Amira sudah bernapas lega, gadis ini bisa melangkah tanpa dibayang-bayangi oleh pergunjingan para pembully. “Syukurlah, namaku sudah bersih.” Senyuman mengembang.Namun, Tasya yang berjalan di sebelahnya tidak dapat menunjukan ekspresi yang sama dengan Amira. ‘Kakak sudah berhasil lolos dari tuduhan, otomatis Erlangga juga tidak akan dituduh apapun. Tapi bagaimana dengan aku? Suaraku bisa dikenali kapan saja. Seharusnya Erlangga juga melakukan sesuatu agar aku terbebas dari kecurigaan. Kalau mereka sampai tahu jika suara yang tersebar adalah suaraku, bukankah posisinya juga berbahaya. Aku menyebutkan nama Erlangga dengan sangat jelas. Kenapa dia tidak berpikiran kesana?’Tasya sedang diserang kekhawatiran bercampur kesal dan rasa tidak puas pada Erlangga karena seolah pria itu hanya menyelamatkan dirinya sendiri. Saat ini chat segera meluncur pada kekasih gelapnya. [Bagaimana dengan aku? Kenapa kamu mengabaikanku!]Erlangga memberikan jawaban dengan cepat. [Untuk sekarang tahan dulu s
Beberapa lama kemudian, Alisha muncul dengan balutan elegan tetapi aura kecantikannya tetap memancar hingga seakan menyilaukan siapapun yang melihat termasuk Cakrawala. ‘Menantu pilihanku.’ Hatinya nyeletuk tanpa sengaja karena dalam benaknya, Alisha tetap calon menantu sempurna walaupun saat ini dirinya memberikan kesempatan pada Erzhan untuk melanjutkan hubungan dengan Amira.Barusaja Alisha menampakan wajahnya di ruangan ini, sambutan untuknya seakan bergemuruh. Para pria lajang dengan karier cemerlang mengajaknya bersalaman dengan formal sekalian mengajak wanita itu duduk di samping mereka saat para pria ini berebut Alisha dengan cara sportif.Saat ini Alisha menolak semua ajakan para pria itu dengan elegan dan anggun. “Aku sudah berjanji dengan seorang rekan. Jadi aku akan duduk bersamanya. Mungkin lain kali, kita akan bertemu lagi dan duduk di meja yang sama.” Senyuman manis ditambahkan saat menebar kalimat ini pada semua pria yang mendekatinya silih berganti.Dari kejauhan, Erz
‘Aku masih mendengar kemiripan jika itu adalah suara Amira. Ataupun jika kalian tidak mendengar kemiripannya, itu karena pengaruh mixnya. Dengarkan saja berkali-kali.’Amira barusaja menemukan komentar dari akun tidak dikenal. “Astaga ... masih saja ada orang yang berusaha menyudutkanku, padahal semua sudah jelas. Bukti apalagi yang harus aku buat!” kesalnya, tetapi tidak diambil pusing toh ada banyak komentar yang justru menyudutkan si pemilik akun.Saat ini Tasya barusaja menghampiri kakaknya, seperti yang dikatakan Erlangga, dia tidak bisa banyak bicara. Maka, Tasya hanya melewati Amira begitu saja hingga kakaknya yang menyapa, “Bagaimana kabar kamu sekarang, sudah baikan?”Tasya mengangguk. “Lumayan, Kak.” Bagaimanapun juga suaranya harus tetap diperdengarkan, tetapi sebisa mungkin harus dimaximalkan.“Syukurlah.” Senyuman lega Amira, kemudian membahas video terbaru yang menyebar di sosial media. “Lihatlah akun ini, dia masih menyudutkan Kakak. Tapi Kakak tidak tahu siapa dia, sep
Hal tidak terduga terjadi karena saat ini Cindy hendak menuju ruangan suaminya, wanita ini sudah berdiri di hadapan satpam. “Saya Cindy, saya ingin bertemu Erlangga-suami saya.” Senyuman indah ditambahkan.Namun, satpam mengerutkan dahinya. “Erlangga yang mana ya maksud Nyonya?” Erlangga yang dikenalnya adalah seorang lajang. Begitulah pengakuan Erlangga pada semua orang di dalam gedung.“Pak Erlangga, penanggung jawab gedung ini,” jelas Cindy yang masih memasang senyuman indah. Saat ini satpam masih terpaku, mencoba menilai situasi serta mencoba menduga-duga.‘Apa pak Erlangga menikah diam-dian ya?’ Pemikiran positif ditanamkan.“Tunggu sebentar, Nyonya. Saya harus memastikan keberadaan pak Erlangga terlebih dahulu karena tidak setiap saat beliau ada di gedung ini,” tutur satpam yang tidak dapat percaya begitu saja. Apalagi pada wanita yang mengaku sebagai istirnya Erlangga karena bisa saja wanita ini adalah kawanan Alisha yang akan mengganggu salah satu trainee yaitu Amira. Walaupun
