku terbangun dengan keadaan kepala sangat sakit.Kesan pertama yang sangat buruk. Tidak, lebih buruknya lagi aku terbangun di sebuah ruangan yang teramat asing.Aku tidak tau apa yang terjadi. Namun ruangan kumuh ini, hanya memiliki satu pintu yang diganjal dengan lemari baju dari dalam.Melihat sekeliling tidak ada orang selain diriku, membuatku yakin bahwa akulah orang yang telah menutup rapat-rapat pintu itu.(Tapi apa yang sebenarnya terjadi?) Aku kemudian berdiri dan mulai melangkah mendekati pintu putih itu, belum sempat melangkah tiba-tiba dari dalam kantong celanaku jatuh sebuah ponsel.Sekarang, perhatianku terarah ke ponsel asing itu. Layarnya dikunci dengan kode angka dan menunjukkan baterai berwarna merah, enam digit angka untuk membuka ponselnya.Jika ini adalah ponselku, seharusnya aku ingat berap
Baca selengkapnya

Chapter 2

Suara itu terhenti, seketika ruangan yang pengap ini hening, kini sunyi membuatku takut. Padahal dulu, berharap mendapatkan kesunyian yang seperti ini saja sudah cukup.Setelah mengumpulkan keberanian, aku melihat sekeliling ruangan, mengetahui bahwa ruangan ini tidak memiliki jendela dan hanya memiliki satu pintu saja, kini aku hampir putus asa.Namun aku melihat sebuah meja dan kursi yang dalam posisi tertidur, kursinya hanya memiliki tiga kaki, walau tau di atas ada sebuah ventilasi udara tapi hanya orang bodoh saja yang mencoba naik kesana dengan kursi seperti ini.Tunggu dulu, dalam posisi ini jika mejanya ada tepat dibawah ventilasi dan kursinya ada disini, maka orang yang akan mencoba naik lalu akan jatuh ke tempat dimana aku terbangun tadi."Apa sebelumnya aku telah mencobanya? Ah sialan, aku tidak dapat mengingat apa-apa." *BUG! BUG! BUG!*Suara kencang itu terdengar
Baca selengkapnya

Chapter 3

Aku pikir diluar loker sudah baik-baik saja dan langsung bergegas untuk keluar.*CLACK! CLACK!*(Sialan, lokernya terkunci dan buruknya lagi aku masih ada di dalam.)Kemudian aku mencoba untuk mendobraknya dengan jarak sedekat ini, sehingga aku hanya bisa mendorong dengan kekuatan dari badanku.*BRUG**STASH!!*Akhirnya pintunya terbuka dalam satu kali percobaan, aku melihat pintu liftnya masih terbuka dari sini, tapi tidak berani untuk mendekatinya dan melihat ke bawah.Selanjutnya aku berjalan keluar dari rua
Baca selengkapnya

Chapter 4

Dia pikir, dia siapa?Menyalahkan ku begitu saja, menghujat seperti itu. Tanpa ada rasa bersalah di dalam dirinya.Aku melihat ke arah layar monitor, ada sekitar 7 pasukan bersenjata sedang berada di dalam lift. Dengan persenjataan yang sangat lengkap, aku benar-benar merasa telah dikhianati.Sambil mengepalkan tangan, aku menengok ke arah belakang dan melihat mereka yang masih berdiri di sisi ku, walaupun mereka tau apa yang akan terjadi selanjutnya."Lepaskan mereka." Perintah ku."Tapi jika kita melepaskan mereka maka...." Kata seorang wanita cantik yang mengenakan jubah putih, layaknya seorang ilmuwan. Namun sangat disayangkan, kata-katanya belum sempat dia selesaikan.Kemudian aku menatap tajam ke arah mereka, sebelum akhirnya mereka semua pergi meninggalkan ruangan ini dan hanya menyisakan ku bersama wanita itu.Padahal ini semua aku mulai dari nol, apa yan
Baca selengkapnya

Chapter 5

Tempat ini, benar-benar terlihat asing. Sekarang aku merasa sedang berada di dalam hotel."Semoga saja ini memang sebuah hotel."Lampu merah bertuliskan Exit sangat mencolok dan menarik perhatian ku, sepertinya jalanku untuk keluar dari tempat ini tidak terlalu sulit. Yah, aku terlalu naif jika tidak mengakui apa yang sudah terjadi sebelumnya.Aku hanya perlu berjalan menelusuri lorong ini, tanpa harus memegang setiap gagang pintu kamar yang aku lewati."Aku mencoba tidak membangkitkan atau membuat suara yang gaduh."Semakin lama aku berjalan, pencahayaan dari lorongnya semakin meredup. Ini mulai membuat ku tidak nyaman.Sekarang aku merasa semakin panik, pikiran ku mulai kacau. Aku melihat kebelakang atau ke depan, semuanya terlihat sama.Tidak ada belokan, hanya lorong yang lurus dengan cahaya redup ini. Nafasku mulai berat dan aku sempat beberapa
Baca selengkapnya

