Share

Bab 90

Malam tiba, Erzhan kembali ke villa saat mengharapkan Amira mengunjunginya untuk memasak, tetapi bunyi jangkrik yang menemani sepinya hingga Erzhan mendesah. “Nasib bujangan.” Baru kali ini dia mengeluh karena statusnya.

Tin

Bunyi klakson mobil mengudara di halaman hingga Erzhan segera memeriksa. Segera, kedua matanya membelalak. “Mau apa dia kesini!”

Alisha tersenyum manis ke arah Erzhan, kaki jenjangnya dibalut heel yang indah hingga semakin mempercantik kakinya. Langkah anggun diambil hingga berhenti di hadapan si pria. “Malam,” sapa hangatnya dengan suara merdu.

Namun, Erzhan medesah malas. “Mau apa kesini, dan dari mana kamu tahu tempat ini.” Kalimat datar dan dinginnya.

“Orangtua kamu.” Senyuman indah masih dipasang, kemudian mengacungkan sebuah paper bag. “Aku membawa titipan dari mama kamu.”

Erzhan mengerutkan dahinya heran, “Kenapa mama bisa menitipkan sesuatu pada kamu?”

“Astaga ... jangan formal begitu deh. Yuk, masuk!” Alih-alih si pemilik villa, justru Alisha yang mengand
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status