Share

Chapter 6

Penulis: TeamArt Studios
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-11 08:45:21

Sakit.

Rasa sakit ini menyelimuti tubuh ku, aku tidak dapat bergerak dan tidak dapat melihat apapun. Hanya kegelapan yang menemaniku saat ini, bersama dengan rasa yang teramat sangat sakit ini.

"Ugh...."

Aku dapat melihat dengan samar-samar, sebuah tempat di mana aku sedang terbaring lemah. Di atas kasur ini, berdiri seorang anak perempuan memegang bonekanya di samping tempat tidur.

Sangat disayangkan, aku kembali tertidur.

Tubuhku cukup lelah, mungkin ini adalah batasanku. Aku sudah melewati batas.

"Apa yang kau rasakan?" Tanya seorang yang tidak aku kenal, aku tidak dapat melihatnya dan hanya melihat kegelapan saja.

"Kupikir, dokter dapat menyembuhkan dirinya sendiri." Jelasnya dengan suara yang mulai menjauh.

Suara seorang laki-laki, yang sangat asing terdengar ditelinga. Bahkan aku tidak tau siapa dia dan apa yang dia lakukan, apakah dia tau a

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Game Begin   Chapter 7

    "Kemana saja kamu selama ini! Aku khawatir, sudah 13 hari sejak pertama kali kita berbincang. Intinya kamu enggak ada kabar sama sekali," jelas Rachel dengan nada marah kepada ku.13 hari? Apa aku tertidur selama itu?"13 hari?" Tanya ku memastikan."Iyaaa, ku pikir... Intinya aku menuntut kamu untuk menceritakan semuanya kepada ku...."Sekarang aku mulai berpikir kalau semua cewe itu seposesif ini, padahal belum pernah ketemu tapi kenapa dia bawel banget."Baiklah akan aku ceritakan semuanya, tapi berjanjilah kalau kamu akan percaya ke setiap kata di cerita ku nanti,""Oke, aku berjanji."Setelah mendengar jawabannya, kemudian aku mulai menceritakan semuanya kepada Rachel. Dari awal hingga akhirnya aku terjebak di lift bersama dengan Mannequin ini.Buruknya lagi, tempat ini mulai panas dan aku sudah melepas kemeja yang aku kenakan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-11
  • Game Begin   Chapter 8

    Apa yang terjadi sekarang?Kenapa aku sedang terbaring?Aku merasa jika kedua tangan ku terikat sangat erat, tapi aku tidak dapat melihat apa-apa.Paksa, aku hanya bisa memaksa. Memaksa untuk membuka mata dan melihat apa yang saat ini sedang terjadi.Secara samar-samar, aku melihat cahaya lampu. Cahaya yang mengarah kearah ku, sepertinya itu bukanlah cahaya dari lampu biasa karena cahaya itu sangatlah terang.Kenapa benda tajam itu mengarah ke mata ku?Benda itu semakin mendekat, sebelum akhirnya aku tidak dapat melihat apa-apa.Kecuali kegelapan yang suram dan abadi ini, tapi kenapa aku merasa kegelapan ini sedang berjalan. Seperti sedang mencoba untuk memberikan ku sebuah petunjuk, apakah ada jalan keluar dari kegelapan ini?Yah, kemudian aku melihat secercah cahaya yang sedikit demi sedikit menabrak kearah ku."Masuklah?" Kata ku.

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-11
  • Game Begin   Chapter 9

    (Bib-Bib-Bib-!!!)"Ughh...."Aku terbangun karena suara keras itu, saat aku melihat kearah sumber suara ada sebuah jam analog menyala di atas meja. Untungnya meja itu berada di samping kasur tempat aku terbangun sehingga membuat ku mudah untuk meraihnya dan mematikannya.Sambil mengusap kedua mata, kemudian aku melihat sekitar.Ruangan bergaya klasik, disalah satu dindingnya terpampang sebuah foto keluarga. Seorang anak perempuan bersama kedua orang tuanya, tapi disudut foto itu berdiri seorang anak laki-laki dengan ekspresi wajah yang sedih.Kemudian aku berjalan menuju pintu dan diluar ruangan ini aku merasa sedang berada disebuah tempat yang nyaman, bukan kah ini adalah di dalam rumah? Aku berada di dalam sebuah rumah.Terlihat kayu bakar yang masih menyala dengan ukuran api yang lumayan besar, sedangkan diruang makan aku melihat meja berisikan banyak sekali makanan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-11
  • Game Begin   Chapter 10

