‘Aku masih mendengar kemiripan jika itu adalah suara Amira. Ataupun jika kalian tidak mendengar kemiripannya, itu karena pengaruh mixnya. Dengarkan saja berkali-kali.’Amira barusaja menemukan komentar dari akun tidak dikenal. “Astaga ... masih saja ada orang yang berusaha menyudutkanku, padahal semua sudah jelas. Bukti apalagi yang harus aku buat!” kesalnya, tetapi tidak diambil pusing toh ada banyak komentar yang justru menyudutkan si pemilik akun.Saat ini Tasya barusaja menghampiri kakaknya, seperti yang dikatakan Erlangga, dia tidak bisa banyak bicara. Maka, Tasya hanya melewati Amira begitu saja hingga kakaknya yang menyapa, “Bagaimana kabar kamu sekarang, sudah baikan?”Tasya mengangguk. “Lumayan, Kak.” Bagaimanapun juga suaranya harus tetap diperdengarkan, tetapi sebisa mungkin harus dimaximalkan.“Syukurlah.” Senyuman lega Amira, kemudian membahas video terbaru yang menyebar di sosial media. “Lihatlah akun ini, dia masih menyudutkan Kakak. Tapi Kakak tidak tahu siapa dia, sep
Hal tidak terduga terjadi karena saat ini Cindy hendak menuju ruangan suaminya, wanita ini sudah berdiri di hadapan satpam. “Saya Cindy, saya ingin bertemu Erlangga-suami saya.” Senyuman indah ditambahkan.Namun, satpam mengerutkan dahinya. “Erlangga yang mana ya maksud Nyonya?” Erlangga yang dikenalnya adalah seorang lajang. Begitulah pengakuan Erlangga pada semua orang di dalam gedung.“Pak Erlangga, penanggung jawab gedung ini,” jelas Cindy yang masih memasang senyuman indah. Saat ini satpam masih terpaku, mencoba menilai situasi serta mencoba menduga-duga.‘Apa pak Erlangga menikah diam-dian ya?’ Pemikiran positif ditanamkan.“Tunggu sebentar, Nyonya. Saya harus memastikan keberadaan pak Erlangga terlebih dahulu karena tidak setiap saat beliau ada di gedung ini,” tutur satpam yang tidak dapat percaya begitu saja. Apalagi pada wanita yang mengaku sebagai istirnya Erlangga karena bisa saja wanita ini adalah kawanan Alisha yang akan mengganggu salah satu trainee yaitu Amira. Walaupun
Beberapa lama kemudian, Cindy dan Erlangga bertemu. Jadi, wanita ini segera meluncurkan pertanyaannya, “Tadi aku ke gedung entertain, tapi semua orang seolah tidak mengenal Erlangga suamiku. Mereka selalu menyebutkan jika penanggung jawab gedung memang pria bernama Erlangga hanya saja masih lajang. Bahkan yang aneh, Amira saja tidak pernah bertemu kamu.” Bukan maksud wanita ini mencurigai suaminya, hanya saja kejadian di gedung terlalu tidak masuk akal.Erlangga terkekeh santai menanggapinya karena dirinya sudah mempunyai stok jawaban untuk untaian pertanyaan yang mungkin dilontarkan Cindy. Kali ini prasangkanya terbukti. “Aku memang penanggung jawab gedung, tapi jabatanku tidak setinggi Erlangga yang mereka kenal. Maka dari itu banyak orang yang tidak mengenalku, sama halnya dengan Amira. Kami memang belum pernah bertemu.”“Pantas saja ....” Saat ini Cindy segera termakan oleh kebohongan Erlangga karena kalimat yang dilontarkan suaminya sangat masuk akal.“Jadi kalau bisa sih jangan
Penyelidikan Tasya tentang Cindy dihentikan, gadis ini lebih memilih membicarakannya dengan Erlangga. Namun, dia harus sedikit berhati-hati pada Amira. ‘Pokoknya kalau kak Ami lagi sama-sama istrinya Erlangga, aku harus menjauh karena bisa saja suatu hari nanti hubungan aku dan Erlangga ketahuan.’“Kak, kapan ke villa lagi?” Pembahasan Tasya mulai santai seiring dengan suapan yang mulai dinikmatinya. “Tidak tahu, Kakak tidak ada niat. Buat apa.” Amira menggendikan bahunya.“Iya sih, lagian Kakak sama Erzhan belum menikah. Intinya Kakak tidak boleh memberikan mahkota Kakak pada pria manapun sebelum pria itu menikahi Kakak!” nasihat penting Tasya yang tidak ingin Amira mengalami hal yang sama sepertinya.“Tidak akan ... sampai hari ini Kakak masih perawan, Kakak tidak punya niat melakukan hal seperti itu di luar nikah. Itu hanya akan merugikan. Kalau kamu mau tahu, Kakak selalu berusaha menjaga jarak dari Erzhan. Hihi ....” Amira mengatakannya secara blak-blakan karena Tasya adalah sos