Chapter 6

Sakit.Rasa sakit ini menyelimuti tubuh ku, aku tidak dapat bergerak dan tidak dapat melihat apapun. Hanya kegelapan yang menemaniku saat ini, bersama dengan rasa yang teramat sangat sakit ini."Ugh...."Aku dapat melihat dengan samar-samar, sebuah tempat di mana aku sedang terbaring lemah. Di atas kasur ini, berdiri seorang anak perempuan memegang bonekanya di samping tempat tidur.Sangat disayangkan, aku kembali tertidur.Tubuhku cukup lelah, mungkin ini adalah batasanku. Aku sudah melewati batas."Apa yang kau rasakan?" Tanya seorang yang tidak aku kenal, aku tidak dapat melihatnya dan hanya melihat kegelapan saja."Kupikir, dokter dapat menyembuhkan dirinya sendiri." Jelasnya dengan suara yang mulai menjauh.Suara seorang laki-laki, yang sangat asing terdengar ditelinga. Bahkan aku tidak tau siapa dia dan apa yang dia lakukan, apakah dia tau a
Baca selengkapnya

Chapter 7

"Kemana saja kamu selama ini! Aku khawatir, sudah 13 hari sejak pertama kali kita berbincang. Intinya kamu enggak ada kabar sama sekali," jelas Rachel dengan nada marah kepada ku.13 hari? Apa aku tertidur selama itu?"13 hari?" Tanya ku memastikan."Iyaaa, ku pikir... Intinya aku menuntut kamu untuk menceritakan semuanya kepada ku...."Sekarang aku mulai berpikir kalau semua cewe itu seposesif ini, padahal belum pernah ketemu tapi kenapa dia bawel banget."Baiklah akan aku ceritakan semuanya, tapi berjanjilah kalau kamu akan percaya ke setiap kata di cerita ku nanti,""Oke, aku berjanji."Setelah mendengar jawabannya, kemudian aku mulai menceritakan semuanya kepada Rachel. Dari awal hingga akhirnya aku terjebak di lift bersama dengan Mannequin ini.Buruknya lagi, tempat ini mulai panas dan aku sudah melepas kemeja yang aku kenakan.
Baca selengkapnya

Chapter 8

Apa yang terjadi sekarang?Kenapa aku sedang terbaring?Aku merasa jika kedua tangan ku terikat sangat erat, tapi aku tidak dapat melihat apa-apa.Paksa, aku hanya bisa memaksa. Memaksa untuk membuka mata dan melihat apa yang saat ini sedang terjadi.Secara samar-samar, aku melihat cahaya lampu. Cahaya yang mengarah kearah ku, sepertinya itu bukanlah cahaya dari lampu biasa karena cahaya itu sangatlah terang.Kenapa benda tajam itu mengarah ke mata ku?Benda itu semakin mendekat, sebelum akhirnya aku tidak dapat melihat apa-apa.Kecuali kegelapan yang suram dan abadi ini, tapi kenapa aku merasa kegelapan ini sedang berjalan. Seperti sedang mencoba untuk memberikan ku sebuah petunjuk, apakah ada jalan keluar dari kegelapan ini?Yah, kemudian aku melihat secercah cahaya yang sedikit demi sedikit menabrak kearah ku."Masuklah?" Kata ku.
Baca selengkapnya

Chapter 9

(Bib-Bib-Bib-!!!)"Ughh...."Aku terbangun karena suara keras itu, saat aku melihat kearah sumber suara ada sebuah jam analog menyala di atas meja. Untungnya meja itu berada di samping kasur tempat aku terbangun sehingga membuat ku mudah untuk meraihnya dan mematikannya.Sambil mengusap kedua mata, kemudian aku melihat sekitar.Ruangan bergaya klasik, disalah satu dindingnya terpampang sebuah foto keluarga. Seorang anak perempuan bersama kedua orang tuanya, tapi disudut foto itu berdiri seorang anak laki-laki dengan ekspresi wajah yang sedih.Kemudian aku berjalan menuju pintu dan diluar ruangan ini aku merasa sedang berada disebuah tempat yang nyaman, bukan kah ini adalah di dalam rumah? Aku berada di dalam sebuah rumah.Terlihat kayu bakar yang masih menyala dengan ukuran api yang lumayan besar, sedangkan diruang makan aku melihat meja berisikan banyak sekali makanan.
Baca selengkapnya

Chapter 10

Ruangan ini menjadi sangat hening, bahkan suara serak dari perempuan diluar pintu itu menghilang dengan sendirinya.Kemudian aku melihat kearah Srya sambil berusaha menggerakkan bibir tanpa mengeluarkan suara dan seraya ingin berkata "Gimana?"Dia hanya menggerakkan bahunya sebagai tanda tidak tau, setelah itu dia terlihat mengambil sebuah kertas diatas meja yang dekat dengan posisinya duduk diatas kasur saat itu dan mulai menulis sesuatu."Jadi dia nulis apa?" pikiranku saat membacanya dari kejauhan, terlihat dia menulis menggunakan huruf sambung."Apa?" bisikku karena tidak paham membaca huruf sambung."Pintunya, pintunya lupa aku kunci." Jelasnya agak sedikit kencang tapi tidak sampai seperti suara normal.Sepertinya aku dan Srya hanya harus menunggunya pergi tanpa harus mengeluarkan suara apapun di dalam ruangan ini."Tidak terlalu sulit buat diam." Pikiranku
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status