    Ruangan ini menjadi sangat hening, bahkan suara serak dari perempuan diluar pintu itu menghilang dengan sendirinya.Kemudian aku melihat kearah Srya sambil berusaha menggerakkan bibir tanpa mengeluarkan suara dan seraya ingin berkata "Gimana?"Dia hanya menggerakkan bahunya sebagai tanda tidak tau, setelah itu dia terlihat mengambil sebuah kertas diatas meja yang dekat dengan posisinya duduk diatas kasur saat itu dan mulai menulis sesuatu."Jadi dia nulis apa?" pikiranku saat membacanya dari kejauhan, terlihat dia menulis menggunakan huruf sambung."Apa?" bisikku karena tidak paham membaca huruf sambung."Pintunya, pintunya lupa aku kunci." Jelasnya agak sedikit kencang tapi tidak sampai seperti suara normal.Sepertinya aku dan Srya hanya harus menunggunya pergi tanpa harus mengeluarkan suara apapun di dalam ruangan ini."Tidak terlalu sulit buat diam." Pikiranku

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-11
  • Game Begin   Chapter 11

    Sekarang masih jam 5 pagi, semalam aku tidak dapat tertidur dan matahari telah mulai terbit.Aku mencoba untuk berpikir menggunakan logika daripada hati, dulu aku selalu berharap untuk mati saja. Tapi sebelum aku mati, aku telah berjanji untuk mengatakan yang sebenarnya tanpa ada kebohongan lainnya.Berapa banyak lagi yang bisa aku ambil?Berapa lama sebelum aku akhirnya bisa istirahat dengan tenang?Bahkan ketika dunia memang sudah tidak memiliki keadilan lagi, maka aku akan mencoba untuk menciptakan keadilan itu sendiri. Mencoba untuk menolak setiap cemoohan dari orang-orang disekitar, karena mereka tidak dapat membantu ku sama sekali.Mereka membuatku merasa sangat gelisah."Bahkan aku tidak pernah merasa sangat gelisah sampai seperti ini."Sekarang aku berada di depan kaca tebal yang memiliki ketebalan berlapis-lapis, melihat kearah mereka yang sedang berada

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-19
  • Game Begin   Chapter 12

    Aku ingat ketika.Ketika aku kehilangan ingatan, ada sesuatu yang sangat menyenangkan waktu itu.Tapi yang membuatku begini, bukan karena aku tidak tau apa-apa. Aku hanya tau terlalu banyak, sangat banyak sehingga membuatku gila.Waktu itu, aku sangat ingin sekali hidup. Tanpa memiliki sebuah ingatan sedikit pun, hanya ada diriku yang entah di mana.Tapi kenapa, aku masih berusaha untuk mencari ingatan yang dulu selalu ingin aku buang.Aku telah memikirkan ini dua kali, siapa yang telah melakukannya? Apa diriku sendiri?Memangnya aku siapa? Dan apa yang sebenarnya telah terjadi?Janjiku, apa janji itu akan terus abadi? Bahkan ketika dunia dan orang-orangnya telah berubah, apa janji itu tidak dapat berubah dan menghilang?Lalu kenapa aku mencoba untuk lari dari realita ini? Dan di saat aku telah berhasil lari darinya, kenapa aku ingin kembali.