Erlangga menganggap perpisahannya dengan Tasya adalah bencana walaupun kekasih gelapnya hanya akan meninggalkannya selama beberapa minggu. Jadi, dia melakukan banyak hal untuk membujuk Tasya tetapi sayangnya itu semua tidak berhasil.Kini, Tasya meninggalkan Erlangga dengan dingin. “Aku tidak mau hubungan gelap ini akhirnya terkuak. Aku malu!” desahnya.Di sisi lain, Amira sedang senggang maka dia memberi tahukannya pada Erzhan. “Aku tidak tahu sih apa keputusanku benar. Apa harus ya aku menemui papa dan mamanya untuk kedua kalinya,” desah kebingungan Amira, tetapi saat ini Erzhan sedang berada dalam perjalanan jadi seolah kalimatnya tidak dapat ditarik kembali.Tidak sampai satu jam, mobil mewah milik Erzhan sudah terparkir di halaman gedung. Kedatangannya yang cukup sering sudah tidak mengherankan satpam hingga pria itu tidak pernah bertanya apapun lagi saat melihat si pria. “Saya ingin menemui Amira,” ucap pria gagah ini.“Silakan, Tuan.” Pintu terbuka lebar untuk Erzhan hingga dir
Pintu kamar terbuka perlahan, Erzhan berjalan kecil menyusuri lantai atas tempat kamar tidur berkumpul termasuk kamarnya Amira. Jadi, langkahnya terhenti seiring memandangi pintu kamar yang tertutup rapat, tetapi sejurus kemudian langkahnya menuntun ke arah dapur kemudian tersenyum hambar. “Pertama kali kamu menginap di villa, makanan yang kau incar. Tapi kenapa sekarang kau tidak di dapur,” kekeh kecilnya.Erzhan masih sangat mengingat pertemuan pertama dirinya dan Amira. Masa-masa itu tidak akan dilupakan walaupun saat itu Amira tidak berarti sama sekali, seolah Erzhan sedang memungut anak anjing di tengah hujan, kedinginan dan dalam bahaya.Gadis yang sedang menari dalam kepalanya masih berada di dalam kamar, terbaring dengan nyaman. “Bagaimana jadinya kalau aku menikah dengan Erzhan, apa benar keluarga ini menerimaku? Lalu ... bagaimana dengan kehidupanku, apakah mereka masih mau mengenalku?” desah pasrahnya karena kehidupannya dan keluarga ini bagaikan langit dan bumi.Di sisi la
Amira merespon cepat karena perasaan bahagia. “Kakak akan segera ke rumah Mama!” riangnya. Namun, saat ini Erzhan mengerutkan dahinya.‘Sejak kapan Amira bersemangat menemui ibu tirinya?’ Erzhan ingin meluncurkan larangan, tetapi dirinya tidak memiliki hak hingga kesana.Panggilan telah terputus. Saat ini Amira melukis wajah cerah. “Tasya bilang mama merindukanku, mama juga akan meminta maaf.”Mobil yang dikendarai Erland segera menepi. Kemudian menatap Amira dengan serius. “Kamu mau menemui mama kamu?”“Iya. Kenapa kamu berhenti, apa kamu tidak akan mengantar sampai ke gedung? Rumah mama tidak jauh dari gedung,” heran Amira pada sikap dan reaksi Erzhan.“Bukan begitu. Tapi kamu ingat kan bagaimana cara mama tiri kamu memperlakukan kamu? Apalagi akhir-akhir ini mama kamu mencoba menjual rumah peninggalan mendiang papa kamu. Andai aku tidak membelinya, sekarang rumah kalian sudah berada di tangan oranglain.”“Iya, aku ingat semuanya,” sendu segera membuncai hingga wajah ceria yang baru
Panggilan segera mengarah pada Erzhan, tetapi hingga dua kali memanggil Erzhan tidak kunjung menjawabnya. “Pasti Erzhan sedang sibuk bekerja, lalu bagaimana denganku. Bagaimana nasibku nanti!” cemas Amira. Kini, chat dikirimkan. [Mama memaksaku menemui Madam. Tolong selamatkan aku lagi!]Sebenarnya chat yang dikirimkan Amira bukanlah harapan karena Erzhan bisa membaca chatnya kapan saja termasuk satu hingga dua jam kemudian, bahkan lebih. “Aku harap sesibuk apapun kamu, kamu tetap memeriksa handphone.”Tok tok tok“Amira. Kenapa lama sekali. Cepatlah!” Fatma tidak bisa menunggu lama, dirinya harus segera membawa Amira pada Madam agar terlepas dari jeratan hutang. Namun, andaipun Amira dapat membayar hutangnya pada Madam menggunakan uang pribadinya, Fatma tidak akan pernah menyutujui hal itu karena dia ingin menyingkirkan anak tirinya. Maka dari itu hingga saat ini dia tidak memberikan penjelasan apapun pada si gadis malang.Amira belum membuka celana jeansnya karena dirinya memang tid