Beberapa lama kemudian, Cindy dan Erlangga bertemu. Jadi, wanita ini segera meluncurkan pertanyaannya, “Tadi aku ke gedung entertain, tapi semua orang seolah tidak mengenal Erlangga suamiku. Mereka selalu menyebutkan jika penanggung jawab gedung memang pria bernama Erlangga hanya saja masih lajang. Bahkan yang aneh, Amira saja tidak pernah bertemu kamu.” Bukan maksud wanita ini mencurigai suaminya, hanya saja kejadian di gedung terlalu tidak masuk akal.Erlangga terkekeh santai menanggapinya karena dirinya sudah mempunyai stok jawaban untuk untaian pertanyaan yang mungkin dilontarkan Cindy. Kali ini prasangkanya terbukti. “Aku memang penanggung jawab gedung, tapi jabatanku tidak setinggi Erlangga yang mereka kenal. Maka dari itu banyak orang yang tidak mengenalku, sama halnya dengan Amira. Kami memang belum pernah bertemu.”“Pantas saja ....” Saat ini Cindy segera termakan oleh kebohongan Erlangga karena kalimat yang dilontarkan suaminya sangat masuk akal.“Jadi kalau bisa sih jangan
Penyelidikan Tasya tentang Cindy dihentikan, gadis ini lebih memilih membicarakannya dengan Erlangga. Namun, dia harus sedikit berhati-hati pada Amira. ‘Pokoknya kalau kak Ami lagi sama-sama istrinya Erlangga, aku harus menjauh karena bisa saja suatu hari nanti hubungan aku dan Erlangga ketahuan.’“Kak, kapan ke villa lagi?” Pembahasan Tasya mulai santai seiring dengan suapan yang mulai dinikmatinya. “Tidak tahu, Kakak tidak ada niat. Buat apa.” Amira menggendikan bahunya.“Iya sih, lagian Kakak sama Erzhan belum menikah. Intinya Kakak tidak boleh memberikan mahkota Kakak pada pria manapun sebelum pria itu menikahi Kakak!” nasihat penting Tasya yang tidak ingin Amira mengalami hal yang sama sepertinya.“Tidak akan ... sampai hari ini Kakak masih perawan, Kakak tidak punya niat melakukan hal seperti itu di luar nikah. Itu hanya akan merugikan. Kalau kamu mau tahu, Kakak selalu berusaha menjaga jarak dari Erzhan. Hihi ....” Amira mengatakannya secara blak-blakan karena Tasya adalah sos
Erlangga menganggap perpisahannya dengan Tasya adalah bencana walaupun kekasih gelapnya hanya akan meninggalkannya selama beberapa minggu. Jadi, dia melakukan banyak hal untuk membujuk Tasya tetapi sayangnya itu semua tidak berhasil.Kini, Tasya meninggalkan Erlangga dengan dingin. “Aku tidak mau hubungan gelap ini akhirnya terkuak. Aku malu!” desahnya.Di sisi lain, Amira sedang senggang maka dia memberi tahukannya pada Erzhan. “Aku tidak tahu sih apa keputusanku benar. Apa harus ya aku menemui papa dan mamanya untuk kedua kalinya,” desah kebingungan Amira, tetapi saat ini Erzhan sedang berada dalam perjalanan jadi seolah kalimatnya tidak dapat ditarik kembali.Tidak sampai satu jam, mobil mewah milik Erzhan sudah terparkir di halaman gedung. Kedatangannya yang cukup sering sudah tidak mengherankan satpam hingga pria itu tidak pernah bertanya apapun lagi saat melihat si pria. “Saya ingin menemui Amira,” ucap pria gagah ini.“Silakan, Tuan.” Pintu terbuka lebar untuk Erzhan hingga dir
Pintu kamar terbuka perlahan, Erzhan berjalan kecil menyusuri lantai atas tempat kamar tidur berkumpul termasuk kamarnya Amira. Jadi, langkahnya terhenti seiring memandangi pintu kamar yang tertutup rapat, tetapi sejurus kemudian langkahnya menuntun ke arah dapur kemudian tersenyum hambar. “Pertama kali kamu menginap di villa, makanan yang kau incar. Tapi kenapa sekarang kau tidak di dapur,” kekeh kecilnya.Erzhan masih sangat mengingat pertemuan pertama dirinya dan Amira. Masa-masa itu tidak akan dilupakan walaupun saat itu Amira tidak berarti sama sekali, seolah Erzhan sedang memungut anak anjing di tengah hujan, kedinginan dan dalam bahaya.Gadis yang sedang menari dalam kepalanya masih berada di dalam kamar, terbaring dengan nyaman. “Bagaimana jadinya kalau aku menikah dengan Erzhan, apa benar keluarga ini menerimaku? Lalu ... bagaimana dengan kehidupanku, apakah mereka masih mau mengenalku?” desah pasrahnya karena kehidupannya dan keluarga ini bagaikan langit dan bumi.Di sisi la