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-19
  • Game Begin   Chapter 13

    "Lalu apa kau ingat tujuan para Dokter dan Profesor berada di tempat ini?" demikian pertanyaan itu dilontarkan oleh Jimmy saat aku sedang melihat-lihat buku disebuah ruangan.Mendengar itu, kemudian aku menengok kearahnya dan menatapnya dengan rasa ingin tau."Mereka ingin memperbaiki sesuatu yang belum rusak," jawabnya."V.2?" tanyaku."Aku cuman mendengar sedikit informasi tanpa tau kelanjutannya, semua informasi itu aku dengar dari mulut ke mulut yang kebenarannya masih belum dapat dipastikan. Jadi menurut pendapat ku, V.2 itu hanya omong kosong belaka," jelas Jimmy, "mungkin jika kau penasaran, kau bisa pergi ke ruang informasi. Di sana ada Romi yang sedari tadi belum kembali, jadi jika kau tidak keberatan, pergilah kesana untuk mengecek dirinya." Lanjutnya.Ruang Informasi? Apakah diruang itu aku akan menemukan sebuah jawaban? Tentang siapa aku sebenarnya dan tentang beberapa hal seperti penyeb

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-19
  • Game Begin   Chapter 14

    "Sudahku bilang kamu belum sembuh sepenuhnya!" omel Ariel ke arahku yang sedang duduk diatas kasur, "kau juga Jimmy! Bukannya menghentikannya tapi malah menyuruhnya!" lanjutnya."Ayolah, dia baru tersadar. Jangan nasehati dia, cukup omelin Jimmy saja." Sahut seorang pemuda yang kemungkinan lebih mudah dariku.Mendengar kata-katanya itu, Ariel mendengus kesal dan langsung keluar dari ruangan ini lalu diikuti oleh Jimmy.Kemudian pria yang sebelumnya itu, tetap di sini dan kemudian mengambil kursi untuk duduk di sampingku."Aku Romi," jelasnya."Aku--""Tidak, aku sudah tau apa yang terjadi. Sepertinya kamu mengalami hilang ingatan." Potongnya.Kemudian aku melihat sekeliling dan kemudian memastikan bahwa bagian tubuhku masih utuh."Aku menemukanmu pingsan dan kemudian menggotongmu kesini,""Ah jadi begitu," Jawabku.

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-19

Bab terbaru

  • Game Begin   Chapter 24

    Laboratorium Octopus di Indonesia membutuhkan waktu kurang dari tiga minggu untuk mencegah virus Ündead yang mematikan itu keluar dari sini dan menyebar ke seluruh Negeri, semuanya itu terjadi saat perlombaan pembuatan vaksin mulai dilakukan.Dalam percobaan awal, kita perlu waktu yang lama dan upaya bersama untuk membuat virus ini beserta penangkalnya. Esok harinya, sekitar 182 Dokter di seluruh laboratorium ini diperkirakan terinfeksi oleh virus buatan kita dan angka itu baru bisa dinolkan pada waktu 6 hari setelahnya.Ya, mereka semua mati. Ditembak ataupun bunuh diri, setelah itu mayatnya segera dibakar. Lalu abunya harus disimpan dalam toples anti radioaktif hingga waktu yang tidak pernah ditentukan.Namun, 2-3 hari kemudian, virus berbahaya yang telah dinyatakan steril didalam laboratorium ini mulai kembali muncul.Kita yang melihat itu berusaha untuk tidak mempercayai apa yang terjadi, semua gejalanya benar-b

  • Game Begin   Chapter 23

    Satu bulan telah berlalu, petaka yang dibuat oleh Profesor R telah membuat seluruh dunia lumpuh. Dari segi pemerintahan hingga ekonomi, sehingga mengakibatkan penjarahan dan kerusuhan menjadi hal yang sudah biasa untuk dilihat sekarang.Mayat-mayat bergelimpangan di jalanan, semua orang sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk memindahkan mereka yang pada akhirnya membiarkan mereka begitu saja ditanah. Wabah R-77, demikian semua orang menyebut petaka ini.Butuh waktu 2 bulan untuk mengetahui apakah kamu sudah terjangkit virus ini atau tidak, tapi disaat orang-orang sudah mulai sadar jika mereka terjangkit. Semua sudah terlambat, karena diperkirakan semua orang dibelahan dunia telah terinfeksi pada saat masa inkubasi itu terjadi.Kemudian, Laboratorium Octopus yang berdiri dibeberapa negara mulai berlomba-lomba membuat vaksinnya. Namun karena dicurigai sebagai dalang dari wabah ini, seluruh staf di dalam Laboratorium Octopus ditangkap

  • Game Begin   Chapter 22

    Disebuah ruangan yang terlihat megah ini, aku duduk dengan sangat santai ditengahnya. Di atas sofa yang cukup mewah, aku duduk sambil ditemani oleh seorang pria tua yang di mana dia sedang fokus dengan layar smartphone yang sedang dia pegang itu.(Tapi, siapa dia? Apa sekarang aku sedang berada didalam echo masa lalu ku?)Beberapa menit berselang, kami benar-benar tidak saling berinteraksi. Mulutku mulai gatal rasanya menunggu untuk dia membuka topik pembicaraan, nyatanya ingin sekali aku bertanya "Siapa sebenarnya kamu?".Namun seketika, perhatianku terfokus kearah saku kemeja putihnya itu. Di mana tertempel sebuah tag nama di atas sakunya.(Profesor R)"Aku selalu kecewa, terhadap pemikiranku yang sudah menua ini." Katanya sambil menaruh smartphone yang sebelumnya dia pegang ke atas meja.Sekarang, dia menundukkan kepalanya. Mengisyaratkan bahwa dia sedang merenungkan sesuatu, sul

  • Game Begin   Chapter 21

    "Setiap aku mengingat kembali ke hari itu, diwaktu yang pertama kali kamu terjatuh dan untuk pertama kalinya pula semua orang mulai memandang rendah dirimu. Tapi itu hanya echo masa lalu saja dan aku tahu kita harus meninggalkan masa lalu itu jauh-jauh di belakang." Jelasnya sambil menaruh sebuah buku diatas mejaku yang di mana buku itu berjudul "Teori Pengkajian Fiksi."Setelah itu, pria berjas hitam yang terlihat sangat elegan mulai duduk di sofa."Buku apa ini?" tanyaku bingung saat melihat judul yang tidak biasa dari buku ini.Dia yang mendengar pertanyaan itu, kemudian tersenyum lebar."Ketika masa inkubasi virus itu berakhir, sebagian dari mereka akan berubah menjadi monster bukan? Itu katamu, jadi buku itu berisikan rencanaku untuk membuat sebuah peradaban baru,""Apa maksudmu?" tanyaku dengan perasaan yang sedikit tidak nyaman setelah mendengar jawabannya itu."Oh Dokter, ka

  • Game Begin   Chapter 20

    Kau tau, kenapa aku paling tidak suka sebuah kisah yang diciptakan oleh Disney? Mereka selalu memberikan sebuah akhir yang bahagia, mereka selalu berusaha untuk menutupi kenyataan bahwa dunia ini tidaklah seadil sebuah kisah di dalam dongeng.Aku dulu pernah berjanji, untuk mengambil seluruh kebahagiaan di dunia ini. Tujuannya tidak lain hanya untuk mengajari kepada seluruh manusia, jika dunia ini memang tidak adil.Tapi aku takut, sangat takut jika aku tidak dapat menghentikan ini semua. Seluruh kejahatan ini tidak akan pernah berhenti sebelum akhirnya semua orang berusaha untuk menghentikan langkahnya, untungnya hingga akhir seperti inipun belum ada yang dapat menghentikanku."Hei robot, siapa Tuanmu?" tanyaku kearahnya."Dokter Octopus,""Siapa itu Dokter Octopus?" tanyaku lagi."Kau."Aku yang mendengar jawaban itu, hanya dapat tersenyum bahagia kearahnya.

  • Game Begin   Chapter 19

    Singkatnya, aku terbangun dari mimpi itu. Dengan pikiran yang sangat kacau sambil mulai duduk meringkuk, untungnya ada Romi yang sedang duduk di sampingku sebelum akhirnya membuatku menceritakan apa yang terjadi di dalam mimpi itu."Bagaimana jika mimpi atau apapun yang kau alami saat tidur itu, tidak nyata? Ya, aku bukan seorang Dokter sih tapi intinya gini. Ada dua tipe alam bawah sadar di dalam manusia, pertama adalah alam bawah sadar yang berisikan tentang hal-hal yang sangat kau inginkan terjadi dan ada alam bawah sadar yang di mana kau sama sekali tidak menginginkan itu terjadi. Kau tau apa yang membuat keduanya sama? Yang membuatnya sama adalah karena hal itu belum pernah terjadi." Jelas Romi.Aku yang mendengar itu, hanya menatap kosong kearahnya."Jadi emm ... aku berkhayal?" tanyaku dengan nada rendah."Hahaha, lihatlah sekarang ada dua orang gila di sini. Tapi sepertinya tidak, kau hanya bermimpi sebelumn

  • Game Begin   Chapter 18

    Ketika kesempatan kedua, merubah segalanya. Apa yang harus aku lakukan selanjutnya? Kenapa harus aku yang harus menghadapi situasi seperti ini sekarang?"Apa yang terjadi jika dunia ini adalah milikmu? Bagaimana jika kemudian kau malah kehilangan kendali atasnya." Demikian sang Panglima melontarkan pertanyaannya itu kepadaku.Walaupun terpaut jauh oleh jarak, setidaknya video call ku tidak ditolak olehnya. Apa yang sebenarnya sedang kau rencanakan Panglima?"Apa maksudmu Panglima?" tanyaku tidak mengerti maksudnya."Kau tau kenapa? Kau tak perlu menjadi orang baik untuk menjadi apapun, yang kau butuhkan hanyalah orang sepertiku. Itu pointnya, Dokter. Aku selalu jujur kepada mu, bahkan ketika aku akan berbohong sekalipun," lanjutnya."Tapi, kenapa?" tanyaku dengan mata yang mulai berkaca-kaca."Dokter, mereka mengatakan kepada kita bahwa kita berbeda. Nyatanya kita itu sama, kecuali

  • Game Begin   Chapter 17

    "Kamu sebelumnya pernah berjanji, jika mimpi itu akan menjadi sebuah kenyataan," jelasnya sambil mulai menangis, "tapi orang baru, menghancurkan dunia kita dan seketika rencana kita menjadi berantakan." Lanjutnya.Aku yang berusaha menenangkannya, kemudian memeluk erat dirinya."Apa yang harus kita lakukan? Kita tidak kebal, kita terlalu banyak kehilangan," jelasnya dalam pelukanku itu."Aku akan bersamamu apapun yang terjadi, tolong berhenti menangis karena dunia kita akan baik-baik saja. Aku tidak berbohong, lihatlah diriku dan kita akan baik-baik saja," jelas Ku."Tapi....""Aku tahu cinta kita terlarang, aku juga tahu jika cinta kita tidak akan mungkin untuk terus bertahan. Tapi aku tidak bisa menahan perasaan ku dan jujur jika kau adalah satu-satunya untuk ku, walau aku sempat berpikir jika kisah cinta kita ini seperti sebuah kisah cinta antara Romeo dan Juliet. Ketika semua orang tidak menging

  • Game Begin   Chapter 16

    Api mulai menjalar kemana-mana, sedangkan aku masih terjebak di tengah ruangan ini. Semakin sulit untuk bernafas, sekarang malah semua memori yang melintas dipikirkanku itu mulai menyakitiku.Andai saja mereka tidak membakar tempat ini hanya karena ingin membunuhku, pasti tidak akan merugikan banyak hal.----"Ugh ... apa yang terjadi?" pikirku saat terbangun sambil memegangi kepala yang sedikit terasa sakit ini.Sepertinya aku tertidur dilantai, aneh kenapa bisa?"Akhirnya bangun juga," kata Romi yang berjalan mendekatiku."Apa yang terjadi?" tanyaku bingung."Eh! Kau lupa? Atau memang gak ingat?""Rom," kataku agak jengkel."Oke-oke kalau kau memaksa, akan aku ceritakan semuanya. Sebelumnya ketika kita masih berada di lorong yang gelap itu, tiba-tiba saja ada suara teriakan yang sangat nyaring. Mengakibatkan gendang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status